Dave tercengang melihat Clara menuruni anak tangga secara perlahan dengan mengenakan gaun yang tampak elegan dan membuat wanita itu berkali lipat cantik menggunakan riasan wajah tipis dan rambut tertata rapi, memperlihatkan leher jenjang yang tampak indah dengan kalung berbandul permata biru, seperti irish matanya.
"Wow…" gumam Dave begitu terpesona dengan penampilan Clara malam ini.
Malam di mana ia mengajak Clara makan malam sebagai bayaran karena telah berhasil membujuk Anggie beberapa hari yang lalu. Kini bocah itu sedang menginap di rumah grandpa dan grandma Desmond untuk menceritakan kisah Maggie pada Anggie.
Momen itu digunakan Dave dengan sangat baik. Merancang makan malam sempurna walau ia memaksa dan rela dikatakan sebagai pria bayaran, sebab memang ia meminta bayaran atas jasanya membujuk Anggie.
"Ada apa denganmu, Mousie? Apa aku berlebihan? Aku akan ganti—"
"—No! You looks perfect, Cattie." Dave mendekati Clara dan m
Dave mengejar Clara dengan segera menaiki mobil dan melajukannya meninggalkan restoran yang sepi dari pengunjung, karena memang benar, ia menyewanya dalam beberapa jam hanya untuk memberikan kejutan melamar Clara.Namun kini semua itu tak penting, sekarang ia harus mengejar wanitanya dan memberikan pengertian pada Clara, untuk memahami tujuannya mengajakdinnerromantis.Dave menghentikan mobilnya tepat di belakang taksi yang dinaiki Clara. Sedan putih itu berhenti di depan mini market dan menuruni Clara yang langsung masuk ke dalam. Dave menggunakan kesempatan itu untuk mengejar dan mengajak Clara berdamai.Dengan perlahan Dave berjalan di belakang Clara yang mencari sesuatu dari deretan lemari pendingin tempat menyimpan minuman hingga menemukan sebuahfreezerberisi anekaice cream.Dave tersenyum mengetahui kebiasaan Clara yang akan mencariice creamdalam keadaan apapun. Ia mendeka
Dave meletakan segelas coklat hangat di atas nakas. Mengusap lembut punggung Clara yang merenung meratapi tangis saat menceritakan sesuatu yang tak bisa ia sembunyikan lagi kali ini.Riwayat keguguran yang dialaminya beberapa tahun lalu, membuatnya harus menerima bahwa pernyataan dokter memperkirakan dirinya akan kesulitan untuk hamil. Rahimnya bermasalah dan akan sulit untuk dibuahi secara alami dan hal itu tak akan diketahui sampai dia memiliki pendamping yang siap menerima kenyataan itu dan mau berjuang untuk mencobanya dengan usaha yang panjang dan berat.Beruntung Dave memahami dan meyakinkan dia untuk tetap optimis dan berjuang bersama untuk bisa mengubah takdir menjadi lebih baik."Jangan terlalu kau pikirkan, Cattie. Dengar...." Dave menjeda ucapannya dan duduk di hadapan Clara, "Manusia boleh menerka kesehatan, karier dan kedudukan kita di dunia. Tapi yang mengkehendaki tetaplah sang Pencipta."Clara menatap Dave yang sungguh begitu dewasa menang
Dave menghentikan mobil tepat di halaman depan kediaman Desmond. Tempat Matheus dan Anggie bermalam. Mereka menghampiri untuk bertemu sapa dengan ayah dan ibu angkat Clara yang telah lama banyak membantunya untuk hidup layak seperti Maggie.Halaman rumah yang memiliki tanaman hias berwarna hijau dan dengan deretan pot bunga mawar yang tertata rapi menandakan pemilik rumah yang begitu apik menatanya. Seketika Dave mengingat rumahnya saat masih kecil berusia sekitar tujuh tahunan yang memiliki banyak tanaman hias seperti itu.“Ayo, Mousie. Kita masuk,” ajak Clara“Ehm… ya,” jawab Dave.Dave mengikuti Clara yang bergegas masuk untuk menemui Anggie. Sampai saat Dave dan Clara tiba di ruang makan yang terdapatMr.&Mrs.Desmond sedang menyuapi Anggie yang begitu lahap menikmati sarapannya."Mom,Dad…" sapa Clara."MyDear
Dave mengabari Clara bahwa untuk beberapa minggu ini dia tak akan bisa kembali ke rumahnya. Demi mengurus perusahaan Marvin yang saat ini sedang mengalami musibah kecelakaan ditambah hilangnya wanita bernama Aleandra.Dia bersyukur Clara mengerti dan memahami keadaan keluarga yang lebih membutuhkannya. Maka dari itu Clara tak ingin mengganggu kesibukan Dave. Akan tetapi yang membuat Clara saat ini merenung di sudut kafe adalah ucapan yang berbunyi sebuah janji. Perkataan Dave yang ingin segera menikahinya tanpa syarat, sekalipun kelak tak bisa memiliki keturunan."Mungkinkah benar kau sungguh tak masalah dengan itu, Mousie?" gumam Clara. Ia menatap ponselnya sambil memutar sedotan di gelas minuman manisnya lalu menyedot minuman tersebut.Clara melihat pesan-pesan yang dikirimkannya pada Dave yang hanya mendapat balasan seadanya. Clara mencoba berpikir, mungkin Dave memang sesibuk itu mengurus perusahaan Marvin dan memonitor usahanya di Manhattan dari jarak jauh.
