Home / Romansa / TAKTIK CINTA SANG BOS MAFIA / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of TAKTIK CINTA SANG BOS MAFIA: Chapter 21 - Chapter 30

135 Chapters

BAB 20.

Suasana meja makan itu terlihat begitu hening hanya ada Tendero dan Kanisa saja yang makan saling berhadap-hadapan. Sesekali Kanisa melirik Tendero yang tampak begitu acuh kepadanya.“Berhenti menatapku terus, cepatlah habiskan makananmu,” ucap Tendero tiba-tiba membuat Kanisa tersedak makananya, Kanisa pun langsung segera minum.Kanisa tidak menyangka Tendero ternyata menyadari kalau sejak dari tadi dirinya curi-curi pandangan terhadap pria itu.Tendero terlihat selesai makan, dia mengelap bibirnya dengan serbet dan menatap Kanisa yang baru saja meredakan tenggorokannya yang sempat tersedak. “Setelah kau selesai makan, langsung tidur.” Tendero pun bangkit berdiri. Kanisa sendiri terus menatap pria itu.“Kau sendiri mau kemana?” tanya Kanisa, setelah itu diam langsung bungkam saat melihat Tendero menghentikan langkahnya dan berbalik memandangnya. Seketika Kanisa merutuki
Read more

BAB 21.

“Kau siap?” tanya Anera di seberang sana melalui telepon genggamnya.Kanisa baru saja selesai mandi ketika dia mengangkat panggilan dari sahabat terbaiknya itu, sudah lima hari semenjak mereka saling berhubungan secara diam-diam, membahas rencana kabur Kanisa tanpa sepengetahuan Tendero. Awalnya Kanisa masih merasa ragu dan takut tapi Anera selalu membujuknya dan itu berhasil membuat Kanisa merasa luluh sekaligus bimbang. Hari ini adalah kesempatan bagus untuk Kanisa memulai rencananya, kabur dari Tendero. Selain karena Tendero sedang melakukan perjalanan bisnis keluar negeri untuk waktu yang lama, Kanisa juga sudah menyusun rencana sesempurna mungkin bersama dengan Anera yang bersedia membantu dan melindunginya dari Tendero.“Waktu kita tidak banyak, aku akan memulai meretas dan mematikan cctv di mansion itu dari sekarang. Kau mulai lah rencanamu, jika sudah segera lari melalui pintu belakang, mobilku akan menunggu di sana,”
Read more

BAB 22.

Kebebasan kini berada di depan mata. Perasaan bahagia terasa membuncah di dadanya, akhirnya setelah penantian yang cukup panjang dirinya kini bebas juga dari Tendero. Kanisa berharap ini benar-benar menjadi kebebasannya untuk selamanya. Berharap Tendero tidak lagi menemukannya dan kembali mengacau kehidupannya. Sepanjang hari ini Kanisa terus menyunggingkan senyum bahagianya bahkan ketika dia dan Anera akhirnya sampai di apartemen milik sepupu Anera yang sudah disiapkan untuk mereka tinggali berdua. Anera memutuskan untuk ikut tinggal bersama Kanisa karena dia tidak yakin bisa meninggalkan Kanisa sendirian, takut sesuatu terjadi lagi kepada wanita itu. Baginya Kanisa itu begitu berharga dia adalah satu-satunya sahabat yang sangat mengerti Anera. Dulu saat Anera tidak memiliki satu pun teman, Kanisa datang dan mengulurkan tangannya menarik Anera dari kesepian hingga sekarang pun Kanisa mau berteman baik dengannya tanpa ada unsur memanfaat
Read more

BAB 23.

