Clara memperhatikan Dave yang bersandar di atas ranjang, melihat pria itu begitu sibuk bergelut di depan laptopnya, dengan alis berkerut dan raut wajah serius tercetak jelas di wajah tampan pria itu.
"Apa pekerjaanmu serumit itu?" tanya Clara.
Wanita itu duduk di samping Dave, memiringkan kepalanya menatap pria yang enggan menoleh padanya itu.
Hei! Apa laptopnya kini lebih menarik dibandingkan Clara?
Namun Clara tak mungkin cemburu dengan sebuah benda mati bukan? Lagi pula saat ini status Dave adalah seorang CEO. Sudah pasti akan banyak pekerjaan yang membutuhkan keputusannya, setelah beberapa hari ini ia sibuk mengurus masalah pribadinya.
Sayangnya Clara tak sepenasaran itu untuk mencari tahu apa yang tengah dikerjakan Dave. Pria itu memintanya untuk beristirahat selama Dave melakukan pekerjaannya.
Jadi Clara mencoba menghargai privasi Dave. Lagi pula ia percaya dengan apa yang dikerjakan Dave adalah untuk membangun masa depan cerah pria it
Sydney tepatnya di kawasan The Rocks selalu menyajikan hiburan tersendiri bagi Clara ketika kembali menyambahi tempat yang selama empat tahun terakhir menjadi tempatnya menetap tanpa Dave.Melewati jembatan yang menunjukan beberapa aksi penyanyi jalanan, menjadi ciri khas hiburan tersendiri bagi Clara. Ia berhenti sejenak untuk menyaksikan aksi acapella yang terdiri dari beberapa orang yang memiliki peran masing-masing dalam menirukan suara alat musik.Pertunjukan itu tampak seru karena grup vokal tersebut bernyanyi sambil melakukandancesederhana. Sampai membuat beberapa orang bekerumun mengelilingi kumpulan tim penyanyi jalanan tersebut dan memberikan tepuk tangan serta beberapa Dollar sebagai apresiasi dari aksi mereka."Aku selalu suka dengan semua itu. Mereka sangat menghibur," ujar Clara saat mereka kembali menggunakan mobilnya untuk menuju ke rumah. Dave tersenyum sambil mengusap kepala wanitanya."Pantas kau betah berlama-lama
Dave membawa Anggie untuk tidur setelah makan malam mereka selesai. Ia terlihat begitu cepat bergerak untuk mendapatkan hati Anggie dengan segera.Ruangan kamar yang begitu feminin denganwallpaperpinkdancreammemberikan kesancutebagi Dave saat menjelajahi pandangan ke seluruh penjuru kamar. Terdapat sebuah lemari terbuka yang menampilkan beberapadresslucu dan menggemaskan.Dilengkapi kaca di bagian tengah berbentuklove, lalu sofa berbentuk lingkaran yang dihuni beberapa boneka besar seperti gajah dan kelinci. Di bagian ranjang terdapat satu bonekamouseyang sangat dikenali oleh Dave.Pria itu menatap cukup lama boneka tersebut, lalu tersenyum saat mengingat kenangan dari boneka berbentuk karakter tikus dalam sebuah kartun. Ia sendiri masih menyimpan miliknya di dalam lemari pakaian.
Suara seruan Anggie dan Dave berlari-lari dengan bertelanjang kaki di atas pasir putih yang begitu jernih membuat keseruan dua bocah sebaya itu tampak begitu menyenangkan.Rencana Matheus untuk mengajak liburan putri kecilnya bersama Clara, Dave dan Anna serta putranya, akhirnya terlaksana. Setelah sebelumnya Dave sempat mengunjungi Marvin yang tengah gelisah memikirkan kisah cinta segitiganya yang semakin rumit di saat pria paruh baya itu mulai memperjuangkan wanitanya.Dave menyetujui ide brilian Matheus meski ia tahu ada rencana lain selain untuknya mendekatkan diri dengan Anggie. Namun, benar kata pepatah yang mengatakan sekali dayung, dua tiga pulau dapat dilalui.Pemilihan tempat yang tepat dari seorang bisniswomanseperti Anna memang tak dapat diragukan. Wanita itu sudah lama ingin mengajak putranya berlibur ke pantai. Menenangkan hati dan menjernihkan pikiran dari masalah hidupnya, sekaligus membuat momen kebersamaan dengan sang buah
