Share

Bab 2

Awalnya suaranya sangat kecil, tetapi lama kelamaan menjadi lebih keras karena suatu alasan.

Mungkinkah Kalina sedang melakukannya di rumah ....

Aku segera bangkit dari tempat tidur dan melihat ke arah Kalina dari ambang jendela.

Lampu kamarnya menyala, sepertinya dia juga tidak tidur.

Melalui jendela, samar-samar aku bisa melihat kakinya yang putih dan mulus.

Saat aku hendak membuang muka, Kalina tiba-tiba berjalan ke jendela dan menarik tirainya rapat-rapat, seakan sadar kalau ada yang melihatnya.

Sial!

Aku tidak nyaman kalau harus menahannya seperti ini, tetapi tidak ada yang bisa aku lakukan. Aku pun kembali ke kamar dan menahannya.

Sejak itu, setiap malam saat aku pulang ke rumah, aku mulai memperhatikan apa yang terjadi di rumah sebelah.

Karena ini apartemen tua, kedap suaranya kurang bagus, jadi setiap malam saat sepi, aku bisa mendengar suara yang sangat menggairahkan dari sebelah!

Suara Kalina membuatku tertidur, sehingga aku menjadi sedikit lebih berani dalam bertindak.

Awalnya aku hanya menepuk punggungnya, menyapanya yang sedang membersihkan tangga seperti sebelumnya.

Belakangan, saat aku makin berani, aku mulai sesekali memeluk pinggangnya, menepuk pantatnya dan seterusnya.

Awalnya dia akan memarahiku, tetapi kemudian dia hanya memelototiku, menggigit bibirnya dengan wajah dan sikap menyedihkan.

Ekspresinya yang seperti menantu perempuan yang menyedihkan membuatku makin ingin menindasnya.

Namun, selain menyapanya dengan cara istimewa ini, aku tidak melangkah lebih jauh.

Karena aku tahu Kalina punya suami.

Sepulang kerja hari itu, aku pulang seperti biasa dan melihat Kalina sedang bersih-bersih lagi.

Kali ini, dia tiba-tiba mengenakan rok yang mencetak pinggulnya dengan sempurna, serta potongan sutra hitam di bawahnya.

Sial, siapa yang memakai stoking hitam di tangga saat siang hari bolong? Apalagi, dia melakukannya saat menyapu tangga.

Dia melakukan ini dengan sengaja karena ingin merayuku.

Sudah satu tahun sejak aku sudah putus dengan mantanku, jadi sudah lama tidak melakukannya. Sekarang, ketika aku melihat Kalina yang begitu seksi, aku hampir mimisan.

"Kak Kalina."

Aku menepuk pundak Kalina. "Ini masih siang dan kamu menyapu tangga lagi."

"Apa nggak boleh?" Kalina memutar matanya ke arahku. "Ini karena kamu yang nggak bisa jaga kebersihan. Kamu selalu membuang puntung rokok sembarangan!"

"Rajin sekali!" Aku meliriknya dengan jahat. "Pipa air di kamarku tersumbat, apa kamu juga menanggung perbaikannya?"

"Pipa air tersumbat? Nggak mungkin!"

Kalina mengerutkan keningnya. "Aku dengar kamu menyiram toilet pagi ini. Jacky, jangan bilang kamu mau menipuku?"

"Mana mungkin aku bohong. Pipa air di rumahku nggak Cuma satu, ada juga pipa air di dapur, kamar tidur dan kamarku. Ayo lihat dulu dan urus masalahnya."

Aku mengatakan mengurus masalah sampai beberapa kali, entah apa yang dipikirkan Kalina, saat ini wajahnya memerah.

Dia mencengkeram sapu erat-erat sambil menatapku.

"Kalau begitu, mau aku masuk dan melihatnya?"

"Masuklah!"

Aku tersenyum dan membuka pintu untuk Kalina.

Meskipun tidak ada seorang pun yang bertanggung jawab mengurus rumah selama setahun ini, mantan pacarku mengajariku dengan sangat baik. Aku suka menjaga kebersihan dan ruangan di rumah tertata rapi.

Kalina tidak gugup lagi saat melihat rumahku yang sangat bersih.

"Jacky, bawa aku melihat pipa mana yang tersumbat."

"Ya, Kak Kalina, kenapa buru-buru sekali!"

Aku tersenyum dan menarik Kalina ke dapur.

"A ... apa yang kamu lakukan?"

Kalina memperhatikanku yang makin mendekat, akhirnya seluruh tubuhku menempel padanya. Dia langsung berteriak, "Jacky, jangan ...."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status