Hanya beberapa menit menunggu, orang yang ditunggu sudah datang, Nandini tersenyum senang ketika melihat temannya sudah datang dengan jas putih khas dokter, kemeja dan celana bahan hitam. Keduanya pu berpelukan sejenak sebagai sapaan awal bertemu.
"Aku engga menyangka kamu akan benar-benar datang ke rumah sakit ini, aku pikir kemarin kamu cuma asal jawab."
"Enggalah, aku engga mungkin bohong sama temanku ini."
"Kalau gitu, ayo ke ruangan aku."
"Iya."
Rolan sengaja langsung mengantar Nandini ke ruangannya karena sekarang mereka sudah menjadi pusat perhatian. Wajar memang karena selama ini ia tak pernah terlihat dekat dengan perempuan hingga berpelukkan jadi pasti banyak bawahan dan pasien yang mengira ia dan Nandini memiliki hubungan spesial. Namun karena mengingat status Nandini adalah istri orang jadi Rolan harus menjaga nama baik wanita itu sehingga membawa Nandini ke tempat yang lebih privasi.
Setelah masuk ke ruangan kerja Rolan, Nandini langs
Sejak tadi suami istri itu tidak bicara sepatah kata pun di dalam mobil, keduanya memutuskan untuk tutup mulut. Nandini yang malas bicara dengan Tama karena kesal dengan tingkah pria itu pada temannya, bayangkan bagaimana penilaian Rolan pada dirinya karena sikap tak sopan Tama.Di sisi lain, Tama yang kesal karena Nandini menemui teman masa kecilnya tanpa memberitahu dirinya terlebih dahulu. Supir yang mengemudikan mobil pun bingung mau membawa mobil ini kemana, ingin bertanya tapi segan apalagi majikannya sedang marah, tapi kalau tak ditanya maka pasti ia juga akan dimarahi karena sedari tadi hanya berkeliling saja."Pak, Bu. Kita mau kemana?""Apa aku harus memberitahu setiap hal, baru kau mengerti dan bekerja dengan benar?!""Maaf, Pak."Tama yang kesal melampiaskan kekesalannya pada supirnya yang tak bersalah dan tak mengerti apapun, supir itu langsung ketakutan karena menjadi korban keamarahan majikannya. Sedangkan Nandini menghela nafas kasar kar
Setelah tidur berjam-jam akhirnya Nandini terbangun juga dan saat ia terbangun hari sudah malam, namun satu yang membuat Nandini bingung tentang dimana dirinya berada sekarang? Ia berada di sebuah kamar asing dan ia tak pernah merasa pernah ada di kamar ini.Ia pun langsung bangun dan duduk dia atas kasur sambil memperhatikan kamar ini, kamar ini termasuk lengkap karena memiliki kamar mandi, ruang tamu, ruang makan, dapur, dan balkon sendiri. Ia pun langsung berdiri dan berjalan ke arah balkon untuk melihat suasana di luar. Saat berada di balkon, suasana langsung terasa sangat dingin, pasti ia berada di penggunungan karena ia melihat banyak gunung di sini hingga matanya menangkap sebuah papan kayu yang dihiasi lampu tumbler yang menampilkan lokasinya saat ini yaitu Villa Mountain di Bogor."Pasti pria itu yang membawaku ke sini, dia mengatakan pergi ke tempat syutingnya di Bogor. Lalu kemana perginya pria itu?""Dasar pria tak bertanggung jawab yang men
Hari ini adalah hari kelima Tama syuting di Bogor, selama lima hari itu juga Nandini selalu menemani pria itu ke mana pun pria itu pergi syuting, entah di bukit, di hutan, jalan raya, intinya dimana pun Tama berada, di situ Nandini berada.Seperti hari ini, mereka sedang bersiap-siap untuk pergi ke tempat syuting yaitu kebun teh yang jaraknya lumayan jauh dari sini, Nandini sudah siap membawa tas berisi keperluannya dan Tama. Kalau sebelumnya ia menolak datang ke sini, maka sekarang Nandini suka berada di sini, baginya sekarang ia sedang liburan dan ia menikmati liburan ini. Soal urusan kantor pun sudah ia percayakan ke sekertaris yang juga ada teman semasa kuliahnya, ia juga sudah rapi dan siap berangkat."Ayo kita berangkat.""Ayo."Tama menggenggam tangan istrinya dengan lembut keluar dari kamar pribadi mereka lalu menuruni tangga dan keluar dari rumah, para kru film sedang menyiapkan barang-barang yang mereka butuhkan untuk syuting di perkebunan teh karen
