Home / Romansa / PESONA / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of PESONA: Chapter 21 - Chapter 30

44 Chapters

P E S O N A -21-

Tama yang sedari tadi duduk di sofa ruang tamu dan menatap ke arah pintu rumah, menunggu kepulangan istrinya yang belum kunjung datang, sudah tiga puluh menit tapi wanita itu belum pulang, apa beli martabak akan selama ini?Tama mengepalkan tangannya saat mendengar laporan dari satpam yang berjaga di pos dekat gerbang, mengatakan bahwa Nandini sudah pulang dengan seorang pria memakai motor Ninja. Katanya ingin beli martabak tapi kenapa malah berdekatan dengan pria, apa wanita itu lupa dengan statusnya sebagai istri?Sekarang Tama sudah siap untuk memberi wanita ceramah dan omelan tanpa henti karena sudah membuatnya menunggu dengan khawatir karena mengira wanita itu mungkin saja ada dalam keadaan yang berbahaya atau buruk hingga lama pulang. Namun ia salah karena wanita itu bukan sedang berada dalam keadaan bahaya namun malah sedang bersenang-senang. Melihat Nandini sudah datang dengan senyum manis di bibirnya membuat Tama yakin jika Nandini sedang senang karena pria yang
Read more

P E S O N A -22-

Hari ini Nandini memutuskan untuk libur saja sehingga ia tidak akan ke kantor hari ini karena rasa sakit akibat datang bulan dan rasa sakit itu membuat suasana hatinya sangat buruk. Jika dipaksakan bekerja maka hanya akan membuat pekerjaannya jadi tak beres saja. Hal itu membuat Nandini masih tertidur di atas kasur dengan selimut hangat yang membungkus tubuhnya. Kebetulan pagi ini sedang hujan deras jadi keputusan yang baik untuk libur, jiwa pemalasnya meronta untuk tidak beranjak dari kasur dan menginjakkan kaki di lantai yang pasti sangat dingin, bahkan ia masih bisa merasakan suasana dingin di kamarnya walaupun pendingin ruangan sudah dimatikan. Ia sudah bangun dari tadi, namun ia masih berbaring sambil membaca novel kesukaannya.Waktu terbaik untuk memanjakan diri sendiri. Jika Nandini bersantai, maka Tama sudah sibuk bersiap-siap berangkat kerja. Pekerjaan sebagai artis membuat pria itu harus tampil begitu menawan dan keren sehingga butuh waktu lama untuk memp
Read more

P E S O N A -23-

Tama langsung naik ke tempat tidur dan berdiri di tempat tidur sambil memegang bantal, mereka pun saling pukul menggunakan bantal hingga busa bantal itu keluar dan tempat tidur menjadi sangat berantakan.Sekarang, para pekerja Tama tidak lagi kaget dengan pertengkaran keduanya namun lebih kaget saat melihat betapa mulusnya kaki jenjang istri bos mereka. Kebetulan Nandini memakai celana pendek di atas lutut sedikit, tadi kakinya tak terlihat karena pakai selimut jadi sekarang kaki putih dan cerah itu terpampang di depan pekerja Tama.Para pekerja itu tak habis pikir kenapa bos mereka mengatakan istrinya bertubuh rata, hanya orang buta yang bisa mengatakan itu karena bentuk tubuh Nandini sangat indah dan bagus hingga membuat mereka terpesona terlebih wajah natural tanpa riasan itu terlihat cantik dan menawan."Cantik sekali.""Mulus.""Indah.""Seksi."Tanpa sadar keempat pekerja Tama mengutarakan pendapat mereka secara lisan saat terkagum den
Read more

