All Chapters of Si Karismatik Charlie Wade: Chapter 5721 - Chapter 5730

Charlie melirik jam. Saat ini bahkan belum tengah hari, jadi dia berkata, “Pertempuran kemarin sungguh melelahkan. Sekarang Fleur telah menarik ketiga tetua kembali ke markas Perkumpulan Penyingkiran Qing, aku akhirnya bisa menghela napas lega. Aku akan beristirahat dengan baik dulu di rumah pada sore hari dan kemudian pergi menemui kakek-nenekku di malam hari.”Vera setuju sambil menimpali dan berkata, “Tuan Muda, kamu benar-benar telah melalui banyak hal dari tadi malam hingga sekarang. Kamu harus beristirahat dengan baik.”Vera kemudian menambahkan dengan suara lembut, “Kalau begitu, aku tidak akan mengganggu istirahatmu lagi, Tuan Muda. Saat kamu selesai menangani masalahmu, jangan ragu untuk menghubungiku kapan saja jika kamu masih ingin bertemu denganku.”Charlie berkata, “Aku akan pergi ke vila sumber air panas Champs Elys untuk menemui kakek dan nenekku terlebih dahulu malam ini. Nanti, aku akan membawa beberapa butir pil dan mengunjungi Scarlet Pinnacle Manor. Karena aku te

Mereka bertiga sudah sangat tidak senang ketika kultivasi mereka di pengasingan terhenti padahal hanya selangkah lagi untuk mengaktifkan kelenjar pineal mereka.Mereka mengira akan mendapat imbalan lebih setelah berhasil menjalankan misi penting tersebut. Namun, setelah dibawa oleh Tarlon untuk berputar di ketinggian sepuluh ribu meter, mereka akhirnya tidak melakukan apa-apa dan dibawa kembali ke markas lagi.Keadaan pikiran Fleur saat ini bahkan lebih hancur dibandingkan dengan ketiga tetua tersebut.Dalam beberapa jam terakhir, Fleur tidak mampu mengendalikan pikirannya yang berserakan. Suatu saat, dia bahkan terpikir pergi sendiri ke Aurous Hill untuk melihat siapa sebenarnya yang berani memberikan peringatan kepadanya melalui lukisan itu.Namun, gagasan ini hanya ada di benaknya sesaat sebelum dia benar-benar mengabaikannya. Sifatnya yang berhati-hati membuatnya tidak mengambil risiko. Hal paling berisiko yang pernah dia lakukan dalam hidupnya adalah mengambil tindakan terhada

Tarlon begitu ketakutan dengan tatapan Fleur sehingga seluruh tubuhnya gemetar, buru-buru berlutut sambil membenturkan dahinya dengan keras ke lantai, mengungkapkan ketakutan dan kengerian yang luar biasa, “Saya pantas mati! Saya mohon maaf, Tuan Inggris!”Fleur mendengus dingin dan membentak, “Mulai sekarang, jika kamu mengucapkan satu kata lagi, kamu dapat kembali ke Linix dan menjaga makam leluhur kita!”Makam leluhur keluarga Griffin terletak di Linix.Namun, bagi anggota keluarga Griffin di Perkumpulan Penyingkiran Qing, jika Tuan Inggris memerintahkan dia kembali ke Linix untuk menjaga makam leluhur, itu sama saja dengan diasingkan di zaman kuno. Begitu mereka pergi, mereka hanya bisa menghabiskan sisa hidup di sana.Tarlon sangat panik. Dia menampar dirinya sendiri dengan keras dua kali, terus-menerus menyembah dan berteriak, “Saya bersalah! Saya bersalah! Terima kasih atas pengampunan Anda, Tuan Inggris!”Fleur mengabaikannya dan berkata dengan ringan, “Pergi dan buat peng

Jadi, keduanya mengikuti Marcius ke kamar batunya. Marcius menunjuk ke dua bantal di depannya dan berkata kepada mereka, “Duduk.”Ketika keduanya melihat ini, mereka duduk bersila di depan Marcius dengan sopan.Marcius kemudian angkat bicara dan berkata, “Meskipun takdir kita dangkal, kita tetaplah guru dan murid. Kalian berdua memiliki ambisi untuk melawan tentara Qing, dan sebagai sesama warga Oskia, aku harap kalian dapat bertahan dalam tujuan ini dan mengembalikan kejayaan Oskia .…”Setelah mengatakan itu, dia mengeluarkan dua butir pil dari sakunya dan meletakkannya di atas meja batu di depan keduanya. Dia kemudian berkata dengan tenang, “Kedua pil ini adalah Pil Abadi yang pernah aku katakan pada kalian sebelumnya. Mengonsumsi pil ini dapat memperpanjang umur kalian hingga lima ratus tahun. Dengan pil ini, aku harap kalian dapat memenuhi tujuan melenyapkan tentara Qing.”Fleur sangat senang mendengar bahwa pil di depannya benar-benar Pil Abadi yang dapat memberikan kehidupan

Fleur tahu kalau ada maksud lain di balik perkataan gurunya itu. Marcius menyiratkan bahwa karakternya tidak cukup jujur dan saleh dibandingkan dengan Elijah, dan masih ada kesenjangan besar di antara mereka. Hal ini membuatnya semakin tidak senang.Namun, Elijah tidak berniat menerima cincin itu. Dia segera menolak, berkata, “Guru, Anda telah terlalu banyak membantuku. Aku tidak bisa menerima cincin ini .…”Marcius tersenyum ringan dan melemparkan cincin itu ke arah Elijah. Cincin itu tiba-tiba menghilang di udara dan muncul di jari Elijah pada detik berikutnya.Sebelum Elijah memahami apa yang terjadi, Marcius angkat bicara dan berkata, “Elijah, cincin itu telah mengenalimu sebagai tuannya. Simpan dengan baik. Cincin itu mungkin bisa menyelamatkan hidupmu, jika kamu menghadapi kejadian tak terduga di masa depan.”Setelah Marcius selesai berbicara, dua burung bangau yang dibesarkan olehnya berjalan masuk. Mereka berdiri di kedua sisi Marcius dan terus-menerus menggosokkan leher me