Semua Bab Istri Kedua Untuk Suami: Bab 41 - Bab 50

148 Bab

Bab 41 Yes! He is My Sun!

  Safiya terbangun dengan kaki yang terasa sangat sakit. Padahal seharian kemarin ia tidak merasakan apa pun saat pulang ke apartemennya. Mungkin ia melupakan sesuatu, ia tertidur begitu pulas setelah menulis banyak hal soal perasaannya terhadap Rayan. "Aw!" pekik Safiya. Sontak ia memendelikkan matanya setelah melihat kakinya bengkak. "Astaga, apa aku akan berubah menjadi gajah?" tanyanya pada diri sendiri yang ia tahu kalau pertanyaan itu sangatlah konyol. Namun, melihat kakinya membesar seperti itu, itu bukan hal yang mustahil baginya. "Bagaimana aku akan bersiap untuk bekerja jika seperti ini." Safiya menyentuh bagian pergelangan kakinya, mencoba untuk memijatnya sendiri. "Aw, astaga ini sakit sekali."   Dengan susah payah Safiya turun dari ranjangnya. Ia berjalan dengan terpincang-pincang sambil memekik 'aduh' berkali-kali. Sekilas ia melihat jam weker yang terletak di nakas. "Sudah pukul tujuh kurang sepuluh menit. Aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-06-21
Baca selengkapnya

Bab 42 Exposed

    "Baiklah, Mas akan menjemputnya," ujar Rayan mengalah. Ia lelah jika harus berdebat dengan Allura. Bagaimana pun permintaan Allura untuk menjemput Safiya membuatnya kesal. "Terima kasih, Mas. Hati-hati di jalan." Allura tersenyum manis kepada Rayan walaupun suaminya itu hanya memandangnya sekilas.   Rayan mengambil kunci mobil dan tas kerjanya lalu pergi tanpa mengucapkan salam atau sebagainya. Allura tahu suaminya itu sedang kesal. Ia sudah memaksa suaminya sendiri untuk menjemput wanita lain. Ya, Rayan tidak menyukai itu. Kalau Rayan adalah tipe pria yang playboy, mungkin dia akan merasa senang bisa menjemput wanita cantik seperti Safiya. Tetapi tidak, Rayan adalah tipe suami yang menomor satukan wanitanya. Only one, Allura. Tetapi istrinya itu tidak mau mengerti sama sekali. Allura memang harus melakukan itu karena dengan begitu Rayan akan menjadi lebih dekat dengan Safiya walaupun awalnya suaminya itu terpaksa. &
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-06-22
Baca selengkapnya

Bab 43 I am Jealous!

    Allura masih bercerita bagaimana harapannya untuk hidup bahagia bersama keluarga kecilnya. Namun, dunia ini memang tempat ujian bagi para manusia. Ia mencoba memberikan seluruh kebahagiaannya untuk Rayan dan anaknya kelak. Walaupun ia harus menahan pahitnya membagi suami dengan Safiya.   "Kenapa Mbak tidak beri tahu hal ini pada suami Mbak?" tanya Badai di sela-sela curhatan Allura. "Bagaimana aku katakan padanya Badai? Apa aku harus mengatakan bahwa umurku sudah tidak lama lagi? Bahwa sangat kecil kemungkinannya untuk aku bisa melahirkan anak?" cerca Allura dengan beberapa pertanyaan yang dulu selalu menghantuinya. "Iya, aku yakin suami Mbak pasti akan mengerti hal itu. Dia pasti tidak akan mengizinkan Mbak untuk hamil saat ini. Dia pasti menginginkan kesembuhan Mbak." "Sudahlah Badai, mau beribu kali kamu jelaskan itu, aku tidak akan pernah mengubah tujuan awalku. Aku tidak ingin menghancurkan kebahagiaan s
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-06-23
Baca selengkapnya

Bab 44 Dont Come Back To Me!

