Semua Bab Kulakukan Demi Keluarga Season 2: Bab 21 - Bab 30

35 Bab

Pupuslah Sudah

POV Alex. Betapa kesalnya aku pada ibu, ia menyekapku di dalam kamar seperti seorang tawanan, dan dijaga oleh dua orang berpenampilan seperti preman pasar.  "Ah ... benar-benar menyebalkan." Gagal sudah impianku untuk melamar Silvi, dia pasti sangat kecewa terhadapku karena ingkar janji, seharusnya aku dan Silvi hari ini sudah menjadi pasangan yang halal. Aku ingin sekali membahagiakan gadis itu. Masih teringat pertemuan beberapa bulan lalu, awal kebahagiaanku bertemu lagi dengan Silvi. Berbulan-bulan aku mencari keberadaannya, dan hampir putus asa karena usahaku selalu berbuah nihil.   Pagi hari aku baru pulang praktek dari rumah sakit tempatku tugas, entah kenapa aku ingin sekali melewati jalanan yang sepi itu, kanan kirinya terdapat pohon sawit dan pohon karet yang rimbun, tempatnya sepi dan sunyi. Aku menyusuri jalan itu dengan mengendarai sepeda motor sport kesayanganku. Pandanganku mengedar ke segala arah, melaju d
Baca selengkapnya

Kembali Pada Devan

POV Silvi.  Aku memberontak sekuat tenaga, saat jemari besar pak Reno mencekal pergelangan tanganku.  "Pak, tolong lepaskan, saya! Saya tidak mau berurusan lagi dengan majikan, anda!" ucapku penuh tekanan seraya menatap wajahnya dengan geram.  Lelaki tiga puluh lima tahun itu tersenyum tipis, menanggapi ucapanku, tanpa sedikit pun melepaskan tangannya, yang masih melingkar di pergelanganku.  "Dengar, Nona! Tuan saya mengatakan bahwa, anda harus ikut, bersama saya sekarang juga! Beliau sudah menunggumu sejak tadi pagi!" "Untuk apa, kalian mengusik hidupku lagi? Belum puaskah Tuanmu itu merusak hidup, saya?!" "Nona, sebaiknya anda ikuti saja permintaan saya! Dan turuti keinginan Tuan Muda!" "Lepaskan saya! Kalau tidak, saya akan berteriak, agar pak Reno dihakimi warga!"  "Saya, tidak takut dengan ancaman anda, Nona. Sebaiknya menurut saja, sebelum terjadi apa-apa pada ibu dan adikmu!" "Say
Baca selengkapnya

Kecewa

POV Alex. Setelah tenagaku terkumpul seluruhnya. Orang-orang suruhan ibu pun pergi entah kemana? Padahal aku ingin memberi mereka pelajaran terlebih dahulu, karena sudah menuruti keinginan gila, ibu.  Duduk di tepi ranjang seraya merogoh saku celana dan mengambil ponsel, berniat untuk menghubungi Silviana, kekasihku yang sangat kucintai. Beberapa kali aku menghubungi dia, tak ada jawaban sama sekali, padahal tertera jelas di layar ponselku, bahwa handphone milik Silvi aktif dan berdering. "Silvi, angkat dong!" gumamku menengadah seraya memejamkan mata, dan menarik napas kecewa. "Aku akan menjemputmu sekarang, Silvi! Tunggu, Mas!" ucapku bangkit, sambil menggenggam erat ponsel yang kupegang. Rasa kesal dan marah pada ibu bercampur di dalam hatiku, kenapa ibu bisa setega ini padaku? Tak mencerminkan bahwa beliau adalah seorang bidan, selalu menolong banyak wanita, yang berjuang antara hidup dan mati, mempertaruhkan seluruh jiwa raga
Baca selengkapnya