"Iya, Tama. Ayo masuk.""Ayo masuk, Tama.""Kami senang kau ada di mobil ini.""Kita bisa berbicara banyak hal di dalam mobil."Melihat bagaimana hebohnya para wanita membuat Nandini mengerti alasan pria itu enggan untuk naik ke mobil ini, bahkan pria itu sampai melotot dan memperingatinya untuk keluar segera. Nandini pun mengangguk mengerti dan setuju."Ehm, sepertinya kami jangan di mobil ini, di sini terlalu berisik.""Kau benar, Nandini. Jadi cepat keluar dari mobil ini.""Iya."Nandini pun langsung memutuskan untuk keluar dari mobil, sedangkan para wanita itu langsung kecewa saat idola mereka tak akan duduk di mobil yang sama bahkan mereka sampai memohon agar Tama kembali lagi."Tama, ayolah duduk di mobil ini.""Kami semua adalah idolamu juga.""Kami mohon."Bukannya malah luluh, Tama malah merasa jijik dan semakin yakin untuk tidak duduk di mobil itu. Di sisi lain, Nandini malah menertawakan suaminya yang
Akhirnya mereka sampai juga di perkebunan teh yang merupakan tempat syuting, para kru langsung bergegas cepat mengeluarkan properti syuting keluar dari mobil terutama tenda, tempat duduk, bantal, dan lain-lain untuk para pemain sebelum mereka akan mengeluh manja dan menggerutu karena tak mendapat pelayanan yang baik.Setelah pelayanan untuk para artis, baru mereka menurunkan kamera dan peralatan syuting lainnya. Para artis pun langsung mengambil tempat duduk dan mengeluarkan riasan mereka agar bisa memperbaiki riasan yang sudah luntur selama satu jam perjalanan.Nandini sendiri sudah bangun dan kini sedang menatap perkebunan teh yang sangat luas, hijau, sejuk, dan indah. Ia tak mau melihat bagaimana sibuknya para kru film dan artis itu, lebih baik ia berkeliling melihat perkebunan teh. Kakinya pun mulai melangkah untuk menyusuri perkebunan teh ini. Di sisi lain, Tama sedang sibuk membaca script karena ia tak perlu merias dirinya lagi, ia merasa masih segar dan rias
Nandini sedang sibuk membantu para pekerja kebun teh mengambil pucuk daun teh yang nantinya akan menjadi teh, entah sudah berada puluh menit bahkan mungkin sudah sejam ia berada di sini. Ia begitu senang mempelajari soal teh dari para pekerja ini, ia jadi memiliki ilmu baru dan berlajar mengenai pengolahan teh dan kebetulan para pekerja di sini sangat baik karena mau menjawab semua pertanyaannya dan bersikap ramah padanya, khas warga desa yang memiliki sopan santun dan adab."Kamu dari kota ya?""Iya, lagi menemani para pemain film yang sedang syuting."Nandini menjawab pertanyaan Lastri sambil tersenyum manis, ia sengaja tak mengatakan tentang Tama karena merasa tak perlu. Lagi pula warga desa tak akan kenal dengan artis Ibu Kota namun ternyata pemikirannya ini salah."Oh, artis-artis yang sedang buat film baru di ujung sana ya?""Iya, kamu tahu filmnya?""Aku tahu, kebetulan pemeran utama prianya adalah idola aku. Oh ya, kamu siapa mereka