    Allura bangun terlebih dahulu daripada Rayan. Sejak tadi suaminya itu tidak mengucapkan satu patah kata pun. Ketika Allura bertanya atau mengatakan sesuatu, Rayan hanya menjawabnya dengan dehaman atau kata 'ya' yang singkat. Allura masih berpikir kalau Rayan seperti itu karena sibuk memikirkan pekerjaannya.   "Mas pulang jam berapa nanti?" tanya Allura sembari menyiapkan sarapan. "Entahlah," jawab Rayan acuh. "Hmm, Adek mau minta izin berbelanja dengan Safiya, boleh ya?" "Berdua saja?" "Iya, memangnya dengan siapa lagi." "Siapa tahu dia ikut." "Dia siapa, Mas?" Allura tampak bingung. Siapa yang Rayan maksud? "Pria yang mengantarmu kemarin."   "Badai? Tunggu ...." Allura berpikir keras. Menyusun semua kejadian seperti puzzle. "Jadi, Mas bersikap dingin sejak kemarin karena Mas cemburu dengan Badai?" Rayan hanya diam menikmati sarapan kesukaannya. Mie
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-06-24
Baca selengkapnya

Bab 45 Be My Protector

    Pria itu berdiri di depan Safiya dengan senyuman khasnya. Sweater biru mudanya sangat cocok dipadukan dengan kemeja putih yang kerahnya ia keluarkan. Tampaknya pria itu benar-benar mengerti style kekinian. Ditambah wajahnya yang tampan membuat wanita mana pun pasti jatuh terpikat saat melihatnya. Pesona yang sama seperti yang dulu Safiya kenal. Mungkin bedanya sekarang pria itu bukanlah siapa-siapa bagi Safiya.   "Safiya?" sapa pria itu dengan senyuman dan sedikit merasa terkejut. "Iky?" ujar Safiya yang tak kalah terkejut. "Hai, bagaimana kabarmu?" tanya Iky dengan lambaian tangan dan senyum lebar sehingga menampakkan deretan giginya yang rapi.   Safiya masih tidak percaya siapa yang ada di depannya sekarang. Perlahan luka lama di hatinya terasa perih lagi. Beberapa memori yang sudah lama ia pendam pun terputar kembali. Melintas di pikirannya tanpa meminta izin sama sekali. Terkadang ia bingung,
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-04
Baca selengkapnya

Bab 46 Hug Me

  Tubuh Safiya masih tegang sejak tadi. Entah apa yang sedang wanita itu pikirkan sekarang. Mungkin ia sedang mengalami trauma. Allura terus menggenggam tangannya dan membiarkan Safiya bersandar di bahunya. Sesampainya di rumah Rayan dan Allura, Safiya tidak bisa lagi menahan tangisnya. Air matanya berhasil menerobos begitu saja bendungan yang sejak tadi sudah Safiya bangun. Terjun membasahi pipinya yang sudah berwarna merah muda.   "Tenanglah Safiya," ujar Allura sembari mengelus lengan Safiya lembut. Sedangkan Rayan yang melihat Safiya tampak begitu sedih di depannya tidak tahu harus bagaimana. Hatinya merasa iba pada wanita itu. Baginya, Safiya adalah wanita yang sangat baik dan ramah, lalu kenapa ada lelaki yang menyakitinya sampai seperti ini.   Allura mengalihkan pandangannya pada Rayan yang sejak tadi menatap Safiya nanar. Mendadak ia menemukan sebuah ide. Ia menutup mulutnya seolah-olah sedang mual. "Hump, Mas, t
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-06
Baca selengkapnya

Bab 47 What Do You Want?

  Safiya masih menggenggam tangan Rayan erat. Padahal wanita itu kini tengah tidak sadarkan diri sejak lima belas menit yang lalu, tetapi genggamannya masih erat saja. Rayan berulang kali mencoba untuk menarik tangannya pun enggan karena ia takut pergerakannya akan membangunkan Safiya. Rayan juga merasa terkejut karena wanita seperti Safiya ternyata memiliki trauma dari masa lalunya, apa lagi itu terkait dengan laki-laki. Rayan pun sempat merasa bersalah karena saat dinas bersama, ia menanyakan soal suami Safiya. Ya, itu pertanyaan yang sangat bodoh. Seharusnya ia tanya terlebih dahulu apakah Safiya sudah menikah apa belum, tetapi Rayan malah langsung menanyakannya seolah-olah ia tahu benar tentang kehidupan Safiya.   Rayan memperhatikan wajah Safiya yang tertidur pulas. Wajah yang lugu juga polos. 'Kasihan sekali Safiya, padahal ia adalah wanita yang baik, karirnya pun bagus. Entah bagaimana perasaannya saat aku menanyakan tentang suaminya. Dia pas
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-07
Baca selengkapnya

