Semua Bab Reefhitch : Echana (Her Runaways): Bab 81 - Bab 90
176 Bab
News
"Kamu tadi bilang mau berangkat bulan September ya? Memangnya jadwal masuk kuliah lagi bulan apa?""Seingatku, awal atau pertengahan September, sih.”“Jadi, kamu mau bolos di hari pertama kuliah?” Makin lama, ekspresi Chariz mengeruh. Ia bahkan terlihat lebih kesal dari sebelumnya.“Have I told you guys that it’s still a plan? A rough plan, to be exact?” balasku lirih, berusaha terdengar santai, meskipun sebenarnya emosiku mulai tersentil karena reaksi Chariz.Sebenarnya, Chariz tidak sepenuhnya salah, sih. Aku cukup yakin kalau ia cemas jika aku akan terlalu cepat mengambil keputusan karena dikendalikan emosi. Terlebih, ini mempengaruhi studiku, yan
Baca selengkapnya
The Right Order
Luckily, it's not something bad. But, something kinda strange happened. Seseorang tampak seperti separuh duduk di depan kap mobil city car-ku yang terparkir di basement apartemen tempat Marry tinggal. Kepalanya menunduk. Ia tampak fokus mengoperasikan gawai di tangannya. Secara postur, pria berkemeja lengan panjang itu tampak familiar. Badannya yang tinggi tegap, serta rambut hitamnya yang ditata rapi ke belakang tampak seperti orang yang kukenal.Otomatis, aku memelankan langkah sambil mengamatinya. Mataku fokus memindai, sedangkan tanganku mempersiapkan semprotan merica yang menggantung di samping tas ransel.
Baca selengkapnya
Strange Idea
Aku tahu kalau Zean adalah pria yang serius dalam mayoritas waktunya. Namun, baru kali ini aku melihat Zean begitu … niat. Semula, aku mengira kalau pria itu hanya memesan tempat di salah satu restoran favoritnya untuk kami makan malam. Well, meskipun aku bilang kalau aku tidak keberatan makan sate di warung pinggir jalan, Zean tidak pernah mengizinkannya. Jadi, hampir bisa dipastikan kalau makan malam kami tidak di tempat sembarangan. Sayangnya, aku melewatkan petunjuk sederhana yang diucapkan Zean. Yup! Benar! Seperti yang ia katakan sebelumnya, ternyata Zean juga sudah membuat janji di salah satu butik terkenal dan salon yang, konon katanya menjadi langganan para selebriti, untuk memperbaiki penampilanku yang saat ini sama sekali tidak anggun. 
Baca selengkapnya
Good News
Bodoh. Echana bodoh! Aku bahkan makin merasa bersalah ketika melihat Zean yang berusaha tertawa. "Do you hate me that much?" Terlebih ketika aku melihat senyum tipis di wajah Zean. ARGH! TUH KAN! AH DASAR ECHANA BEGO! Sebelum aku sempat memberikan penjelasan, Zean tiba-tiba tertawa. Well, daripada sebelumnya, ekspresi Zean kali ini terlihat lebih baik. At least, ia tampak lebih tulus memperlihatkan senyum bahagianya."