Dibawa Paksa

  POV Silvi.   "Tuan, tolong turunkan aku, di sini! Aku gak mau ikut lagi," ucapku memohon seraya menangkupkan kedua telapak tangan. Air mataku jatuh deras dengan derasnya pipi. Namun, Devan tak memintaku, malah merangkulku begitu erat. "Dengar, Silvi. Aku tidak akan pernah pergi pergi lagi dari mimpi! Berbulan-bulan aku mencari keberadaanmu, dengan susah payah aku mengobati hatiku yang hancur karena kepergianmu, aku begitu kesepian. Aku selalu kesepian," ujar Devan, menyeka air mataku dengan ibu jarinya.  "Tuan, apa kamu mau memperlakukanku seperti dulu? Aku tidak mau!" Aku menggo
Baca selengkapnya

Menikahlah Denganku

POV Devan. Harapan dan impianku hanya satu memiliki Silvi seutuhnya, memiliki cintanya membina rumah tangga dengannya, membesarkan anak kami yang tak lama lagi akan segera lahir.Hatiku benar-benar merasa lega, dan bahagia yang tak terkira, kini Silvi kembali padaku, usahaku mencari keberadaannya selama ini tak sia-sia dan membuahkan hasil. Tak ada niatan untukku merusak dan menghancurkan hidupnya lagi. Aku membawanya kembali hanya ingin melindungi dia dan anakku saja. Aku tahu Silvi tak menginginkan anak itu, sejak ia diperiksa oleh dokter dulu di rumahku, dan dinyatakan hamil, dia selalu berusaha melenyapkan janinnya.Perasaanku terus dihantui rasa cemas. Entah kenapa semenjak kami berpisah, hatiku kian resah memikirkan janin yang dikandung Silvi takut ia melenyapkan bayi yang tak diharapkannya, jika aku membiarkan dia jauh dariku, tak menutup kemungkinan dia berbuat nekat. Aku berjanji akan senantiasa menjaga mereka berdua menjamin keselama
Baca selengkapnya

Menikahlah Denganku part 2

POV Silvi.  Entah apa yang ada dalam pikiran Devan, dia selalu mengancam dan memaksakan kehendak. Saat perjalanan ke sini dia mengatakan agar aku ikut dengannya, dan hanya menginginkan anak ini saja. Tapi, kenapa sekarang dia memaksaku untuk menikah dengannya, aku tak mengerti kenapa Devan tak pernah tepati janjinya ucapannya selalu berbeda dengan apa yang dilakukannya.  "Aku akan menikah denganmu, tapi ada satu syarat," ucapku saat dia hendak melangkah pergi dari kamar ini.  "Apa syaratnya? Katakan!" Devan kembali menghampiriku.  "Kau tak boleh menyentuhku! Dan selama aku masih mengandung, aku tidak mau melayanimu seperti halnya istri kepada suaminya, dan bebaskan aku setelah anak ini lahir seperti janjimu beberapa saat lalu," "Syarat yang pertama mudah, aku bisa menjalankannya, tak menyentuhmu selama kau masih mengandung. Tapi, aku takkan membiarkanmu pergi, apalagi membebaskanmu, dengan kata bercerai, aku menginginkan ke
Baca selengkapnya

Maafkan Aku

POV Devan. Aku mengerti dengan perasaan Silvi, aku begitu paham kenapa dia terus menolak itikad baikku untuk menikahinya. Kuakui aku memang lelaki bodoh dan kasar, mengedepankan hawa nafsu hingga mengabaikan kewarasanku. Wajar Silvi begitu membenciku dan jijik terhadapku, tapi aku berjanji mulai saat ini aku akan berubah. "Besok aku akan meminta pak Reno ke rumahmu! Untuk mengambil berkas-berkas yang kita butuhkan,""Apa saya boleh ikut?" tanya Silvi ragu-ragu. "Tak usah! Hanya pak Reno sendiri yang akan ke sana. Aku pun tak ikut," jawabku seadanya. "Kenapa kau melarangku, sekedar untuk menemui ibu?""Bukannya kau sudah diusir oleh warga di kampungmu? Kenapa kau ingin kembali ke sana?""Itu karena perbuatanmu, sehingga saya diusir dari kampung halaman sendiri. Dipermalukan didepan semua orang, ibu dihina habis-habisan hingga dia begitu terpukul." Silvi menyeka air matanya dengan cepat, menarik napas dalam-dalam
Baca selengkapnya

