Home / Romansa / Kejahatan Termanis / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Kejahatan Termanis: Chapter 1 - Chapter 10

29 Chapters

EPISODE 1

Jalanan pada siang hari ini, terlihat begitu sepi. Tidak banyak mobil yang lewat sehingga kemungkinan tidak akan terjadi macet. Cuaca yang mendung dan gerimis, tak menyurutkan mobil mercedes-benz warna hitam untuk berhenti. Mobil itu melaju dengan kecepatan normal, meski kadang-kadang terlihat cepat karena mungkin saja seseorang yang mengendarai mobil itu terburu-buru.Sebelum akhirnya mobil belok ke arah kanan, dapat terlihat lampu sen menyala. Memang kelihatannya tidak ada yang salah, tetapi mendadak keluar asap dari ban belakang mobil. Sepertinya sang pengemudi tidak menyadarinya, jadi mobil masih melaju seperti biasa.Kaca mobil tiba-tiba terbuka, terlihat wanita berambut silver yang sedang menyetir panik. Sepertinya, ia baru menyadari bahwa mobil yang ia kendarai bermasalah. Kakinya pun langsung menginjak rem, tetapi mobil tidak mau berhenti. Wanita itu semakin panik, kala rem mobilnya ternyata rusak. Ia berusaha untuk menyetir pelan, sayangnya mobil yang dikendar
Read more

EPISODE 2

Tak seperti hari-hari biasanya yang sibuk, wanita yang kini masih memakai piama warna kuning tengah asyik menyesap teh hijau sambil menatap layar ponsel. Ia juga mengambil kue kering dan memakannya dengan pelan dan lembut. Matanya berbinar terang, entah keberuntungan apa yang sedang ia dapatkan, tetapi wanita itu segera berlari menuju ke kamar mandi. Dengan pelan dan pasti, wanita itu melepaskan pakaiannya. Punggung mulusnya terpampang dengan jelas, tentu tidak akan ada satu pria pun yang akan melewatkannya jika melihat pemandangan seperti itu. Tangannya mengambil sabun dan mulai menggosok tubuhnya hingga kaki yang panjang dan semampai. Terkutuklah semua pria di dunia ini, jika tidak menyukai atau mendambakan wanita ini. Setelah selesai membersihkan diri, ia mengambil handuk dan menyelimuti tubuhnya agar tidak mati kedinginan. Ia lalu pergi mencari pakaian yang layak untuk ia pakai, mengambil pakaian dalam yang begitu seksi dan juga gaun yang mewah. Tetapi, ia mengem
Read more

EPISODE 3

Adero memeluk ibunya. Ia yakin jika setibanya di Spanyol, ia akan merindukan ibunya langsung. Akan tetapi, benar seperti yang ibunya katakan bahwa ia tetap harus pergi. Sehingga, ia melepas pelukan dan tersenyum.“Kalau begitu, aku berangkat, Bu.” Adero menyeret koper, ia dapat melihat ibunya melambaikan tangan sambil tersenyum.Adero mendadak terdiam sebelum membuka pintu dan keluar. Keputusan yang ia ambil hari ini, akan menjadi penentu dari masa lalu yang belum terungkap. Dengan langkah mantap, ia menutup pintu, berjalan menuju taksi yang sudah dipesan ibunya, dan memberi tahu kepada sopir bahwa ia akan pergi ke bandara.Selama perjalanan menggunakan taksi, Adero terus membalas pesan sang ibu yang memberikan banyak sekali nasihat, seperti ia tidak boleh menampakkan wajah tak suka pada ibu tirinya, ia harus menghormati ayahnya dan juga menyayangi saudara tirinya.Mendapatkan banyak nasihat, dan ketika nama Aron tersebut di dalamnya, ia jadi
Read more

