Home / Romansa / PESONA / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of PESONA: Chapter 11 - Chapter 20

44 Chapters

P E S O N A -11-

Akhirnya acara sarapannya sudah selesai, aku dan Nandini pun kembali ke kamar hotel untuk mengemas pakaian kami agar kembali ke rumah hari ini juga, banyak pekerjaan yang menunggu setelah ini dan walaupun berat hati namun aku harus mengakuinya bahwa pernikahan ini membawa dampak baik bagi karirku, sejak pengumuman pernikahanku dengan Nandini, banyak sekali job datang dari berbagai agensi film, iklan, model, dan lain-lain sehingga karirku akan semakin menanjak naik.Kami masuk ke dalam kamar hotel, lalu kami segera mengemas pakaian kami dan keluar lagi dari kamar hotel, belum ada yang buka suara, namun saat berada di lift, Nandini akhirnya buka suara."Aku kira kisah perselingkuhan ibu dan anak hanya ada di film atau novel, tapi itu terjadi di pernikahanku."Aku langsung menoleh ke arahnya dengan tatapan terkejut, dari sekian banyak hal yang bisa ia ucapkan, kenapa harus ucapan yang akan berujung drama baru? Wanita ini s
Read more

P E S O N A -12-

Hari ini adalah hari pertama aku ditinggalkan oleh Tama, aku tak masalah ditinggal pria itu karena aku juga tak butuh keberadaan pria itu, malah aku senang pria itu tak ada di dekatku jadi aku tak perlu berakting layaknya istri yang mencintai suaminya dan melayani suaminya dengan sepenuh hati.Aku baru saja pulang dari kantor, rumah mewah nan megah serta besar ini terlihat begitu sepi, kalau saja tak ada pekerja seperti pembantu yang lewat maka aku akan merasa ada di rumah tua lama dan kosong, layaknya rumah berhantu yang menyeramkan. Kebetulan juga ayah mertua tidak ada di rumah karena ada pekerjaan di Singapura sehingga di rumah ini hanya ada aku dan ibu tiriku.Tubuhku terasa begitu lelah karena sibuk bolak balik dari satu usaha ke usaha lain untuk pengecekan kondisi, keuangan, keuntungan, transaksi, memberi gaji karyawan, dan lain-lain. Kebiasaan di awal bulan maka aku akan sangat sibuk, niat hati ingin menenangkan diri dengan tidur
Read more

P E S O N A -13-

Pagi hari yang cerah membuat suasana hatiku ikut senang, setelah selesai mandi dan berpakaian, aku mulai mengecat kuku jariku yang panjang dengan kutek berwarna biru, sama seperti warna langit saat ini. Biasanya hari libur seperti ini akan aku habiskan dengan berdandan, merias diri, merawat diri dengan ke salon dan melakukan berbagai perawatan kecantikan, kalau tidak aku akan ke Mall untuk belanja.Namun sebelum keluar rumah, aku harus mengecat kuku jariku, senyumku terukir indah saat melihat ibu jariku yang terlihat indah dengan warna biru setelah aku selesai mengecat ibu jariku."Kuku yang indah milik wanita yang cantik."Setelah puas memuji hasil pekerjaanku mengecat kuku jariku menjadi warna biru, aku pun lanjut mengecat kuku jariku yang lain dengan perlahan-lahan, teliti, dan hati-hati agar cat kukunya tidak melewati batas kuku. Entah sejak kapan aku mulai suka dengan kesempurnaan, aku malah benci dengan apapun yang terl
Read more

P E S O N A -14-

Sudah berulang kali aku berusaha menelepon istriku yang sungguh sangat durhaka ini namun tak satu pun panggilan teleponku diangkat olehnya, dia selalu menolak setiap panggilanku lalu mematikan ponselnya hingga operator selalu bilang 'nomor yang anda hubungi sedang sibuk, cobalah beberapa saat lagi.'Mengirim pesan pada Nandini pun sudah, namun dia hanya membaca pesannya saja lalu tidak aktif lagi. Setelah membuat masalah sebesar ini karena membuat kebohongan di depan media, istriku ini bisa-bisanya kabur. Aku sudah dibuat pusing akan sikapnya yang kelewat batas, bukankah aku sudah mengatakan tentang kejadian di hotel sebelum media meliput, lalu kenapa dia harus melakukan drama bagaikan istri yang diselingkuhi?Berita klarifikasi tentang respon Nandini lansung menjadi berita utama untuk hari ini dan mungkin seterusnya, bahkan para kru film mulai panik jika hal ini bisa merusak film nantinya karena banyaknya komentar buruk yang menyumpahi aku
Read more

P E S O N A -15-

Saat ini aku sedang duduk di sebuah sofa di ruang pribadi suamiku, sedari tadi suamiku ini terus marah-marah tak jelas, berteriak penuh emosi dan menatap tajam diriku, padahal kan aku datang ke sini dengan niat baik untuk merayakan pernikahan kami ke satu bulan, bahkan aku sudah bawa kue ulang tahun dan kado untuknya, tapi lihatlah balasannya untuk tindakan baikku."Kali ini kamu sudah keterlaluan, Nandini!""Kamu mempermainkan pekerjaan yang sudah menjadi mimpiku!""Apa kau tidak bisa berpikir sedikit saja jika kau melakukan sandiwara bodoh ini maka bukan aku saja yang menjadi korban melainkan banyak orang?!""Lagi pula aku sudah memberitahumu soal sandiwara itu! Tapi kau sengaja menjadikannya sebagai bahan perminanmu!"Entah sudah berapa kali dia bicara hal yang menurutku sama saja tentang tindakanku beberapa jam lalu, aku sendiri sampai bosan dan memilih diam sambil mengecek jari kuku cantik
Read more