Perhatian Devan

POV Silvi. Andai aku bisa memenjarakan Devan, aku ingin memberi dia pelajaran, tapi apalah daya aku tak bisa. Dan hanya bisa menyerah dengan keadaan. Setengah hari tinggal di rumah Devan terasa satu tahun lamanya berada disini, aku ingin pulang bertemu ibu kembali. Menyesal tak mendengar perkataan ibu yang mengajakku pergi bersama-sama dari kampung itu. "Silvi, aku masuk ya." Devan membuka pintu separuh tubuhnya melongok ke dalam. Aku mengangguk mempersilakan, tak ada alasan bagiku untuk melarangnya selama ia tak melakukan hal yang tidak aku inginkan. "Ini sudah waktunya makan siang, aku lupa bahwa kamu belum makan apapun. Maaf aku terlalu memaksa dirimu, sehingga aku lupa dengan kondisimu." Devan meletakkan nampan berisi nasi dan sup jamur, ayam goreng juga segelas susu di atas nakas. Kemudian ia duduk di tepi ranjang. "Setelah makan minum susunya, ya! Ini susu murni, aku belum sempat membeli susu hamil untukmu, nanti
Baca selengkapnya

Menunggumu

POV Devan. Segala rasa rinduku padamu, dan rasa cintaku untukmu, akan kusimpan dalam hati. Biarlah waktu yang akan menjawab meski seribu tahun lamanya aku akan tetap menunggumu, menunggu kau membuka hatimu untukku. Kuberharap Silvi percaya dengan apa yang aku ucapkan, bahwa aku sungguh-sungguh akan berubah demi dia. Terutama demi anak yang dikandungnya. "Besok, aku ingin mengajakmu ke rumah sakit."Silvi menatapku tak suka,  "Untuk apa?" tanyanya datar. "Aku hanya ingin memeriksakan kandunganmu saja,""Kan, tadi sudah diperiksa oleh dokter. Untuk apalagi?""Aku ingin tahu perkembangan janinnya, dan ingin melihat bayi di perutmu,""Aku tak ingin pergi ke mana-mana," tolak Silvi memalingkan wajahnya dari tatapanku. "Sebentar saja. Sekalian kita jalan-jalan agar kau tidak merasa jenuh!" "Aku lelah, dan ingin di kamar saja." Bibir ini kuusahakan untuk selalu tersen
Baca selengkapnya

Doaku Untukmu

POV Silvi.Selepas makan siang dan minum susu, aku minum vitamin dari dokter yang sudah disediakan Devan diatas piring kecil. Pikiranku saat ini terfokus pada Mas Alex, entah mengapa hati ini begitu khawatir takut terjadi sesuatu padanya. Tuhan tolong lindungilah dia, lindungi dari orang-orang jahat dan jauhkanlah dia dari marabahaya. Hanya doa yang bisa kupanjatkan, semoga Mas Alex dalam keadaan baik-baik saja. Air mataku menetes kala teringat masa-masa indah bersamanya, walaupun kami tak saling mengungkapkan kata cinta, tapi rasa itu tumbuh begitu kuat dalam hati. Sebelum berpisah aku dan Mas Alex dulu bertemu di sebuah cafe ungkapan cintanya belum sempat kujawab hingga akhirnya kami dipertemukan kembali di tempat yang tak disangka-sangka.Mas Alex begitu mencintaiku, aku pun sama mencintainya. Ketulusan dan perhatiannya amat besar, membuatku luluh dan hanya dia yang ada dalam hatiku. Ia juga mau memberikan status untuk anakku nanti, dan rela bertanggung jawab meski bukan dia yang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status