Perjalanan pulang yang begitu mendadak membuat liburan mereka batal begitu saja. Semua persiapan untuk menghabiskan liburan bersama gagal dalam semalam. Dan kini keadaan semakin rumit dan sulit untuk diselesaikan.Clara bahkan tak berhenti menangis di sepanjang perjalanan pulang bersama Dave. Dia terus merasa bersalah dan menyalahkan dirinya.Bayangan kecewa dari netra biru laut milik Anggie terus membekas di benak Clara. Dilengkapi dengan lapisan air bening dan ucapan menyayat hati yang terdengar begitu menyakitkan."Whydidyoulie to me?You're not My Mommy.She hasn'tbeen around since I was born.Then why did you admit it?" Rentetan pertanyaan terlontar di bibir mungil Anggie, dengan rengekan dan lirihnya suara kecil itu.Clara baru saja kembali setelah menenangkan Anna. Namun nyatanya kini dirinya yang butuh ketenangan. Ketika sergahan terlonta
Dave dan Clara terlihat sibuk bergulat di dalam dapur, keduanya sangat antusias untuk membuat sebuahcupcakesebagai permintaan maaf pada Anggie. Berharap bocah perempuan itu melunakkan hati dan mau memberi maaf.Dave terlihat serius mengaduk adonan dan mengikuti arahan dari Clara. Beberapa menit kemudian, keduanya menatapcup cakeyang sudah selesai dengan hiasan bertuliskansorryberwarnapinkdanpeach.Bunyi pintu yang terbuka membuat mereka tersadar akan kehadiran bocah yang ditunggu. Berharap anak itu sudah membaik dan mau bicara dengan Clara atau setidaknya pada Dave agar ia bisa membujuknya."Anggie, kau sudah tiba. LihatlahMomdan Mose membuat—""—Aku lelah dan aku ingin tidur," ujar Anggie menyela ucapan Clara.Sontak Clara terdiam dalam posisi berjongkok. Tangannya yang hendak memeluk Anggie, kini mengu
Dave tercengang melihat Clara menuruni anak tangga secara perlahan dengan mengenakan gaun yang tampak elegan dan membuat wanita itu berkali lipat cantik menggunakan riasan wajah tipis dan rambut tertata rapi, memperlihatkan leher jenjang yang tampak indah dengan kalung berbandul permata biru, seperti irish matanya."Wow…" gumam Dave begitu terpesona dengan penampilan Clara malam ini.Malam di mana ia mengajak Clara makan malam sebagai bayaran karena telah berhasil membujuk Anggie beberapa hari yang lalu. Kini bocah itu sedang menginap di rumah grandpa dan grandma Desmond untuk menceritakan kisah Maggie pada Anggie.Momen itu digunakan Dave dengan sangat baik. Merancang makan malam sempurna walau ia memaksa dan rela dikatakan sebagai pria bayaran, sebab memang ia meminta bayaran atas jasanya membujuk Anggie."Ada apa denganmu, Mousie? Apa aku berlebihan? Aku akan ganti—""—No! You looks perfect, Cattie." Dave mendekati Clara dan m
Dave mengejar Clara dengan segera menaiki mobil dan melajukannya meninggalkan restoran yang sepi dari pengunjung, karena memang benar, ia menyewanya dalam beberapa jam hanya untuk memberikan kejutan melamar Clara.Namun kini semua itu tak penting, sekarang ia harus mengejar wanitanya dan memberikan pengertian pada Clara, untuk memahami tujuannya mengajakdinnerromantis.Dave menghentikan mobilnya tepat di belakang taksi yang dinaiki Clara. Sedan putih itu berhenti di depan mini market dan menuruni Clara yang langsung masuk ke dalam. Dave menggunakan kesempatan itu untuk mengejar dan mengajak Clara berdamai.Dengan perlahan Dave berjalan di belakang Clara yang mencari sesuatu dari deretan lemari pendingin tempat menyimpan minuman hingga menemukan sebuahfreezerberisi anekaice cream.Dave tersenyum mengetahui kebiasaan Clara yang akan mencariice creamdalam keadaan apapun. Ia mendeka
Dave meletakan segelas coklat hangat di atas nakas. Mengusap lembut punggung Clara yang merenung meratapi tangis saat menceritakan sesuatu yang tak bisa ia sembunyikan lagi kali ini.Riwayat keguguran yang dialaminya beberapa tahun lalu, membuatnya harus menerima bahwa pernyataan dokter memperkirakan dirinya akan kesulitan untuk hamil. Rahimnya bermasalah dan akan sulit untuk dibuahi secara alami dan hal itu tak akan diketahui sampai dia memiliki pendamping yang siap menerima kenyataan itu dan mau berjuang untuk mencobanya dengan usaha yang panjang dan berat.Beruntung Dave memahami dan meyakinkan dia untuk tetap optimis dan berjuang bersama untuk bisa mengubah takdir menjadi lebih baik."Jangan terlalu kau pikirkan, Cattie. Dengar...." Dave menjeda ucapannya dan duduk di hadapan Clara, "Manusia boleh menerka kesehatan, karier dan kedudukan kita di dunia. Tapi yang mengkehendaki tetaplah sang Pencipta."Clara menatap Dave yang sungguh begitu dewasa menang