P E S O N A -24-

Hanya beberapa menit menunggu, orang yang ditunggu sudah datang, Nandini tersenyum senang ketika melihat temannya sudah datang dengan jas putih khas dokter, kemeja dan celana bahan hitam. Keduanya pu berpelukan sejenak sebagai sapaan awal bertemu."Aku engga menyangka kamu akan benar-benar datang ke rumah sakit ini, aku pikir kemarin kamu cuma asal jawab.""Enggalah, aku engga mungkin bohong sama temanku ini.""Kalau gitu, ayo ke ruangan aku.""Iya."Rolan sengaja langsung mengantar Nandini ke ruangannya karena sekarang mereka sudah menjadi pusat perhatian. Wajar memang karena selama ini ia tak pernah terlihat dekat dengan perempuan hingga berpelukkan jadi pasti banyak bawahan dan pasien yang mengira ia dan Nandini memiliki hubungan spesial. Namun karena mengingat status Nandini adalah istri orang jadi Rolan harus menjaga nama baik wanita itu sehingga membawa Nandini ke tempat yang lebih privasi.Setelah masuk ke ruangan kerja Rolan, Nandini langs
Read more

P E S O N A -25-

Sejak tadi suami istri itu tidak bicara sepatah kata pun di dalam mobil, keduanya memutuskan untuk tutup mulut. Nandini yang malas bicara dengan Tama karena kesal dengan tingkah pria itu pada temannya, bayangkan bagaimana penilaian Rolan pada dirinya karena sikap tak sopan Tama.Di sisi lain, Tama yang kesal karena Nandini menemui teman masa kecilnya tanpa memberitahu dirinya terlebih dahulu. Supir yang mengemudikan mobil pun bingung mau membawa mobil ini kemana, ingin bertanya tapi segan apalagi majikannya sedang marah, tapi kalau tak ditanya maka pasti ia juga akan dimarahi karena sedari tadi hanya berkeliling saja."Pak, Bu. Kita mau kemana?""Apa aku harus memberitahu setiap hal, baru kau mengerti dan bekerja dengan benar?!""Maaf, Pak."Tama yang kesal melampiaskan kekesalannya pada supirnya yang tak bersalah dan tak mengerti apapun, supir itu langsung ketakutan karena menjadi korban keamarahan majikannya. Sedangkan Nandini menghela nafas kasar kar
Read more

P E S O N A -26-

Setelah tidur berjam-jam akhirnya Nandini terbangun juga dan saat ia terbangun hari sudah malam, namun satu yang membuat Nandini bingung tentang dimana dirinya berada sekarang? Ia berada di sebuah kamar asing dan ia tak pernah merasa pernah ada di kamar ini. Ia pun langsung bangun dan duduk dia atas kasur sambil memperhatikan kamar ini, kamar ini termasuk lengkap karena memiliki kamar mandi, ruang tamu, ruang makan, dapur, dan balkon sendiri. Ia pun langsung berdiri dan berjalan ke arah balkon untuk melihat suasana di luar. Saat berada di balkon, suasana langsung terasa sangat dingin, pasti ia berada di penggunungan karena ia melihat banyak gunung di sini hingga matanya menangkap sebuah papan kayu yang dihiasi lampu tumbler yang menampilkan lokasinya saat ini yaitu Villa Mountain di Bogor. "Pasti pria itu yang membawaku ke sini, dia mengatakan pergi ke tempat syutingnya di Bogor. Lalu kemana perginya pria itu?""Dasar pria tak bertanggung jawab yang men
Read more

P E S O N A -27-

Hari ini adalah hari kelima Tama syuting di Bogor, selama lima hari itu juga Nandini selalu menemani pria itu ke mana pun pria itu pergi syuting, entah di bukit, di hutan, jalan raya, intinya dimana pun Tama berada, di situ Nandini berada.Seperti hari ini, mereka sedang bersiap-siap untuk pergi ke tempat syuting yaitu kebun teh yang jaraknya lumayan jauh dari sini, Nandini sudah siap membawa tas berisi keperluannya dan Tama. Kalau sebelumnya ia menolak datang ke sini, maka sekarang Nandini suka berada di sini, baginya sekarang ia sedang liburan dan ia menikmati liburan ini. Soal urusan kantor pun sudah ia percayakan ke sekertaris yang juga ada teman semasa kuliahnya, ia juga sudah rapi dan siap berangkat."Ayo kita berangkat.""Ayo."Tama menggenggam tangan istrinya dengan lembut keluar dari kamar pribadi mereka lalu menuruni tangga dan keluar dari rumah, para kru film sedang menyiapkan barang-barang yang mereka butuhkan untuk syuting di perkebunan teh karen
Read more

