Home / Young Adult / Bicara / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Bicara: Chapter 11 - Chapter 20

40 Chapters

SEBELAS

Bunyi jam weker terus-menerus berbunyi memenuhi kamar bercat baby pink itu. Namun, seseorang yang ada di sana masih tertidur pulas di atas kasur dan memeluk boneka piglet kesayangannya. Siapa lagi jika bukan Misellia. Jam sudah menunjukkan pukul 6 lewat 15 menit. Namun, Misell masih tertidur dengan pulas tanpa mempedulikan suara jam weker yang sangat berisik itu."MISELL, BANGUN!" Wulan yang baru saja memasuki kamar Misell langsung meneriaki anaknya. Suara Wulan akhirnya mampu membuat Misell membuka matanya."Mama tuh apa-apaan, sih?" ucap Misell yang masih membuka setengah matanya."Kamu emangnya nggak sekolah? Udah jam enam lebih nih, bukannya kamu hari ini ada kelas olahraga?" tanya Wulan.Misell yang mendengar ucapan Mamanya tersebut, langsung membelalakan matanya dan melompat dari kasur. Misell berlari menuju kamar mandi, setelah sadar jika waktunya hanya tinggal sekitar tiga puluh menit lagi. Semua ini gara-gara Pak Herman! Kalo aja ngg
last updateLast Updated : 2021-03-25
Read more

DUA BELAS

Ruang bercat putih dengan sprei warna biru ini terasa sangat sepi. Hanya ada satu orang yang sedang terbaring lemah di sana. Dia, Misell. Perempuan yang baru saja akan pingsan karena kebodohannya yang tidak sarapan saat kelas olahraga.Perempuan itu, tidak tertidur sekarang. Rasanya, mata Misell sulit terpejam setelah mendapatkan perlakuan istimewa dari Gerald. Saat ini, ia hanya memandangi langit-langit UKS sembari memikirkan sesuatu yang sedari tadi mengusiknya.Apa aku sudah jatuh hati pada Gerald? Mengapa secepat itu aku melupakan rasaku pada Bian?Lamunan Misell terhenti karena ada sesosok lelaki yang datang menghampirinya dengan membawa sekantong kresek yang berisi dua buah roti cokelat. Misell bisa menebak isinya, karena bisa terlihat dari kantong kresek yang berwarna bening.Lelaki itu duduk di kursi samping ranjang dan tersenyum sekilas kepada Misell. "Gimana, Sell? Udah mendingan?" tanya Gerald sambil menyodorkan roti cokelat yang sudah
last updateLast Updated : 2021-04-08
Read more

TIGA BELAS

Seorang perempuan sedang duduk di bangkunya dan terlihat fokus menatap papan tulis sembari mendengarkan penjelasan dari gurunya. Tiba-tiba handphone Misell di dalam loker bergetar dan membuatnya mengalihkan pandangan dari papan tulis ke layar handphone-nya yang menyala. Tanpa ia menekan apa pun, pesan yang masuk akan tetap bisa ia baca. +628233567xxxxSell, nanti sore lo gausah ikut rapat ya. Langsung pulang, istirahat :) Misell bisa menebak siapa yang mengirimkannya. Pasti, itu chat dari Gerald. Misell berniat untuk tidak membalas chat itu dan tetap fokus pada pelajarannya.*****"Tam, Ya, gue cabut duluan," pamit Bian seraya pergi meninggalkan kelas."Tuh, anak main nyelonong aja, deh!" ucap Tama gemas.Tama dan Arya masih membereskan buku-bukunya yang berserakan di atas meja. Walaupun mereka berdua tidak mencatat, tetapi buku-buku itu sangat b
last updateLast Updated : 2021-04-08
Read more

EMPAT BELAS

Esok harinya, Misell benar-benar melakukan apa yang disuruh Gerald. Ia saat ini, sedang serius membaca dan mencoba latihan soal dari buku fisikanya. Namun, murid rajin seperti Misell pun, pasti memiki rasa bosan untuk belajar.Sudah hampir 6 jam lamanya, ia tidak keluar dari kamarnya dan hanya duduk dan terfokus pada bukunya. Rasa suntuk itu mulai datang menghampirinya.Gerald gila! Bagaimana bisa gue belajar 2 hari penuh? Emangnya gue alien?Misell mengambil handphone-nya yang ada di nakas, dan berniat untuk menghubungi Salsa.MiselliaSal, lo sibuk ngga? Temenin ke timezone yuk! Bosen nih..Baru saja ia menekan tombol kirim, sud
last updateLast Updated : 2021-04-11
Read more

LIMA BELAS

Setibanya di sekolah, banyak sekali mata yang mengarah ke arah mereka berdua. Tak jarang pula, Misell mendengar cemooh dan kata-kata kebencian yang ditujukan untuknya."Misell tuh apaan sih! Bian masih kurang sampe caper ke Gerald?""Cantik juga enggak! Murahan iya!""Cewek ganjen!""Dasar gampangan!"Gerald yang juga mendengar kata-kata itu, langsung membuka suaranya dengan nada tinggi. "Kalian bisa diem nggak? Di sini mau belajar apa mau cari musuh? Apa kalian nggak mikir, perasaan orang yang kalian hina?"Gerald menghela napasnya, dan mengarahkan pandangannya ke arah Misell yang sudah menundukkan kepalanya.
last updateLast Updated : 2021-04-11
Read more