Hari ini adalah hari kelima belas mereka berada di Bogor dan menjadi hari terakhir mereka di Bogor karena proses syuting sudah selesai sejak tadi siang dan semua orang sudah membereskan barang-barang mereka agar besok pagi mereka akan langsung pulang ke Jakarta.Seperti biasanya ada pesta mewah di tempat syuting sebagai perayaan atas selesainya project film mereka dan tinggal menunggu editor menyelesaikan editannya lalu ditentukan jam tayang dan mereka melakukan promosi film. Semua orang begitu senang dan bersiap-siap untuk pesta nanti malam di Villa. Mereka telah menyiapkan gaun dan jas terbaik, perhiasaan dan sepatu terbaik, riasan terbaik, dan lain-lainnya.Para pelayan di Villa pun sedari tadi siang sudah bolak-balik ke sana dan kemari untuk mempersiapkan pesta nanti, tak lupa mereka memasak makanan yang enak serta minuman yang manis dan segar. Bahkan sutradara langsung menyewa tiga bartender bar terkenal di Jakarta secara ekslusif ke Bogor untuk meracik minuma
Pesta pun sudah dimulai. Lantai bawah maupun lantai atas sudah ramai dengan para kru film, pemain film, dan lain-lainnya. Mereka terlihat begitu cantik dan tampan dengan gaun mewah dan jas mengkilap. Kebetulan ini adalah pesta topeng sehingga semua orang memakai topeng di pesta ini dan saling berbicara satu sama lain tanpa menyebutkan identitas dirinya agar semua orang bisa bergabung bersama yang lain tanpa canggung karena tak tahu siapa yang sedang diajak bicara.Sutradara dan produser pun mengundang beberapa rekan kerja mereka atau teman mereka, pihak artis pun boleh melakukan itu agar meriahkan suasana pesta, sehingga yang berada di pesta ini tak hanya orang film, tapi dari berbagai kalangan mulai dari pengusaha, investor, direktur, dan lain-lainnya.Tama sedari tadi sudah turun dengan topeng yang menutupi bagian matanya, ia memakai jas abu-abu, kemeja putih, dan celana bahan abu-abu. Rambutnya sudah rapi disisir, dan berusaha membaur dengan yang lain, mencari pasanga
Ayla berlari ke arah kelas akuntansi nya yang diajar oleh dosen galak yang menjadi sasaran taruhan Ayla dan teman-teman nya saat Ayla kalah sehingga Ayla harus dapat menaklukan hati dosen galak itu dalam dua Minggu karena dosen galak itu akan pergi ke Swiss dua Minggu lagi."Maaf pak, saya telat", ucap Ayla berdiri di pintu membuat mahasiswa dan gio, dosen galak itu menoleh."Dua jam......."ITU BUKAN TERLAMBAT AYLA TAPI MALAS!"Ayla dan mahasiswa lain nya yang berada di kelas kaget saat mendengar bentakan gio."Kelas selesai dan kamu Ayla saya jamin nilai kamu mata kuliah saya E"Aulia langsung mengejar langkah besar dosen galak nya itu saat mendengar nilai nya yang dipertaruhkan."Bapak jangan kasih nilai E ke saya pak A saja"Gio menatap tajam mahasiswi nya yang masih bisa bercanda saat diberi nilai E."Keluar kamu dari ruangan
Kita adalah satu kesatuan, di dalam tubuhmu mengalir darahku dan di dalam hatimu tertanam namaku~Aldo Ragaff Pratap Putra~5 tahun lalu... Senyum manis terbit di bibir gadis berusia dua puluh dua tahun itu, saat melihat kekasihnya berdiri di depan rumah megahnya sambil membalas senyumnya. Rona merah muncul di pipi Melva, selalu saja seperti itu saat ia bertemu dengan Aldo kekasihnya. Padahal mereka sudah lima tahun berpacaran tapi ia tetap merona dan salah tingkah saat berdekatan dengan Aldo. "Kau kenapa menunggu di sini?" tanya Melva saat sudah berada di hadapan kekasihnya, mata Melva menatap sekitar d
Alunan lagu tidur di malam hariMengingatkan kami padaMalam penuh darah ituAlexa & AlenaSUDAH BEDA CERITA! PESONA SUDAH ENDING! INI CERITA SATU BAB DAN LANGSUNG TAMAT.JUDUL: MISTERI KEMATIAN SENIOR........................."Nina bobo oh Nina bobo kalau tidak bobo digigit nyamuk."Suara merdu seorang Ibu yang membelai lembut rambut halus kedua putri kembarnya yang sudah terlelap dalam mimpi dalam heningnya malam dan gelapnya kamar. "Kalian adalah kekuatan ibu menjalani keperihan hidup ini," ucap Saira lalu mencium kedua kening putri kecilnya bergantian.
