Home / Romansa / Andai Semua Berbeda / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Andai Semua Berbeda: Chapter 31 - Chapter 40

237 Chapters

30. Kesepakatan dengan Nyonya Arnella

Irvan tidak menduga dia kembali ke rumah besar ini dan menemui lagi Nyonya Arnella. Seperti pertama kali Irvan datang, dengan gaya sok anggun dan elegan, Arnella duduk di kursinya. Kali ini di tangannya ada sebuah majalah yang sedang dia baca. Saat mengetahui ada yang masuk ke ruangan itu, Arnella meletakkan majalah di tangannya, di sisinya. Dia melihat Irvan yang berjalan masuk diiringi dua pria suruhannya. Wajahnya yang cantik memang menawan, dengan body masih bisa dibilang sangat bagus, jika dilihat dari umurnya. Arnella memang sangat menjaga diri dan penampilannya. "Duduklah, Irvan. Terima kasih, Rio, Alle, kerja kalian bagus," ucap Arnella. "Baik, Nyonya. Permisi." Salah satu dari pria itu menyahut. Mereka sedikit membungkuk, memberi hormat pada Arnella lalu kembali melangkah, meninggalkan ruangan itu. Irvan sudah duduk. Sama seperti saat pertama kali datang, di kursi itu lagi Irvan duduk. "Kamu tidak bisa menepati janji. Karena itu aku mau menolong kamu, Irvan. Aku sudah me
last updateLast Updated : 2021-06-02
Read more

31. Kembali Bersama atau Tetap Sendiri?

Hati Fea terenyuh. Apa yang Arnon katakan membuatnya kembali terbawa pada masa-masa dia dan Arnon remaja. Tidak sedikit waktu Arnon mengeluh dan protes tentang hidupnya. Dia punya semua yang dia butuh, kecuali perhatian dan cinta dari papa mama. Setiap Arnon mengeluh, Fea akan menghiburnya, memberi senyum paling manis agar Arnon kembali tenang dan ceria. "Ada aku dan Nenek Ellina yang sayang kamu. Kamu ga menghitung kami, hah?" Itu yang Fea katakan. "Iya, aku tahu, kamu dan Nenek sayang aku." Arnon berkata dengan wajah masih sedikit kesal. "Kalau gitu senyum, Tuan Muda. Dan buatkan Fea makanan paling istimewa." Fea meggoyang-goyangkan kepala, membuat rambutnya yang panjang dikuncir ekor kuda berkibar di belakang kepalanya. "Oke. Kamu mau makan apa?" Dengan semangat yang mulai bangkit lagi, Arnon mengajak Fea ke dapur. Di sana Arnon melepas semua marah dan kecewa dengan membuat masakan. Nenek Ellina, dia yang menemukan bakat Arnon hingga Tuan Muda bercita-cita jadi chef dan punya
last updateLast Updated : 2021-06-03
Read more

32. Kunjungan Tidak Terduga

Mata bulat Fea memandang pada Arnon. Pria tampan itu menunggu Fea melanjutkan kalimatnya. "Kenapa?" Sekali lagi Arnon bertanya. "Aku lapar." Bibir mungil Fea bicara. Arnon langsung menarik Fea kembali dalam pelukannya. "Ahh ... Arnon!" Fea terkejut dan sedikit berteriak. Dekapan Arnon kali ini cukup kuat sampai Fea merasa sakit di kedua lengannya. "Kamu paling tidak bisa diajak romantis. Hmm?" ucap Arnon. Dia tersenyum, melonggarkan pelukannya dan mengecup kening Fea, bukan sekali, beberapa kali. Arnon ingat saat di pantai, dia hampir mendaratkan kecupan di bibir Fea, gadis itu berdalih ingin buang air kecil. Kali ini, karena dia merasa lapar. Sepintar itu Fea mencari cara agar tidak mendapat sentuhan dari Arnon. "Aku memang lapar," ujar Fea. Fea menoleh ke dinding. Jam menunjukkan hampir jam enam sore. "Ini waktunya makan malam." "Baiklah ..." Arnon berdiri. "Aku akan membuatkan masakan istimewa. Kamu mau apa?" Fea melihat sekeliling. Apartemen ini cantik, menarik, dan sang
last updateLast Updated : 2021-06-04
Read more

