Share

Bab 2

Penulis: Chayra Nadhifa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-26 17:41:47
"Apa?! Ibu mertuamu tidur dengan kalian tadi malam?!"

"Jangan keras-keras."

Aku kaget mendengar teriakan sahabatku dan buru-buru mengingatkannya.

Lalu mengangguk tak berdaya.

Sahabatku tampak terguncang, tapi aku merasa ini masalah yang tidak terlalu besar.

"Apa? Jelas ada yang nggak beres. Mereka memang ibu dan anak, tapi sudah setua itu, masa masih tidur bersama?"

"Tapi, suamiku sangat baik kepadaku."

"Rana, jangan percaya! Siapa tahu ibu mertuamu itu nggak baik!"

"Iya, aku tahu."

Meski berkata demikian, pikiranku spontan teringat pada saat suamiku memeluk ibunya di tempat tidur tadi malam.

Sesampainya di rumah, ibu mertuaku sudah menyiapkan makanan.

Melihat meja penuh hidangan dan ibu mertuaku yang memanggilku untuk segera makan siang, aku merasa sedikit bersalah.

Suamiku belum pulang. Ibu mertuaku meluangkan waktunya untuk memasak untukku, bahkan sebagian besar di antaranya makanan kesukaanku. Tapi aku diam-diam mencurigainya.

"Mama harusnya nggak usah masak banyak-banyak."

"Nggak apa-apa Rana, Bhaskara sudah terbiasa begini. Aku punya waktu. Kamu harus berangkat kerja lagi nanti."

Kami sudah setengah jalan makan saat suamiku pulang.

Ibu mertuaku buru-buru meletakkan sendoknya dan pergi ke pintu untuk menyambut. Suamiku menyerahkan jaketnya kepada ibunya seperti sudah sangat terbiasa. Pemandangan ini menyerupai perilaku pasangan suami istri.

Aku menggelengkan kepala, mencoba menghilangkan pikiran yang macam-macam dari otakku.

Suamiku mengusap rambutku sebelum duduk di sampingku. Ekspresi ibu mertuaku masih tetap sama.

Tapi aku tetap dapat merasakan suatu kejanggalan.

Aku berniat membeli kamera pengintai nanti, agar bisa tenang dan tidak curiga sepanjang waktu.

Setelah makan siang, Suamiku mencuci piring bersama ibunya.

Dia menyuruhku tidur siang karena aku harus pergi ke kantor lagi nanti.

Hatiku berbunga-bunga mendengarnya. Sebahagia itu hingga aku terlupa akan sikap aneh ibu mertuaku dan tidur siang dengan nyenyak.

Di tengah tidurku, aku dibangunkan oleh suara notifikasi pesan di ponselku.

Aku pun bangun dan pergi ke toilet, tetapi ternyata suami dan ibu mertuaku tidak ada di ruang tamu.

Saat aku ingin memanggil, suara-suara aneh keluar dari kamar ibu mertuaku. Aku berjalan mendekat. Pintu kamar tertutup, tapi rumah kami tidak terlalu kedap suara. Aku menempelkan telinga ke pintu.

Aku mendengar suara-suara di dalam ruangan, terputus-putus.

"Ahhh ... mmm ... lebih keras ...."

Seluruh tubuhku seperti tersengat listrik. Suara ini jelas erangan kenikmatan, tapi ibu mertuaku sudah kehilangan suaminya sejak lama. Aku lalu teringat bahwa suamiku juga entah di mana. Aku pun menutupi mulutku dan kembali ke kamar.

Melihat ponsel di tempat tidur, aku segera sadar.

Cepat-cepat mengirim pesan kepada suamiku.

"Kamu sudah berangkat? Aku baru bangun, kamu nggak ada."

Aku sedikit cemas menunggu balasan suamiku, tapi aku juga tahu bahwa aku tidak boleh terburu-buru. Aku tidak ingin salah paham.

"Iya, aku sudah minta Mama bilang ke kamu. Ada apa?"

Setelah menerima balasan ini, kepanikan dalam hatiku mereda.

Batu yang mengganjal di hatiku juga terangkat.

"Kenapa? Baru sebentar saja sudah kangen?"

Melihat kata-kata suamiku di layar ponsel, aku tidak bisa menahan tawa.

Aku pura-pura tidak terjadi apa-apa dan membalas pesan tersebut. Di saat yang sama, aku juga menantikan kompensasi dari suamiku malam ini.

"Kamu harus menebusnya malam ini."

"Tenang, Sayang, aku sudah siap. Sampai jumpa nanti malam."

"Sampai jumpa nanti malam."

Setelah mengobrol dengan suamiku, aku teringat suara yang kudengar dari kamar ibu mertuaku. Lupakan saja, ini urusan pribadinya.

