Jantungku melompat.Aku membuka mata, melihat kilasan bahwa kepalaku akan menanduk meja. Selang sedetik, keningku membentur meja, dan rasa sakit di kepalaku terasa nyata.Mimpi.Begitu menyadarinya, seseorang meremas lenganku. Aku menoleh, mendapati Rena yang panik luar biasa. Dia menatapku—cemas. Dan dalam masa yang sulit untuk kuterima, dia mendekat. Aku masih sulit menggapai sekitar, ketika dia mulai melingkarkan lengan ke punggungku.“Kau di sini,” katanya, memelukku. “Charlie, kau di sini.”Entah bagaimana perasaan lega menguasaiku. Aku tidak tahu apa yang dia lihat, tetapi tubuhku kaku layaknya disengat listrik. Pandanganku kaku menatap lurus. Seluruh tubuhku bergetar. Keringat menyelimutiku. Aku tahu ketakutan itu kembali menguasai segala hal tentang benakku.Jadi, suaraku bergetar kuat. “Aku kembali.”“Kau tidak pernah pergi,” katanya, di pundakku.“Kau terluka
Last Updated : 2021-03-02 Read more