Home / Romansa / Nice to Meet You Again / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Nice to Meet You Again: Chapter 11 - Chapter 20

105 Chapters

Wanita Tidak Berharga

 Tidak ada satu panggilan pun yang Meliana jawab, ia yakin sedari tadi Rika menunggunya di rumah dengan banyak barang yang siap untuk mereka ambil gambar dan posting. Tapi, di sinilah Meliana berhenti, di tempat yang dia benci untuk pertama kali datang sekaligus, tempat di mana ia bertemu dengan Arga setelah sekian lama terpisah. Meliana menunduk dan tenggelam dalam siksaan batinnya, lagi-lagi nasib tidak berpihak kepadanya. "Kenapa aku harus bertemu dengan wanita kejam itu lagi?" tangisnya terdengar memiluhkan. Mata bengkak dengan air mata yang tidak mau berhenti itu seolah menjadi tanda seberapa parah dan pedihnya hal yang menimpa Meliana hari ini. Dia bertemu lagi dengan ibu Arga, Wanita itu berdiri menghalangi motor Meliana yang hendak masuk ke area dekat rumah kontrakan, entah dari mana wanita itu tahu tempat tinggal baru Meliana, yang jelas pertemuan itu terjadi hari ini. Neni berga
last updateLast Updated : 2021-04-06
Read more

Keputusan Baru

 "Kenapa tidak pernah berbagi dengan Ayah, Nak?" tanya Heri, batinnya teriris mendengar kebenaran yang selama ini Meliana sembunyikan darinya. Sebuah kenyataan pahit yang sama sekali tidak pernah diimpikan banyak orang dalam hidupnya. "Apa menurut Ayah pilihan yang aku buat ini benar? Aku sungguh tidak bertujuan apapun selain memperbaiki kondisi tubuhku, itu saja."  Heri mengangguk, "Apa yang sudah kamu pilih itu yang terbaik, kita tidak perlu berubah karena orang lain, tapi berubahlah karena memang ada hal yang perlu kamu perbaiki dalam hidupmu, orang lain hanya penikmat, sedang kita yang merasakan manfaatnya nanti. Ayah yakin kamu akan semakin merasa sehat dan bisa lincah berjualan bersama Rika," jawab Heri sembari memeluk putrinya. Gadis kecil yang ia besarkan dengan penuh cinta meskipun banyak kekurangan yang membuat Meliana tidak tumbuh seperti anak-anak lain seusianya, banyak yang Meliana lewatkan, tapi itu semua Heri b
last updateLast Updated : 2021-04-06
Read more

Senang Bertemu Denganmu Lagi

  Ada rasa yang tidak biasa ketika mereka berdua bertemu, Meliana yang ragu-ragu untuk tersenyum dan mata Arga yang malu-malu untuk mengakui kalau ini adalah hal yang ia tunggu-tunggu. Canggung, itu yang terjadi saat ini, baik Meliana maupun Arga sama-sama tidak tahu harus berbuat apa dan memulai pertemuan ini dengan sapaan apa. Meliana angkat satu tangannya, melambai kaku pada Arga yang sontak berjalan mendekat. Jujur, ingin Arga peluk gadis yang tengah berdiri di depannya itu, tapi ia tidak mau gegabah, Meliana sudah mau menemuinya saja itu hal yang patut ia syukuri dalam-dalam. "Ha-hai," sapa Meliana gugup. Arga tersenyum canggung, "Ha-hai juga," balasnya dengan suara bergetar, kakinya saja tidak bisa tenang berdiri di dekat Meliana. "Kenapa?" Meliana tunjuk kaki Arga yang bingung mau bergaya seperti apa. "Tidak, ak-aku ... Gugup, Mel."  Meliana tergelak mendengarnya, tawa ya
last updateLast Updated : 2021-04-06
Read more