Bab 48 Last Picture

    Rayan bangun di pagi hari seperti biasa. Melakukan sholat subuh berjamaah bersama sang istri sudah menjadi kebiasaannya sekarang. Dulu juga seperti itu, hanya saja tak serajin belakangan ini. Rayan mulai mempersiapkan dirinya sebagai seorang ayah. Dia bertekad untuk benar-benar siap sebelum buah hatinya lahir. Mungkin dia adalah salah satu pria yang perfeksionis. Segala sesuatunya harus ia lakukan dengan sempurna. Ia tidak ingin ada kecacatan sedikit pun nantinya. Allura membantu Rayan bersiap ketika suaminya itu akan berangkat kerja. Sebenarnya Rayan menyimpan beberapa pertanyaan sejak semalam, ia memilih diam dan memfokuskan diri pada pekerjaannya nanti.   "Mas mungkin akan pulang agak terlambat hari ini. Atasan Mas menginginkan segalanya diawasi dan direncanakan dengan baik. Dia bilang proyek ini benar-benar penting," ujar Rayan sebelum melangkah menuju mobilnya. "Baiklah, semangat sayang." Allura mengecup pipi ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-08
Baca selengkapnya

Bab 49 The Other Side Of Him

    Badai POV "Foto untuk hari pemakaman? Pemakaman Mbak Allura?" tanyaku dengan nada sangat tidak percaya atas ucapan Mbak Allura yang dikatakannya dengan cengengesan. "I-iya," jawab Mbak Allura gugup. Sepertinya ia takut padaku kali ini atau takut menceritakan sesuatu? "Apa? Mbak masih hidup dan umur Mbak tidak sesingkat itu. Bagaimana Mbak bisa berpikir untuk membuat foto pemakaman Mbak sendiri?" Aku benar-benar merasa marah. Aku pun langsung menaruh kamera ditanganku dengan sedikit membantingnya karena emosiku. Aku tidak peduli jika kamera itu akan rusak. Yang aku rasakan sekarang adalah ingin menceramahi Mbak Allura habis-habisan. "Apa salahnya? Hidupku sudah tidak lama lagi, Badai. Bagaimana pun aku berhak mempersiapkan pemakamanku sendiri."   "Hah? Bagaimana Mbak bisa berpikir seperti itu?" Entah berapa kali aku harus menanyakan pertanyaan yang sama itu. "Mbak masih bisa sembuh dan Mbak tidak boleh
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-09
Baca selengkapnya

Bab 50 I Found You!

    "Pak Rayan, Anda ada jadwal meeting bersama Nona Safiya satu jam lagi," ujar sekretaris Rayan. "Iya, tolong siapkan beberapa berkas yang saya perlukan dan taruh di meja Saya. Saya akan kenbali setelah selesai menelepon seseorang." Rayan pun beranjak dari kursi kebesarannya dan keluar ruangan meninggalakn sekretarisnya sendiri di sana.   Langkah Rayan menuju lorong sepi di dekat ruangannya. Mengambil ponsel yang sejak pagi masih berada di saku jaznya. Dengan cepat Rayan mencari nama wanita yang sebentar lagi ia temui lalu menekan tombol panggil.   "Hallo, selamat siang Safiya," sapa Rayan setelah teleponnya terhubung. "Iya, selamat siang juga Mas Rayan," jawab Safiya dengan nada sedikit terkejut karena mendapat panggilan masuk dari Rayan. Sepertinya ia masih merasa tidak enak perihal masalah kemarin. "Maaf kalau aku mengganggu waktumu. Satu jam lagi kita ada meeting berdua bukan? Sudah sia
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
15
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status