Home / Fantasi / Conqueror / Chapter 1 - Chapter 7

All Chapters of Conqueror: Chapter 1 - Chapter 7

7 Chapters

01 • Pangeran Yang Dibuang

*Kerajaan Brama adalah kerajaan yang memiliki julukan The Kingdom Of Holy Sword. Julukan ini ada bukan tanpa alasan. Melainkan karena secara turun-temurun keluarga kerajaan adalah satu-satunya yang memiliki kemampuan teknik pedang-roh terkuat di dunia.Setiap anggota keluarga kerajaan haruslah memiliki kemampuan. Tidak hanya sebatas memiliki kemampuan dalam menggunakan pedang yang hebat. Tetapi juga harus dapat menggunakan kemampuan roh yang mengimbanginya. Apabila tidak dapat menggunakan keduanya. Maka orang tersebut akan dipandang sebagai aib bagi mereka.*William Van Bramasta adalah seorang anak ketiga dari lima bersaudara dan sekaligus Putra kedua. Dia memiliki rambut berwarna hitam dan mata berwarna ungu. Dia adalah seorang pangeran kedua, putra dari raja dan ratu kerajaan Brama.Dia adalah seorang anak berumur 12 tahun satu tahun lalu. Dia juga memiliki kemampuan pedang yang melebihi keempat saudaranya, dan itu jika hanya
Read more

02 • Pelayan.

Sekarang William berjalan menuju ruangan ayahnya, bersama kedua adiknya di samping kanan dan kirinya.Ada perasaan gugup bercampur senang di hatinya, karena ini adalah pertama kalinya dari sekian lama dia tidak dipanggil oleh ayahnya.Setelah beberapa saat, sekarang William berdiri didepan pintu salah satu ruangan. Itu adalah ruangan ayahnya.Saat William ingin membuka pintu. Tangannya entah mengapa terasa sangat berat. Lisbet dan Richard yang berada disebelah William, sekarang melihat ekspresi rumit William yang berdiri diam di depan pintu, dengan tangan yang hampir menyetuh gagang pintu.Keduanya melihat wajah pucat pasi William, yang seperti seseorang sedang merenung dan memikirkan sesuatu yang berat."Kakak... kakak tidak apa-apa?" tanya Lisbet dengan khawatir sambil menarik-narik lengan baju William.Mendengar suara Lisbet, William tersadar."E, Ah, ya, ti-tidak, aku tidak apa-apa," jawab William dengan gugup.
Read more

03 • Konflik dan Duel

Sekarang didalam kamarnya, William berdiri dengan mengenakan pakaian kemeja tipis berwarna hitam yang dimasukkan ke dalam celana panjang hitam. Di celana panjang yang di kenakannya terdapat kait untuk menaruh sarung pedang di samping kanan dan kirinya. Itu adalah pakaian yang sering dia pakai untuk latihan. William sekarang sedang memilih pedang yang ada di depannya untuk digunakannya latihan. William berencana untuk berlatih pedang, yang merupakan rutinitas hariannya. William mengeluarkan pedang yang dia ambil dari sarungnya dan melihatnya. "Hm, sepertinya pedang ini sudah mulai tumpul," gumam William sambil mengamati pedang yang dia pegang. Pedang yang dipegangnya terlihat sudah banyak goresan pada permukaannya, dan lekukan bekas menghantam benda keras pada bagian bilah tajamnya. Itu adalah pedang yang sebenarnya tidak layak lagi untuk digunakan, tetapi karena ini hanya latihan, William menganggap itu tidak terlalu penting. "
Read more

04 • Luka

William mendengar sorakan riuh dari para penonton yang melihat pertarungannya dengan Lucas.Walaupun begitu, tidak ada raut wajah senang sama sekali di wajahnya.William sambil berbalik. "Reny, kita kembali," ajak William."Pangeran?" Reny berkedip bingung, melihat William berjalan pergi meninggalkannya. Reny hanya bingung melihat William yang terlihat seperti terburu-buru."Ba-baik, pangeran," ucap Reny sambil berlari menyusul William, lalu berjalan di belakangnya.Semua orang yang sebelumnya bersorak karena melihat kemenangan William, sekarang terdiam. Melihat William pergi begitu saja meninggalkan mereka.Bukan maksud William ingin bersikap angkuh kepada semua yang
Read more

05 • Terluapkan

Di salah satu kamar, dengan lantai batu dan satu buah tempat tidur kecil, yang memang didesain hanya untuk satu orang.Tidak ada banyak perabotan di dalam kamar itu. Disana hanya ada satu buah meja kecil dan satu kursi sebagai pasangannya. Di sudut ruangan terlihat ada satu buah lemari dengan satu pintu.Tidak ada kesan mewah dan bagus saat kamu melihat semua yang ada di dalamnya. Semua tampak usang, bahkan di beberapa bagian langit-langit kamar, yang terbuat dari kayu pun juga terlihat sudah mulai rapuh.Seorang pangeran yang meninggali kamar ini adalah William. Letaknya bahkan ada di belakang istana. Tidak di dalam istana, yang semuanya terdapat kemewahan di setiap sudutnya.William mengalami kehidupannya seperti ini, sudah sejak ibunya meninggal beberapa tahun yang la
Read more

06 • Kepercayaan dan Hubungan.

Dua hari telah berlalu sejak kejadian itu. William sekarang sedang duduk di taman sambil membaca buku, sambil ditemani Lilia dan Reny yang berdiri di dekatnya. William tidak pergi latihan, karena kondisi tubuhnya yang masih belum benar-benar pulih. Sekalipun dia tetap memaksa untuk pergi latihan, sudah dipastikan Lilia dan Reny pasti akan melarangnya dengan keras. "Pangeran, teh ini sudah dingin, apa perlu aku ganti yang baru?" tanya Lilia.Lilia yang sebelumnya membuatkan teh untuk William, memandang William yang sangat terpaku dengan buku yang dia baca. Sampai-sampai teh yang dibuatnya belum disentuh sekalipun oleh William, karena terlalu fokus dengan yang dia baca.William sambil masih tetap fokus dengan
Read more

07 • Yang Terluapkan

Perlahan Lisbet membuka matanya. Pandangannya terlihat kabur dan perlahan mulai tampak jelas. 'Di mana aku?' gumam Lisbet. Lisbet tidak mengenali tempat ini. Itu adalah sebuah ruangan berlantaikan kayu tanpa perabotan apapun. Di ruangan ini benar-benar kosong. 'Apa yang terjadi padaku?! di mana aku?!' Tanya Lisbet didalam hatinya. Lisbet benar-benar bingung, apa yang terjadi padanya, dan di mana sebenarnya dia sekarang. Perlahan Lisbet menyadari bahwa mulutnya tersumpal. Saat dia melihat kakinya, itu terikat dan merasakan tangannya pun juga terikat di belakang. Lisbet mencoba mengingat apa yang bisa dia ingat, bagaimana dia bisa berada di sini.
Read more
DMCA.com Protection Status