Suasana restauran yang ramai menyambut Kanisa dan Anera begitu mereka keluar dari dalam taksi.“Sepupuku katanya sudah ada di dalam,” ucap Anera.“Jadi sepupumu juga akan ikut makan malam bersama kita?”Anera mengangguk, dia pun menggandeng tangan Kanisa masuk ke dalam restauran.Mereka berdua terlihat mengedarkan pandangan ke sekeliling, menatap sepenjuru restauran yang cukup ramai di datangi para pengunjung. Ada yang datang dengan teman, kekasih, rekan kerja dan ada yang datang bersama keluarga untuk menghabiskan makan bersama.“Itu dia!” pekik Anera menunjuk salah satu meja yang berisikan seorang pria berkacamata, memiliki kulit eksotis namun dia terlihat manis.Pria itu menatap ke arah Anera dan juga Kanisa lantas melambaikan tangan. Mereka berdua pun berjalan menghampiri pria manis berkacamata itu.“Hai Billy. Long time not see!” pekik Anera. Dia lantas memeluk
Read more

BAB 24.

“Kau itu terlalu lelet Kanisa. Cepat sedikit,” omel Anera merasa begitu gemas sekali melihat Kanisa yang lari dengan ogah-ogahan.“Aku kan sudah bilang kepadamu, kalau aku malas terlalu banyak bergerak,” balas Kanisa kemudian wanita itu pun cemberut saat dia menatap Anera yang berada di depannya.Anera mendengus dia pun menarik tangan Kanisa agar wanita itu mempercepat larinya.“Tidak bisakah kita istirahat sebentar. Aku benar-benar sangat lelah Anera,” cicit Kanisa menatap Anera dengan sendu.Anera menghembuskan nafas jengkel, seharusnya pagi ini dia bisa menikmati joggingnya tapi karena Kanisa yang leleh dan mudah kelelahan alhasil dia pun jadi sering berhenti.“Tadikan kita udah istirahat beberapa kali Kanisa,” protes Anera.Kanisa nyengir, “Sekali ini saja oke atau kalau kau memang masih ingin berlari, berlari saja sendiri aku akan menunggumu di sini,” balas Kanisa.
Read more

BAB 25.

Seperti yang dikatakan Kanisa, sore ini dia akan mulai mencari pekerjaan paruh waktu. Dengan ditemani Anera, Kanisa mulai melamar pekerjaan dari satu tempat ke tempat lain, dari satu toko ke toko lain. Kanisa tidak memilih untuk melamar disebuah perusahaan karena dia tidak terlalu yakin akan bisa diterima disebuah perusahaan dengan pengalamannya yang minim. Meski Anera tampak optimis dan terus mendesak Kanisa untuk melamar disebuah perusahaan Kanisa tetap tidak minat dia lebih memilih melamar pekerjaan di toko atau tidak disebuah restauran, cafe dan mall.Sudah lebih dari tujuh toko, restauran, cafe mau pun mall yang Kanisa dan Anera datangi tapi tidak ada satu pun dari mereka semua yang mau menerima lamaran pekerjaan yang Kanisa ajukan.Kanisa menghela nafas panjang, wanita itu terlihat kentara sekali merasa lelah. Anera pun juga tidak jauh berbeda dengannya. Di kedua tangan Anera terlihat menjinjing beberapa paper bag, karena selain membantu Kanis
Read more

BAB 26.

Seperti yang dikatakan Alex, hari ini Kanisa kembali ke restauran Goldn sky. Di sana Kanisa yang baru mulai bekerja pertama-tama diberikan arahan serta bimbingan lebih dulu oleh Alex dan diberi seragam pekerja juga. Selain itu Kanisa juga harus menandatangai surat perjanjian kontrak selama Kanisa terikat kerja di restauran Goldn sky yang cukup populer di kanada karena makanan yang enak juga penyajiannya yang tidak kalah dari restauran berkelas lainnya.Setelah mendapat beberapa bimbingan langsung dari Alex selaku manager yang mengelola restauran Goldn Sky. Akhirnya Kanisa bekerja secara resmi, wanita itu melayani para pelanggan yang datang dengan sangat baik dan ramah. Kanisa juga lumayan murah senyum sehingga para pengunjung yang dilayani olehnya cukup puas.“Kan, antarkan ini ke meja nomor 13,” titah Sandra, teman baru Kanisa yang juga bekerja di sana. Bedanya Sandra berada dibagian dapur.Kanisa dengan sigap mengambil nampan beri
Read more

BAB 27.

