Home / Romansa / Dinikahi CEO Arogan / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Dinikahi CEO Arogan: Chapter 21 - Chapter 30

59 Chapters

Bab 21. Gelagat Sofyan Yang Aneh

    Andhika langsung menunjukan bahasa tubuhnya yang seolah keberatan dengan siasat yang hendak dilakukan Sofyan. Apalagi dengan melihat Suci yang saat ini wajahnya lebih cerah dari sebelumnya.    "Apa tujuannya?" Tanya Suci.    "Mungkin ini akan membuat perasaan Pak Andhika sedikit risih, tapi saya dan asisten sudah punya ide ini sejak tiga hari yang lalu. Mudah-mudahan Pak Andhika tidak keberatan," jawab Sofyan.    "Aku pesankan kopi dulu buat kamu, ya? Tunggu sebentar saja," kata Suci tersenyum.   Keramahannya dan rasa cintanya pada Sofyan belum luntur meski telah dinikahi oleh orang yang sepuluh kali lipat lebih dari detektif tersebut. Dengan setulus hati ia rela mengambilkan tiga cangkir kopi, meletakannya di hadapan masing-masing.    "Kita bisa panggil pelayan, kan!" Kata Andhika ketus.   
last updateLast Updated : 2021-07-09
Read more

Bab 22. Kontrak?

   "Lihat, mas. Istrimu rela disentuh pria lain," kata Indah memanasi perasaan Andhika.  Andhika turun tangan, lalu ia melepaskan tangan Sofyan yang tengah merangkul badan Suci.    "Pak Andhika, wajar jika saya menolong Suci, kalau tidak. Mungkin saja anak Anda juga ikutan jatuh, suami macam apa kamu!"   "Anda datang ke sini untuk membahas masalah nenek saya yang belum kelar, bukan memanasi perasaan saya!"   "Siapa yang memanasi! Jelas Anda bukan suami yang bertanggung jawab pada keselamatan Suci." Sofyan mengelak.   "Anda boleh menyentuh Suci jika kontrak pernikahan kami sudah habis," tukas Andhika.   Suci tercekat. Batinnya mulai kalut dan gusar. Hatinya tercabik-cabik setelah suaminya melontarkan kata-kata yang menyakitkan.   "Nikah kontrak? Apa tujuan kamu, mas!"
last updateLast Updated : 2021-07-13
Read more

Bab 23. Rekaman CCTV

    Saat di kantor kepolisian. Doni hendak berdiskusi dengan atasannya. Dia membawa laptop beserta camera yang selalu eksis menggantung di lehernya.    "Kenapa kamu kelihatan cemas begitu? Patah hati, ya?" Tanya pria berwajah tampan tapi tampang preman itu.  "Mana rekaman video itu? Biar kita cek berdua, tapi ini rahasia. Aku baru saja menemui beberapa orang terdekat keluarga Sanjaya. Teman, orang tua, istri, anak dan juga--"  "Istrinya kan Suci?"   "Kenapa?"   Doni bergegas membuka laptop dan menunjukan hasil rekaman video tersebut. Yang pertama kali tampil adalah layar hitam putih.    "Ini lokasi kawasan rumah sakit," kata Doni. Ia menunjuk ke jalan lurus di mana ada restoran tempat Suci bekerja dulu. "Ini diperkirakan TKP, kita lihat sebentar lagi."   Dari rekaman
last updateLast Updated : 2021-07-13
Read more

Bab 24 Bisikan Rahasia

   Indah bergegas pulang ke rumahnya di malam hari. Dalam kondisi lelah, ia tiba di rumah dan disambut oleh ibunya sendiri. Namun, Indah terkesan kurang bahagia. Ia menyimpan mobilnya di halaman rumah dan meninggalkan kuncinya menggantung di dalam mobil pribadi berwarna silver itu.   "Eh, kamu kok gak biasanya lesu begini? Udah dapet pasien galak, ya?" Tanya Ranti, ibu kandungnya.  "Mama, aku lelah. Mau tidur aja! Badanku kayak remuk begini, jadi please jangan ajak aku ngobrol dulu," keluh Indah.   "Hei, tadi siang ada cowok nanyain kamu, dia ke rumah. Namanya Andra," ungkap beliau.   Indah terkejut. Batinnya panik.  "Dia gak ngapa-ngapain Mama, kan? Gak macam-macam di rumah ini?"   "Enggak, cuma ya penampilan kayak preman terus orangnya songong. Mama kira dia pacar baru kamu, kalau saja beneran, ogah ngas
last updateLast Updated : 2021-07-13
Read more

Bab 25. Gara-gara Minyak Angin

   Suci hendak menidurkan Putri. Namun, tak biasanya Andhika sebagai ayah kandungnya mencium keningnya sebelum tidur. Tak ada sambutan hangat dari Putri, justru ia malah menatap heran pada ayahnya.    "Tidur yang nyenyak, ya nak. Besok sekolah lagi," ucapnya.   Putri yang telah berbaring di kasur kecilnya sama sekali tak mau tersenyum.    "Kenapa sayang, kamu sakit? Atau badannya lemas, ya?" Tanya Suci, ibunya.    "Mah, lain kali tidur sama aku, dong. Kalau besok ke sekolah jangan sampai ketemu tante Indah lagi. Kalau ngasih hadiah aku gak mau terima," keluh Putri.    Suci yang kini telah menjadi ibunya hanya berusaha membuatku tenang. Gadis sekecil itu belum mengerti apapun san hanya bisa dimaklumi perilaku polosnya.    "Iya, besok jangan sampai ketemu tante Indah, makanya jangan minta dulu jal
last updateLast Updated : 2021-07-13
Read more

