Semua Bab Pernikahan yang Keliru : Istri Penuh Dosa: Bab 1361 - Bab 1370

Melihat adegan itu, Madeline terdiam untuk sejenak.Adegan Ryan tertembak dan ambruk di hadapannya sekali lagi muncul di depan kedua matanya.Darah hangat yang menciprati wajahnya terasa sangat panas di kedua pipinya.Jeremy jelas-jelas merasakan turunnya temperatur yang tajam dari tangan yang berada di genggamannya. Tangan itu menjadi sangat dingin.“Linnie, apa kau baik-baik saja?”Jeremy bertanya dengan khawatir.Madeline kembali ke kesadarannya setelah mendengar suara Jeremy. Dia menggelengkan kepalanya pelan. “Aku tidak apa-apa. Aku cuma tiba-tiba teringat malam itu. Ryan bilang kalau dia akan membawaku pergi, tapi aku cuma ingin kembali kepadamu dan dia lalu—”“Eveline Montgomery!”Sebelum Madeline bisa menyelesaikan kalimatnya, Mrs. Jones dengan panik tiba-tiba menerjang ke arahnya dengan mata merah, mencoba untuk menyeretnya.Jeremy menarik Madeline ke dalam pelukannya, melindunginya. Kilatan tajam muncul di kedua matanya.Mrs. Jones gagal memegang Madeline dan murka.“Eveline,

Madeline dan Jeremy juga mengangkat mata mereka dan melihat dokter itu mendesah tak berdaya. “Kami sudah mencoba yang terbaik dan berusaha sekuat tenaga, tetapi pasien tidak memiliki keinginan untuk bertahan hidup. Anda perlu mempersiapkan diri.”Setelah mendengar itu, baik Mr. dan Mrs. Jones menjadi lunglai.Madeline melirik ke samping, ke dalam ICU.Dia memikirkan kata-kata yang dikatakan Ryan kepadanya sebelum pingsan dan tatapan tulus di mata pria itu saat itu.'Ryan.’'Kau belum menebus apa yang telah kau lakukan. Apa kau benar-benar akan menyerah pada segalanya dan melepaskan gagasan untuk bertahan hidup seperti ini?’“Eveline!”Jeritan emosional Mrs. Jones menarik Madeline kembali ke alam sadarnya.Dia menoleh ke belakang dan melihat Mrs. Jones bergegas menghampirinya.Dia mengira Mrs. Jones akan melampiaskan kemarahannya padanya dan terus mengutuk serta mencaci makinya, tetapi dia tak menyangka bahwa saat Mrs. Jones berlari ke arahnya, ekspresi memohon tampak di wajahnya. “Evel

Mrs. Jones sangat emosional. Dia mengulurkan tangannya dan mencoba menarik Madeline lagi, tapi kali ini, Jeremy tidak memberi kesempatan pada Mrs. Jones untuk menyentuh Madeline.Dia menarik Madeline ke dalam pelukannya dan menghadapi Mrs. Jones dengan ekspresi dingin."Kenapa? Apa kau mencoba untuk menanggalkan keramah tamahanmu setelah tujuanmu tercapai? Bicara yang benar,” katanya dingin.Mrs. Jones agak takut pada Jeremy dan tidak berani berbicara. Namun, dia mulai menanyai Madeline lagi setelah melihat keadaan darurat di ICU.“Eveline, kau lumayan lama berada di sana. Apa yang kau katakan pada Rye? Apa kau dengan sengaja mengatakan sesuatu yang tidak ingin didengar Rye untuk memicunya dan maka dari itu kondisinya memburuk sekarang? Kalau tidak, kenapa para dokter memberikan pertolongan pertama pada Rye dengan begitu tergesa-gesa?”"Eveline, aku tak menyangka kau begitu keji!" Mr. Jones ikut menimpali dan mengkritik.Jeremy sangat mencintai istrinya, jadi bagaimana dia bisa membiar

Apa yang dia katakan pada Ryan?Madeline mengingat apa yang terjadi di ICU tadi.Madeline menunjukkan senyum nakal yang langka setelah melihat rasa ingin tahu di mata menawan Jeremy."Jeremy, apa kau benar-benar ingin tahu apa yang kukatakan pada Ryan?"Jeremy mengangguk dan terdengar seperti cemburu ketika menambahkan, "Aku ingin tahu bagaimana istriku menyemangati pria yang membawa masalah bagi dirinya."Madeline bisa merasakan kecemburuan dalam nada bicara Jeremy. Dia melengkungkan kedua sudut bibirnya dan tersenyum. Kemudian, dia berkata dengan serius, “Malam itu di panggung pertunjukan kembang api, Ryan bilang sesuatu sebelum tertembak dan pingsan.”"Dia bilang dia minta maaf."Setelah mendengar ini, Jeremy perlahan bisa menebak apa yang dikatakan Madeline kepada Ryan di ICU.“Hari itu, dia menculikku di toko buku. Dia mengatakan padaku bahwa dia akan membawaku menemuimu, jadi itulah kenapa aku pergi bersamanya. Saat itu, pikiranku benar-benar kacau dan aku percaya semua yang dia

"Aku tidak berpikir kau melihat yang tidak-tidak." Jeremy memberikan jawaban afirmatif. Tatapannya sekali lagi jatuh di punggung pria yang tidak jauh di depannya.Sosok ini dulu begitu akrab dengannya, jadi dia tidak akan salah lihat.Namun...Jeremy meraih tangan Madeline dan berjalan masuk. Old Master Whitman tiba-tiba bangkit dari sisi lain sofa. Dia menatap Jeremy dan berkata dengan nada terkejut, "Jeremy, lihat siapa yang pulang!"Setelah Old Master mengatakan itu, pria yang duduk membelakangi mereka perlahan berdiri, tinggi dan tegap.Kemudian, dia berbalik. Wajahnya yang dulu santun dan anggun terlihat lebih dewasa dan lebih tenang sekarang.Dia dan Madeline saling berpandangan. Kemudian, dia tersenyum sedikit sebelum mengalihkan pandangannya ke tubuh Jeremy.Melihat rambut pendek Jeremy yang berwarna abu-abu dan pupil matanya yang hampir berwarna kuning, pria itu tampak terkejut.“Aku sejak lama tahu kau tidak akan mati. Hanya saja aku sudah lama tidak melihatmu dan kamu bahkan