Home / Romansa / CEO Cassanova & Pelakor / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of CEO Cassanova & Pelakor: Chapter 81 - Chapter 90

94 Chapters

Kedatangan Juwita

Dengan mengendarai mobil sedannya, seorang wanita berhenti di rumah Keluarga Darell. Setelah seharian ia tak melihat kedatangan Darell dan Kirana di kantor. Wanita ini sudah cukup sering datang ke rumah berarsitektur Jawa ini. Pekerjaannya sebagai seorang sekretaris menuntutnya untuk sering mengantar dokumen saat Darell atau Ayahnya berhalangan. Penjanga rumah yang sudah familiar dengannya pun membiarkan dirinya masuk dan bersikap ramah. "Silakan Bu," jawab Pak Muji mempersilakannya masuk. Wanita itu pun tersenyum kemudian membawa mobilnya masuk dan melangkah ke ruang duduk. Menunggu kedatangan Tuan Maxwell sambil membayangkan dirinya berada dalam rumah itu. "Hmm,  sepertinya menyenangkan sekali ya kalau bisa tinggal di rumah ini?" pikirnya. Semua sudah dipers
last updateLast Updated : 2021-03-24
Read more

Kedatangan Seorang Pemuda

Kirana meraih tangan Darell dengan lembut dan mengusapnya setelah ia menyimpan ponsel ke dalam saku. Pemuda di hadapannya menatap wajah Kirana dengan teduh dan penuh pengharapan. "Bagaimana kata Dad?" tanya Darell dengan rasa penasaran."Mas tenang ya, Dad akan memaksanya untuk melakukan tes DNA pada Juwita begitu kita pulang dari sini," kata Kirana menyejukkan. "Benarkah itu?""Ya, kita bisa melakukannya nanti kalau Mas mau.Darell menggeleng cepat dan mempererat genggaman tangannya pada Kirana. Menatap wanita anggun di hadapannya dengan lembut. "Nanti saja Ki,""Nanti? Memangnya Mas betah di sini?"Darell mengangguk. Walaupun keadaan di rumah Kirana jauh berbeda di tempat tinggalnya, tapi ia tetap berusaha untuk betah.  Meski taknada shower ataupun air panas, juga kebiasaan makan singkong kukus sebelum  makan nasi di pa
last updateLast Updated : 2021-03-26
Read more

Salah Sangka

"Iya aku ke sini dua hari lalu," kata Kirana menanggapi pemuda itu dengan riang. Kemudian mempersilakannya untuk duduk di kursi tepat di samping Kirana. Tentu saja pemandangan ini tak mengenakkan di kedua mata Darell. Bagaimanapun juga Kirana adalah miliknya, itu yang ada dalam pikiran pria blasteran ini. "Oh, kok kamu nggak bilang mau datang. Aku aja denger dari Mas Aria. Kalau tahu kan nanti akan aku jemput," katanya tanpa mengindahkan Darell. "Sial! Apa-apaan sih,  sampai nawarin diri jemput bidadari gue," runtuk Darell dalam hati. Darell yang sudah terbakar emosi karena cemburu pun segera mengambil tindakan.  Ia akan melibatkan diri dalam percapakan mereka. "Nggak perlu repot-repot jemput, kemarin Kirana naik mobil travel dan turun di depan rumah kok. Kami juga naik travel Amar Luxury Trans," kata Darell sengaja memberi penekanan akan petusahaan travel yan
last updateLast Updated : 2021-03-26
Read more

Belajar Tanggung Jawab

Kirana dan Darell menyalami Pak Ridwan diikuti oleh Bayu. Kemudian masuk ke dalam dan mengambil pakaian ganti dan kunci motor. Darell pun mulai mengikuti Kirana yang hendak mengeluarkan motor dari ruangan di samping rumah.  Ia tampak heran saat melihat Kirana memanasi motor dalam ruangan itu. Bukan motor matic yang biasa akrab dengan wanita yang ia lihat, tapi sebuah motor tangki keluaran akhir tahun 90an, RX-King. "Kita akan naik ini?" tanyanya heran."Iya Mas, ini motor Bapak, tapi kesayanganku."Telapak tangan Darell terangkat, tampak tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Mencoba mencerna kalimat Kirana barusan, 'motor kesayanganku'. Terdengar sungguh aneh di telinganya, apa mungkin Kirana bisa mengendarainya."Nggak mungkin rasanya perempuan seperti ini bawa motor bsgini," batinnya. Di mata Darell Kirana adalah seorang perempuan lembut yang santun. Priba
last updateLast Updated : 2021-03-27
Read more

Pesona Lain Kirana

"Mbak Kirana datang!" seru seorang wanita saat melihat Kirana turun dari motor. Kirana melemparkan senyum kemudian ke arah mereka sambil diikuti Darell. Kali ini mereka adalah meninjau produk yang diproduksi. Sambutan pekerja yang rata-rata warga desa begitu antusias. Mereka seperti rindu akan sosok Kirana. Bahkan Darell sampai harus memberikan ruang pada mereka untuk berdekatan dengan Kirana. "Kirana sangat berjasa bagi mereka, Mas," kata Bayu yang memang sudah lama membantu menjalankan usaha mereka. "O ya?""Dia sengaja mempekerjakan warga sekitar untuk menambah perekonomian warga. Membeli hasil buah dengan harga layak," Bayu mencoba menjelaskan dan Darell hanya manggut-manggut semakin kagum atas kelihaian sang calon istri. "Kirana dan keluarganya memang rendah hati, Mas. Meski anak orang paling terpandang di kampung, tapi tidak pernah sombong."Darell kemudian berbincang-bincang de
last updateLast Updated : 2021-03-27
Read more