33. Hati-hati Arnon

Pertanyaan yang Ardina lontarkan bukan pertanyaan senang, tapi pertanyaan ingin tahu karena rasa tidak suka. Arnon menegakkan badannya, lalu meraih tangan Fea. Dia genggam erat tangan Fea sambil menatap kedua kakak tirinya itu. "Ya, ini calon istriku." Arnon berkata dengan yakin. Ardina dan Ardan menatap Fea lekat-lekat. Mereka tidak pernah merasa tahu gadis yang duduk di sisi Arnon itu. Sedikit banyak mereka tahu wanita seperti apa yang beberapa kali tampak berdampingan dengan Arnon saat ada acara-acara para pebisnis. Gadis ini belum pernah mereka lihat. Dari penampilannya jelas dia bukan wanita berkelas. "Kamu putri siapa? Orang tuamu punya perusahaan apa?" Tajam pertanyaan Ardina selanjutnya. Fea seketika merasa telinganya panas dengan pertanyaan yang diajukan padanya. Pertanyaan yang sangat menyudutkan. "Aku ..." Fea membuka mulutnya. Arnon dengan cepat menyahut. "Siapa kekasihku dan seperti apa wanita yang akan mendampingi aku adalah urusanku. Aku tidak perlu menjelaskan apa
last updateLast Updated : 2021-06-05
Read more

34. Janji Irvan

Kembali di taman kota. Fea duduk menatap ke kolam di depannya. Rasanya seperti kembali pada kali pertama dia bertemu Irvan saat mengatakan bersedia jadi kekasih Irvan. Di sisi Fea, Irvan duduk dengan posisi sama, menatap kolam di depan mereka. Hari masih terang, tapi panas matahari sudah tidak ada lagi. Nyaman dan sejuk menikmati udara sore di taman ini. Hati Fea juga terasa lebih tenang menikmati keindahan di sekitarnya. "Aku dengar kamu keluar dari rumah Arnon. Kalian ada masalah?" Kalimat pertama yang Irvan tanyakan. Fea menoleh dan memandang Irvan. "Ya, begitulah. Kenapa kamu mau tahu?" Irvan tersenyum. "Aku siap kapanpun kamu kembali padaku, Fea. Rencanaku belum berubah. Aku akan menikahi kamu, kita punya rumah dan tinggal bersama. Bahagia sebagai sebuah keluarga bersama anak-anak yang akan lahir, seperti yang kamu impikan." Jadi Irvan masih berharap bisa bersama Fea lagi? Apakah Irvan tahu kalau Fea ingin melepaskan Arnon juga? Fea masih melihat lurus pada Irvan. Rasanya Fe
last updateLast Updated : 2021-06-06
Read more

35. Tindakan Arnella Makin Jauh

"Aku tidak mau ada alasan apapun. Aku tunggu kamu di rumah, malam ini." Suara Arnella yang terdengar tegas, sedikit mengancam membuat Arnon kesal. Arnon meletakkan ponsel di meja dengan muka mengkerut. Arnella memaksa Arnon pulang karena ada yang penting harus dia bicarakan dengan Arnon. Arnon benar-benar tidak ingin bertemu mamanya. Tapi kalau Arnon tidak datang, dia kuatir Arnella akan melakukan sesuatu yang merugikan Arnon tanpa bisa dia hindari. Akhirnya Arnon meluncur menuju rumah besar Hendrawan setelah pekerjaan hari itu selesai. Arnon akan menemui Arnella sebentar saja, lalu segera bertemu dengan Fea. Arnon mencoba menebak apa yang diinginkan Arnella, jika itu hanya akan menyudutkan dirinya Arnon akan tegas menolak. "Arnon, akhirnya." Arnella tersenyum menyambut putranya. "Kamu ga rindu rumah? Ga ingin istirahat di kamar kamu? Sama sekali kamu ga pulang. Diancam dulu baru kamu datang." Arnella duduk di ruang makan dengan penampilan cukup lengkap. Apa ada acara istimewa?
last updateLast Updated : 2021-06-07
Read more

36. Kemelut Hati Tuan Muda

Arnon berniat menemui Fea setelah meninggalkan rumah. Sayang, dia ditelpon temannya. Undangan acara ulang tahun salah satu rekan bisnisnya hari ini. Arnon sudah janji akan datang. Tentu saja dia tidak mau mengingkari janji. Akhirnya Arnon memutar haluan menuju ke salah satu kafe beken yang lagi digandrungi anak muda. Tiba di sana acara sudah berjalan hampir setengah jam. Suasana begitu riuh dan ramai. Sebagian besar yang hadir memang orang-orang muda yang sudah menekuni bisnis. Arnon masuk dan mengucapkan selamat ulang tahun pada temannya itu, lalu dia duduk saja di salah satu pojok ruangan. Hati Arnon sedang tidak karuan. Dia tidak ada niatan melakukan apa-apa. Kalau bisa dia ingin segera berlalu dari tempat itu. Tetapi tidak bagus juga dia hanya sekedar datang lalu pergi begitu saja. Ingin melupakan rasa kesal karena mamanya, Arnon memilih minum. "Hei, kamu juga datang di sini!" Suara itu berasal dari belakang Arnon. Arnon menoleh dan segera memasang muka kesal. Betapa sial har
last updateLast Updated : 2021-06-08
Read more

