Happy reading ;) ------------------ Tara terduduk lemah dalam koridor, ia hampir saja kehilangan pria tua itu. Kedua jemarinya memijit pelipis yang terasa kaku. "Aku sudah memesan ayam kesukaanmu Tara," ujar Gabriella yang ikut duduk di samping sahabatnya. "Benar, aku sangat lapar. Namun, Gabriel apa kau akan berprasangka buruk jika hal ini terjadi pada kekasihmu?" tanya wanita itu seraya melipat kedua kaki. "Maksudmu?" "Tunggu." Tara meraih ponsel yang berdering. "Ya, dokter Laura." "Jika kau sudah selesai operasi tolong segera kemari, ada pasien luka tembak yang tak ingin diobati. Ia ingin kau yang menanganinya, tapi peluru itu sempat ku keluarkan," ujar Laura di sebrang telepon. "Apa?!" "Dia bilang, dia calon suamimu, dan dia pergi ke ruang praktikmu sekarang," kekeh Laura. "Baik, aku akan kesana. Terimakasih." Tut. "Ada apa?" tanya Gabriella mengernyit heran. "Mari kita makan
Terakhir Diperbarui : 2021-10-25 Baca selengkapnya