Clara tersentak saat ia baru saja keluar dari kamar. Setelah membereskan pakaian ke dalam kopernya untuk bergegas ke kediaman Desmond, agar lusa ia sudah bisa pergi ke Manhattan bersama Matheus dan Anggie."Kau ingin pergi tanpaku?" desis suara pria yang begitu ia rindukan."A-aku hanya ingin mengunjungi ayah dan ibuku, Mousie. Hanya beberapa hari setelah itu aku akan kembali," cicit Clara bersusah payah merasa terintimidasi dengan tatapan tajam dari Dave.Dave memang menatapnya begitu tajam dengan sorot menyelidik, mencari tahu apa yang hendak dilakukan Clara di Manhattan. Sampai berdetik kemudian Dave menyerah dengan terus menerka pikiran Clara. Dia bukan seorang cenayang yang dapat mengetahui isi kepala seseorang.Tangan Dave terulur untuk mengusap lembut pipi Clara. Wanita yang begitu ia rindukan untuk menemani kesibukannya malah akan pergi menjauh darinya."Maaf karena mengabaikanmu selama dua pekan ini. Kau tak tahu, aku bahkan hanya tidur em
Manhattan • 10.00 AMSatu minggu kemudian…Sebuah mobil sedan berwarna hitam menurunkan seseorang yang baru saja tiba di gedung pencakar langit bertulis Mose Entertain. Menggunakanheelshitam mengkilap dipadukan dengandressselutut berwarna cream yang membungkus tubuh rampingnya dengan baik hingga mencetak lekukan indah layaknya model, jangan lupakan bagian belakang yang terekspos sempurna memperlihatkan kulit mulutnya yang putih. Kaca mata hitam yang bertengger di hidung mancungnya dengan rambut gelombang terurai rapi membuat penampilannya kini menjadi sangat menarik perhatian, terutama para wartawan yang selalu berlalu lalang di gedung tersebut.Manik mata biru laut itu mengintip dari balik kaca mata yang diturunkan sedikit setelah menatap gedung pencakar langit tersebut seketika jepretan kamera menyenter ke arahnya. Ia mengabaikan para pencari berita
Manhattan • 10.00 AMSatu minggu kemudian...Clara mendapat panggilan dari management Mose Entertain di mana saat ini Bradley Bob yang mengurus berjalannya perusahaan tersebut. Walau Dave pemilik saham terbesar di sana.Menggunakandresssimple sebagai fashion khas seorang Clara, nyatanya membuatnya begitu mudah dikenali. Sampai dirinya langsung mendapat sorotan wartawan yang tadinya hendak meliput berita tentang kedekatan pemilik perusahaan Mose Entertain dengan seorang pengusaha sukses dari Roma.Namun dengan kehadiran Clara membuat para wartawan tersebut menyimpulkan sesuatu yang salah, di mana jepretan kamera menghasilkan gambar Clara dan langsung menyerbu pertanyaan yang menyangkut Dave."Clara, bisa kau jawab? Apa kau kembali ke dunia model karena Dave dikabarkan dekat dengan pengusaha cantik dari Roma?""Apa? Hm... maksudku, maaf. Aku tidak tahu masalah itu. A
Clara melajukan mobil ke studio tempat pemotretan perdana, setelah sekian lama dirinya berhenti karena sebuah skandal yang sampai saat ini masih membuat citranya terdengar buruk oleh beberapa orang yang menjadihatersdirinya saat ini.Sesampainya Clara di tempat itu, ia diberikan ruangan khusus untukmake updan dipersiap segala perlengkapannya. Seketika ia merasa kembali pada hidupnya yang dulu. Sinar dari lampu sorot yang panas membawanya berdiri di tengah sebuahframeputih dengan menggunakan kemeja putih yang melapisi pakaian dalam sebagai produk utama.Satu sesi dilalui dengan baik, tanpa ada kendala dan protes lain dariphotograferdan perancang busana bikini tersebut.Sampai saat masuk sesi kedua, Clara diberi pasangan seorang model laki-laki. Diminta melakukan pose duduk dipangkuan pria itu, membuat Clara merasa tak nyaman. Tak ada perjanjian seperti itu disurat kontrak yang kem