Aku juga merasa tidak perlu berkomentar apa-apa, tapi rasanya tidak baik kalau ibu mertuaku sering membawa laki-laki ke rumah seperti ini. Suamiku juga berkata bahwa dia meminta ibunya untuk membangunkanku.

Aku tidak bisa memahaminya, tapi demi menghindari rasa malu, aku diam-diam pergi.

Saat melewati kamar ibu mertuaku, aku tidak menyangka suaranya semakin keras.

Wajahku spontan merona merah. Sebagai seorang wanita, aku saja merasa kalau suara erangannya lumayan memikat. Belum lagi isi kata-katanya.

"Mmm ah ... mmm aku mencintaimu .... Lebih keras ... Ahh ...."

Rasa panas di wajahku mereda sedikit setelah aku keluar.

Aku bahkan lupa soal memasang kamera pengintai. Aku baru ingat saat ditelepon teknisi yang hendak memasang di sore hari.

Bab terkait

  • Kelakuan Suami dan Ibu Mertuaku di Balik Pintu   Bab 3

    "Maaf Pak, saya lupa."Aku meminta maaf kepada teknisi tersebut dan segera membukakan pintu."Nggak masalah. Tapi lain kali jangan janjian waktu nggak ada orang di rumah."Aku juga tidak menyangka rumah akan kosong sore ini. Ibu mertuaku mungkin sedang keluar.Meski aku sudah tidak curiga, tidak ada salahnya memasang kamera.Kebetulan ibu mertua dan suamiku sama-sama sedang keluar, jadi aku tidak memberi tahu mereka.Teknisinya juga andal. Dia memasang kamera di tempat yang benar-benar tersembunyi dan baru pulang setelah memastikan sudut pandang kamera tidak terhalang apa pun.Aku juga mencoba melihat rekaman pengawas melalui ponselku. Semuanya tampak sangat jelas.Saat aku pulang di malam hari, kukira ibu mertua dan suamiku akan pulang malam. Tapi ternyata mereka berdua sudah makan di meja.Aku melepas sepatu dan hendak berjalan mendekat. Suamiku tiba-tiba berkata."Sayang, kamu mandi dan ganti baju dulu sana. Makanannya aku panaskan lagi untukmu nanti.""Oke, aku mandi dulu."Rasa le

  • Kelakuan Suami dan Ibu Mertuaku di Balik Pintu   Bab 4

    Segera setelah bayiku lahir, ibu mertuaku bergegas ke rumah sakit.Dia menyarankan kepadaku agar tinggal di rumah sakit dua hari lagi demi memulihkan kesehatan, biar dia yang merawat bayinya. Suamiku berpendapat serupa.Aku pun setuju.Tapi, aku tidak menyangka bahwa ibu mertuaku menjadi semakin aneh setelah aku kembali ke rumah.Dia sangat memperhatikan anak itu, benar-benar di luar batas wajar sampai kadang tidak mau aku mengambil alih mengurus bayinya. Tapi aku tidak bisa melawan.Aku juga merasa ibu mertuaku sedikit berubah, tapi sulit dijelaskan apanya yang berubah.Setelah aku selesai cuti dan kembali bekerja, yang mengurus anak itu hanya suami dan ibu mertuaku setiap hari.Suatu hari di akhir pekan, aku menemukan buku Kesehatan Ibu dan Anak yang ditinggalkan ibu mertuaku di ruang tamu.Karena sedang tidak ada kerjaan lain, aku pun membacanya.Tapi aku tidak menyangka akan menemukan masalah besar.Di sana tertulis dengan jelas bahwa anak itu bergolongan darah AB. Padahal, golonga

  • Kelakuan Suami dan Ibu Mertuaku di Balik Pintu   Bab 5

    Satu tahun aku menikah dengannya, tapi aku tidak tahu sama sekali orang seperti apa dia.Pria yang sedang tertidur ini adalah seorang pria yang ucapannya dipenuhi kebohongan. Dia menyelingkuhi istrinya dengan ibunya sendiri, mencuri waktu untuk bercinta setiap hari, dan bahkan mempunyai anak dengan ibunya.Aku sampai tidak berani membayangkan bagaimana aku melewati tahun ini.Suami yang biasanya terlihat lembut dan penuh perhatian, fokus mencari nafkah dan mengurus keluarga, ternyata menipuku selama satu setengah tahun penuh. Tidak habis pikir, kenapa aku bisa sebodoh ini? Kenapa baru sekarang aku melihat wajah aslinya?Aku menekan amarah yang tidak terkendali dan berbaring di tempat tidur, menunggu hasil tes keluar dalam tiga hari.Tiga hari kemudian.Aku menatap ponselku, melihat hasil tes yang tidak mengejutkan.Rasa sakit dalam hatiku semakin bertubi-tubi. Anakku entah di mana, sementara anak hasil hubungan sedarah itu kubesarkan dengan penuh perhatian. Kenapa dunia ini sangat tida

