Semua Bab Sorry, this is my heart (bahasa Indonesia) : Bab 11 - Bab 20

74 Bab

Chapter 11

Keterkejutan pada pria yang baru menanyakan kondisinya setelah jatuh tidak hanya dialami Kayla saja, akantetapi juga pria itu sendiri. Mereka berdua saling  pandang dengan wajah yang sama-sama kaget melihat satu sama lain. Belum sempat terucap jawaban dari mulut Kayla, pria yang tadi menabrak berkata dan membuyarkan mereka berdua.“Mbak, kalau sudah tidak apa-apa saya mau pergi boleh? Sudah ada pak polisi juga”“i iya mas, saya tidak apa-apa kok”Setelah pria yang tadi menabrak itu sudah jauh barulah Kayla kembali fokus pada pria berseragam polisi yang sedari tadi mengejutkannya.“Eh, mas Aldi... Tugas di sini ternyata” ucap Kayla gugup “Iya, lama banget tidak ketemu ya. Kamu pa kabar Kay?” tanya pria yang membuat kaget Kayla yang mengenakan seragam polisi itu sembari mengajak berjabat tangan.“Alhamdulillah baik mas... (jawab Kayla sambil menjabat tangan)”“
Baca selengkapnya

Chapter 12

Senyum dua pria itu memang terkembang, namun di mata keduanya terlihat rasa penasaran tentang satu sama lain.“Nitip Kayla ya mas Dicky... ““Pasti, tanpa diminta saya pasti menjaganya kok mas Aldi “ jawab Dicky sambil menggenggam tangan Kayla yang sontak membuat Kayla sedikit kaget namun segera ia berusaha menghilangkan Keterkejutannya itu. Aldi tersenyum mendengar ucapan Dicky, setidaknya ia ikut lega bahwa wanita yang ia sayangi tidak sendiri di tempat baru.“Kamu pulang jam berapa Kay? Nanti aku mau pulang Purworejo, kalau kamu mau bareng sekalian nanti aku jemput.”“Gak usah mas, makasih... ““Nanti kalau kamu berubah pikiran  bilang ya Kay.. (Kayla mengangguk dengan senyum) kalau gitu saya tinggal dulu. Mari mas Dicky... Saya titip jagain Kayla ya... ““Pasti mas.. Makasih juga ya mas udah anterin Kayla sampai sini dengan selamat”“Sa
Baca selengkapnya

Chapter 13

"Nanti pulangnya aku anter ya... ““Iya, ke tugu kan? Saya kereta jam 4 sore pak”“Sebenarnya ingin antar sampai rumah, tapi besok aku ada kerjaan. Gakpapa kan kalau cuma sampai stasiun? ““Saya juga gak minta diantar sampai rumah kok. Jauh loh... (Dicky hanya tersenyum mendengar jawaban Kayla) besok kan minggu, weekend kok kerja? Kerja apa? ““Kalau kuli kan kerjanya gak kenal hari... ““Bapak kerja apa selain jadi dosen di Purworejo? ““Mau tahu? “ tanya Dicky meledek.“Iyalah, kecuali kalau saya cuma jadi selingan bapak bukan masa depan bapak. Gakpapa juga gak kasih tahu” jawab Kayla setengah kesal.“InshaaAllah kamu akan aku perjuangkan jadi masa depanku (Kayla mengernyitkan alis dan memanyunkan bibirnya) iya... Besok ada event di JEC Jogja Expo Center, pameran kerajinan khas Jogja. Saya jualan souvenir terus mau ikut
Baca selengkapnya

