Semua Bab CEO Cassanova & Pelakor: Bab 1 - Bab 10

94 Bab

Life of A Cassanova

Mobil sports hitam itu berhenti di sebuah pub, seorang pria blasteran tampak memperbaiki tatanan rambut dan juga kerah bajunya. Kemudian menyerahkan kunci mobil pada petugas vallet parking. Dengan penuh percaya diri, ia berjalan memasuki pub langganannya. Membalas sapaan petugas keamanan yang mengenalnya dengan sedikit senyuman. Kemudian perhatiannya teralihkan pada dua orang gadis greeter yang mengenakan celana super pendek dan nyaris mempertontonkan pantatnya."Hai Darell!" sapa salah seorang dari mereka."Oh hai, kamu mmm,-" Darell mengayun-ayunkan telunjuknya sambil mencoba mengingat siapa nama gadis itu."Aku Vero, sudah lupa ya?" tanyanya dengan manja."Ah maaf-maaf aku banyak tekanan hari ini, pekerjaan hari ini benar-benar membuatku pusing," balas Darell berbohong.Tentu saja Darell tak ingat siapa nama perempuan itu. Terlalu banyak perempuan yang menghabiskan waktu se
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-01-28
Baca selengkapnya

Penolakan Darell

"Yes, you are right. You gonna marry her!" tegas Ayah Darell dan menyuapkan potongan sandwhich ke mulutnya."Dad, sekarang sudah bukan abad ke delapan belas dan aku sudah bisa menentukan pilihanku sendiri. Lagi pula usiaku juga baru tiga puluh satu," keluh Darell yang mendadak kehilangan selera makannya."Dan sudah waktunya kamu untuk menikirkan masa depan.""Oh, come on Dad, memangnya mana yang membuatku tak pernah memikirkan masa depan. Aku serius dalam melakukan pekerjaanku, selama aku menjadi CEO mana semua lancar-lancar saja kan?" Darell mencoba untuk membantah."Ya, tapi kau terlalu banyak bersenang-senang di luar sana. Dad sudah terlalu sering mendengar tentangmu terutama yang berurusan dengan perempuan.""Dad, aku sudah bekerja keras seharian, wajar kan jika aku ingin sedikit bersenang-senang untuk merefresh pikiranku.""Lagipula, aku nggak mau dijodoh-jodohkan terutama,-"&n
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-01-29
Baca selengkapnya

Gadis Yang Dicintai

"Nduk, Bapak nggak ngantar ya," kata Pak Ridwan pada Kirana pagi itu sambil memegangi lututnya."Nggak pa pa Pak, Kirana bisa koq berangkat sendiri, kemarin Mas Aria sudah pesankan mobil Pak Hadi.""Maaf ya Na, Mas Aria nggak bisa antar juga karena harus apel pagi," tambah Mbak Fika.Kirana punya dua orang kakak laki-laki, yang pertama Aria yang berprofesi sebagai PNS di kantor kecamatan. Kakaknya yang kedua merantau di tambang batubara Kalimantan. Kirana sendiri memiliki usaha pengolahan hasil tani yang kini di tangani dari jauh.Kirana memang pernah berjanji untuk memajukan desanya. Memanfaatkan setiap potensi yang ada bersama para warganya, dan ia berhasil. Sayang, saat ini ia harus pergi."Nduk, kamu simpan ini ya!" kata Pak Ridwan menyerahkan kantong kecil ke dalam genggaman Kirana."Apa ini Pak?" Kirana menatap pria yang sudah berkeriput di hadapannya."Punya
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-01-29
Baca selengkapnya

Berangkat Ke Ibukota (Area 21+)

Perlahan-lahan kereta eksekutif yang dinaiki Kirana menjauh dari kota kelahirannya. Kota yang menyimpan begitu banyak cerita terutama kenangan bersama Ibunda tercinta.Diambilnya novel klasik milik Jane Austeen dari dalam tas ranselnya untuk membunuh waktu perjalanannya. Kirana menoleh ke belakang untuk mengira-ngira jarak dengan bangku belakangnya sebelum ia menurunkan sandaran kursinya, agar tak mengganggu penumpang yang duduk di belakangnya.Gadis berpenampilan sederhana itu memang selalu berhati-hati dalam setiap tindakannya. Selalu berusaha agar apa yang dilakukannya jangan sampai merugikan orang lain. Beruntung bangku di belakang dan sampingnya kosong, hingga ia bisa merasa leluasa.Kirana mengeluarkan kue bolu pemberian Bu Hadi dan mengirisnya dengan pisau plastik yang sudah disediakan. Seorang anak yang duduk di bangku depannya melirik ke arah Kirana yang tengah memotong kue. Gadis berkulit kuning lang
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-01-29
Baca selengkapnya

Menginjakkan Kaki

Darell menegak air putih di meja kerjanya sepeninggal Juwita. Apa yang dikatakan sekretarisnya, lebih tepatnya sexcretary mengganggu pikirannya."Sial! Gara-gara masalah perjodohan itu aku jadi lupa pakai pengaman," runtuk Darell.Terlihat ada sedikit ketakutan di wajahnya. Takut kebodohannya akan menghalangi kebebasannya. Apa kata keluarganya kalau Juwita sampai hamil anaknya."Eh, tapi aku kan baru sekali melakukannya tanpa pengaman, masa' iya bisa langsung jadi. Lagipula Juwita itu kan perempuan nggak bener, gak mungkin dia melakukan itu cuma sama aku," gumam Darell sambil melirik arloji rolex di tangan kirinya.Jarum jam sudah menunjukkan pukul dua siang. Artinya dua setengah jam lagi perempuan yang akan dijodohkan dengannya akan datang. "Hmm selamat datang Kirana, selamat menikmati kehidupanmu yang baru," gumamnya sambil tersenyum sinis. Darell pun segera menghubung
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-01-29
Baca selengkapnya