Clara memekik terkejut saat mendengar nama pria yang memperkenalkan dirinya dengan cara menyeramkan itu menerobos masuk melewatinya dengan mudah.Clara menoleh dengan tatapan menyelidik walau terdapat secuil rasa takut dari aura pria yang terasa telah membunuh banyak orang."Who are you?!"tukas Clara berusaha terlihat berani. Walau dalam hatinya merutuki Leonard yang pergi entah kemana.Bukannyamenjawab,pria itu melangkah menghampiri Clara dan berhenti di hadapannya."Apa kau tak mendengar perkenalanku tadi?Aku Bastian Fer—argh!"pekik pria bernama Bastian, memegangimiliknyayangterkena tendangan lutut Clara.Bastian hendak meraih tangan Clara tetapi wanita itu lebih dulu meraih tangannya dan menarik, menambahkan pukulan pada perutnya.Bastian me
Dave menapakkan kakinya di kediaman seorang petinggi mafia yang diduga sebagai bos Diego. Kedatangannya sudah diketahui orang itu hingga saat ia tiba di bandara, Dave sudah mendapat jemputan menggunakan helikopter dan berhenti tepat dihelipadrumah mafia tersebut. Seolah diperlakukan sebagai tamu spesial yang membuat Dave harus semakin waspada.Dave bersama Stein dan Frank diantarkan seorangbodyguarduntuk menemui pemimpin itu. Dengan menaiki sebuah lift agar tiba di atap tertinggi terbuka yang terdapat pria paruh baya sedang memberi makan peliharaannya di tempat terbuka. Terdapat beberapa unggas berbagai macam bentuk yang terlihat cukup besar dimasukan ke dalam kandang."Boss,Mr. Williams sudah di sini," ujarbodyguardberseragam hitam itu menyapa boss besarnya.Pria dengan setelan kemeja putih yang lengannya digulung menampilkan beberapa tato, dipadukan dengan rompi abu yang dan
Dave mendengar panggilan telepon yang tersambung pada Celine atau Shello, begitulah Frank dan Stein memanggil wanita itu dengan akrab. Setelah menunggu selama beberapa menit, kini ia harus menerima kenyataan dan benar akan pemikirannya.Pria yang membantu petinggi mafia dari Diego adalah Leonard Dowson yang tak lain adalah suami dari Shello. Dave sempat memaki dan menghujat Shello untuk mengembalikan Clara sesegera mungkin. Akan tetapi setelah mendengar penjelasan Shello yang mengatakan bahwa suaminya terpaksa melakukan itu karena putrinya yang juga menjadi sandera dan sebagai bayarannya, Leonard harus melakukan tiga kali penculikan.Tentu saja, Shello sudah menyusun rencana untuk menyelamatkan keduanya. Bahkan klan Dowson dan Wilfred serta klan Walz yang turut ikut membantu sudah siap menjalankan misi yang dipimpin oleh Shello dan ayahnya—Marshello.Dave hanya diminta untuk mempercayakan semua pada apa yang sudah diatur oleh wanita yang pan
Stein menutup panggilan Dave saat bos kecilnya mengatakan hal yang begitu mencurigakan. Tak biasanya Dave menghubunginya hanya untuk berpamitan dan memintanya untuk tidak mengganggu acaranya. Selama ini baik Stein atau pun Frank selalu profesional melakukan tugas memantau kedua putra Marvin Williams tanpa mengganggu kesibukan mereka."Oh,came on,boss. Kau membuang ponsel modifikasiku ke jalan?!" keluh Stein saat melihat dari layar laptopnya melalui kaca spion mobil Dave yang dipasangi kamera kecil lengkap dengan alat GPS dan penyadapnya.Sebelum mendapat telepon dari Dave. Stein sudah mengetahui bahwa bos kecilnya itu sedang berseteru di telepon. Membuat Stein mulai bersiaga dan bergegas menghubungi Frank untuk menjemputnya dan terbang ke Manhattan. Tentunya mereka memiliki izin menggunakan pesawat jet Williams Corp dalam keadaan mendesak seperti saat ini.Mereka bukan hanya pekerja yang mengurus pekerjaan kantor biasa. Semua itu hanyalah se
Dave menginjakan kaki di Metropolitan Correctional Center yakni pusat pertahanan para narapidana Manhattan, New York. Aura mengerikan terasa saat beberapa kawanan polisi yang sedang bertugas membekuk kriminal terlihat bagai pemandangan biasa yang terjadi disana.Kubikel-kubikel para petugas polisi dan detektif sibuk melakukan tugasnya masing-masing. Beberapa terlihat di satu ruangan berdinding kaca, sedang berdiskusi sambil memperhatikan lembaran-lembaran foto yang diduga Dave sebagaisuspectyang mereka curigai dalam sebuah kasus.Langkah Dave terhenti di depan pintu bertuliskan Chief Of Department, yang diantarkan seorang sersan dan dipersilakan masuk menghadap sang atasan, tentunya setelah meminta izin melalui intercom dengan laporan singkat.Dave mengangguk mengerti dan masuk lalu berjabat tangan sejenak, sampai pintu ruangan tertutup. Mereka mulai melakukan pembicaraan serius.Setengah jam berlalu setelah diskusi yang membuat banya
