Home / Fantasi / I Can See You / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of I Can See You : Chapter 91 - Chapter 100

136 Chapters

91. Bayi Cassie Nova

Disi memegangi daun pintu dengan sekuat tenaga hanya untuk memastikan bahwa benar, Austin membawa pulang seorang wanita dan bayi melewati pintu yang dibukanya.Kedua matanya memicing tiada henti hingga menyebabkan kepalanya sakit.Austin menggendong Irene, dan seorang perawat mengantarkan bayi itu ke kamar.“Disi, ayo ke sini, kita lihat bayinya.” Austin membawa Disi ke kamar bayi yang memang sudah Disi siapkan semenjak dia menginginkan bayi untuk mereka.Austin sudah membaringkan tubuh Irene dan meninggalkannya tanpa berucap apapun.Dan sekarang, Irene berbaring di ranjang kamar tamu yang luar biasa nyaman. Masuk ke rumah ini, menjadi bagian dari Austin sudah berhasil dilakukannya.“Aku hanya perlu membuatnya melihatku, sekali saja.” Irene bicara dalam hati.Sementara di kamar bayi, Austin membantu Disi untuk bisa menggendong bayi mungil Irene.“Siapa namanya?” Dengan sangat hati-hati Disi b
last updateLast Updated : 2021-10-10
Read more

92. Bukan Makhluk Abadi

Sia cemberut ketika sudah sepenuhnya diabaikan oleh Rigel. Mulai menggoda dengan menyusup di antara kaki pria itu.“Hentikan, Sia. Aku sedang tidak ingin bermain.” Rigel menggigit roti dengan pandangan lurus ke depan, ke televisi yang menayangkan film genre action fantasy di pagi hari.Kesal, sungguh tidak ingin diabaikan. Sia merebut remote televisi, melemparkannya ke dinding hingga rusak, hancur karena kekuatan lemparan Sia yang tidak main-main.“Hei, kau sungguh-sungguh ingin menggangguku, ya?” Rigel menatap Sia yang tiba-tiba menangis. Sadar dengan cepat bahwa Sia di masa ini tidak bisa diabaikan, karena dia wanita yang nekat, keras kepala, dan nakal.“Waktu kita tidak lama lagi!” Sia berteriak dengan frustrasi. “Kau bahkan meninggalkanku semalam. Apa mungkin kau menghabiskan malam dengan istrimu? Kau pulang ke sana? Kenapa penjaga tidak menangkapmu? Apa yang—”“Galexia, cukup!”
last updateLast Updated : 2021-10-10
Read more

93. Minerva dan Ares

Sia tidak menjawab pertanyaan Buckley karena merasa tidak perlu. Sepanjang jalan menuju ke rumah Teratai, Sia mengubah aliran musik klasik menjadi lebih berisik.“Sia, kecilkan volume-nya. Gendang telingaku bisa rusak!”Sekeras apa Buckley melarang dan memperingati, segigih itu pula Sia tidak peduli.Mereka tiba dua puluh tujuh menit setelah perdebatan sengit mengenai musik yang tidak selesai dibahas, karena Limora Catty yang sudah menunggu di halaman.Basa-basi serta pelukan sudah selesai, Sia kembali ke kamarnya dengan seribu satu macam pemikiran tentang Rigel Auberon.“Sudah? Hanya seperti ini saja kami berpisah?” Sia merasa masih sangat tidak percaya pada apa yang baru dialaminya. Segalanya begitu cepat. Bagai mimpi.“Greet ... bisa buka pintunya sebentar?”Sia belum juga berganti pakaian, apalagi beristirahat. Apa dia harus melayani tamu sekarang? Suasana hatinya seketika itu menjadi tidak nyam
last updateLast Updated : 2021-10-11
Read more

