Semua Bab Mistake in Love (Bahasa Indonesia) : Bab 21 - Bab 27

27 Bab

Chapter 21 : Taken

Shin Ah berdiam di depan kantor polisi. Matanya berusaha mengintip setiap kali pintu terbuka saat orang masuk dan keluar dari dalam.Memberanikan diri Shin Ah mulai melangkah menaiki tangga. Logo burung rajawali bertameng yin dan yang menyambutnya di sekat kaca. Shin Ah lalu mendorong pintu kaca itu dengan tubuhnya.Keadaan di dalam cukup lengang. Beberapa orang menunggu di kursi tunggu di tengah. Papan monitor menunjukkan nomor dan seseorang menuju meja tinggi untuk membuat laporan. Terlihat pucuk kepala polisi sedang mengetik di balik monitor.Seseorang pria berseragam mendekati Shin Ah. "Apa yang perlu dibantu?""Saya ingin melaporkan kejahatan.""Ok ikut saya."
Baca selengkapnya

Chapter 22 : Press Conference

Shadows fall over my heartI blackout the moonI wait for you to come aroundYou got me dancing in the dark Baby, you Should come with meI'll take you to the dark sideMe and you, You and me And we can kill the lights, hit the lights With a blackoutBlack bird, black moonBlack sky, black lightBlack, everything black *** Di
Baca selengkapnya

Chapter 23 : The Funeral

"Aku pulang Bu ..." Jihoon menatap wajah kaku membeku Ibu Yeo Bin. Semua terasa tak nyata baginya. Kedua telapak kakinya terasa tidak menapak pada lantai. Kata dokter yang menangani, Ibu Yeo Bin meninggal tak lama setelah pedagang abalone membawa tubuhnya yang tak sadarkan diri ke rumah sakit. Serangan jantung. Jihoon sudah mengira, tapi seharusnya tidak sekarang atau tidak sama sekali. Jihoon menggeleng. Kabut uap keluar dari nafasnya yang sesak.Dinginnya ruang jenazah tidak mampu mengalihkannya dari rasa sakit. "Ibu mau masak abalone untuk Jihoon? Pasti enak ya bu?" Tak ada respon dari bibir Ibu Yeo Bin yang pucat. "Dengan kimchi-" Jihoon tercekat.
Baca selengkapnya

Chapter 24 : The Show

Semenjak pintu pagar dibuka. Dia, seorang dari Asia Tenggara dan hanya bisa berbicara bahasa Inggris, mencari Kapten Gong Tae. Karena sang kapten belum datang, lelaki tua itu memutuskan duduk di tangga teras. Kakinya digetar-getarkan tak tenang, sesekali melihat wajah, berusaha mengenali penyidik Gong dari orang-orang yang datang. Selesai memarkirkan mobil dan berjalan menuju kantor. Gong Tae tersentak, menyipitkan mata dan melihat sosok itu dari kejauhan. Ahh ... Gawat. Menghela nafas kemudian Gong Tae berinisiatif menghubungi Heon. "Ya Halo Heon kumohon cepat ke kantor polisi sekarang." "Kenapa?" "Pak Nyoman ada disini. Kumohon jemput dia. Kau tahu situasinya lagi memanas. Aku tak dapat terlihat bersamanya di depan umum." "Baiklah. Setengah jam kemungkinan." "Tak bisakah kau lebih cepat." "Tidak
Baca selengkapnya

Chapter 25 : The Gun

Manik mata Meredith melihat ke sekeliling. Kakinya sangat pegal. Sudah sejam dia berdiri. Tanah di bawah kakinya juga berlumpur menjijikan. Tercium samar bau bangkai ditambah dengan bau karat dan bau lain yang dia tidak mau tahu. Mungkin ada yang memelihara anjing di sekitar sini tapi lupa memberinya makan. Meredith sangat tidak nyaman di sana akan tetapi ini adalah pertemuan penting. Penjual senjata itu memilih tempat busuk itu untuk bertemu. Lahan berisi sampah dan barang bekas. Timbunan tinggi kasur bekas dan barang-barang elektronik yang sudah berkarat terlihat di belakang pagar besi kawat yang malang-melintang. Walau lelah Meredith tetap berdiri. Dia tidak punya pilihan karena semua tempat terlihat menjijikan untuk menaruh bokongnya. Dari kejauhan dia melihat sebuah mobil pickup yang membawa televisi tabung bekas. Meredith bersikap waspada karen
Baca selengkapnya

Chapter 26 : The Sacrifice

"You can not contact her at all?" Heol bertanya kepada Pak Nyoman yang sedari tadi memandangi permukaan meja. "Itu sudah sangat jelas," sahut Gong Tae. "Penjagaan di rumahnya sangat ketat. Mereka benar-benar tidak menerima orang baru." Gong Tae pernah berusaha memasukkan mata-mata ke dalam rumah Sang Hyuk. Akan tetapi ditolak dengan alasan tidak menerima lowongan. "Satu-satunya jalan adalah melalui Sparks Entertainment karena Dita dan Suci sekarang rutin kesana." Gong Tae membeberkan hasil penyelidikannya.
Baca selengkapnya

Chapter 27 : Sadness and Anger

 You must erase your memories of me, I'm poisonI know I can't take it no moreEven though I couldn't get past this, love me as I amThe way I love, the way I love Seventeen (Fear) 
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status