Wajah Dave kini terlihat memerah padam dengan remasan pada benda pipih di tangannya yang kini masih tertempel di telinganya. Rahangnya mengatup kuat dan aliran darahnya naik ke kepala hingga meluap seiring dengan ucapan dan kekehan menertawakan dirinya di ujung panggilan sana."Jangan pernah mengancamku karena kekuasaanmu yang berbau busuk! Katakan di mana Clara?! Atau aku tak akan segan untuk—""—Untuk apa,Dave?!Melaporkan perusahaanku untuk kedua kalinya?Heh!" Decihan terdengar mengejek.Sekali lagi, Dave memejamkan matanya menelan kembali ucapannya. Posisi ia saat ini tak menguntungkannya untuk meladeni seorang bajingan licik yang berani menculik Clara darinya."Kau tak akan berani menyentuhku lagi,jikaClaramu tak ingin disentuh.Kau tak akan mudah menemukannya,karena kau berurusan de
Setelah puas menyiksa suaminya, kini Clara bergegas ke toilet untuk merapikan dirinya. Bagaimana pun ia tetap terlihat kacau akibat ulahnya yang ingin menggoda Dave. Ia membuat sapuan lipstik merah menyalanya berantakan.Dan kini ... waktu yang telah cukup sore membuat gedung mulai sepi. Beberapa pekerja sudah pulang dan juga ada yang baru bersiap pulang. Sementara Bradley dan tim sukses beserta model seangkatan Clara yang menyiapkan perayaan kembalinya dirinya, sudah menuju restoran tempat mereka merayakan."Mousie sudah mendapat balasan, dia pasti kesulitan menidurkan'si littlemousie'," kekeh Clara.Wanita berkaki jenjang itu menuju baseman dan menekan kunci mobil hingga bunyi kunci pintu mobilnya terdengar. Clara masuk dan mulai menyalakan mobilnya. Tapi, sesaat ia terdiam sebelum sempat menjalankan mobilnya. Sampai yang terlihat dari kamera CCTV beberapa menit kemudian, mobil putih itu berjalan keluar dari area parkir.Da
Satu minggu kemudian proses audisi Clara telah selesai. Karena kemampuan dirinya yang profesional yang miliki aura sebagai seorang model sejati, membuatnya lolos kriteria di luar dari penilaian fisik yang sempurna.Tak dapat disangka bahwa kini Clara kembali ke gedung Mose Entertain dengan status sebagai model yang siap melakukan pemotretan pertama. Clara turun dari mobilnya, tanpa didampingi Dave.Clara sengaja tak ingin pergi bersama, sebagai profesional kerja. Ia sangat tak ingin dinilai istri CEO yang hanya menggunakan kuasa suaminya untuk menjadi terkenal.Walau sesungguhnya dirinya sendiri sudah dikenal. Namun, akan ada saja orang yang menilainya lain. Clara memiliki kesepakatan dengan Dave untuk menghindari berita tersebut."Huh! Ini hari pertamaku kembali. Semoga semuanya lancar!" gumam Clara menyemangati dirinya.Kaki jenjangnya melangkah memasuki lobi utama. Beberapa sapaan dari orang yang mengenal membuatnya merasa diterima kembali denga
Mose Entertain - 11.00 AMKedatangan Dave dan Clara setelah berlibur selama satu minggu lebih lama dari keluarga di pulau, membuat beberapa wartawan penasaran apa yang terjadi. Setelah Dave dikabarkan dekat dengan pengusaha dari Roma, kini malah kembali dengan Clara yang terlihat datang bersamaan ke gedung Mose Entertain.Bahkan kedatangan mereka berdua disambut antusias oleh pekerja di sana. Tentu saja semua itu ulah Bradley yang dibantu oleh Matheus dan Anna untuk hadir di ruangan Dave yang sudah disulap menjadi lebih meriah."Oh... kami tak sabar mendengar kabar gembira dari kalian. Mose kau sudah melakukannya berulang kali bukan? Pastinya akan membuahkan hasil," bisik Bradley yang masih bisa didengar oleh Clara.Wanita itu seketika menegang kaku, tak ada yang mengetahui kondisinya saat ini selain Dave dan Matheus. Bahkan Clara juga tak memberitahukan itu pada kedua orang tuanya, agar mereka tak mengkhawatirkan keadaannya.