EPISODE 4

Adero berjalan meninggalkan ruangan yang sudah dipenuhi dengan hiasan untuk menyambut kedatangannya. Bukan tidak ingin merayakan pesta, ia hanya masih belum menerima sebagian kecil kejadian yang telah terjadi di masa lalu. Ia mengamati irisan kue keju yang kini ada di piring yang sedang ia pegang, kembali mengingatkannya pada masa di mana ia memilih untuk terus mengalah.Adero sudah sampai di depan kamarnya yang ada di lantai 3, ia hendak membuka pintu kamar yang pastinya akan selalu menjadi tempat ternyaman di rumah ini, akan tetapi tangan lain sudah lebih dulu membuka pintu. Ia menatap kepada seseorang yang tersenyum padanya sambil menyandarkan tubuh pada tembok.“Aku sudah memberi tahu Axel untuk tidak melakukan hal konyol seperti itu. Tapi, Kakak tahu dia kan? Dia hanya ingin menyenangkan keponakannya.”Adero membalas senyum pria itu. “Aku baik-baik saja, Ale. Jika itu yang kamu pikirkan. Sebaiknya kamu bergabung dengan keluarga yang lain.
Read more

EPISODE 5

Nevilla mendadak kesal karena ia sudah menunggu hampir 15 menit, tetapi Serena malah membatalkan janji. Ia tidak habis pikir, padahal Serena sendiri yang mengajaknya bertemu dan mengatakan bahwa akan mendengarkan segala keluh kesahnya.Pesan masuk membuat Nevilla menatap ponselnya. Ia tidak sempat menghitung sudah berapa kali Aron mengirimi pesan dan meneleponnya. Sejujurnya, ia hanya takut, jika tidak bisa menerima Aron yang ternyata bukan anak kandung Pak Arkan.Kepala Nevilla mendadak pusing, ia juga belum makan. Kebetulan sekali, dari tempat janji temu bersama Serena, tak jauh dari perusahaan ia kerja. Ia pun berniat mencari restoran terdekat untuk makan.Nevilla menaruh ponsel ke tas, ia lalu membawa langkahnya menyusuri jalanan yang tidak terlalu ramai. Mungkin karena lokasi yang ia datangi merupakan lokasi industri, jadi tidak banyak orang yang berlalu lalang. Hanya beberapa orang yang terlihat ingin mengunjungi perusahaan, para penjaga gedung, dan bebera
Read more

EPISODE 6

Adero sempat terpaku setelah wanita yang ia tabrak berlalu pergi. Ia menggelengkan kepala, mencoba untuk berpikir jernih karena wanita yang menabraknya bukanlah Helena Dwight. Ia membereskan pakaiannya, lalu berjalan menuju ke pintu restoran.Tangan kanannya mendorong pintu dan ia pun masuk. Menengok ke arah kanan kiri, ia bisa menemukan di mana wanita bermata biru itu duduk. Ia mencoba mengabaikan, tetapi entah mengapa ia merasa bahwa wanita itu memperhatikannya.Adero mengangkat bahu lalu mendekati kursi yang tampak kosong. Tak lama kemudian, seorang pelayan datang dengan membawakan buku menu.Adero membuka buku menu, baginya menu di restoran ini cukup biasa saja, sehingga ia bahkan tidak tahu harus memesan apa. Sepertinya, ia sudah sering memakan jenis makanan yang ditawarkan restoran yang ia datangi ini. Akan tetapi, ia tetap harus memesan makanan karena perutnya sudah lapar.“Aku pesan salmó marinat amb anet, suquet de rap amb patates, h
Read more

EPISODE 7

Sinar matahari pagi hari ini begitu silau, Nevilla membuka mata dan langsung mencari keberadaan ponselnya. Setelah menemukan ponselnya, ia melihat jam, waktu sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Dengan mata yang masih mengantuk, ia bangun dari tempat tidur. Betapa terkejutnya, saat ia melihat seseorang yang mengantarnya pulang kemarin, berdiri di dekat pintunya.Nevilla meneguk air liurnya, ia memundurkan langkah bersamaan dengan Carlson yang mendekatinya. Tangan kekar milik Carlson dengan sigap memeluk tubuhnya, membuat ia menegang seketika. Embusan napas berat dari Carlson membuat ia menahan napas. Ia memejamkan mata, ketika wajah Carlson semakin mendekat ke arahnya.Nevilla tidak bisa berbuat apa pun selain menuruti gerakan tubuhnya, ia bahkan tak bisa menolak saat pria itu mengangkat tubuhnya dan membaringkan dirinya di kasur. Ia mendadak bersemu, saat Carlson membuka kaos yang dipakainya. Bentuk tubuhnya yang kekar, serta tatapan yang tak pernah lepas darinya, membuat
Read more