Ditelantarkan

"Hey, Iswari kenapa mengintip jendela terus menerus?" tanya James Maxwell suaminya.Sedari tadi Ibu Darell tak henti-henti memandang keluar jendela ruang tamu. Walaupun sejauh pandangan matanya hanya terlihat halaman rumahnya saja."I am waiting for her, Honey," jawab Ibu Darell."Who? Kirana?""Ya, seharusnya dia sudah di sini sekarang," jawab Ibu Darell yang terlihat khawatir."Mungkin Darell mengajaknya mampir ke restoran atau ke kantornya dulu, tak perlu berlebihan seperti itu!"Ibu Darell mengerutkan dahinya. Ia tak setuju dengan pendapat suaminya. Sejak semalam Darell berusaha menolak mentah-mentah perjodohannya, dan putranya terlihat enggan untuk bertemu dengan Kirana."Sepertinya tidak mungkin Darell mengajaknya pegi. Sejak tadi wajahnya mengisyaratkan keterpaksaan saat diminta menjemput Kirana di stasiun.""Mungkin dia berubah pikiran karen
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-01-30
Baca selengkapnya

Kediaman Maxwell

[Sekarang juga ke rumah Dad!]Begitu pesan yang baru muncul pada ponsel Darell bersamaan dengan pesan yang baru diterimanya dari Kirana. Tanpa menunggu lama Darell segera mengarahkan kemudinya ke arah rumah orang tuanya."Huh memyebalkan, pasti perempuan kampung itu yang ngadu macam-macam," gerutu Darell sambil memegang kemudi.Jika dia mendapatkan perintah dari Sang Ayah sudah pasti harus dilaksanakan. Ayahnya memang terkenal tegas, apapun perintahnya harus dilakukan segera, namun beliau orang yang penyayang."Ngeselin banget itu anak," omelnya lagi.Darell menambah kecepatan mobilnya dan memilih melewati jalan tol untuk mempersingkat waktu. Sambil terus-terusan mengomel sendiri sepanjang perjalanan.                              ***Kirana mengenakan kaos bergambar kartun yang sebagian gamb
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-01-30
Baca selengkapnya

Permintaan Maaf

"Dad tidak bisa melakukan ini padaku!" protes Darell tak bisa menerima keputusan Ayahnya."Kenapa tidak? Bukankah semua aset masih atas namaku?""Ini tak adil, selama ini aku yang bekerja keras untuk perusahaan sementara Audrey yang sibuk dengan dunianya akan mendapatkan semuanya.""Dad tak mengatakan akan memberikan semua pada Audrey."Wajar jika Darell merasa cemburu oleh adik perempuannya. Audrey sama sekali enggan melibatkan diri dengan perusahaan Maxwell. Gadis itu justru lebih suka berkutat dengan dunia animasinya. Perusahaan Maxwell pernah mengalami penurunan angka yang signifikan, namun berkat inovasi yang dilakukan Darell, perlahan-lahan angkanya mulai naik. Darell tak yakin jika Maxwell group akan stabil jika ditangani oleh Audrey yang masih labil dan bersikap seolah tak menikirkan masa depan."Lalu?" tanya Darell penasaran."Kau akan mengetahuinya n
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-01-30
Baca selengkapnya

Pesona Nasi Goreng

Seperti biasa, hidangan beraneka ragam tersaji di meja saat sarapan. Aneka roti dan pelengkapnya serta nasi dan kawan-kawannya. Untuk pagi hari, aneka sajian memang sudah tersedia di meja, tidak menunggu permintaan baru dibuatkan seperti saat siang dan malam.Yang membedakan adalah, hari ini ada pemandangan yang sedikit berbeda. Iswari menata meja dengan ditemani seorang perempuan dan bukan pelayan di rumah mewah itu. Meski ada pelayan, Iswari selalu ikut serta menata meja menyiapkan keperluan suaminya.  Darell  terlihat tak semangat pagi ini, terlebih saat Ibunya menyenggol gadis yang menemaninya. Dengan patuh gadis itu pun mendekat ke arah Darell."Mas mau sarapan apa?" tanya Kirana yang sudah berada di samping Darell.Darell hanya memandangnya sinis, tak menjawab dan memilih untuk duduk. "Kirana, Darell biasa minum kopi hitam saat sarapan, kamu buatin sana!" perintah Ibunya,
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-01-30
Baca selengkapnya

Ide Dari Bastian

"Solusi?" tanya Darell mengeryitkan dahi."Ya, tiba-tiba saja aku kepikiran suatu ide.""Apa idemu?" tanya Darell tak sabar."Loe kudu nikah Rell.""Sialan loe, gue kira apaan. Sama aja kayak ide kemauan bokap gue. Enggak ah gue nggak bakal mau nikah sama cewek macam dia."Bastian tertawa melihat sahabatnya yang terkenal playboy itu. Ini pertama kalinya Bastian melihat Darell dipusingkan oleh seorang perempuan. Biasanya sahabatnya punya sejuta cara untuk menolak perempuan yang mengejar-ngejarnya."Tenang dulu Bro, gue kan belum kelar ngomongnya.""Apalagi kalau bukan nikah dengan Kirana. Loe tega ngeliat gue sengsara seumur hidup.""Yaela nggak gitu juga kali Rell, atau jangan-jangan loe beneran ngebet mau nikah sama dia."Darell meletakkan kotak rokoknya dengan kasar ke atas meja. Ia sungguh tak setuju dengan pernyataan Bastian.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-01-31
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status