Chapter 14

Sore hari Kayla sudah berada di stasiun Tugu Yogyakarta ditemani Dicky. Mereka berdua berdiri bersandar tembok menunggu jam kereta prameks ke Kutoarjo. Dengan mengenakan celana jeans pendek dan t-shirt merah membuat Dicky terlihat lebih muda.“Nanti di Kutoarjo dijemput kan? ““Iya pak, nanti mas Dika yang jemput katanya. Kalau mau ikut juga ayo...” ledek Kayla.“Kamu ya, tahu nanti malam aku ada kerjaan bilang suruh ikut.” Jawab Dicky sambil memegang kepala Kayla penuh sayang.“Abisnya bapak kayak berat gitu, sini aku bisikin pak (Dicky menunduk) liatin sayanya biasa aja pak, takutnya ntar malam gak bisa tidur, ntar kebelet pengen cepet nikah... “Mendengar bisikan Kayla itu membuat Dicky tertawa kecil dan menjawab “Kalau kamu sudah siap, pokoknya gak pakai lama deh”Kayla mencubit perut Dicky sambil merajuk melihat wajah Dicky yang posisinya lebih tinggi darinya, seketika Dicky ka
Baca selengkapnya

Chapter 15

Beberapa hari Kayla tidak bertemu dengan Dicky. Yang seharusnya jadwal Dicky mengajar di Purworejo hari rabu sampai jumat tapi kosong karena event kerjaannya di Jogja hingga Dicky harus ijin rabu dan kamisnya. Rencana awal pun Kayla akan datang ke event mengajak kakaknya pupus karena Dika harus kembali ke Jakarta minggu malam sebab hari senin ia harus mulai bekerja kembali.Rasa rindu menggebu dirasakan pasangan baru seperti Dicky dan Kayla karena tidak bisa bertemu beberapa hari setelah hari jadian mereka. Hanya sesekali pesan WhatsApp yang dikirim untuk saling mengabarkan. Video call pun jarang bisa dilakukan karena Dicky benar-benar selesai bekerja ketika sudah larut malam sehingga ia milih untuk tidak menghubungi Kayla supaya tidak mengganggu waktu istirahatnya.Kamis malam Kayla mencoba menghubungi Dicky lewat pesan WhatsApp, karena sesuai jadwal event Dicky berakhir pada kamis sore. Dengan perasaan menggebu dan senyum
Baca selengkapnya

Chapter 16

Siang hari mendekati jam makan siang Kayla sudah menunggu Dicky di depan ruang jurusan untuk melakukan bimbingan skripsi. Kali ini depan ruang jurusan yang biasanya ramai kini hanya ada dirinya seorang yang tengah menunggu. Sementara di seberang gedung terlihat beberapa mahasiswa yang tengah duduk santai sambil mengobrol.Kayla yang sedari tadi sendiri, berusaha menyibukkan diri untuk menghilangkan kebosanan dengan membuka somed nya. Kali ini ia membuka instagram, melihat postingan teman-temannya. Melihat postingan terbaru dari teman-temannya, Kayla pun dengan lincah memberikan like pada setiap postingan. Begitu scroll beberapa lama terlihat postingan Dicky yang begitu ramai mendapat like yang banyak dan komen ramai sekali. Hal itu membuat penasaran Kayla. Terlihat postingan foto dua tangan yang sedang berdekatan meski tidak saling berpegangan dengan caption ‘menunggu kemantapan hatimu... ‘. Sebelum Kayla membuka se
Baca selengkapnya

Chapter 17

Suara adzan ashar berkumandang membelah keheningan di ruang tengah depan tv di rumah Kayla. Terdapat 3 orang terlelap dengan posisi yang tidak berubah sedari awal. Kayla berada di sebelah kanan tertidur dengan kepala disandarkan di paha Dicky, sedang Dicky tidur masih dengan posisi duduk dengan di pahanya ada kepala Kayla dan ia bersandar di sofa. Sementara Rafi yang tadi masih semangat menonton film kini sudah tertidur pulas di samping Dicky dengan kepala berada di ujung kiri dan kaki dekat dengan kaki Dicky yang selonjoran.Bu Murni pun mendekat dan tersenyum melihat keadaan itu tapi juga cemas melihat anak gadisnya terlalu dekat dengan dosen yang kini menjadi kekasihnya itu. Segera ia memanggil suaminya yang berada di luar rumah sedang mengurus tanaman. Mendengar panggilan istrinya, pak Hermawan segera mendekatinya.“Yah, itu anak-anak gak dibangunin udah ashar? Siapa tahu itu masnya mau pulang ke Jogja... ““Iya bu, bentar aku bangunin... &
Baca selengkapnya