Clara memekik terkejut saat mendengar nama pria yang memperkenalkan dirinya dengan cara menyeramkan itu menerobos masuk melewatinya dengan mudah.Clara menoleh dengan tatapan menyelidik walau terdapat secuil rasa takut dari aura pria yang terasa telah membunuh banyak orang."Who are you?!"tukas Clara berusaha terlihat berani. Walau dalam hatinya merutuki Leonard yang pergi entah kemana.Bukannyamenjawab,pria itu melangkah menghampiri Clara dan berhenti di hadapannya."Apa kau tak mendengar perkenalanku tadi?Aku Bastian Fer—argh!"pekik pria bernama Bastian, memegangimiliknyayangterkena tendangan lutut Clara.Bastian hendak meraih tangan Clara tetapi wanita itu lebih dulu meraih tangannya dan menarik, menambahkan pukulan pada perutnya.Bastian me
Dave menapakkan kakinya di kediaman seorang petinggi mafia yang diduga sebagai bos Diego. Kedatangannya sudah diketahui orang itu hingga saat ia tiba di bandara, Dave sudah mendapat jemputan menggunakan helikopter dan berhenti tepat dihelipadrumah mafia tersebut. Seolah diperlakukan sebagai tamu spesial yang membuat Dave harus semakin waspada.Dave bersama Stein dan Frank diantarkan seorangbodyguarduntuk menemui pemimpin itu. Dengan menaiki sebuah lift agar tiba di atap tertinggi terbuka yang terdapat pria paruh baya sedang memberi makan peliharaannya di tempat terbuka. Terdapat beberapa unggas berbagai macam bentuk yang terlihat cukup besar dimasukan ke dalam kandang."Boss,Mr. Williams sudah di sini," ujarbodyguardberseragam hitam itu menyapa boss besarnya.Pria dengan setelan kemeja putih yang lengannya digulung menampilkan beberapa tato, dipadukan dengan rompi abu yang dan
Dave mendengar panggilan telepon yang tersambung pada Celine atau Shello, begitulah Frank dan Stein memanggil wanita itu dengan akrab. Setelah menunggu selama beberapa menit, kini ia harus menerima kenyataan dan benar akan pemikirannya.Pria yang membantu petinggi mafia dari Diego adalah Leonard Dowson yang tak lain adalah suami dari Shello. Dave sempat memaki dan menghujat Shello untuk mengembalikan Clara sesegera mungkin. Akan tetapi setelah mendengar penjelasan Shello yang mengatakan bahwa suaminya terpaksa melakukan itu karena putrinya yang juga menjadi sandera dan sebagai bayarannya, Leonard harus melakukan tiga kali penculikan.Tentu saja, Shello sudah menyusun rencana untuk menyelamatkan keduanya. Bahkan klan Dowson dan Wilfred serta klan Walz yang turut ikut membantu sudah siap menjalankan misi yang dipimpin oleh Shello dan ayahnya—Marshello.Dave hanya diminta untuk mempercayakan semua pada apa yang sudah diatur oleh wanita yang pan
Stein menutup panggilan Dave saat bos kecilnya mengatakan hal yang begitu mencurigakan. Tak biasanya Dave menghubunginya hanya untuk berpamitan dan memintanya untuk tidak mengganggu acaranya. Selama ini baik Stein atau pun Frank selalu profesional melakukan tugas memantau kedua putra Marvin Williams tanpa mengganggu kesibukan mereka."Oh,came on,boss. Kau membuang ponsel modifikasiku ke jalan?!" keluh Stein saat melihat dari layar laptopnya melalui kaca spion mobil Dave yang dipasangi kamera kecil lengkap dengan alat GPS dan penyadapnya.Sebelum mendapat telepon dari Dave. Stein sudah mengetahui bahwa bos kecilnya itu sedang berseteru di telepon. Membuat Stein mulai bersiaga dan bergegas menghubungi Frank untuk menjemputnya dan terbang ke Manhattan. Tentunya mereka memiliki izin menggunakan pesawat jet Williams Corp dalam keadaan mendesak seperti saat ini.Mereka bukan hanya pekerja yang mengurus pekerjaan kantor biasa. Semua itu hanyalah se
Dave menginjakan kaki di Metropolitan Correctional Center yakni pusat pertahanan para narapidana Manhattan, New York. Aura mengerikan terasa saat beberapa kawanan polisi yang sedang bertugas membekuk kriminal terlihat bagai pemandangan biasa yang terjadi disana.Kubikel-kubikel para petugas polisi dan detektif sibuk melakukan tugasnya masing-masing. Beberapa terlihat di satu ruangan berdinding kaca, sedang berdiskusi sambil memperhatikan lembaran-lembaran foto yang diduga Dave sebagaisuspectyang mereka curigai dalam sebuah kasus.Langkah Dave terhenti di depan pintu bertuliskan Chief Of Department, yang diantarkan seorang sersan dan dipersilakan masuk menghadap sang atasan, tentunya setelah meminta izin melalui intercom dengan laporan singkat.Dave mengangguk mengerti dan masuk lalu berjabat tangan sejenak, sampai pintu ruangan tertutup. Mereka mulai melakukan pembicaraan serius.Setengah jam berlalu setelah diskusi yang membuat banya