EPISODE 8

Nevilla terpaku sejenak, ia melirik ke arah Serena yang tampak terkejut. Ia menarik napas lalu mengembuskannya. “Kenapa harus aku?”Sungguh, Nevilla sangat menyadari bahwa pertanyaan yang ia ajukan sangat konyol. Ia bekerja di perusahaan itu cukup lama dan bahkan ia malah menanyakan hal yang tidak penting padahal ia hanya perlu menyetujuinya saja.“Sebenarnya aku juga tidak begitu yakin kalau kamu bisa membantu ayahku, tapi Aron tetap bersikeras bahwa kamu memiliki bukti mengenai bagaimana ayahku mendapatkan proyek-proyek besar.”“Kamu salah,” bantah Nevilla. Ia sangat yakin, jika Aron melakukan hal ini karena ingin bertemu dengannya, ia memang beberapa hari ini tidak pernah membalas atau menerima panggilan dari pria itu.Nevilla mencari kertas dan juga pulpen, setelahnya ia menuliskan alamat seseorang dan memberikannya pada Ale. “Kamu bisa menemui sekretaris Viana, dia yang selalu bersama dengan Pak Davi dan Pak Arkan untuk mengurus proyek-proyek besar.”
Read more

EPISODE 9

Nevilla terkejut bukan main setelah tanpa sengaja harus bertemu dengan Aron dan kedua anaknya, yaitu Vincent dan Vena. Tak ada pilihan lain, Nevilla menerima ajakan Aron untuk bergabung dengannya, Serena bahkan tak keberatan akan fakta itu. Mereka kemudian memilih untuk pergi ke salah satu restoran untuk makan siang.Aron melambaikan tangan kepada salah seorang pelayan yang langsung datang menghampiri. Ia lalu menyerahkan daftar menu pada Nevilla dan Serena. Serena tanpa basa-basi memesan makanan kesukaannya dan Nevilla hanya mengikuti Serena tanpa berniat memilih menu yang lain.Aron memerhatikan Nevilla dan ia melihat perubahan yang aneh pada wanita itu. Nevilla biasanya begitu ramah dan sesekali menggoda Vincent, hari ini wanita itu tidak melakukan apa pun, kecuali duduk sambil memandangi seluruh sudut restoran. Aron merasa dirinya ingin menanyakan sesuatu, tetapi ia tahan karena ia tidak memiliki hak apa pun terhadap wanita itu.“Tante Villa habis dari
Read more

EPISODE 10

Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, pihak kepolisian memutuskan untuk memulangkan Arkan karena ketika mereka menghubungi pelapor, tidak ada jawaban meski sudah sampai sepuluh kali panggilan. Mereka juga memberikan kembali bukti kuat yang sempat ditunjukkan.“Sebagai polisi, akhir-akhir ini aku tidak cukup mengerti dengan pikiran para pelapor. Memangnya mereka bisa membawa kasus ini ke pengadilan jika dihubungi saja tidak bisa,” omelnya.Para polisi yang ada di situ menepuk pundak polisi yang kini menatap ke arah Nevilla dan Axel. Ia lalu menyerahkan berkas tadi. “Ini kau simpan baik-baik. Aku akan mencoba melacak nomor yang menghubungi kami untuk penangkapan Pak Arkan dan segera memberi tahu,” jelasnya.Nevilla mengangguk mantap, ia bersama Axel kemudian menuju ke sel di mana Arkan berada. Arkan terlihat duduk lalu tersenyum saat polisi datang membukakan gerbang sel. Axel langsung memeluk ayahnya sedangkan Nevilla mengangguk sopan
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status