Tama yang pergi ditinggal Nandini jadi frustasi dan hanya bisa menangis dan berteriak meraung di dalam kamar, melempar benda apapun yang ada di sekitarnya untuk melampiaskan amarah dalam dirinya, ia mengutuk dirinya sendiri yang berkali-kali sudah menyakiti Nandini hingga ia sendiri pun tak tahu bagaimana caranya mengobati luka itu.Nauli yang melihat keadaan Tama menjadi memburuk pun khawatir jika pria itu akan menjadi sangat frustasi hingga berujung bunuh diri akibat patah hati ditinggalkan istrinya. Nyatanya Nauli masih mencintai mantannya yang merupakan anak tirinya.Dulu, Nauli dan Tama adalah sepasang kekasih. Namun karena sifat Tama yang suka main wanita di belakang bahkan langsung di depannya membuat Nauli berniat membalas perilaku pria itu dengan menghancurkan hidup Tama sama seperti Tama yang menghancurkan hati dan hidupnya saat menyuruhnya menggugurkan janin yang merupakan hasil perbuatan mereka di setiap malam, Nauli terpaksa menggugurkan janin tersebut karen
"Sekarang kau makan dulu, baru setelahnya kita akan menemui Tama.""Baiklah."Laura pun langsung mengambil nampan di atas meja dan menyuapi temannya dengan perlahan-lahan. Temannya ini sedang hamil, namun tubuhnya bukan membesar, malah semakin kurus saja, hal itu yang membuat mama Nandini sampai menelepon dirinya agar menemui Nandini, mencoba menghiburnya, dan melupakan masa lalu agar Nandini bisa merasa bahagia dan bersatu dengan Tama.Nandini menerima setiap suapan nasi yang diberikan oleh Laura, ia begitu senang karena sebentar lagi bisa menemui Tama. Ia harus menurut agar temannya mau membawanya pada Tama, namun di samping rasa senang, ada rasa khawatir teramat dalam diri Nandini dengan berbagai pertanyaan yang berada di pikirannya.Setelah makan siang habis, Laura pun meletakkan nampak itu ke meja lagi, lalu berjalan ke arah lemari sahabatnya untuk menyuruh Nandini bersiap-siap karena sekarang kondisi Nandini sangat kacau dengan wajah pucat, mata bengkak
Sudah seminggu sejak kejadian dimana Nandini menolak Tama mentah-mentah, sejak saat itu Tama tak terlihat di mana pun, baik di layar kaca maupun di acara apapun, Tama seakan menghilang ditelan bumi sehingga para wartawan tak bisa mendapat berita tentang kejadian yang menggegerkan publik itu.Para wartawan pun tak bisa meminta klarifikasi dari Nandini maupun Laura Xeniata yang merupakan pihak yang terlibat dalam kejadian itu. Nomor kedua wanita itu tak bisa dihubungi, keduanya pun tak pernah keluar dari rumah masing-masing selama seminggu ini, jelas sekali mencoba menjauhi wartawan. Sehingga sampai saat ini belum diketahui titik terang kenapa bisa terjadi hal itu karena tak ada narasumber yang bisa ditanya.Para wartawan hanya berhasil mendapat info dari saksi mata kejadian yang hanya tahu saat kejadian berlangsung, netizen pun hanya bisa menyimpulkan bahwa ada orang ketiga dan lain-lain sesuai keinginan otak mereka tanpa ada bukti nyata. Bahkan akun media sosial Nandini