Anera yang baru saja menyajikan makanan di meja langsung menoleh ke arah pintu begitu dia mendengar pintu apartemen terbuka lalu tertutup kembali. Senyumnya merekah saat dia melihat Kanisa baru saja pulang kerja. Wanita itu terlihat kelelahan, wajahnya bahkan terlihat kusut dan layu seolah bunga yang kekurangan air.“Akhirnya kau pulang juga, bagaimana dengan kerja pertamamu di sini?” tanya Anera dengan antusias menghampiri Kanisa.Kanisa tersenyum, “Lumayan menyenangkan tapi juga melelahkan,” jawab Kanisa sambil melepaskan sepatu dan kaos kaki yang dikenakannya, lalu menaruh semua itu di rak sepatu yang berada di sudut tidak jauh dari pintu.“Kau sudah masak, padahal kau tunggu saja aku. Biar aku yang masak,” ucap Kanisa menatap meja makan yang kini sudah penuh di isi oleh beberapa macam masakan, nasi lengkap dengan minumannya.“Tidak papa, biar aku saja yang masak kau kan pasti cape habis pulang kerja,” balas Aner
Read more

BAB 28.

“Hei, bagaimana kalau kita hangout ke mall?” ujar Joy menatap teman-temannya.“Boleh, aku sudah lama tidak hangout. Sekalian kita rayakan kedatangan dua teman baru kita ini,” sahut Key tersenyum ke arah Kanisa dan Anera.“Aku setuju saja,” ucap Deana, dia lalu menatap Kanisa dan Anera, “Bagaimana dengan kalian berdua, mau tidak ikut kita ke mall?”Anera mengangguk, “Boleh, bagaimana Kan?” Anera menatap Kanisa.Kanisa pun balas menatapnya, “Maaf yah, kayaknya aku tidak bisa ikut dengan kalian. Aku harus bekerja,” jawab Kanisa membuat Anera langsung ingat kalau Kanisa tidak bisa main dengan bebas karena Kanisa harus bekerja.“Kau bekerja?” ucap Key yang langsung diangguki oleh Kanisa.“Jadi gimana, tidak jadi dong?” ucap Deana.“Kenapa tidak jadi, kalau kalian mau main silahkan saja tidak perlu memikirkan aku,” balas Kanisa.“Tapi Kanisa tidak seru ka
Read more

BAB 29.

Kanisa keluar dari kamar mandinya, wanita itu terlihat sudah rapih dengan seragam sekolahnya. Pandangan Kanisa pun jatuh pada ponsel jadul yang tergeletak di atas nakas yang berada di samping tempat tidurnya. Kanisa melangkah ke sana lantas mengambil ponsel jadul itu, memeriksa apakah ada pesan balasan dari ibunya. Tapi sesaat kemudian Kanisa mendesah kecewa karena tidak ada pesan balasan apa pun dari ibunya. “Sebenarnya apa yang sedang terjadi di sana, kenapa ibu tidak kunjung membalas pesanku juga, bahkan ayah dan juga Sesa juga sama. Sama-sama sulit dihubungi,” gerutu Kanisa. Kanisa tidak akan pernah merasa tenang dan lega selama dirinya belum juga mendapatkan kabar dari keluarganya di sana, apakah mereka baik-baik saja? “Kanisa! Apa kau sudah siap, kalau sudah ayo kita sarapan dulu sebelum berangkat sekolah. Kali ini kak Billy loh yang masak!” teriak Anera dari luar pintu kamar Kanisa. Kanisa
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status