Wajah Dave kini terlihat memerah padam dengan remasan pada benda pipih di tangannya yang kini masih tertempel di telinganya. Rahangnya mengatup kuat dan aliran darahnya naik ke kepala hingga meluap seiring dengan ucapan dan kekehan menertawakan dirinya di ujung panggilan sana."Jangan pernah mengancamku karena kekuasaanmu yang berbau busuk! Katakan di mana Clara?! Atau aku tak akan segan untuk—""—Untuk apa,Dave?!Melaporkan perusahaanku untuk kedua kalinya?Heh!" Decihan terdengar mengejek.Sekali lagi, Dave memejamkan matanya menelan kembali ucapannya. Posisi ia saat ini tak menguntungkannya untuk meladeni seorang bajingan licik yang berani menculik Clara darinya."Kau tak akan berani menyentuhku lagi,jikaClaramu tak ingin disentuh.Kau tak akan mudah menemukannya,karena kau berurusan de
Setelah puas menyiksa suaminya, kini Clara bergegas ke toilet untuk merapikan dirinya. Bagaimana pun ia tetap terlihat kacau akibat ulahnya yang ingin menggoda Dave. Ia membuat sapuan lipstik merah menyalanya berantakan.Dan kini ... waktu yang telah cukup sore membuat gedung mulai sepi. Beberapa pekerja sudah pulang dan juga ada yang baru bersiap pulang. Sementara Bradley dan tim sukses beserta model seangkatan Clara yang menyiapkan perayaan kembalinya dirinya, sudah menuju restoran tempat mereka merayakan."Mousie sudah mendapat balasan, dia pasti kesulitan menidurkan'si littlemousie'," kekeh Clara.Wanita berkaki jenjang itu menuju baseman dan menekan kunci mobil hingga bunyi kunci pintu mobilnya terdengar. Clara masuk dan mulai menyalakan mobilnya. Tapi, sesaat ia terdiam sebelum sempat menjalankan mobilnya. Sampai yang terlihat dari kamera CCTV beberapa menit kemudian, mobil putih itu berjalan keluar dari area parkir.Da
Satu minggu kemudian proses audisi Clara telah selesai. Karena kemampuan dirinya yang profesional yang miliki aura sebagai seorang model sejati, membuatnya lolos kriteria di luar dari penilaian fisik yang sempurna.Tak dapat disangka bahwa kini Clara kembali ke gedung Mose Entertain dengan status sebagai model yang siap melakukan pemotretan pertama. Clara turun dari mobilnya, tanpa didampingi Dave.Clara sengaja tak ingin pergi bersama, sebagai profesional kerja. Ia sangat tak ingin dinilai istri CEO yang hanya menggunakan kuasa suaminya untuk menjadi terkenal.Walau sesungguhnya dirinya sendiri sudah dikenal. Namun, akan ada saja orang yang menilainya lain. Clara memiliki kesepakatan dengan Dave untuk menghindari berita tersebut."Huh! Ini hari pertamaku kembali. Semoga semuanya lancar!" gumam Clara menyemangati dirinya.Kaki jenjangnya melangkah memasuki lobi utama. Beberapa sapaan dari orang yang mengenal membuatnya merasa diterima kembali denga
Mose Entertain - 11.00 AMKedatangan Dave dan Clara setelah berlibur selama satu minggu lebih lama dari keluarga di pulau, membuat beberapa wartawan penasaran apa yang terjadi. Setelah Dave dikabarkan dekat dengan pengusaha dari Roma, kini malah kembali dengan Clara yang terlihat datang bersamaan ke gedung Mose Entertain.Bahkan kedatangan mereka berdua disambut antusias oleh pekerja di sana. Tentu saja semua itu ulah Bradley yang dibantu oleh Matheus dan Anna untuk hadir di ruangan Dave yang sudah disulap menjadi lebih meriah."Oh... kami tak sabar mendengar kabar gembira dari kalian. Mose kau sudah melakukannya berulang kali bukan? Pastinya akan membuahkan hasil," bisik Bradley yang masih bisa didengar oleh Clara.Wanita itu seketika menegang kaku, tak ada yang mengetahui kondisinya saat ini selain Dave dan Matheus. Bahkan Clara juga tak memberitahukan itu pada kedua orang tuanya, agar mereka tak mengkhawatirkan keadaannya.