Asher tahu, ketika menginjakan kaki di sekolah, semuanya tak lagi sama, walau dia masih mencari-cari sosok Lizzy. Laki-laki itu menarik napas panjang, ini memang tak muda. Semalaman dia tidak bisa tidur, terus memikirkan Lizzy, merasa menyesal begitu dalam, andai, tak ada taruhan bodoh tersebut, tidak akan terjadi seperti ini. Lizzy masih ada dan bergantung di lehernya, dan memberi kata-kata semangat agar mengikuti pelajaran dengan baik. "Kau, bisa!" Asher berbalik, saat Verena menepuk pundaknya. Dia pandangi saudarinya, walau Verena itu cerewet dan mengesalkan, tapi, dia partner in crime terbaik, Verena selalu bisa diandalkan dalam apa pun. Asher masih berjalan dengan menggunakan tongkat, berjalan terseok-seok. "Asher! Dude, kau kembali. Betapa sekolah ini kesepian tanpa kau!" Verena langsung memutar bola matanya malas, si sialan ini lagi! "Hi, Sweety. Kau selalu terlihat cantik di manapun." Verena langsung menga
Last Updated : 2021-07-02 Read more