Chapter 18

Pagi hari matahari mulai muncul dengan sedikit malu-malu. Sinarnya sedikit muram tidak secerah biasanya. Mungkin sebentar lagi akan turun hujan, karena meski sudah jam 7 belum juga ada sinar matahari bersinar seperti biasanya.Pagi itu Kayla baru saja menyapu rumah, menggiring debu-debu dari dalam rumah untuk dikeluarkan. Terlihat ayahnya sedang memberi makan ikan-ikan di kolam sambil sesekali membersihkan pot-pot bonsainya.“Yah, gimana kalau ntar malam bakar-bakar ikan? Tuh ikannya dah gede-gede lho... “ ledek Kayla sambil duduk di samping ayahnya.“Boleh... Nanti bilang ibumu suruh siapin semuanya. Ntar ayah yang bakar sendiri. ““Beneran nih? Aku bercanda lho yah... ““Emang udah ada niatan sebenarnya, nanti sore kakak kamu pulang sama temannya. Minta nikah kayaknya... “ suara pak Hermawan sambil tertawa kecil.“Berarti ini pulang bawa calon mantu buat ayah ya? “ tanya Kayla mas
Baca selengkapnya

Chapter 19

Bakda maghrib semua keluarga pak Hermawan berkumpul di ruang depan tv. Pak Hermawan dan bu Murni duduk di sofa, sedang Kayla, Rafi, Dika dan satu wanita muda duduk di karpet bulu di bawahnya. Semua terlihat menikmati kebersamaan, namun terlihat wajah canggung dan malu dari wanita muda yang asing itu. Dengan duduk di samping Dika, wanita itu lebih banyak diam dan hanya ikut tersenyum ketika semua tertawa.“Mbak Rahma satu kantor ya sama mas Dika? “ tanya Kayla mencoba akrab.“Iya... “ jawab perempuan muda yang bernama Rahma itu dengan senyum dan anggukan.“Eh, kok bisa jadian? Pasti mas Dika suka kecakapan dan tebar pesona ya... (semua tertawa) mbak Rahma nanti lebih sabar sama mas Dika, soalnya mas Dika itu kalau udah tidur dibangunin susah banget. Kecuali dibilang ada apa gitu... Aku suka ngerjain mas Dika kalau disuruh bangunin sama ibu.”“Apa sih Kay... Kamu itu ngasih taunya yang jelek-jelek.... “ ucap D
Baca selengkapnya

Chapter 20

Minggu pagi kira-kira  pukul 9 Kayla dan keluarganya tengah berkumpul di teras rumahnya membersihkan ikan bersama. Garasinya di sulap jadi dapur umum, mobil avanza silver di parkirkan di bahu jalan tepat depan rumahnya, sedang dua sepeda motor diparkirkan tepat di luar pintu masuk rumahnya. Suasana terlihat begitu hangat. Dika, Rafi dan pak Hermawan membersihkan ikan-ikan yang ditangkap dari kolam kecil depan rumah. Sedangkan Kayla, Rahma calonnya Dika, dan bu Murni mengupas bawang dan membuat bumbu di teras rumah.Saat semua sedang asyik dengan kegiatan masing-masing, sebuah mobil honda jazz putih tengah bingung hendak parkir. Terlihat pengemudinya membuka kaca mobil dan melihat bingung karena jalan masuk ke rumah tertutup sepeda motor yang terparkir.“Siapa itu Kay? Teman kamu bukan? “ tanya Dika.“Nah, itu orangnya Dik... (pak Hermawan berdiri melempar senyum pada pengemudi mobil) Fi, itu coba dikasih tahu suruh parkir di belakang mobil
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
8
DMCA.com Protection Status