94. Si Rambut Perak

Sia menatap Vanth tidak berkedip. Rigel? Ah, mereka pasti saling mengenal. Dia baru menyadari bahwa mereka pasti manusia-manusia yang ‘bukan’ manusia.“Aku tidak tahu,” geleng Sia ragu. Antara mengatakan ‘cinta’ dan ‘tidak’ itu sulit. Keduanya memberi dampak tidak menguntungkan untuknya.Vanth mengusap kulit Sia yang terbuka di depannya, mengelus dari atas pundak, turun ke lengan.“Kau boleh terus bersamanya sampai batas akhirmu di dunia manusia. Dia mencintai Sia. Sejak awal kau dibuang oleh Ayahmu ke bumi, Rigel sudah menyelamatkanmu agar tidak musnah. Jika kau musnah, maka selamanya kau tidak akan bisa kembali bersamaku ke negeri atas awan.Dia melanggar perintahku dengan tidak mencabut nyawamu bukan demi dirinya, tapi demi Andromeda, Ibunya Sia. Siapa sangka kalian saling jatuh cinta. Terus seperti itu di antara mati, hidup kembali, mati lagi dan seterusnya. Kalian tidak terpisahkan.” Vanth b
last updateLast Updated : 2021-10-11
Read more

95. Bukan Bosan Hidup

“Aku ....” Sia menatap Vanth. Sulit melanjutkan ucapan karena baginya, hubungan antara dirinya dan Rigel itu rumit. “Kau khawatir akan mencintai dan menginginkannya?” Vanth tahu itu yang dicemaskan Sia. Dia menggenggam tangan Sia dan menenangkannya. “Di bumi, takdir kalian memang seperti itu. Meski terkadang aku sulit menerima hal ini, tapi setelah kupikir lagi, jika tanpa pengorbanan Rigel, kau pasti sudah musnah bertahun-tahun yang lalu.” Sia ingin menangis karena ucapan Vanth seperti sesuatu yang menyedihkan, sayangnya, air matanya tidak ingin menetes di situasi ini. Mereka berpelukan. Vanth menciumi wajah Sia dengan penuh kasih sayang. Berbagi Sia dengan Rigel bukanlah ide bagus. Selama ini, meski dia bukan manusia, dia bisa memiliki rasa cemburu layaknya para penghuni bumi. Itu memang aneh, tapi Ares Vanth Dier mengalaminya.   *****   Rigel menangkap tubuh Disi yang tidak dia ketahui, bahwa daya p
last updateLast Updated : 2021-10-12
Read more

96. Jual Dia Padaku!

Suara Rigel yang melengking membuat Yoan terbangun dalam posisi hampir terjungkal. Walau ingin mengumpat, dia terpaksa menahannya karena raut wajah Rigel sedikit mengerikan saat ini.Disi diam. Menutup matanya dan membiarkan Rigel memarahinya habis-habisan. Padahal selama ini dia berusaha dengan sekuat tenaga untuk menutupi hal ini, tapi akhirnya dia sendiri yang membukanya.“Minta Austin ke sini, sekarang.” Rigel menghampiri Disi di ranjangnya. Melotot marah pada wajah yang tampak hanya bersisa tulang dan kulit.“Aku tidak membawa ponselku, Rigel.” Pandangan Disi beralih menatap Yoan. Dia tahu sebenarnya pria itu benci padanya, tapi melihat Yoan justru ada di sini, Disi tahu banyak orang yang masih peduli padanya.“Lalu sekarang aku harus mencari dan menyeretnya ke sini?”“Tidak, jangan.” Disi menggeleng. Air matanya sudah tidak terbendung.“Lalu kau lebih senang mati perlahan dengan sen
last updateLast Updated : 2021-10-12
Read more

97. Satu Ayah, Dua Ibu

Buckley pucat pasi. Dia bergetar masih dengan senjata api di tangan. Seluruh tubuhnya terasa dingin.Lubang di kening? Tidak, itu buruk! Juga bukan ancaman candaan.Vanth berjalan menghampiri Buckley, tidak mengatakan apapun, tapi dia memiliki perasaan ingin melenyapkan apa saja yang ada dihadapannya sekarang, jika mengikuti kata hatinya.“Mau ke mana kau? Tetap di tempat!” Buckley mengarahkan pistolnya tepat ke wajah Vanth sementara pria itu sudah berjalan melewatinya.“Jangan buat aku benar-benar melubangi keningmu. Kau urus saja wanita itu.”Santai, memutar gagang pintu, membuka dan menutup kembali dengan bunyi keras, Buckley mengucap rasa beruntungnya sambil bergumam dengan suasana hati yang mencekam.“Pria cantik sialan!” umpat Buckley. Segera berlutut didekat tubuh Limora Catty yang terbaring pingsan.“Bernapaslah, kumohon.” Buckley terus mengulangi kalimat itu.Sia terbangu
last updateLast Updated : 2021-10-14
Read more

