"Bu, kami, maksudnya aku dan Dinda, kami tidak akan bisa bersama." Rayyan membuka percakapan dengan wanita yang sedang mencuci sayuran.Rayyan tak ingin mengikuti permainan yang dibuat Dinda. Tidak akan baik membiarkan gadis itu buang-buang waktu. Sedangkan ia yakin apa yang telah menjadi keputusannya. Lagi pula ia tak berniat merubahnya."Kenapa? Bukankah kau ingin melamarnya?" Wanita paruh baya tersenyum pada sang putra, tangannya masih sibuk dengan sayuran berwarna hijau."Tidak lagi, Bu.""Kesalahpahaman sering mengacaukan segalanya. Tapi ibu pikir dia anak baik terlepas dari sikap manjanya.""Apa ibu membelanya, karena apa yang sudah ia lakukan? Ayolah, Bu! Rayyan juga bisa belikan ibu semua itu. Tapi ibu sendiri yang menolak. Katanya mubazir, yang lama masih bagus, masih bisa digunakan.""Tidak, tentu saja. Kenyamanan putraku lebih penting. Tapi setidaknya pertimbangan sekali lagi, ibu lihat dia serius menyukaimu." Bu Rina kini menghen
Last Updated : 2021-04-13 Read more