Beranda / Romansa / TERLATIH PATAH HATI / ADA APA DENGAN DINDA?

Share

ADA APA DENGAN DINDA?

last update Terakhir Diperbarui: 2021-04-08 20:19:04

"Tentang pria 'andai ia belum menikah'. Kau kecewa ia tak sesempurna harapanmu?" Chiko menertawakan Karla.

"Aku tak pernah berharap apa-apa padanya. Bagaimana aku bisa berharap pada seseorang yang sama sekali tak dikenal? Bahkan seseorang yang kukenali bertahun-tahun saja, tak bisa kuharapkan."

"Memang apa yang kau harap dariku?" Chiko menatap Karla dengan memiringkan tubuhnya.

"Aku berharap kau berhenti bicara tentang orang asing. Bagaimana kalau kau membuatnya cegukan?" Karla melotot kesal pada sang teman.

"Baguslah jika ia keselek sekalian, pemain hati wanita layak mendapatkan lebih dari itu." Chiko memasang wajah sok pembela kaum perempuan.

"Ya Ampun, kalian tak punya bahasan selain mengenai si 'andai ia belum menikah'?" Lala menghempaskan tubuhnya di kursi samping Karla. Plastik di tangannya yang berisi banyak camilan diletakkan begitu saja di atas meja.

Chiko langsung meraih plastik tersebut, mengaduk-aduk isinya. "Minuman ini, ini, dan ini,

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • TERLATIH PATAH HATI   TAWANAN

    Tidak, ini tak sama seperti yang terjadi dalam film. Rayyan tak diculik untuk disekap. Tak ada ruang gelap dengan pengawasan preman berwajah garang. Tidak ada penyiksaan sampai berdarah-darah, apa lagi penganiayaan yang melecehkan harga diri. Bahkan sebaliknya. Rayyan berada di sebuah ruang megah yang adem. Ada makanan enak terhidang di meja sudut ruangan luas. Ia kini malah sedang duduk di sofa empuk, berhadapan dengan layar lebar.Akan tetapi, bukan berarti ini membuat anak muda itu menjadi tenang. Bahkan situasi tak biasa ini membuatnya makin waspada. Ia tak lupa, jika penjahat sadis dan profesional sering memiliki siasat yang sulit ditebak. Dari apa yang dibicarakan dua pria kekar yang membawanya, Rayyan yakin ini ulah papanya Dinda. Pengusaha terkenal yang kaya-raya. Konon, kalangan atas suka menindas tanpa hati. Orang lain yang menghalanginya jalannya dilibas bak seekor hewan kecil tanpa harga. Nyawa manusia murah bagi mereka.Tidak, Rayyan bukan takut atau gentar.

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-08
  • TERLATIH PATAH HATI   BERTEMU LAGI

    Setelah berurusan dengan calon mertu yang sepertinya tak jadi, Rayyan berencana berlibur semalam dua malam di kebun buah durian. Namun, sebenarnya itu tak akan bisa disebut liburan jika ia harus membawa serta dua bocah kembar, yang ada dia akan sibuk menjadi baby sitter.Bulan sembilan adalah ketika durian sedang berbunga. Perkiraan awal tahun akan panen raya. Meski ada juga buahnya yang telah matang sekarang, tetapi tak terlalu banyak. Terlebih jika dibandingkan dengan bunga yang sekarang sedang berkembang. Jika bunga sebanyak ini bisa bertahan tidak gugur separuhnya saja, maka panen akan melimpah-ruah. Itu berarti pundi-pundi rupiah Rayyan akan semakin tebal. Ia berkesempatan menambah lokasi perkebunannya, menjadikannya lebih luas.Kemarin Rayyan telah berjanji membawa si kembar berlibur ke perkebunan. Kak Rima dan ibunya tak keberataan, karena di tengah kebun ada vila sederhana yang cukup memadai fasilitasnya. Terlebih Rayyan bisa diandalkan dalam menjaga anak-anak.