Hubungan ini Tidak Salah

 Minggu pagi, bagi mereka yang pekerja kantoran, hari ini adalah hari malas sedunia atau hari di mana mereka bisa sepanjang waktu bersama keluarga untuk menyegarkan fikiran. Berbeda dengan para pedagang seperti Meliana dan Rika, dua gadis berparas manis nan cantik itu sibuk menata barang dagangan dengan peralatan seadanya, beberapa daster ada yang terpajang, ada juga yang masih terlipat rapi. Daster Rumah Holic, itu nama toko online yang Rika dan Meliana buat. Ini hari pertama mereka membuka dagangan di depan umum dan langsung bertemu dengan pelanggan yang tentu belum mengenal, sebagian mata sudah melirik dan mencuri pandang saat Meliana sibuk menata barang dagangannya itu, ada jutga yang sudah sempat mampir dan berjanji kembali lagi setelah semuanya beres. "Kita mulai ya," ucap Meliana bersemangat. Rika mengangguk, ia baru saja selesai memasang stand banner dan beberapa lebel harga, semua yang terpajang di sana siap u
last updateLast Updated : 2021-04-07
Read more

Hampir Celaka

 "Aku ingatkan sekali lagi, jangan usik dan atur hidup Arga!" ulang Harto tegas. Ia sudah muak dengan semua rencana Neni selama ini, bukan membuat bahagia Arga, tapi justru sengsara, sampai detik ini hanya senyum sekilas saja yang mampir pada diri Arga, tidak selamanya. "Dia anakku!" balas Neni. "Dia anakku juga dan kau ... Tolong, hentikan drama bodohmu itu, dia tidak akan pernah bahagia dan biarkan kali ini dia menjalani hidupnya dengan tenang!" Harto tahu niat Neni dan tujuannya itu baik, tapi cara yang Neni terapkan pada Arga salah, selama ini Arga tidak menjadi dirinya sendiri. Arga terlalu patuh dan penurut pada Neni sejak kecil, lambat laun Arga tampak terpaksa, selalu ada keluh kesah yang ia sembunyikan dari Neni selama ini. "Kau ingin anakmu bahagia, biarkan dia bahagia, biarkan dia menjadi dirinya sendiri, bukan boneka yang kau gerakkan agar kau yang harus bahagia, aku muak dengan semua ini!" tega
last updateLast Updated : 2021-04-07
Read more

Tawamu juga Tawaku

 "Kau yakin baik-baik saja, Mel?" tanya Arga untuk kesekian kalinya. "Iya, tenang saja." Meliana teguk minuman yang Arga pesankan. Ini bisa menjadi kencan pertama mereka setelah banyak purnama yang terlewati, wajah cantik dan manis Meliana yang tidak pernah pudar dan pandangan penuh kekaguman yang juga tidak mau pergi dari mata Arga. "Jangan melihatku seperti itu, aku malu!" "Ehehheheh, aku rindu, Mel." Rona merah kembali beranii tampil di wajah Meliana, ia setengah menunduk membalas tatapan Arga, hilang sudah rasa sakit di sekujur tubuhnya karena ulah Neni tadi, wanita itu benar-benar tidak akan merestui mereka sampai kapanpun. Anehnya, tidak ada yang tahu alasan pasti dari perlakuan buruknya itu, bila membahas kekurangan Meliana, itu bukan hal yang bisa membuat dendamnya mendarah daging, bahkan sampai Neni tidak bisa memaafkan atau memberi kesempatan seperti para ibu lainnya, Meliana yakin ada hal lain ya
last updateLast Updated : 2021-04-24
Read more

Permohonan

 Satu minggu setelah pertemuan tragis di cafe itu terjadi, hanya berbalas pesan dan suara saja yang Meliana dan Arga lakukan. Keduanya belum bertemu, Arga yang sibuk dengan tugas barunya, sedangkan Meliana bersama Rika melakukan perjalanan jauh untuk melihat secara langsung konveksi daster yang selama ini menjadi suplier mereka. Tidak pernah ada rindu yang besar seperti ini di dalam hatinya, mengulas sebuah rindu yang sempat terkubur di masa lalu. "Kau datang hanya untuk membahas gadis kampung tidak sempurna itu, hah?" Neni terlihat kesal menyambut kedatangan putranya. Arga mengangguk, "Apa yang Ibu inginkan sebenarnya? Apa alasan Ibu menghalangi aku dan Meliana dari dulu?" "Dia tidak-" "Tidak sempurna karena dia sakit, tapi bukan berarti dia tidak bisa sembuh, Bu. Katakan apa alasan Ibu melakukan semua ini sampai hari itu juga menjadi jebakan untukku!" pinta Arga. Mungkin ini tidaklah benar ber
last updateLast Updated : 2021-04-24
Read more