P E S O N A -16-

Sepasang suami istri keluar dari mobil secara bersamaan dengan raut wajah kesal dan tatapan marah yang kentara jelas, para pelayan yang mereka lewati bahkan bisa merasakan hawa mencekam dari pasangan tersebut, sehingga mereka sebisa mungkin tutup mulut dengan rapat agar tidak membuat mereka menjadi pelampiasan amarah dari kedua majikan mereka ini.Langkah kaki Tama yang panjang membuat pria itu berada di depan istrinya, terlebih lagi Nandini yang pakai high heels sehingga sulit berjalan cepat dan berada di belakang Tama. Nandini yang melihat punggung suaminya tak kuasa menahan kekesalannya dan melempar tasnya ke punggung pria itu hingga Tama meringis karena lemparan tas itu cukup menyakitkan sedangkan Nandini terlihat tak bersalah dengan wajah datarnya."Apa-apaan kau ini melemparku dengan tas murahanmu itu?""Tasku ini tas mahal, harusnya kau bersyukur punggungmu bisa menyentuh tas berharga ratusan juta ini."
Read more

P E S O N A -17-

Seorang perempuan dewasa berwajah cantik menangis sendirian di depan meja rias, menatap berkaca-kaca lewat kaca di depannya, dia terlihat begitu menyedihkan dengan riasan yang berantakan karena luntur terkena air mata yang terus saja mengalir deras di pipinya. Telapak tangannya diletakkan di depan bibirnya guna meredam tangisannya agar tidak terdengar oleh siapa pun di luar.Kondisi hatinya yang sedang buruk dan sedih, membuat ia melupakan kalau ruang kamar ini kedap suara sehingga suaranya tak akan terdengar keluar bahkan jika ia berteriak sekeras mungkin sampai pita suaranya putus."Kenapa?""Kenapa dia harus bertingkah seperti Ayahku yang dulu.""Ayahku sudah mati.""Pria itu .... bukan Ayahku."Nada bicara terbata-bata dan serak keluar dari bibirnya ketika mengingat kembali perilaku pria tua itu pada suaminya. Ia kenal betul sikap protektif yang selalu melindunginya dan menj
Read more

P E S O N A -18-

Klarifikasi yang dibuat oleh Nandini pada hari itu telah menjadi berita terheboh selama berhari-hari. Media berita baik berita formal maupun non formal seperti gosip berebutan mendapatkan berita terbaru akan pernikahan Nandini dengan Tama karena berita ini sangat menjual di pasaran, para penonton ingin menonton televisi berjam-jam, mencari di koran dan internet agar tahu perkembangan terkini kasus perselingkuhan Tama.Film Tama dengan Laura pun terasa sudah dijamin sukses besar karena para fans kembali mempercayai Tama sebagai idola baik, tampan, cerdas, dan berprestasi. Bahkan Tama diundang di berbagai acara para artis untuk memberikan komentar atau berita terbaru, jelas bayarannya lebih mahal dari biasanya karena sekarang Tama sangat dibutuhkan untuk pemanas sebuah acara. Klarifikasi yang membuat hampir seluruh fans mulai mengejek Nandini di media sosial miliknya dengan ujaran kebencian karena klarifikasi Nandini membuktikan bahwa wanita itu salah dan men
Read more

P E S O N A -19-

Seharian penuh ini Tama disibukkan dengan berbagai syuting iklan produk atau aplikasi, jadwalnya padat, baru saja pulang beberapa menit, ia harus bersiap-siap untuk datang ke acara launching sebuah nama produk baru yang mengundangnya sebagai salah satu aktor pembawa acara nantinya.Ketika sampai di kamar, ia tadinya hendak langsung ke kamar mandi agar bisa cepat selesai bersiap-siap dan langsung pergi. Namun kakinya malah melangkah ke tempat tidur saat melihat istrinya tidur terkapar di kasur, bukan tidur biasa, seperti kelelahan dan banyak pikiran."Kau sedang membayangkan menjadi orang terkaya di Dunia hingga melamun seperti ini?""Bukan. Sudah sono pergi, aku sedang tidak berdebat."Bukannya senang karena tak perlu berdebat namun Tama malah merasa ada yang aneh dengan istrinya ini, tidak seperti biasanya yang penuh energik, ia pun memutuskan menggeser tubuh ramping itu ke sisi kiri agar ia bisa ikut berbaring di sampingnya, bahkan ia sampai mengetik pesan
Read more

P E S O N A -20-

"Martabak kacangnya satu pak, dibungkus.""Baik, Neng."Setelah sampai ke tempat tujuan yaitu penjual martabak, Nandini langsung memesan dan penjualnya pun merespon pesanannya dengan baik. Ia pun memutuskan untuk duduk di kursi yang disediakan untuk menunggu sampai pesanannya sudah selesai. Jika wanita lain atau bahkan suaminya sendiri jijik dengan tempat ini, tapi tidak dengan Nandini. Meskipun terlahir kaya sejak dalam kandungan namun dia selalu diajarkan hidup sederhana oleh mamanya karena bagi mamanya hidup kaya dan miskin tidak akan mengubah kedudukan manusia di depan Sang Pencipta hingga Nandini tak pernah takut membeli makanan pinggir jalan yang kata orang tak sehat. Menurutnya makanan cepat saji dan makanan pinggir jalan, lebih sehat pinggir jalan.Sambil menunggu pesanan datang, Nandini membuka ponselnya dan tak ada notifikasi satu pun. Suara seseorang memanggil namanya membuat Nandini mengangkat kepalanya ke atas untuk melihat siapa pria itu.
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status