Bab 26. Debat Pagi Hari

   Suci menyimpan kembali air bekas membasuh punggung suaminya itu di bawah meja dekat ranjangnya. Kemudian mencoba berbaring. Beberapa menit kemudian ia tertidur lelap.   Ternyata Andhika belum tidur. Ia menatap wajah istrinya yang lembut dengan mata yang tertutup rapat. Hatinya mulai tersentuh karena perlakuan istrinya yang tidak ia duga sebelumnya.   "Usapan tangannya lembut banget, berasa ketagihan terus," batinnya. "Ya Tuhan, apa istri sebaik ini pantas dinikah kontrak oleh orang macam aku ini."   Tapi, Andhika masih merasakan kekecewaan mendalam di hatinya. Keyakinannya terlalu kuat bahwa Suci penyebab utama kematian nenek kesayangannya mati sia-sia. Ia mencoba menyentuh pipi Suci, membelai rambutnya. Kemudian tertidur lelap saling berhadapan.   Tangan Suci memegang tangan Andhika layaknya pasutri mesra ketika tidur. Dan malam ini mungkin bukan seja
last updateLast Updated : 2021-07-13
Read more

Bab 27. Nanny Yang Penasaran

   Gadis kecil itu mencium tangan ayahnya. Dan mereka saling membalas senyum dan kecupan di keningnya. Suci lantas menuntun tangan Putri menuju kelasnya.  "Aku pergi dulu, ya? Hati-hati, ingat pesan saya," pinta Andhika.  Lalu, ada beberapa orang pengasuh anak yang mengambil potret Andhika secara terang-terangan. Para nanny yang baru saja masuk gerbang dengan asyiknya selfie dengan latar belakang CEO tampan itu.  "Itu pak boss yang lagi viral kok ganteng banget, ya," kata pengasuh wanita.   Suci merasa terusik dengan perbuatan para pengasuh yang seenaknya mengambil sejumlah foto suaminya tapi membiarkan mereka jika hanya sekedar berselfie ria. Dan Andhika bergegas pergi ke kantor.    "Mama, ayo masuk kelas," ajak Putri.  Suci menuntunnya ke kelas. Ia berpapasan lagi dengan sejumlah nanny yang baru saja ambil po
last updateLast Updated : 2021-07-13
Read more

Bab 28. Kedatangan Detektif

Suci merasa heran begitu seorang pria bertato itu menyapa. Putri sang gadis kecil itu mendekap seolah ketakutan pula. Tapi, pria itu malah menorehkan senyuman yang hangat."Maaf, siapa ya?""Saya teman--, maksudnya saya pasien dokter ini, biasa ada perlu mau ambil hasil test darah," jawabnya. "Iya, kan?""Kalau mau ambil hasil test bukan di sini tapi di rumah sakit," keluh Indah. "Andra, saya tegaskan ya--""Di rumah sakit," sambungnya lembut.Namun, pria yang bernama Andra itu terus menatap Suci. Tak ayal, dia merasa khawatir dengan sikap anehnya itu, ditambah lagi dengan fisik seperti manusia garangan."Kamu, pasti Suci, ya?""Iya, kenapa?""Cantik juga, pantes pak boss pilih kamu jadi istrinya.""Pak boss? Kamu kenal?" Tanya Suci."Maaf, sepertinya saya harus segera ke rumah sakit
last updateLast Updated : 2021-07-13
Read more

Bab 29. Intrik

Andra tertawa terbahak-bahak. Ia membelai rambut Indah dengan sifat genitnya. Lalu, gadis itu menepak tangan pria bertato itu."Kalau sampai mereka menemukan aku pastinya kamu juga terbawa jadi buronan juga, maka dari itu bu dokter, kita kerjasama untuk merahasiakan aib ini. Jangan sampai ketahuan polisi apalagi si detektif yang baru saja datang.""Tahu dari mana kalau dia detektif?""Makanya kamu nonton berita, dong!"Andra bergegas keluar dari mobil Indah. Untuk mengatasi rasa paniknya, ia melaju lebih cepat. Batinnya sudah mulai tidak tenang dan ia mencoba mengingat kembali apa yang sebenarnya terjadi dulu.FLASHBACK ONKetika nenek Diana tiba di rumah sakit, mata sang dokter Cantik itu membelalak. Darah segar tengah mengucur di ranjang yang menopangnya. Ia segera mendekat dan mematikan kalau orang tua itu masih bernapas.Ket
last updateLast Updated : 2021-07-13
Read more

Bab 30. Silat Di Kamar

Malam hari itu, Suci sengaja yang menyajikan makanan untuk mereka. Tak biasanya Putri begitu bahagia, Suci lebih dulu menaruh makanan di piringnya."Aku mau makan buah dulu, mah. Boleh, kan?""Boleh, sayang. Maunya buah apa dulu?""Aku pengen jeruk sama anggur, tapi gak mau makan nasi. Perutku udah kenyang," ungkap gadis berusia menuju lima tahun itu. Kemudian ia melahap buahnya sampai habis.Dan Andhika baru saja muncul. Ia telah mengganti pakaiannya dengan piyama dan rambutnya basah. Saat itu ia menatap semua masakan yang tersaji. Dan matanya tertuju pada rendang yang berbumbu banyak ditaburi bawang goreng. Ia langsung mengambil garpu lalu memakan rendang itu hingga memenuhi mulutnya."Pelan-pelan, mas. Hati-hati kesedak," pinta Suci.Andhika rupanya sangat menikmati masakan itu dan ketagihan sampai mengambilnya berkali-kali. "Kamu
last updateLast Updated : 2021-07-13
Read more
PREV
123456
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status