Rugi Besar

 Meliana ulas senyum lebar, setiap minggu akan ada wajah yang menjadi semangat untuknya mencari topangan hidup.  Di taman yang terkenal dengan matahari tenggelamnya itu, Arga duduk di kejauhan, mengamati dan mengawasi Meliana selama berjualan.  Sejak pagi buta hingga matahari tegak benderang dan membuat mata memicing untuk menikmatinya.  Puluhan daster terjual, baik itu pembelian langsung ataupun yang berasal dari pesanan online, usaha kecil itu semakin berkembang dan melesat melebihi target Meliana diawal dulu.  "Minum dulu," ucap Arga.  Meliana mengangguk, ia berhenti melipat daster dan mengambil duduk lesehan di samping Arga, pasar pagi sudah selesai, mereka bersiap-siap mengisi perut dan pulang.  "Hem, segarnya," ulas Meliana dengan kerjapan yang membuat Arga gemas.  Mereka tidak muda lagi, tapi pertemuan ini seperti membuat mereka merasa muda, bahkan kemba
last updateLast Updated : 2021-04-26
Read more

Ada untuk Bersama

 Dengan langkah tertatih, Rika menuntun Meliana masuk ke rumah orang tuanya, tidak ada tempat lain dan tidak mungkin pergi ke rumah ayah Meliana karena Meliana tidak mau ayahnya syok.  "Rik, ini teh untuk Amel," ucap Surti, ibu Rika.  "Terima kasih, Bu."  Rika biarkan Meliana menyendiri dulu sembari menunggu teh itu lebih dingin, dia beringsut ke luar kamar untuk menghubungi Juna dan Arga.  Entah kenapa Rika merasa kejadian itu ada hubungannya dengan mereka, bisa jadi ibu Arga yang menjadi dalang di balik peristiwa kebakaran ini mengingat wanita itu tengah berusaha memisahkan putranya dan Meliana.  Dering ketiga baru terdengar suara serak Juna, pria itu menjawab setengah bergumam.  "Apa! Kau tidak berbohong, sungguh?" mata sayup itu sontak terbuka lebar, nyawa yang lepas, kembali dengan cepat.  "Mana mungkin aku bercanda, kami sedang ada di rumah orang t
last updateLast Updated : 2021-04-30
Read more

Bukan Masalah Biasa

 "Kau harus tahu kalau aku belum tentu bisa memberimu anak bila kita bersama, aku juga bukan berasal dari keluarga mampu, aku hanya wanita yang terbuang karena aku punya banyak kekurangan!" Meliana seketika memberontak dalam dekapan Arga.  Fikirannya kacau dan banyak ketakutan yang menyerangnya, ia ingin melindungi Arga seperti dulu, tapi dirinya sendiri butuh Arga, dan bila ia bersama Arga, hidup ini sehari-harinya tidak akan pernah tenang, wanita itu akan terus menjadi penghalang. Bahkan untuk menikmati sinar mentari saat terbit saja terhalang akan rasa takut yang menggunung, Meliana tidak sekuat itu, dia mungkin bisa berdiri dan duduk tenang saat proses perpisahannya dengan Natan, menerima semua pengkhianatan dan cemohan dari keluarga mantan suaminya itu.  Tapi, bukan berarti dia kebal akan rasa sakit, hatinya lembut hingga ia tidak mau membuat masalah kecil menjadi besar, mengikhlaskan sesuatu yang dirasa semakin memburuk ketika
last updateLast Updated : 2021-05-01
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status