Arianne tidak meragukan Mary maka dia dengan patuh membawa bukunya ke atas. “Baiklah, disini sangat gelap, hati-hati saat kau melepaskan lampunya.”Mary tersenyum. Mark jarang pulang lebih awal. Mary tidak akan membiarkan Arianne membuang kesempatan ini begitu saja.Saat Mark kembali ke kamar, dia duduk didepan jendelanya sambil membolak-balik halaman buku. Buku yang sedang dia baca berbeda dengan buku Arianne. Semua buku itu ditulis dalam bahasa asing. Arianne tidak terlalu mahir dalam bahasa asing, dan dia akan sakit kepala saat memikirkan untuk mengartikannya.Karena baru jam sembilan malam, Arianne berbaring di ranjang dan melanjutkan membaca. Sebelum dia selesai membaca, Mark menegurnya. “Siapa yang mengajarimu untuk membaca sambil berbaring? Apa kau mau matamu rusak? Baca sambil duduklah, kalau tidak, tidurlah.”Arianne meletakkan bukunya dan mencoba untuk tidur.Lampu kamar tidak lama dimatikan. Mark melepaskan pakaiannya dan menaiki ranjang juga.Arianne tahu kalau dia ti
Arianne tidak menyadari kalau dia terdengar seperti anak kecil yang sedang pamer, tapi Tiffany bisa melihatnya. “Oh, oh, oh lihatlah dirimu! Dan kau baru saja bilang padaku kalau kau mau bercerai, dan betapa kau tidak bisa lagi hidup bersama Mark… kau sedang sangat bahagia sekarang ya? Aku rasa bercerai akan sangat tidak mungkin setelah kau menghabiskan bertahun-tahun bersamanya. Masih akan ada rasa cinta dalam kekeluargaan walaupun bukan cinta yang romantis. Aku sangat iri pada kalian karena bisa memiliki rasa cinta. Tidak peduli seburuk apa masalah yang menimpa kalian, kalian akan kembali bersama lagi dalam sekejap saja. Orang lain akan dengan mudah putus dan bercerai.”“Haha hentikan itu! Kau pasti tidak sibuk sore ini karena kau tidak bekerja lagi. Ayo minum teh? Aku akhirnya bisa keluar sesukaku sekarang, aku bosan setengah mati!”Tiffany tidak bisa menunggu hingga sore. “Ayo keluar sekarang saja. Aku ingin cerita padamu. Pikiranku sedang kacau…”“Baiklah, aku akan pergi setel
”Oh ya, dan rumah yang kau berikan padaku, aku tidak menginginkannya. Aku tidak membawanya hari ini. Tapi aku akan mengembalikannya lain kali,” Ucap Arianne dengan tenang.Senyuman Helen membeku. “Sudah lama sekali. Kau seharusnya menerimanya. Sejujurnya, Aery menumpang di rumahku sekarang. Semua yang dia pernah miliki dan pakai adalah milikku., dia juga meminta uang bulanan dariku. Jika kau mengembalikan rumah dan uang itu padaku, dia akan mengambilnya. Aku sudah memberikan lebih dari cukup untuknya, makanya dia memiliki kebiasaan meminta barang. Aku tidak akan memberikan apapun lagi, jadi simpan saja.”Arianne tidak bisa membayangkan kalau Aery akan menjadi lintah seperti itu. Dia sudah dewasa, tapi dia masih bersikap seperti bayi besar dan tinggal di rumah ibunya. Sekarang karena keluarga Kinsey sudah bangkrut, Aery pasti bukanlah satu-satunya yang menumpang dirumah Helen. Jean pasti ada disana juga.Arianne meminum jus nya. “Aku akan mengurusnya untukmu kalau begitu. Kau bisa me
Mark menghisap rokoknya dan langsung mematikannya lagi. “Rasanya.. Rasanya lumayan… tolong buatkan aku teh.” Rasa aneh dari kue itu masih tersisa di mulutnya, bahkan rokok tidak bisa menyingkirkannya, semoga tehnya akan menghilangkan rasa aneh kue itu ucap Mark dalam hati.Setelah Arianne memberikan tehnya pada Mark, dia meniupnya sebelum menenggak teh itu. Dia tidak makan malam, malam itu karena dia harus bolak balik ke toilet sebanyak 18 kali. Karena dia tidak bisa menahannya maka dia akhirnya pergi ke rumah sakit keesokan paginya.Arianne yang sibuk sepanjang sore tidur dengan nyenyak, dia tidak mengetahui kalau Mark sakit perut parah. Dia hanya menyadari kalau Mark sering sekali pergi dari tempat tidur sepanjang malam. Saat dia tidak melihat Mark pada jam sarapan, dia mengira kalau Mark pergi ke kantor.Tapi, Mary memberitahunya. “Tuan dirawat dirumah sakit karena kau. Perutku dan perut Henry terbuat dari besi jadi kami tidak apa-apa. Kita harus melakukan percobaan pada makananm