37. Arnon Meracau Kacau

Fea sangat gugup. Dia menelpon Arnon tapi tidak dijawab, dia ketuk pintu dan pencet bel, tidak juga dibukakan. Dia jadi kuatir Arnon nekat melakukan hal bodoh. Fea berpikir apa kode untuk membuka pintu di apartemen Arnon. Dia harus cepat. Tubuhnya pun menggigil karena kedinginan. Fea mencoba membuka dengan tanggal lahir Arnon. Tidak bisa. Dia bolak-balik nomornya tetap tidak bisa. Fea kembali memutar otaknya. Tanggal lahirnya sendiri, tidak bisa juga. Apa yang sangat berkesan buat Arnon, yang mudah dia ingat. Fea berpikir keras. "Hari ini, ingat, janji kamu dan aku ... Fea, kita akan selalu bersama. Oke?" Entah kenapa Fea ingat hari di mana dia dan Arnon mengucapkan janji akan bersahabat selamanya. Fea mencoba memakai tanggal itu, karena itu juga hari istimewa buat Arnon. Fea memutar angka sesuai hari perjanjian dia dan Arnon. Tidak bisa?! Lalu apa? Fea mengusap dahinya, dia sudah gemetar. "Sesuatu yang sangat berharga, atau yang paling dia sayang ..." Fea kembali berpikir. "Ya Tu
last updateLast Updated : 2021-06-09
Read more

38. Berjanji Sekali Lagi

Pandangan Arnon dan Fea kembali bertemu. Fea merasa debaran makin kuat di dadanya. Dia menunggu Arnon memberi jawaban atas apa yang dia katakan. "Sebelum Nenek pergi, dia minta aku berjanji menjaga kamu, Fea. Kamu sendirian di dunia ini. Hanya aku yang kamu miliki. Nenek tahu kamu sayang padaku. Aku yang tidak paham dengan diriku, kalau aku juga sayang, bahkan sangat sayang sama kamu." Arnon berkata dengan suara pelan, tapi masih jelas. Fea tidak mengira, Arnon punya dua janji di hidupnya. Perjanjian dengan Fea dan juga dengan Nenek Ellina. "Nenek, buat aku, adalah orang yang paling baik. Dia seperti mama yang aku harapkan. Lembut, tegas, tapi penuh kasih. Selalu siap menolong apapun yang aku butuh. Marah jika aku salah, memeluk dengan senyum saat aku menangis. Kadang seperti papa yang aku butuhkan. Mengajak bercanda, juga menghukum kalau aku tidak menurut." Arnon mengenang masa-masa dia bersama Nenek Ellina. "Kebaikan yang manis, hanya dia minta dengan satu balasan. Menjaga kamu.
last updateLast Updated : 2021-06-10
Read more

39. Kunjungan Stefi

Hari berganti. Pagi telah datang. Arnon membuka matanya. Dia segera duduk. Rasa pusing di kepalanya sudah hilang. Matanya melihat jam di atas nakas di sebelah tempat tidur. Hampir jam tujuh pagi. "Fea ..." Arnon ingat Fea tidur di ruang kerjanya. Cepat-cepat dia turun dari tempat tidur. Apakah Fea sudah bangun? Arnon melihat kamar kerjanya masih tertutup. Atau Fea sudah pergi? Debaran halus merambah hati Arnon. Ada rasa takut jika gadis itu ternyata sudah pergi tanpa pamit. Arnon mencoba membuka pintu. Untung saja kunci ruang kerja tidak Arnon tempelkan di pintu, jadi dia bisa membukanya. Fea masih tidur. Dengan berselimut menghadap ke arah pintu. Sebelah tangan Fea memeluk badannya. Arnon tersenyum. Dia berjalan perlahan mendekat dan berjongkok di depan Fea. Cantik. Begitu tenang dan lembut. Arnon memandangi Fea dengan tatapan penuh sayang. Kenapa Arnon baru mengerti apa yang dia rasa pada Fea selama ini adalah cinta yang besar? Fea menggeliat, tangannya menyentuh pipi Arnon. S
last updateLast Updated : 2021-06-11
Read more
PREV
123456
...
24
DMCA.com Protection Status