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-08
  • TERLATIH PATAH HATI   RAHASIA TUKANG KEBUN

    Di sebuah ruang keluarga berarsitektur memukau, duduk sepasang suami istri dan putri semata wayangnya. Mereka duduk di sofa elegan warna putih bersih. Setelah beberapa saat hanya terdiam, pria setengah baya memulai pembicaraan."Papa mau setuju, tapi jika cinta putri papa bertepuk sebelah tangan lebih baik jangan.""Pa, dia cuma lagi marah. Jika restu papa sama mama sudah Dinda dapatkan. Kami harus secepatnya menikah. Dinda tahu bagaimana Rayyan. Dia tidak akan bisa menolak jika aku terus memintanya.""Nak." Perempuan cantik di samping Dinda ikut bicara." Dengarkan papamu, ya. Lagi pula tak akan bagus jika putri cantikku ini mengemis pada seorang pria," tambahnya."Kan papa sendiri pernah bilang, penting sekali memilih pria yang karakternya baik. Kupikir Rayyan seperti itu. Bukankah papa bilang pemuda baik saat mencintai atau tidak, ia tetap bisa memperlakukan kita secara hormat." Dinda berargumen.Suami istri saling pandang. Keduanya lalu mengangk

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-08
  • TERLATIH PATAH HATI   ISU

    "Ada kabar bahagia, Kir." Chiko mendatangi sang teman yang sedang bersantai menikmati pemandangan hutan. Wajah tampan itu berbinar seakan apa yang baru saja ia ketahui adalah sebuah berita besar."Kau bertemu anak tupai?" Karla bicara tanpa menoleh pada Chiko."Kau kira aku perlu membahas anak tupai padamu?" Chiko cemberut dengan keacuhan sikap gadis cantik bermata indah."Lalu?" Kini Karla berbalik pada pemuda berkaus coklat."Asal kau tahu, si 'andai saja ia belum menikah' dia benar-benar belum menikah." Chiko memberi kabar dengan semangat."Kau seperti wartawan gosip sekarang. Cepat bersiap-siap kita harus pulang. Ada banyak pekerjaan menunggu." Karla beranjak dari tempat duduknya."Kau sungguh tak tertarik? Kita sedang berada di perkebunannya sekarang ini. Iya, kebun durian ini miliknya! Mengenai dua bocah kembar. Itu hanya keponakan, bukan anaknya. Bukankah ini kabar baik? Ternyata si akhi Rayyan Abqary atau si 'andai saja ia belum meni

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-09
  • TERLATIH PATAH HATI   MAHENDRA

    Siang berada di titik teratasnya. Udara di luar sana sangat gerah. Namun, ruang ber-AC ini mampu menetralisir rasa panas. Apalagi jika ditambah dengan segelas besar minuman dingin. Rayyan tampak sedang bersama seorang pemuda. Mereka duduk di sudut kafe. Sesakali keduanya menyesap minuman di atas meja."Ayolah, sekali ini saja. Kakak harus datang pokoknya!" Pemuda dua puluh empat tahun meminta dengan sedikit memaksa pada pemuda lebih tua yang duduk di depannya."Aku belum siap untuk itu, bagaimana jika aku tunjukkan orang yang lebih tepat?" Rayyan menyesap minuman. Mata tajam pemuda tersebut menatap anak muda yang duduk di depannya."Tidak, kakak yang paling tepat menurutku. Aku kenal betul bagaimana cara kakak menjelaskan. Itu benar-benar mengena.""Itu karena kau belum mengenal yang lainnya. Ada sangat banyak referensi ustadz yang bisa kuberikan." Rayyan tersenyum pada temannya.Anak muda yang duduk di kafe bersama Rayyan adalah teman

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-12
  • TERLATIH PATAH HATI   KEJUTAN

    Kenderaan berwarna hitam memasuki pekarangan luas, berhenti di depan rumah papan dengan bentuk desain unik. Rayyan turun dari mobilnya. Matanya melihat sekilas pada kenderaan asing yang terparkir lebih dulu.Langkah kaki pemuda itu terhenti sejenak melihat siapa yang sedang bersama ibunya. Seorang gadis cantik berkulit putih. Mereka yang sedang membicarakan sesuatu sambil merapikan bunga di taman."Sudah pulang?" Bu Rina menyambut kedatangan putranya.Sosok berambut sebahu mengangguk. Sekilas ia menatap pada wanita dua puluh empat tahun, Dinda. Sedangkan gadis itu acuh tak acuh dengan kehadirannya. Ia sibuk dengan kembang di tangan."Dia kenapa di sini, Bu?""Kami--" Bu Rina menoleh sebentar pada Dinda sebelum melanjutkan. "Melakukan beberapa hal bersama. Dinda bilang ia ingin belajar memasak dan mengurus taman. Katanya calon suaminya suka masakan rumahan dan berkebun, jadi ia sedang berusaha menjadi calon istri yang manis.""Ah, baiklah! La