  • Kelakuan Suami dan Ibu Mertuaku di Balik Pintu   Bab 6

    Aku melemparkan berkas-berkas itu dengan keras ke wajah Bhaskara.Wajah ibu mertuaku mendadak suram. Dia menurunkan anaknya dan maju untuk menamparku.Aku menampar wajahnya balik. Aku tidak sudi menelan kemarahan ini lagi.Teman-teman yang kubawa semuanya laki-laki, jadi tidak terlalu enak kalau ingin campur tangan. Aku hanya memanggil mereka sebagai pencegahan kalau-kalau dua orang itu ingin melakukan sesuatu.Seseorang yang sedang terancam mungkin berani melakukan apa saja.Aku tidak ingin gagal bercerai sekaligus dirundung masalah tambahan.Bhaskara menatap kosong pada dokumen yang kulempar padanya dan berusaha menghentikan ibunya yang masih ingin melawan. Dia lalu menunjukkan laporan tes DNA.Setelah ibu mertua ... bukan, maksudku, setelah Malina membacanya, dia langsung menatapku dengan tajam."Kamu pikir kalian menyembunyikan semuanya dengan baik? Kamu pikir aku nggak akan pernah tahu?""Kamu pikir aku pantas membesarkan anak hasil dosa itu?!""Siapa yang kamu sebut anak hasil do

  • Kelakuan Suami dan Ibu Mertuaku di Balik Pintu   Bab 7

    "Rana, bagaimana perasaanmu? Semuanya berjalan dengan baik, 'kan?"Aku memeluk Nadien dan mulai menangis, seolah ingin menumpahkan semua kesedihan yang aku derita selama ini."Nggak apa-apa, Rana, semuanya akan baik-baik saja."Setelah cukup menangis, aku duduk bersama Nadien untuk membicarakan tentang membawa Malina ke meja hijau."Aku punya bukti rekaman. Aku juga membawa banyak orang waktu itu, mereka semua bisa jadi saksi.""Bagus, Rana. Jangan terlalu gugup. Persiapan kita harus benar-benar matang.""Nadien, aku harus membuat dia menderita!""Oke, aku telepon pengacaraku sekarang. Serahkan tindak lanjutnya kepadaku."Aku lelah karena menangis dan tertidur.Ketika aku terbangun lagi, kasus hubungan sedarah ibu dan anak menjadi berita viral di internet. Identitas Bhaskara dan Malina juga tersebar luas. Rasa sakit dalam hatiku akhirnya sedikit berkurang.Mereka pantas menerimanya. Anakku yang masih kecil dibuang hidup-hidup ke hutan!"Beraninya dia?!Itu adalah nyawa manusia yang mas

  • Kelakuan Suami dan Ibu Mertuaku di Balik Pintu   Bab 1

    Anak yang selama ini aku sayangi ternyata hasil hubungan sedarah.Sedangkan anak kandungku sendiri meninggal secara tragis.Kenyataan ini harusnya sudah membuatku ambruk dan menggila.Tapi tidak! Dendam ini harus dibalaskan. Aku menjebloskan ibu mertuaku ke penjara dan menguak aib suamiku ke publik. Sementara aku melanjutkan hidupku yang baru.Di malam hari pernikahanku, setelah semua tamu pulang.Aku dan suamiku membuka amplop pemberian tamu di tempat tidur. Jumlahnya ternyata mencapai 200 juta.Aku tertegun, lalu tersenyum lebar. Tapi acara utama malam ini bukanlah ini. Aku mengabaikan seruan suamiku dan menyingkirkan semua uang itu.Di hadapan suamiku, aku mengeluarkan sepasang baju tidur seksi dari bagian paling bawah lemari pakaian.Aku melepas pakaianku dan memakainya. Tepat ketika suamiku tidak sabar ingin menerkam, kami mendengar suara ketukan cepat di pintu. Aku cepat-cepat memakai bajuku kembali.Saat pintu terbuka, aku melihat ibu mertuaku berdiri di luar pintu sambil memega

