Sebuah mobil datang dan berhenti di depan kami. Kaca mobilnya diturunkan dan terlihat wajah Mang Diman--sopir kami menyembul di sana. "Pulanglah, Num. Biar aku yang menemui Kakek," ujar Alan membuatku bimbang. Lelaki tersebut bertindak gentleman untukku. "Ayo, Kak," ajak Kaif menarik lenganku. Aku masih terdiam terpaku. Bingung harus berbuat apa. "Den, jangan lakukan ini, saya takut tuan besar, marah." Lelaki berjas hitam itu bicara lembut pada Alan dan sedikit menunduk. Langkah kakiku yang akan masuk ke dalam mobil terhenti saat mendengar ucapan tangan kanan kakeknya Alan. Kasihan. Mungkin dia hanya menjalankan tugas, kalau kutolak, pasti berimbas padanya. "If, pulanglah! Kalau Bunda tanya, bilang saja yang sejujurnya kalau aku bersama kakeknya Alan sebentar. Nggak akan lama, kok. Bunda pasti izinin."&
Last Updated : 2022-01-16 Read more