Arzan balas tersenyum sambil menyodorkan sebelah tangan, disusul Nafisa yang langsung dipeluk oleh Mariam. “Ayo, masuk. Adik-adikmu sudah tak sabar menunggu.”“Kayak mau ngapain aja ditungguin,” seloroh Arzan, bercanda.“Ya, makanlah. Mereka udah kelaparan,” timpal Mariam sambil tergelak pelan. “Kalian juga belum makan, 'kan?”Sambil berjalan masuk, keduanya mengangguk.“Tuh, kan? Makanya ayo!” Mariam tak cukup sabar sambil menggiring Nafisa yang mengulum senyum.“Iya, iya, Bu.”Arzan yang lebih dulu berjalan pun sampai di ruang keluarga. Kedatangannya langsung disambut oleh kegaduhan yang diciptakan Fitri dan Aisyah. Kedua adiknya itu melontarkan godaan demi godaan, sampai membuat Arzan merasa kebal. Namun, tidak untuk Nafisa. Dia justru tersipu malu, setiap kali dijuluki pengantin baru.“Kalian, kalau kebelet nikah, cari jodoh sana!” balas Arzan, tak
Read more