Di kegelapan malam, Arsen melangkah santai keluar dari sebuah gang. Itu cukup jauh dari penginapan. Sepertinya, Arsen habis meluapkan emosi. Niat awal, tidak mencari korban untuk pelampiasan.Sayangnya, gagal. Emosinya semakin memuncak dan meledak, karena pertemuan kedua kalinya dengan Brian. Jika saja, Aruna tidak keluar dari penginapannya. Mungkin, Arsen akan kalap.Beruntung, tepat waktu.Kini, Arsen baru selesai melampiaskan. Kondisinya berantakan, terlihat babak belur. Bisa dibilang, hampir setiap malam mencari korban pelampiasan. Kemarin tidak, karena bertemu Aruna di minimarket dan berakhir meluapkan perasaannya."Lupakan semuanya." Arsen terus bergumam.Sesekali mengusap wajahnya, terlihat jelas bercak darah. Meski memulai dan mudah melakukan penyerangan, sekaligus perlawanan, tetap saja tidak luput terkena serangan goresan atau apapun, intinya menyebabkan memar dan luka berdarah.Langkah kakinya terhenti sejenak, manik hitamnya tertuju pada jam dinding dalam minimarket. Sudah
Terakhir Diperbarui : 2021-11-16 Baca selengkapnya