Tiffany langsung tersipu, bukannya memarahinya, dia malah meminum segelas wine dengan gugup. “Kau ini benar-benar cabul…”Reaksi Tiffany mebuat Jackson tertegun selama dua detik. Dulu, setiap kali mereka bercanda seperti ini, Tiffany akan membalasnya dan bukannya tersipu seperti sekarang…Tiba-tiba, ponsel Tiffany berdering dari dalam tasnya. Tiffany menjawab telepon itu di depan Jackson tanpa ragu. “Ethan? Aku sedang makan diluar. Kenapa? Aku hanya dengan teman. Apa? Bertemu? Akan sudah malam saat aku selesai makan, bisakah kita bertemu besok saja? Ngomong-ngomong aku sudah mengundurkan diri. Aku akan punya banyak waktu besok. Baiklah, aku akan menutup teleponnya.”Setelah Tiffany menutup teleponnya, dia melanjutkan makan dan tidak menyadari ekspresi dingin pada wajah Jackson. Setelah minum beberapa gelas wine lagi, wajah Tiffany semakin merah. Dia biasanya bisa minum banyak, tapi tidak lagi karena sudah lama dia tidak minum sebanyak ini, karena dia minum terlalu cepat tadi, alkoho
Read more