Baca selengkapnya
Offers
"I'm done!"Zean menatapku sesaat, lalu melirik ke arah piringku yang sudah bersih. "I've finished my dinner. Now, tell me the good news," tagihku tak sungkan. Sepanjang makan malam kami tadi, aku tidak makan dengan terburu-buru. Tiap Zean memulai pembicaraan, aku juga berhasil menanggapinya dengan baik, seakan aku tidak menanti kabar yang ia janjikan. Jadi, seharusnya tidak ada hal yang bisa diprotes Zean. Benar saja, pria itu tersenyum ke arahku. Bahkan, ia separuh tertawa. "Do you have
Baca selengkapnya
Term & Condition
“PIIP PIIP PIIP PIIP PIIP PIIP, CKLEK!” Spontan, aku menoleh ke arah lorong yang menghubungkan ruang tengah dengan pintu depan. Bunyi barusan adalah bukti autentik bahwa seseorang di luar sana sedang memasukkan enam digit passcode dengan benar dan membuat kunci pintu apartemenku terbuka. Benar saja. Tak lama kemudian, aku mendengar suara pintu yang baru dibuka.  Dari etikanya, aku cukup yakin kalau si tamu kurang ajar bukanlah Zean. Meskipun pria itu tahu passcode apartemenku, ia tidak pernah langsung nyelonong masuk seperti tamuku kali ini. Dan dari semua orang yang kukenal dan pernah berkunjung kemari, hanya satu oran
Baca selengkapnya
Holiday
Biasanya, aku suka melihat hal yang indah, tidak terkecuali senyuman pria tampan. Namun, kali ini ada pengecualian. Yup! Ini gara-gara adik bungsuku yang sedang dalam mode bawel tanpa jeda.Begitu Zean tiba di apartemenku tadi, aku segera meminta penjelasannya. As expected of Zean, ia berhasil menjawab dengan kalimat yang … lebih meneduhkan hati. Sama sekali berbeda dengan Chris yang membuatku makin tersulut emosi. At least, aku bisa lebih bisa menerima keikutsertaan bocah itu dalam perjalanan ke Jepang kali ini.Sayangnya, adik bungsuku itu tidak membuat situasi membaik.Oke. Ia memang menjadi penurut dan sangat kooporatif saat ada Zean
Baca selengkapnya
Cards
Sebenarnya aku sudah memikirkan beberapa kemungkinan yang akan menjadi jawaban Zean. Namun, aku ingin mendengarkan langsung dari mulutnya, sekedar memastikan apakah otakku berhasil membaca kode Zean, atau justru aku yang besar kepala.“Feel free to buy some dresses for the party with it.”Oh. ternyata aku yang besar kepala. Beruntung, aku tadi bertanya lebih dulu. Jadi, aku tidak akan bertingkah bodoh karena salah paham.“I have my own card, Zean. It’s ok. I’ll buy my dress with my own money,” tolakku halus.“Kak Eka,” panggil Chris tiba-tiba.
Baca selengkapnya
Koshien
Sinar matahari begitu terik. Namun, semangat para penonton di tribun sama sekali belum reda. Bahkan, mereka semakin bersemangat karena pertandingan sudah memasuki inning terakhir dengan kedudukan yang hanya selisih dua run.  Situasi semakin memanas ketika sang batter bertubuh kecil itu berhasil memukul bola menukik hingga membentur pagar pembatas dengan kencang. Otomatis, aku pun ikut bersorak, ketika pelari di base tiga berhasil mencapai home, sementara pelari setelahnya dan juga si batter barusan mengisi base ketiga dan kedua.  Pertandingan semakin memanas ketika p
Baca selengkapnya
(Not) Dead (yet)
Pakaiannya kasual. Ia mengenakan kaos polos berwarna putih di balik jaket denim dengan celana berwarna senada dengan jaketnya. Jika dibandingkan orang-orang yang mengantri di sekitarnya, ia tergolong pria yang tinggi.  Punggungnya yang tegap, kulitnya yang putih, rambut hitamnya yang dipotong pendek dan rapi, serta sisi wajahnya yang terlihat ketika ia menoleh, semuanya benar-benar membuatku teringat pada pemuda sok sibuk yang sampai sekarang belum membalas email terakhir yang kukirimkan.  “Udah mati kali tuh orang.” Itulah komentar dari beberapa teman kampusku tentang seseorang yang dulunya selalu ada, tetapi mendadak tidak pernah memberikan kabar. Bisa jadi mereka komentar begitu karena saat itu topik pembicaraan kami mengarah tentang para pelaku gho
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
18
DMCA.com Protection Status