Home / Romansa / Expect The Glimmer [Indonesia] / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Expect The Glimmer [Indonesia]: Chapter 31 - Chapter 40

40 Chapters

BAB 30

 Tiba memasuki kantor, Amara dikejutkan oleh semua orang yang memandang sinis ke arahnya. Bukan cuma para karyawan, para penjaga dan juga office boy ikut serta memandangnya dengan tatapan yang sangat sulit diartikan.   Melihat hal seperti itu Amara jadi merasa risi sendiri, bahwasanya apakah ada outfit yang salah padanya untuk hari ini? Atau
last updateLast Updated : 2021-02-01
Read more

BAB 31

Ponsel Amara terus bergetar sedari tadi. Tapi ia memang sengaja mengabaikannya, bukan karena apa. Ini adalah caranya untuk tidak terlalu dekat lagi dengan pria itu. Amara ingin menyendiri untuk beberapa hari belakang.   Sebenarnya tadi pagi dia sudah berhasil untuk tidak bersama Angkasa, dan mungkin sudah membuat pria itu uring-uringan. Ia tak mau Angkasa tahu masalahnya di kantor. Apalagi ini termasuk fitnah yang sangat keji. 
last updateLast Updated : 2021-02-04
Read more

BAB 32

“CUKUP, DELLA!” Teriakan Angkasa membuat Della yang sudah diambang kewarasan langsung tergugu. Hingga pada akhirnya air mata itu mengalir juga, bak air bah yang sudah tak bisa ditampung, Della meraung hingga membuat siapa saja miris mendengarnya.   “Ka—kamu melakukan semua ini sa—sama aku, Mas? Jahat kamu ...,” lirih Della sambil&nbs
last updateLast Updated : 2021-02-10
Read more

BAB 33

Semua kesedihan dan keterpurukan sudah tak bisa dibendung lagi. Amara yakin ini adalah titik terendahnya dalam hidup. Semua berakhir seperti ini. Haruskah Tuhan mempermainkan hidupnya di saat ia sudah memiliki sandaran hidup lagi? Kak Guntur sudah berubah dan seharusnya mereka merayakan kebahagiaan itu. Bukan malah menangis dengan air mata kepiluan seperti ini.   Ibu sudah tidak ada. Ralat! Ada, tapi dalam bayang kenangan sekara
last updateLast Updated : 2021-02-18
Read more

BAB 34

Sampai di kantor, ia tak terkejut karena teman-teman sedivisi mencarinya. Tapi tidak untuk Babe, pria tua itu seakan tahu apa yang akan Amara lakukan hari ini. Ini adalah hari terakhirnya untuk menginjakkan kaki di Venus.  Amara mengulum bibirnya yang sedikit pucat, bukan karena polesan yang tidak ia pakai, melainkan kurang tidur yang membuat ia seperti mayat hidup.
last updateLast Updated : 2021-04-19
Read more

BAB 35

Amara sungguh malu, di saat ia sedang berada di titik rendah, di saat itu pula Angkasa melihat semuanya. Ia tak tahu seberapa banyak pria itu mengetahui hal rahasia antara dirinya dan ayahnya. Ia tak tahu bagaimana tanggapan yang Angkasa berikan saat mengetahui semua ini.  "Lan ...," ucap pria itu dengan wajah yang tidak bisa diartikan. Pria yang sedari tadi hanya diam dan menunggu Amara tenang dengan keadaannya.  "Y--ya?" Amara hanya memandang ke samp
last updateLast Updated : 2021-04-19
Read more

BAB 36

"Mas Kasa!" teriak Riksa saat mendapati Angkasa yang berkutat di depan laptopnya. Entah apa yang pria itu kerjakan sedari tadi sampai tak tahu jika sang adik sudah jengkel setengah mati karena panggilannya tidak di jawab.  "Astaga dragon! Aku dari tadi teriak-teriak tidak tahunya Mas di sini pacaran sama laptop?!" Riksa memukul bahu Angkasa sampai sang empunya mengaduh kesakitan. 
last updateLast Updated : 2021-04-20
Read more

BAB 37

Angkasa memutar-mutar pena yang berada di tangannya. Semua sudah ia lakukan dengan baik. Pertama, ia sudah meyakinkan kedua orang tuanya untuk bisa menerima Amara, terlebih papanya yang masih saja marah terhadapnya. Yang kedua, dia akan meminta bantuan Antariksa untuk sedikit memberikan  pengertian pada Niken agar mengetahui berita ini.   Dan BOOM! 
last updateLast Updated : 2021-04-24
Read more

BAB 38

"Hai, Om. Tumben datang ke kantor pagi-pagi sekali, apa ada jadwal dengan papa?" Sambutan itu seperti tak biasa. Angkasa sebenarnya tak terkejut karena Om Bagas sudah berada di ruangannya padahal ini masih menunjukkan angka delapan pagi. Bahkan karyawan kantor pun belum seluruhnya masuk.  Kedua tangan Bagas mengetuk-ketuk satu sama lain menandakan jika ada hal yang mampu membuatnya banyak pikiran. "Tidak, Om hanya ingin berkunjung di tempatmu saja." 
last updateLast Updated : 2021-04-26
Read more

EPILOG

"Sayang, bangun ...."  Tepukan pelan di pipinya membuat Amara mengerang. Ia langsung membuka matanya dengan napas yang terengah-engah. Banyak bulir keringat yang keluar sampai membasahi bantal.  "Kamu mimpi buruk?" Suara itu memecahkan lamunan Amara. Ia melihat sekeliling ruangan yang dihiasi warna hitam dan juga putih. 
last updateLast Updated : 2021-05-25
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status