Home / Romansa / Trapped by Sexy Model 2 / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Trapped by Sexy Model 2: Chapter 11 - Chapter 20

41 Chapters

Part 10

Clara menginjakan kaki di tempat semula ia memulai segala sesuatunya di kota Manhattan. Terletak di pusat kota yang penuh dengan hiruk pikuk germerlapnya dunia malam. Gedung pencakar langit yang menjulang tinggi begitu angkuh menghiasi kota pada malam di mana kini dirinya telah tiba di apartemen.Tepatnya di dalam kamar yang menghadap langsung keluar, menampilkan cahaya terang dari lampu jalan yang memantul di dinding kaca hingga menyilaukan penglihatannya saat berada dalam gelapnya ruang kamar tersebut.Clara dengan sengaja tak menyalakan lampu, karena menunggu kehadiran Dave dan menjelaskannya langsung. Clara tak ingin Dave melihat air matanya nanti saat berusaha menjelaskan semua. Ia hanya berharap pria itu mengerti dan tidak meninggalkannya, seperti yang ditakutkannya selama ini.Pintu kamarnya terbuka. Ia tahu Dave telah datang. Aroma parfum yang sama tercium dan tak pernah hilang dari ingatannya saat mendekap pria itu."I'm here
Read more

Part 11

Keheningan malam di ruang kamar apartemen Clara semakin terasa merasuk ke jiwa, sunyi meniupkan angin yang melintas melewati jendela kaca, menerpa kulit mereka dan merasakan dingin menghampiri keduanya. Dave semakin mengeratkan pelukannya, begitu juga dengan Clara yang kian masuk dalam dekapan pria itu. Saling menguatkan dan melepaskan kesedihan yang telah berlalu.Getaran di tubuh Clara perlahan mereda, tangisnya kini hanya menyisakan isakan yang mereda. Dave melepaskan pelukannya, menangkup kedua pipi wanitanya dan mengusap sisa air bening di ujung mata. Dave menunjukkan seulas senyum. Ia ingin memberi tahu, semua akan baik-baik saja dan mengikhlaskan yang telah berlalu.Jemari Dave mengusap surai coklat bergelombang milik Clara, mencium kening cantik itu begitu dalam. Menunjukkan betapa ia sangat menyayangi wanitanya, dan turut sedih melihat penderitaan yang teramat berat selama ini."Kau sudah merasa lega?" tanya Dave.Clara mengangguk dan berusaha me
Read more

Part 12

Matheus tersenyum sambil menatap ponselnya, ia tahu tugasnya sudah selesai karena telah menyatukan kembali Clara dengan Dave, walau dirinya juga paham jika mereka tak semudah itu untuk kembali akur seperti dulu.Mengingat bagaimana keduanya terlihat sama-sama keras kepala dan sering bertengkar hanya untuk hal kecil. Matheus hanya menggelengkan kepalanya jika ia mengingat masa itu. Di saat ia masih begitu bodoh karena dimanfaatkan oleh ibu kandungnya hanya untuk kepentingan wanita yang nyatanya seorang kakak dari ibu yang berbeda.Dimanfaatkan dan diperalat oleh ibunya sendiri demi sebuah harta warisan adalah kesalahan terbesarnya. Ia tersadar ketika ibunya menuntut lebih dan bertindak dil uar batas perikemanusiaan.Matheus meminta berhenti dan ia cukup depresi saat menyadari kejahatannya. Ia cukup beruntung kala tersadar dan terpuruk. Seorang Maggie mau menemani dan membantunya kembali pulih, lalu melepaskan semua usaha bisnis yang dibangun kemudian diruntuhkan
Read more

Part 13

"Kalau begitu... maaf, Cla. Aku tak bisa," ucap Dave.Seketika Clara tercengang dengan kalimat Dave yang di luar ekspektasinya. Setelah melihat kedekatan Dave dengan Anggie dua hari yang lalu, ia mengira pria itu akan membuka diri untuk anak perempuannya.Itulah Clara menjelaskan semuanya dan meminta Dave untuk mengerti. Walau ia tahu dirinya akan terlihat begitu egois dengan meminta banyak hal."Be..begitukah?" tanya Clara. Pandangan matanya bergerak gelisah ke kiri dan kanan.Clara tak tahu harus bagaimana merespon ucapan Dave. Hatinya terasa mencelos begitu saja, seperti baru saja mendapat penolakan secara tidak langsung. Kini matanya berkedip gelisah, berusaha menahan panas di pelupuk mata."Ba-baiklah. Kalau begitu aku akan segera kembali dan—""—Aku tak bisa bersaing dengan bocah perempuan semanis Anggie, Cla. Menurutmu apa aku tega membagi kasih sayang seorang ibu dengannya, hanya untuk kepentingan hidupku?" tanya Dave.
Read more

Part 14

Matahari semakin tinggi dan teriknya kian memanas menyilaukan pandangan mata. Dave dan Clara harus memakai kaca mata hitam saat keluar dari mobil sport untuk memasuki sebuah restoran Italia.    Dave meraih pinggang Clara dan memasuki restoran dekat apartemennya di Avalon Clinton ke tempat makan di Carmine's Italian Restaurant yang dekat dengan museum Madame Tussauds dan berseberangan dengan Times Square.Setelah membawa Clara untuk mengisi perut, Dave berniat mengajak wanitanya pergi ke Times Square untuk berbelanja beberapa kebutuhan Clara selama bersamanya di Manhattan.Namun kini Dave yakin perut Clara begitu kosong karena ia menghabisi wanita itu hingga lelah tak berujung. Bahkan Clara sempat memilih memakan makanan delivery, sayangnya Dave tak mengindahkannya.Dave tidak ingin menghabiskan waktu berdiam di apartemen, sementara Clara hanya sesaat untuk tinggal di Manhattan. Wanita itu akan kembali lagi ke Sydney
Read more