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-12
  • TERLATIH PATAH HATI   TENTANG WANITA DI SISI USTADZ AMMAR

    Baru dua tahun berdiri, pesantren As-Salam mulai menggeliat memperlihatkan perkembangan yang menjanjikan. Santrinya ratusan sudah. Mengambil lokasi di tempat terasing, membuatnya jauh dari hiruk pikuk kota. Tempat yang strategis untuk berkonsentrasi untuk pendalaman keilmuan, baik ilmu agama ataupun ilmu umum.Para pengajar yang rata-rata masih muda, berada dalam puncak semangat. Bersinergi untuk membangun dan mengembangkan pondok pesantren As-Salam. Begitu juga dengan mudir Ma'had, pemuda dengan pemahaman agama yang mendalam. Ustadz Ahmad Ammar Athaya.Menjadi ciri khas tersendiri bagi pesantren tersebut, adalah nuansa hijaunya. Manusia dan tumbuhan hidup berdampingan dengan saling melengkapi. Pohon-pohon buah rindang tumbuh subur di segenap penjuru pondok pesantren. Bukan cuma sebagai peneduh, juga memberi buah segar melimpah yang menguntungkan pesantren. Kursi-kursi berjajar di bawah pohon. Tempat yang nyaman bagi para santri mengulang hafalan, atau sekadar du

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-13
  • TERLATIH PATAH HATI   KETIKA KESUNGGUHANMU DITOLAK

    "Bu, kami, maksudnya aku dan Dinda, kami tidak akan bisa bersama." Rayyan membuka percakapan dengan wanita yang sedang mencuci sayuran.Rayyan tak ingin mengikuti permainan yang dibuat Dinda. Tidak akan baik membiarkan gadis itu buang-buang waktu. Sedangkan ia yakin apa yang telah menjadi keputusannya. Lagi pula ia tak berniat merubahnya."Kenapa? Bukankah kau ingin melamarnya?" Wanita paruh baya tersenyum pada sang putra, tangannya masih sibuk dengan sayuran berwarna hijau."Tidak lagi, Bu.""Kesalahpahaman sering mengacaukan segalanya. Tapi ibu pikir dia anak baik terlepas dari sikap manjanya.""Apa ibu membelanya, karena apa yang sudah ia lakukan? Ayolah, Bu! Rayyan juga bisa belikan ibu semua itu. Tapi ibu sendiri yang menolak. Katanya mubazir, yang lama masih bagus, masih bisa digunakan.""Tidak, tentu saja. Kenyamanan putraku lebih penting. Tapi setidaknya pertimbangan sekali lagi, ibu lihat dia serius menyukaimu." Bu Rina kini menghen

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-13

Bab terbaru

  • TERLATIH PATAH HATI   PILIHAN TAK BIASA

    Jam kerja baru saja dimulai. Di sebuah kantor yang tak terlalu besar, tapi terlihat ekslusif. Beberapa orang saja penghuni ruang berarsitektur unik itu, dan mereka terlihat sibuk dengan tugasnya masing-masing. Di antara beberapa orang yang telah saling mengenal dengan baik tersebut, terlihat wajah asing. Sepertinya ini kali pertama ia berada di sini. Ia adalah seorang pemuda. Perawakannya gagah dengan wajah di atas rata-rata. Tatap matanya memperlihatkan dengan jelas, bahwa ia sosok yang cerdas.Meski dalam biodatanya tertulis jelas, jika ia harus dipertimbangkan ke mana saja ia memasukkan surat lamaran. Nyatanya ia harus menunggu begitu lama untuk menemui pemilik kantor kecil ini. Sebuah kantor akuntan yang belum terlalu lama berdiri. Pemiliknya adalah seorang gadis cantik, yang masih baru di bidang ini. Gadis itu bernama Karla. Seorang akuntan publik lulusan master luar negeri. Walaupun belum bisa dikatakan matang, tetapi sepeakterjangnya patut diperhitungkan. Itu tentu saja

  • TERLATIH PATAH HATI   MASA LALU

    Malam bergerak pasti mengikuti pergerakan waktu. Atap bumi gelap tanpa bintang yang biasanya berpendar indah. Sedangkan di sebuah kamar temaram, tampak sosok tubuh yang bergerak gelisah. Suara keluar dari lisannya tak terdengar jelas, keringat kini memenuhi wajah yang biasanya tenang. Wajah berhidung mancung dan memiliki pesona di senyum dan tatapan matanya. Mimpi itu sepertinya datang lagi. Mimpi yang sering mengusik secara berulang, terutama di masa lalu."Mungkin ia telah kehilangan ayah, tapi ia punya kakak laki-laki. Jadi jangan sekali-kali mengganggunya atau aku akan membuat hidung kalian berdarah." Bentakan itu tak terdengar main-main. Terlebih yang mengatakannya adalah anak bertubuh jangkung dengan tatapan mata tajam. Tubuhnya juga terlihat kekar di bandingkan anak seusianya."Dik, dengar! Tak ada yang salah dari menjadi yatim. Ayah akan terus mengawasi kita dari sana. Atau begini saja, apa yang ingin kau beritahu pada ayah, kau sampaikan saja pada kakak." Suara