98. Three Stone Ring

Rigel sudah tidak lagi terkejut akan kedatangan amplop hitam untuknya. Bahkan wajahnya terlihat tanpa ekspresi saat menemukan nama Disi Melani Truder tertulis jelas di sana, ketika dia membuka amplopnya.“Rigel, Tuan Vanth datang berkunjung. Dia ingin bertemu denganmu di atap.” Yoan muncul di depan mejanya dengan raut bingung.Posisi Pemimpin perusahaan sementara padahal diberikan untuknya, tapi kenapa Bos mereka selalu mencari Rigel dan lebih perhatian padanya?Yoan mencurigai satu hal saja. Bos mereka memiliki ketertarikan khusus pada Rigel.“Disi Melani Truder. Waktunya sudah tiba. Dia tidak akan bereinkarnasi di kehidupan selanjutnya.”Rigel tahu itu. Dia juga menyadari hal itu. Seakan semua manusia yang dikenalnya akan mati secara bergantian, lalu tidak pernah kembali di kehidupan selanjutnya.“Kau datang bukan untuk itu. Katakan ada apa.” Rigel memasukkan tangan ke saku celana kerjanya. Menatap lurus
last updateLast Updated : 2021-10-15
Read more

99. Calon Pasukan Austin

“Apa aku boleh—”“Tentu saja,” sela Irene, mengangguk dan tersenyum sekaligus. Dia meletakkan bayi Cassie yang sudah selesai menyusui. Mengusap bibirnya yang bersisa susu, lalu mengecupnya sekilas.Bayi perempuan itu tidur nyenyak. Bahkan mulut kecilnya sedikit terbuka. Itu lucu. Menggemaskan.Austin mematung bingung. Irene yang tadinya menyusui sembari berdiri, kini memilih duduk di sofa besar yang biasa Austin gunakan untuk tidur sejak beberapa malam lalu.Dengan santainya Irene duduk meluruskan kedua kaki, merapikan selimut, lalu memandang Austin yang masih berdiri dengan raut wajah yang sama.“Kemarilah,” kata Irene. Menepuk tempat di sisinya.Setelah menurut, Austin tidak melepas pandangannya dari wajah Irene yang terus berusaha menyembunyikan tawa geli, untuk rasa bingung yang tergambar jelas di wajah tampan itu.Karena gaun tidur biru lembutnya berbentuk off shoulder, atau dengan bagian
last updateLast Updated : 2021-10-15
Read more

100. Segala Sesuatu Yang Tidak Pernah Ada

Sia setuju saat Vanth mengajaknya untuk menikah. Dia juga mengalah, dan memilih pergi dari rumah Teratai. Sebenarnya, itu bukan keputusan yang dipaksakan.Tapi yang sangat mengejutkan tentu saja tentang rumah Teratai yang tidak pernah ada. Sia kembali ke sana sore ini untuk mengucapkan salam perpisahan pada Limora dan Buckley, tapi mendapat kenyataan yang berbeda.“Rumah ini sudah ada dan berdiri di sini sejak dua puluh lima tahun yang lalu, Nona. Tidak ada bangunan lain seperti yang Anda maksudkan.”“Ah, begitu. Apa ada orang-orang dengan nama Limora Catty dan Buckley Winton yang tinggal di sekitar sini?” Sia bertanya dengan penuh harap. Mana mungkin semua lenyap begitu saja tanpa jejak sedikit pun. Ini seperti mustahil!Wanita pemilik rumah yang tampak lebih tua beberapa tahun dari Sia itu menggeleng, setelah berpikir. “Sepertinya tidak ada, Nona.”Sia menghela napas, memilih pasrah, tapi hatinya sungguh masih
last updateLast Updated : 2021-10-15
Read more
PREV
1
...
89101112
...
14
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status