Keesokan hari, kebetulan aku bangun pagi. Ini bukanlah sesuatu yang aku rencanakan. Mungkin karena habis tidur nyenyak, setelah saling tukar pesan dengan Kirana, semalam. Rasanya, ada spirit baru yang menelusup ruang batinku. Seketika itu, aku segera membersihkan diri dan bersiap back to the kampus.Ketika memanasi motor, mataku kedutan. Rupanya, Juleha tengah melintas di depan rumahku. Aku pun menyapanya atas nama Dewi Sri, dewi kesuburan. Dia malah menyindir dengan mengataiku, tumben bangun lebih awal. Demi menyaksikan seorang bidadari, tentu aku harus rela berkorban. Seperti biasa, Juleha hanya nyengir.“Halah! Gombal mukiyo!” tuding ibukku. “Wes, ndang budal bareng kono, lho,” ibuku memanas-manasi situasi dari dalam toko. (Halah! Rayuan gombal. Sudah berangkat bareng sana)Aku berdehem, lalu menawari Juleha berangkat ke sekolah bareng. Doi setuju. Aku pun menawarinya memakai helm. Tapi, ibuku mengatakan tidak usah pakai helm, lha wong
Last Updated : 2021-03-24 Read more