Nandini mengambil bunga mawar itu dari tangan Tama, hal itu membuat Tama tersenyum senang karena merasa istrinya mau menerimanya namun semuanya salah. Nandini malah membuang bunga indah itu lalu menginjaknya layaknya sampah, bahkan ia merebut paksa kotak cincin itu dari tangan Tama lalu menginjaknya juga hingga cincin itu rusak.Semua orang yang menyaksikan itu sangat terkejut dan tak menyangka jika Nandini akan menolak pernyataan cinta Tama dengan begitu jahat dan kejam. Para fans bahkan terang-terangan meneriaki tak suka pada Nandini, sedangkan para pemain menatap tajam ke arah Nandini yang telah menolak pria sempurna Tama.Di luar dugaan, Tama yang seharusnya menjadi pihak yang paling marah di sini malah tersenyum namun senyumannya terlihat begitu dipaksakan sehingga terlihat menyedihkan di hadapan semua orang yang jadi iba pada Tama."Kau sudah tahu kan jawabanku?"Nandini bertanya dengan nada dingin dan tatapan datar, ia bahkan memberikan senyum mi
Hari yang ditunggu-tunggu pun telah tiba. Saat ini Nandini dan Tama sedang berada di mobil yang sama yang akan membawa mereka ke tempat promosi film baru Tama. Tama pun sedari tadi menggenggam tangan istrinya dengan lembut, hal itu membuat Nandini merasa risih namun tak bisa menolak karena tak mau membuat pria itu curiga."Kau sampai berkeringat, pasti gugup kan? Tenang saja, ada aku di sana yang akan terus menemanimu."Tama bahkan sampai mengambil tisu dan mengusap keringat di kening istrinya dengan tisu saat tahu istrinya berkeringat sedangkan Nandini menjadi diam membatu karena sikap romantis pria ini yang mendebarkan jantungnya."Kau yakin akan melakukan ini?""Yakin.""Kenapa kau sampai mau melakukan ini?""Karena kau yang meminta. Aku ingin memperbaiki kesalahanku di masa lalu."Nandini hanya mengangguk sebagai jawaban lalu memilih memandang ke luar jendela mobil dari pada ia menatap ke arah suaminya yang terus menatap penuh cinta deng
Seorang wanita cantik dengan celana panjang dan kemeja polos dibalut blazer berjalan masuk ke dalam restoran. Wanita itu adalah Nandini yang akan menemui temannya setelah beberapa bulan tak bertemu, ia pun langsung menghampiri temannya sambil membalas lambaian tangan temannya. Ia sangat senang bisa bertemu dengannya, begitu pun dengan temannya yang langsung bersemangat dan memeluknya saat sudah berada di hadapan temannya."Akhirnya kau datang juga, aku pikir Bu Nandini yang terhormat tak akan datang karena sibuk dengan bisnisnya.""Tak mungkin aku tidak datang saat aku punya kabar baik untukmu dan untukku."Nandini menatap temannya dengan binar kebahagiaan, inilah tujuannya menemui temannya untuk berbagi kabar baik yang baru saja ia dapat tadi pagi. Kabar baik ini tak akan bisa ia dapat tanpa bantuan temannya ini yaitu Laura Xeniata.Tak ada yang tahu jika Nandini dan Laura adalah teman semasa sekolah. Laura memang sudah senior di dunia artis walaupun umurnya