Sepertinya demamku sudah mereda dan aku justru mulai merasa kegerahan. Kudapati Sidney masih memelukku, tapi kali ini dia juga berada di dalam selimut bersamaku."Kau sudah bangun?" Sidney membelaiku dan mengecup puncak kepalaku dengan nafasnya yang hangat dan menyenangkan, sementara aku hanya berani mengangguk pelan di dadanya."Jangan sakit lagi, Susan, atau aku akan benar-benar membawamu tinggal bersamaku.""Kita tidak bisa asal tinggal bersama," kataku saat mendongak menatap Sidney, "aku memang kuno dan akan tetap kuno dalam hal seperti itu.""Apa kau tidak percaya padaku?" Aku masih diam dan hanya menatap Sidney. Aku benar-benar tidak tahu harus mengatakan apa setelah semua yang dilakukan Sidney padaku."Maafkan aku, Sidney," sesalku karena marasa tidak akan bisa memberinya jawaban apa-apa meskipun Sidney sudah sangat baik padaku. "Terima kasih kau selalu baik padaku.
Last Updated : 2021-03-19 Read more