Part 15

Clara memperhatikan Dave yang bersandar di atas ranjang, melihat pria itu begitu sibuk bergelut di depan laptopnya, dengan alis berkerut dan raut wajah serius tercetak jelas di wajah tampan pria itu."Apa pekerjaanmu serumit itu?" tanya Clara.Wanita itu duduk di samping Dave, memiringkan kepalanya menatap pria yang enggan menoleh padanya itu.Hei! Apa laptopnya kini lebih menarik dibandingkan Clara?Namun Clara tak mungkin cemburu dengan sebuah benda mati bukan? Lagi pula saat ini status Dave adalah seorang CEO. Sudah pasti akan banyak pekerjaan yang membutuhkan keputusannya, setelah beberapa hari ini ia sibuk mengurus masalah pribadinya.Sayangnya Clara tak sepenasaran itu untuk mencari tahu apa yang tengah dikerjakan Dave. Pria itu memintanya untuk beristirahat selama Dave melakukan pekerjaannya.Jadi Clara mencoba menghargai privasi Dave. Lagi pula ia percaya dengan apa yang dikerjakan Dave adalah untuk membangun masa depan cerah pria it
Read more

Part 16

Sydney tepatnya di kawasan The Rocks selalu menyajikan hiburan tersendiri bagi Clara ketika kembali menyambahi tempat yang selama empat tahun terakhir menjadi tempatnya menetap tanpa Dave.Melewati jembatan yang menunjukan beberapa aksi penyanyi jalanan, menjadi ciri khas hiburan tersendiri bagi Clara. Ia berhenti sejenak untuk menyaksikan aksi acapella yang terdiri dari beberapa orang yang memiliki peran masing-masing dalam menirukan suara alat musik.Pertunjukan itu tampak seru karena grup vokal tersebut bernyanyi sambil melakukan dance sederhana. Sampai membuat beberapa orang bekerumun mengelilingi kumpulan tim penyanyi jalanan tersebut dan memberikan tepuk tangan serta beberapa Dollar sebagai apresiasi dari aksi mereka."Aku selalu suka dengan semua itu. Mereka sangat menghibur," ujar Clara saat mereka kembali menggunakan mobilnya untuk menuju ke rumah. Dave tersenyum sambil mengusap kepala wanitanya."Pantas kau betah berlama-lama
Read more

Part 17

Dave membawa Anggie untuk tidur setelah makan malam mereka selesai. Ia terlihat begitu cepat bergerak untuk mendapatkan hati Anggie dengan segera.       Ruangan kamar yang begitu feminin dengan wallpaper pink dan cream memberikan kesan cute bagi Dave saat menjelajahi pandangan ke seluruh penjuru kamar. Terdapat sebuah lemari terbuka yang menampilkan beberapa dress lucu dan menggemaskan.Dilengkapi kaca di bagian tengah berbentuk love, lalu sofa berbentuk lingkaran yang dihuni beberapa boneka besar seperti gajah dan kelinci. Di bagian ranjang terdapat satu boneka mouse yang sangat dikenali oleh Dave.Pria itu menatap cukup lama boneka tersebut, lalu tersenyum saat mengingat kenangan dari boneka berbentuk karakter tikus dalam sebuah kartun. Ia sendiri masih menyimpan miliknya di dalam lemari pakaian.
Read more

Part 18

Suara seruan Anggie dan Dave berlari-lari dengan bertelanjang kaki di atas pasir putih yang begitu jernih membuat keseruan dua bocah sebaya itu tampak begitu menyenangkan.Rencana Matheus untuk mengajak liburan putri kecilnya bersama Clara, Dave dan Anna serta putranya, akhirnya terlaksana. Setelah sebelumnya Dave sempat mengunjungi Marvin yang tengah gelisah memikirkan kisah cinta segitiganya yang semakin rumit di saat pria paruh baya itu mulai memperjuangkan wanitanya.Dave menyetujui ide brilian Matheus meski ia tahu ada rencana lain selain untuknya mendekatkan diri dengan Anggie. Namun, benar kata pepatah yang mengatakan sekali dayung, dua tiga pulau dapat dilalui.Pemilihan tempat yang tepat dari seorang bisnis woman seperti Anna memang tak dapat diragukan. Wanita itu sudah lama ingin mengajak putranya berlibur ke pantai. Menenangkan hati dan menjernihkan pikiran dari masalah hidupnya, sekaligus membuat momen kebersamaan dengan sang buah
Read more

Part 19

Perjalanan pulang yang begitu mendadak membuat liburan mereka batal begitu saja. Semua persiapan untuk menghabiskan liburan bersama gagal dalam semalam. Dan kini keadaan semakin rumit dan sulit untuk diselesaikan.Clara bahkan tak berhenti menangis di sepanjang perjalanan pulang bersama Dave. Dia terus merasa bersalah dan menyalahkan dirinya.Bayangan kecewa dari netra biru laut milik Anggie terus membekas di benak Clara. Dilengkapi dengan lapisan air bening dan ucapan menyayat hati yang terdengar begitu menyakitkan."Why did you lie to me? You're not My Mommy. She hasn't been around since I was born. Then why did you admit it?" Rentetan pertanyaan terlontar di bibir mungil Anggie, dengan rengekan dan lirihnya suara kecil itu.Clara baru saja kembali setelah menenangkan Anna. Namun nyatanya kini dirinya yang butuh ketenangan. Ketika sergahan terlonta
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status