Pengalaman Baru

Selama beberapa detik, Darell merenungi apa yang diucapkan oleh Kirana. Kemudian ia membenarkan perkataan gadis itu, meski cuma dalam hati. Diraihnya lengan Kirana yang hendak mengikuti Bayu ke warung bakso. "Ya sudah, Mas mau, tapi kita makan di rumah aja ya," pintanya sambil melirik ke arah warung tenda. Darell berbeda sekali dengan adiknya Audrey yang dengan santai makan di sembarang tempat. Asal menu yang disajikan cocok dengan lidahnya. "Ya udah kalo gitu," jawab Kirana memimpin jalan untuk memesan makanan. Tak lupa membawa untuk Sekar dan keluarganya juga.                             ***"Aseeek bakso!" teriak keponakan Kirana saat mendapatkan oleh-oleh darinya. Gadis berkulit langsat itu segera mengambil mangkok dan memberikan pada Bayu dan Darell. Membuka plastik dan melayani calon suaminya. 
last updateLast Updated : 2021-03-29
Read more

Holiday is Over

Ini adalah malam terakhir bagi Darell berada di kampung Kirana. Kondisi Oom Ridwan juga sudah sangat membaik. Tekanan darahnya pun sudah mulai stabil. Esok pagi mereka akan kembali ke ibukota dan bersiap menghadapi kehidupan nyata. Masalah keuangan kantor yang menunggu untuk segera diselesaikan. Baru saja Dad mengabari kalau sudah ada titik terang. Kini tinggal selangkah lagi untuk bisa menyingkirkan para parasit itu. Perlahan pria itu pun terpejam dalam kamar tamu. Mempersiapkan hari esok yang telah menunggu gebrakannya.                           ***"Terima kasih ya kalian sudah datang kemari," kata Oom Ridwan begitu melepas kepergian Kirana dan Darell pagi itu. "Sama-sama Oom, yang penting sekarang Oom lebih diatur lagi makannya. Jangan terlalu diforsir untuk beraktivitas," tegas Darell. Darell kembali memperhatikan ka
last updateLast Updated : 2021-03-29
Read more

Kejutan Buat Juwita

Sebuah undangan tergeletak di atas meja kerja Kirana. Undangan pesta topeng yang akan datang seminggu lagi. Undangan yang datang dari seoarang pengusaha muda Stefan Gunawan. Pelan-pelan ia mengamati undangan itu sambil membolak-balik. Jika ia datang, ia tak tahu bagaimana harus berada di pesta. Apalagi jika harus berdansa, rasanya susah baginya. Namun jika menolak, sepertinya tak sopan. "Huh gimana ini," pikirnya sekejap kemudian meletakkan undangan itu kembali di atas meja dan menekuni pekerjaannya. Tok! Tok! "Masuk!"Pria bertubuh tegap itu pun mengintip kemudian melangkah ke arah mejanya. "Ada apa, Mas," sapa Kirana. "Hmm," jawabnya kemudian menyeret kursi dan duduk di depan Kirana. Sekilas, ia melirik ke arah undangan di meja Kirana dan mengambilnya. "Kamu juga dapat undangan ini?" tanya Darell."Iya, Mas.""Ya sudah kalau gitunkamu datanh
last updateLast Updated : 2021-03-29
Read more

Jebakan Untuk Juwita

Seketika pekik tawa tercipta oleh Juwita. Gadis itu mendongakkan kepala dan menantang Darell. Bibir penuh hasil rombakannya sedikit dimajukan, mencoba mencibir. "Hmm, jadi Anda tidak mau mengakuinya Pak Darell? Atau Anda ingin seluruh Indonesia tahu seberapa bejat perbuatan Anda?" tantang Juwita mencoba untuk memutar balikkan fakta. "Satu lagi Pak, aku masih menyimpan pakaian yang kukenakan saat pertama kali kita melakukannya. Jika Anda ngotot melakukan test DNA, maka itu akan mempermalukan diri Anda sendiri."Darell tampak sedikit memundurkan kursinya. Raut wajah yang tadinya garang perlahan mengendur. Melihat ini, Juwita pun semakin menjadi. "Bapak kan tinggal nikahin saya, kalau Bapak nggak mau terus sama saya kan begitu anak ini lahir kita cerai kan beres. Anak ini bisa lahir dengan status yang jelas," tambah Juwita membuat kedua alis Darell semakin terangkat dan mata yang melebar. Ia semakit terkejut dengan permintaan Ju
last updateLast Updated : 2021-03-29
Read more

Reaksi Juwita

Wajah pucat Juwita mulai dipenuhi keringat. Wanita yang tadi menantang Darell pun tak lagi berani mendongakkan wajah. Cuma bisa memilin-milin kedua tangan yang ada di pangkuan. "Kenapa Juwita, apakah aku salah bicara?" tanya Kirana mulai menantang. Namun Juwita bergeming, tak sepatah kata pun keluar dari bibir merahnya. Kemudian mencoba untuk menutup mulutnya dan bersiap-siap muntah. Sayangnya Darell mengerti kalau ini sandiwara. "Nih, biar nggak muntah!" kata Darell menyodorkan secangkir air soda padanya. Cepat-cepat Juwita menegaknya tanpa memperhatikan air apa yang diberikan Darell. Bahkan tak ada perubahan ekspresi saat ia meminumnya. Darell melirik Kirana yang duduk di lengan kursi kanannya. Mereka pun saling mengangguk saat beradu pandang. Sama-sama mengerti dengan apa yang harus dilakukan selanjutnya. "Bagaimana sekarang Juwita?" tanya Darell menyelidik. "Sudah lega
last updateLast Updated : 2021-03-30
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status