  • TERLATIH PATAH HATI   TEMAN SEJATI

    Seperti biasa, saat bosan memelototi layar komputer, Rayyan beranjak dari kamar. Pekerjaan seperti yang digelutinya tak bisa dilakukan saat fokus teralih. Jika sedang berkonsentrasi Rayyan bisa menghabiskan berjam-jam. Namun, saat tidak mood, ia memilih beristirahat.Saat keluar kamar, Rayyan merasa heran. Tidak biasanya rumah lengang setelah keberadaan dua kurcaci kembar. Apa keduanya sedang tidur siang? Saat tak melihat keponakannya di kamar, pemuda itu memutuskan keluar. Padahal tadinya ia ingin bermain-main dengan keduanya. Itu cukup untuk mengembalikan semangat.Akhirnya ia memutuskan pergi ke pesantren. Sudah beberapa hari tak melihat keadaan di sana.Tentu saja sebagai penyempurna penyamaran, Rayyan tak pernah datang ke pondok dengan kenderaan roda empat. Ia lebih memilih naik ojek. Jam-jam sebelum salat asar di sini sangat lengang. Karena seluruh santri masih sibuk di kelasnya. Selepas zuhur mereka memiliki jadwal materi pengembangan diri. Setiap s

  • TERLATIH PATAH HATI   KAU TAK TAHU RASANYA

    "Jangan salah paham. Aku hanya memanfaatkanmu." Karla berhenti, menatap pemuda yang berjalan di sampingnya."Aku tak salah paham. Aku mengerti," ujar Rayyan cuek."Tapi terima kasih." Bagaimanapun Karla tahu yang harus diucapkan pada pemuda yang telah melepasnya, meski sementara dari Gery."Baiklah. Aku pergi." Rayyan melangkah lebar meninggalkan Karla."Tunggu." Suara gadis tinggi semampai menahan langkah pemuda berambut sebahu."Kau menolak ganti rugi waktu itu, setidaknya aku harus mentraktirmu kali ini.""Ah, aku masih kenyang. Baru sudah makan." Rayyan tersenyum lebar. Namun, bersamaan dengan ucapan mengatakan ia kenyang, perutnya tak berkompromi. Suara cacing di dalam sana bergurau nakal. Apa yang terjadi embuat pemuda berambut sebahu menyugar rambut. Bagaimanapun ia tak nyaman bersama orang asing. Apa lagi seorang gadis."Ayo! Aku tahu makanan enak di sekitar sini." Karla melangkah mendahului, memandu.Kini R

  • TERLATIH PATAH HATI   DUA PEMUDA

    "Pemilik baru?" Rayyan menautkan alis. Reaksi wajahnya tak bisa ditebak."Anda keluarga Bu Rima?" Lelaki enam puluh tahunan menatap pemuda yang masih mematung. Tatapannya penuh selidik.Cakra tak menjawab, hanya sepasang mata itu menatap lekat pada bagunan dua tingkat yang berdiri kokoh."Saya permisi dulu. Masih harus menurunkan barang-barang." Pemilik baru rumah megah undur dari hadapan Rayyan.Pemuda dua puluh tujuh tahun hanya bisa mengangguk. Sekali lagi ini tak salah. Kak Rima boleh saja menjual rumah ini. Mungkin wanita itu punya alasan sendiri. Ia mungkin merasa lebih aman menabung untuk menggunakan uangnya nanti untuk anak-anak. Itu haknya. Namun, entah kenapa Rayyan sulit menerima. Rumah yang memiliki sejarah penting bagi kakak kandungnya, kini telah beralih kepemilikan. Seandainya kakak iparnya bicara padanya, ia yang akan mengamankan istana tersebut. Berapa pun uang yang dibutuhkan kak Rima? Selama dalam kesanggupannya, ia akan membayarnya.

