Semua Bab Another Marriage: Bab 371 - Bab 380

Ketika dia masuk ke restoran, Bianca melihat Albert melambai padanya.Dia menghadap ke belakang, jadi ketika Bianca berjalan ke arah mereka, dia tidak bisa melihat wajah Raymond, Bianca hanya bisa melihat seorang pria yang tinggi dengan mengenakan pakaian kasual, yang dengan baik menguraikan garis bahunya dan membentuk lengkungan yang kekar.Sepertinya itu tidak cocok dengan konfigurasi pria jangkung berkacamata yang dia bayangkan.Bianca berjalan ke kursi dan berhenti tepat di depan mereka. Secara kebetulan, Raymond juga mendongak.Empat mata bertemu, Bianca tertegun sesaat.Raymond tersenyum padanya, "Nona Bianca, duduklah."Bianca duduk, "Tuan Raymond, senang bertemu denganmu!"

Jelas, dokter di klinik kecil itu tidak terkejut sama sekali. Setelah membaca laporan medis, dia meminta Jessica untuk melakukan analisis sampel darah. Akhirnya, hasilnya: "Nona, Anda harus segera melakukan aborsi."Jessica meraih laporannya dengan erat: "Kenapa bayi saya berhenti tumbuh?"Dokter memberinya penjelasan yang mudah dipahami oleh Jessica: "Anda belum pernah melakukan tes prenatal sebelumnya, jadi janin ini mungkin memiliki beberapa masalah dalam tahap pembentukan."Setelah itu, dokter bertanya lagi: "Apa Anda pernah terpapar radiasi, obat-obatan, atau iritasi lain selama periode ini?"Jessica ingin mengatakan bahwa dia hanya sering bepergian akhir-akhir ini dan menjadi sangat lelah. mungkin itu yang menyebabkan keguguran, tetapi janinnya tidak pernah...

Ketika Jessica selesai berbicara, seluruh ruangan itu menjadi hening sepenuhnya.Melihat wanita di depannya, Andres masih tidak percaya Jessica, saudara tirinya, adalah pelaku yang membuatnya dan Mili begitu menderita selama sepuluh tahun ini.Terlebih lagi, dia begitu keras kepala dan menolak untuk bertobat sekarang!Setelah keheningan yang lama, Andres berdiri, berjalan ke Jessica: "Jadi, jika kamu bisa mengulang semuanya, kamu akan membuat pilihan yang sama, bukan?"Mengangkat kepalanya, Jessica memperhatikan "kakaknya". Kemudian, dia mengangguk, dengan mata merah: "Ya."Terdengar suara tepukan keras, seseorang baru saja menampar wajah Jessica. Namun, bukan Andres, tetapi Mili di sampingnya yang sedari tadi tidak berbicara

Dua bulan lalu, mereka tidak seperti ini.  Saat itu, David berusaha keras membujuknya agar menerimanya, Jessica menikmati kehangatan yang David berikan padanya dan merasa bahwa David bisa menahan emosinya dan penuh dengan kebanggaan memilikinya.  Tapi sekarang, dia hanyalah seorang tahanan. Dan David berdiri di sini menertawakan kebanggaan masa lalunya yang sombong.  Ruangan itu sangat sunyi. Jessica tidak pernah mengangkat matanya. David juga sangat menahan sabar dan tidak berbicara sepatah katapun. Waktu berlalu. Tekanan di udara berangsur-angsur naik. Saat David menatap wanita di depannya, dia bahkan bisa mengingat dengan jelas betapa lembutnya wanita itu saat mereka masih mesra. Namun, madu terman

"David," Jessica memanggilnya dengan penuh kegembiraan.  Saat ini, semuanya tampak menghilang dari pandangannya. Jessica hanya memiliki mata untuk menatap David. David berjalan ke arahnya, menundukkan kepalanya dan menciumnya. Jessica melingkarkan lengannya di lehernya dan membalas ciumannya dengan bahagia. Air mata mengalir di pipinya. Kini Jessica merasa seperti berada di Kutub Utara, begitu dingin hingga semua air mata yang dia keluarkan bisa membeku.  "Aku baru saja berbohong padamu." Jessica berkata dengan suara rendah, "Aku hanya berharap kamu akan melupakanku, bahkan membenciku. Jadi kamu tidak akan merasa sedih." Menyelesaikan kata-katanya, Jessica menggigit bibirnya. "Aku telah melakukan banyak hal buruk dan mengatakan banyak kebohongan. Tapi aku tidak menyesal berbohong padamu beberapa saat yang lalu. Itulah satu-