P E S O N A -28-

"Iya, Tama. Ayo masuk.""Ayo masuk, Tama.""Kami senang kau ada di mobil ini.""Kita bisa berbicara banyak hal di dalam mobil."Melihat bagaimana hebohnya para wanita membuat Nandini mengerti alasan pria itu enggan untuk naik ke mobil ini, bahkan pria itu sampai melotot dan memperingatinya untuk keluar segera. Nandini pun mengangguk mengerti dan setuju."Ehm, sepertinya kami jangan di mobil ini, di sini terlalu berisik.""Kau benar, Nandini. Jadi cepat keluar dari mobil ini.""Iya."Nandini pun langsung memutuskan untuk keluar dari mobil, sedangkan para wanita itu langsung kecewa saat idola mereka tak akan duduk di mobil yang sama bahkan mereka sampai memohon agar Tama kembali lagi."Tama, ayolah duduk di mobil ini.""Kami semua adalah idolamu juga.""Kami mohon."Bukannya malah luluh, Tama malah merasa jijik dan semakin yakin untuk tidak duduk di mobil itu. Di sisi lain, Nandini malah menertawakan suaminya yang
Read more

P E S O N A -29-

Akhirnya mereka sampai juga di perkebunan teh yang merupakan tempat syuting, para kru langsung bergegas cepat mengeluarkan properti syuting keluar dari mobil terutama tenda, tempat duduk, bantal, dan lain-lain untuk para pemain sebelum mereka akan mengeluh manja dan menggerutu karena tak mendapat pelayanan yang baik.Setelah pelayanan untuk para artis, baru mereka menurunkan kamera dan peralatan syuting lainnya. Para artis pun langsung mengambil tempat duduk dan mengeluarkan riasan mereka agar bisa memperbaiki riasan yang sudah luntur selama satu jam perjalanan. Nandini sendiri sudah bangun dan kini sedang menatap perkebunan teh yang sangat luas, hijau, sejuk, dan indah. Ia tak mau melihat bagaimana sibuknya para kru film dan artis itu, lebih baik ia berkeliling melihat perkebunan teh. Kakinya pun mulai melangkah untuk menyusuri perkebunan teh ini. Di sisi lain, Tama sedang sibuk membaca script karena ia tak perlu merias dirinya lagi, ia merasa masih segar dan rias
Read more

P E S O N A -30-

Nandini sedang sibuk membantu para pekerja kebun teh mengambil pucuk daun teh yang nantinya akan menjadi teh, entah sudah berada puluh menit bahkan mungkin sudah sejam ia berada di sini. Ia begitu senang mempelajari soal teh dari para pekerja ini, ia jadi memiliki ilmu baru dan berlajar mengenai pengolahan teh dan kebetulan para pekerja di sini sangat baik karena mau menjawab semua pertanyaannya dan bersikap ramah padanya, khas warga desa yang memiliki sopan santun dan adab."Kamu dari kota ya?" "Iya, lagi menemani para pemain film yang sedang syuting."Nandini menjawab pertanyaan Lastri sambil tersenyum manis, ia sengaja tak mengatakan tentang Tama karena merasa tak perlu. Lagi pula warga desa tak akan kenal dengan artis Ibu Kota namun ternyata pemikirannya ini salah."Oh, artis-artis yang sedang buat film baru di ujung sana ya?""Iya, kamu tahu filmnya?""Aku tahu, kebetulan pemeran utama prianya adalah idola aku. Oh ya, kamu siapa mereka
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status