  • TERLATIH PATAH HATI   GANTI RUGI

    Di mobil, Ammar beberapa kali memeriksa wajah istrinya dengan ekor mata. Pemuda itu serba salah sekarang. Rayyan yang berotak encer dan mudah nyerap pelajaran zaman dulu, entah kenapa sekarang bisa menjadi pikun. Apakah ini pengaruh usia? Atau sang teman sengaja tak ingin bekerja sama? Anak itu, andai saja mereka hanya berdua tadi? Ammar pasti akan mengajaknya bergulat.Lagi pula bukankah semalam ia sudah wanti-wanti agar bersiap-siaplah. Memberikan kesan baik dipertemuan pertama itu penting. Pasti Rayyan sengaja, bisik Ammar dalam hati.Lalu kini bagaimana tanggapan gadis yang duduk di kursi belakang? Ia pasti mengira mereka benar-benar datang untuk meminta bunga dari Bu Rina, seperti alasan yang diberikan Maryam."Rayyan, dia sebenarnya--" Ammar baru akan menjelaskan sesuatu, tetapi jari kaki sang istri di balik kaus telah memijaknya.Ammar hanya bisa menoleh pada Maryam, yang ditatap seolah-olah tak terjadi apa-apa."Hati-hati bawa mobilnya, Su

  • TERLATIH PATAH HATI   Rencana Ustadz Ammar

    "Tapi, suami. Asal tahu aja, Afifah sahabat dinda sejak MI, kami belajar bersama. Dinda tak akan rela ia mendapatkan sembarang suami. Ia pantas untuk pria yang hebat." Wanita yang duduk bersisihan dengan Ammar bicara lembut."Rayyan juga begitu, Din. Kami bukan cuma teman, tapi sudah seperti saudara kandung. Walaupun memang di tubuh kami mengalir darah yang berbeda." Pemuda tampan yang bersandar di tempat tidur tak mau kalah.Gadis bermata jeli merengut, mengira sang suami hanya mengikut-ngikuti ucapannya."Yang kulihat dia tak begitu," ungkap Maryam."Tak begitu gimana?" Ammar menggeser tempat duduknya. Membiarkan jaraknya dan sang istri semakin dekat. Bahkan mata itu kini menatap lekat wanita berwajah bulat."Aku sedikit khawatir Abahnya Afifah syok melihat penampilan Rayyan. Bukankah keluarganya pasti berharap putri solehahnya akan berjodoh dengan pria yang--.""Yang apa coba?" tanya Ammar memotong ucapan sang istri."Setidak

  • TERLATIH PATAH HATI   CINTA YANG ANEH

    Rayyan memeluk erat dua bocah. Matanya berkaca-kaca, tetapi tinjunya tergenggam erat. Kemarahan menggelegak di dada bidang itu. Apa masalahnya? Kenapa menolak pernikahan baik-baik? Tidak ada yang akan mempersulit mereka, bahkan ia dan ibunya bersedia membantu sebanyak yang diperlukan. Namun, dengan pergi begitu saja meninggalkan dua bocah yang adalah anak kandungnya sendiri, takkah hati lembut sebagai wanita baik-baik saja? Apa cinta bisa semembutakan itu?Lalu kini ke mana mereka berdua akan pergi? Seindah apa dunia yang bisa membuat seorang ibu melepaskan tangan anak-anaknya? Rayyan tak habis pikir. Sangat ingin rasanya mematahkan leher pria yang merampas ibu bagi keponakannya. Akan tetapi, ada yang lebih penting untuk dilakukan sekarang, yakni menenangkan Affa dan Affiyah. Ia juga harus membuat cerita yang lebih masuk akal bagi ibunya, karena jika tidak bisa-bisa wanita berhati lembut itu pingsan."Malam ini kita nginap di rumah nenek, ya." Rayyan menyibak rambut Af

  • TERLATIH PATAH HATI   APA DIA BAIK-BAIK SAJA

    Rayyan memandang kartu nama yang di letakkan di samping komputernya. Kiara Anarulita itulah nama yang tertera di sana dan dia adalah seorang akuntan publik. Nama yang unik dan pekerjaan yang bergengsi. Dilihat dari garis wajahnya, gadis itu memang memiliki darah campuran. Semoga saja ia baik-baik saja setelah insiden kemarin, harap Rayyan.Pemuda berkaus dengan celana santai kemudian gelang kepala dengan apa yang ia pikirkan. Apa gunanya mengingat gadis asing itu? Ia kembali fokus pada layar di depannya. Melanjutkan aktivitas yang sempat terjeda, ia sedang menikmati rancang terbarunya. Masih lama untuk sampai di garis pinish, ia masih di separuh perjalanan. Membutuhkan pengujian lanjutan dan analisis program sebelum software ini siap untuk diperkenalkan pada khalayak umum.Rayyan bisa duduk di depan layar berjam-jam. Sang ayah bukan hanya berhasil menularkan hobinya. Anak itu bahkan kini telah berhasil membuat namanya dikenal di dunia maya. Karna di dunia nyata ia lebi

DMCA.com Protection Status