ENAM BELAS

Seorang perempuan rambut sebahu dengan seragam yang masih melekat di tubuhnya, sedang duduk di ruang keluarga, rumah Bian. Orang yang ingin ditemuinya itu, belum juga pulang dari sekolah."Rian, Kakak kamu kenapa lama banget, ya?" tanya Misell pada Rian, adik Bian, yang sedang asyik bermain play station di televisi."Kak Misell, kenapa masih betah nungguin Kak Bian dari tadi?" Bukannya menjawab, Rian justru balik bertanya pada Misell.Misell hanya tersenyum mendengar pertanyaan Rian. Ia sendiri juga tidak tahu, alasan pasti apa yang membuatnya untuk tetap menunggu Bian pulang.Entahlah, mungkin Misell hanya ingin menunjukkan kebahagiannya pada Bian. Ia hanya ingin memberi tahu, bahwa dirinya sudah baik-baik saja, da
last updateLast Updated : 2021-04-16
Read more

TUJUH BELAS

"Bian! Dicari Misell," teriak Ucup, salah satu anak IPA-2.Benar saja. Misell sedang berdiri di depan pintu, menunggu orang yang dia cari menghampirinya."Ada apa, Sell? Nggak ke kantin?" tanya Bian."Aku mau bicara sama kamu," jawab Misell."Bicara di kantin aja, yuk!""Eh, jangan! Di taman belakang aja," kata Misell pada Bian.Bian yang masih terdiam di tempat, langsung di tarik tangannya oleh Misell, untuk mengikutinya.Saat mereka berdua sudah tiba di taman belakang, Misell memulai percakapannya. "Bi, kamu nggak pengen 'kan, kejadian yang lalu terulang lagi?"
last updateLast Updated : 2021-04-16
Read more

DELAPAN BELAS

"Bang, Misell 'kan udah bilang, Abang nggak perlu repot-repot ngantar Misell ke sekolah," kata Misell seraya berlari mengejar Reihan, yang berjalan keluar rumah dengan kunci mobil di tangannya.Reihan menghentikan langkahnya, dan memutar tubuhnya menghadap ke arah Misell. "Abang yang mau, jadi nggak merasa repot sama sekali."Misell mengembuskan napasnya kasar. Ia sudah pasrah, dengan kemauan Abangnya yang tidak mau diganggu gugat itu.Kalau dipikir-pikir, Misell juga tidak punya pilihan lain, selain ikut Abangnya ke sekolah. Pagi tadi, saat ia sedang mandi, Abangnya diam-diam mengirimkan WhatsApp kepada Gerald, supaya tidak perlu menjemputnya, karena ia diantar oleh Abangnya. Jadi, tidak mungkin Misell mengharapkan kehadiran Gerald untuk datang menjemputnya.
last updateLast Updated : 2021-04-16
Read more

SEMBILAN BELAS

Hari demi hari telah terlewati. Misell dan Gerald semakin terlihat lengket. Anak SMA Pelita yang dulunya sangat membenci Misell karena dekat dengan Gerald, sekarang telah menjadi shippers Misell dan Gerald. Dasar, tukang panjat sosial!Setelah menghabiskan waktu dan tenaga, dalam rapat yang telah mereka lakukan selama berbulan-bulan, akhirnya sampai lah mereka di acara puncaknya, yaitu hari ini.Misell, Gerald, dan Salsa terlihat sibuk mempersiapkan acara bersama anak-anak tim yang lain. Sedangkan Bian, Arya, dan Tama, sedang santai di depan kelasnya.Jam telah menunjukkan pukul 8. Waktu di mana, acara project angkatan akan segera dimulai."Bro, lapangan yuk!" ajak Tama
last updateLast Updated : 2021-04-16
Read more

DUA PULUH

Bian memasuki kelasnya dengan ekspresi datar. Ia duduk di bangkunya, dan membanting tas yang sedari tadi ia bawa, ke mejanya."Ah, payah lo! Masa cuma gara-gara Misell nggak masuk sekolah jadi lemah, letih, lesu, lunglai kaya gini? Oh iya, tambah satu lagi. Kesepian," ucap Tama, ketika melihat ekspresi Bian saat masuk ke dalam kelas.Bian mendengus mendengar ucapan Tama kepadanya."Emang bener ya, alasannya gitu?" sahut Arya."Sana deh kalian, gue nggak mau diganggu," usir Bian."Ya ampun, Bian! Apa salahnya sih, jujur sama kita? Kenapa lagi sekarang?" tanya Arya tidak menyerah.Bian mengembuskan napasnya kasar, seraya berkata, "Gue
last updateLast Updated : 2021-04-16
Read more
PREV
1234
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status