Arianne jarang memulai pembicaraan terlebih dahulu, tapi mereka cukup sering berbicara akhir-akhir ini, lebih sering daripada dulu. Mark lalu menjawab pertanyaannya. “Itu soal Jackson. Fotonya di klub malam tersebar di internet. Itu bukanlah hal serius.”Mata Arianne terbelalak. “Bukankah kau juga ada disana dengan Jackson dan Eric waktu itu? Apakah ada yang mengambil fotomu?”Mark melirik ke arahnya dan menjawab. “Aku pergi kesana karena suasananya. Tapi mereka kesana untuk bersenang-senang. Itu tidaklah sama. Bahkan jika mereka mengambil fotoku. Itu tidak akan menarik.”Setelah makan malam, Mark kembali ke kamar dan mengirim pesan pada Ethan. “Itu kau kan?”Dia langsung mendapat balasan. “Katakan padaku jika kau memiliki bukti.”Hal ini tidaklah serius jadi itu tidak penting untuk menggalinya. Namun, sepertinya Ethan lah pelakunya. Biar bagaimanapun, Ethan menganggap Jackson sebagai saingannya. Pada akhirnya, Mark hanya memperingati Ethan. “Berhenti menyentuh orang-orang terdeka
“Jangan… Hentikan…”Penolakannya lembut, tidak agresif, Mark mengabaikannya dan tetap melanjutkan aksinya. Kemudian pria itu membalikkan tubuhnya hanya dengan satu gerakan, dan mengunci tubuh Arianne di bawahnya, kemudian menjepit lengannya yang berjuang untuk melepaskan diri dari cengkraman Mark. Pergelangan tangannya kecil, bahkan lingkar keduanya dapat ditahan oleh satu tangan Mark.Menyadari apa yang akan terjadi, Arianne panik. "Mark! Tolong jangan! "Arianne secara tidak sadar menolak tindakan itu, perasaan yang tak terlukiskan muncul di dalam hatinya.Mark benar-benar kehilangan akal sehatnya, kemudian dia menempelkan bibirnya dan mencium bibir wanita dihadapannya dan bertanya, "Mengapa?"Mengapa? Arianne juga tidak tahu mengapa. Bagaimana dia bisa menjawabnya? Mereka menikah secara sah, suami dan istri. Sesuatu seperti ini adalah normal, bahkan seharusnya diharapkan oleh kedua belah pihak, tetapi secara tidak sadar Arianne menolak. Jadi kenapa?Tiba-tiba dalam benaik Ariann
Tiffany dengan tegas menyangkal, “Aku tidak khawatir. Itu sebuah lelucon, mengerti? Hanya lelucon! Ngomong-ngomong, apa yang terjadi dengan hidangan manis yang kau buat itu? Aku mendengar bahwa Mark hampir saja kehilangan nyawanya setelah memakannya. Dan bahkan kabarnya Mark harus dirawat ke rumah sakit untuk mendapatkan cairan infus?”Arianne merasa tertekan saat mendengar Tiffany menyebutkan hal itu, “Tidak ada perkembangan sama sekali. Walaupun aku sudah membuat dekorasi hidangan manis itu terlihat indah, itu sudah sebuah pencapaian bagiku, tetapi rasanya memang tidak enak. Bahkan Si Putih tidak ingin memakannya. Sekarang, setiap kali ada orang di rumah melihat aku sibuk di dapur, mereka gemetar ketakutan. Aku sangat khawatir."Tiffany tertawa terbahak-bahak tapi tidak berlebihan dengan menggodanya. Dia berhenti pada saat yang tepat, “Ari, maukah kau ikut melihat-lihat villa denganku? Ibuku ingin pindah, dan aku rasa dia tidak akan terlalu peduli. Datang dan bantu aku untuk meyak
Akhirnya mereka tiba di kedai teh dekat pusat perbelanjaan. Arianne berkeringat sangat banyak karena cuaca panas dan berhasil menenangkan diri setelah duduk beristirahat, dan saat itu ponsel Tiffany berdering.Mereka awalnya mengira itu adalah panggilan dari Lillian. Tiffany tidak berencana untuk menjawabnya. Namun, ketika dia melihat layar pemberitahuan panggilan di ponselnya dan melihat bahwa Ethan meneleponnya.Ethan biasanya ada di kantor saat ini dan tidak akan menghubunginya. Tiffany menekan tombol untuk menjawab panggilan, “Halo? Ada apa?"“Datanglah ke pusat perbelanjaan. Aku punya kejutan untukmu, "Ethan terdengar misterius dari ujung telepon.Pusat perbelanjaan berada tepat di sebelahnya. Pasangan itu menunggu teh susu mereka sembari berjalan perlahan. Lautan balon merah muda terlihat dari saat mereka memasuki pusat perbelanjaan. Arianne tertawa kecil, "Apa yang terjadi di mal hari ini? Lihat semua balon ini; mereka sangat cantik!"Cara berpikir Tiffany selalu berbeda da