Bab terbaru

  • Kelakuan Suami dan Ibu Mertuaku di Balik Pintu   Bab 7

    "Rana, bagaimana perasaanmu? Semuanya berjalan dengan baik, 'kan?"Aku memeluk Nadien dan mulai menangis, seolah ingin menumpahkan semua kesedihan yang aku derita selama ini."Nggak apa-apa, Rana, semuanya akan baik-baik saja."Setelah cukup menangis, aku duduk bersama Nadien untuk membicarakan tentang membawa Malina ke meja hijau."Aku punya bukti rekaman. Aku juga membawa banyak orang waktu itu, mereka semua bisa jadi saksi.""Bagus, Rana. Jangan terlalu gugup. Persiapan kita harus benar-benar matang.""Nadien, aku harus membuat dia menderita!""Oke, aku telepon pengacaraku sekarang. Serahkan tindak lanjutnya kepadaku."Aku lelah karena menangis dan tertidur.Ketika aku terbangun lagi, kasus hubungan sedarah ibu dan anak menjadi berita viral di internet. Identitas Bhaskara dan Malina juga tersebar luas. Rasa sakit dalam hatiku akhirnya sedikit berkurang.Mereka pantas menerimanya. Anakku yang masih kecil dibuang hidup-hidup ke hutan!"Beraninya dia?!Itu adalah nyawa manusia yang mas

  • Kelakuan Suami dan Ibu Mertuaku di Balik Pintu   Bab 6

    Aku melemparkan berkas-berkas itu dengan keras ke wajah Bhaskara.Wajah ibu mertuaku mendadak suram. Dia menurunkan anaknya dan maju untuk menamparku.Aku menampar wajahnya balik. Aku tidak sudi menelan kemarahan ini lagi.Teman-teman yang kubawa semuanya laki-laki, jadi tidak terlalu enak kalau ingin campur tangan. Aku hanya memanggil mereka sebagai pencegahan kalau-kalau dua orang itu ingin melakukan sesuatu.Seseorang yang sedang terancam mungkin berani melakukan apa saja.Aku tidak ingin gagal bercerai sekaligus dirundung masalah tambahan.Bhaskara menatap kosong pada dokumen yang kulempar padanya dan berusaha menghentikan ibunya yang masih ingin melawan. Dia lalu menunjukkan laporan tes DNA.Setelah ibu mertua ... bukan, maksudku, setelah Malina membacanya, dia langsung menatapku dengan tajam."Kamu pikir kalian menyembunyikan semuanya dengan baik? Kamu pikir aku nggak akan pernah tahu?""Kamu pikir aku pantas membesarkan anak hasil dosa itu?!""Siapa yang kamu sebut anak hasil do

  • Kelakuan Suami dan Ibu Mertuaku di Balik Pintu   Bab 5

    Satu tahun aku menikah dengannya, tapi aku tidak tahu sama sekali orang seperti apa dia.Pria yang sedang tertidur ini adalah seorang pria yang ucapannya dipenuhi kebohongan. Dia menyelingkuhi istrinya dengan ibunya sendiri, mencuri waktu untuk bercinta setiap hari, dan bahkan mempunyai anak dengan ibunya.Aku sampai tidak berani membayangkan bagaimana aku melewati tahun ini.Suami yang biasanya terlihat lembut dan penuh perhatian, fokus mencari nafkah dan mengurus keluarga, ternyata menipuku selama satu setengah tahun penuh. Tidak habis pikir, kenapa aku bisa sebodoh ini? Kenapa baru sekarang aku melihat wajah aslinya?Aku menekan amarah yang tidak terkendali dan berbaring di tempat tidur, menunggu hasil tes keluar dalam tiga hari.Tiga hari kemudian.Aku menatap ponselku, melihat hasil tes yang tidak mengejutkan.Rasa sakit dalam hatiku semakin bertubi-tubi. Anakku entah di mana, sementara anak hasil hubungan sedarah itu kubesarkan dengan penuh perhatian. Kenapa dunia ini sangat tida

  • Kelakuan Suami dan Ibu Mertuaku di Balik Pintu   Bab 4

    Segera setelah bayiku lahir, ibu mertuaku bergegas ke rumah sakit.Dia menyarankan kepadaku agar tinggal di rumah sakit dua hari lagi demi memulihkan kesehatan, biar dia yang merawat bayinya. Suamiku berpendapat serupa.Aku pun setuju.Tapi, aku tidak menyangka bahwa ibu mertuaku menjadi semakin aneh setelah aku kembali ke rumah.Dia sangat memperhatikan anak itu, benar-benar di luar batas wajar sampai kadang tidak mau aku mengambil alih mengurus bayinya. Tapi aku tidak bisa melawan.Aku juga merasa ibu mertuaku sedikit berubah, tapi sulit dijelaskan apanya yang berubah.Setelah aku selesai cuti dan kembali bekerja, yang mengurus anak itu hanya suami dan ibu mertuaku setiap hari.Suatu hari di akhir pekan, aku menemukan buku Kesehatan Ibu dan Anak yang ditinggalkan ibu mertuaku di ruang tamu.Karena sedang tidak ada kerjaan lain, aku pun membacanya.Tapi aku tidak menyangka akan menemukan masalah besar.Di sana tertulis dengan jelas bahwa anak itu bergolongan darah AB. Padahal, golonga

  • Kelakuan Suami dan Ibu Mertuaku di Balik Pintu   Bab 3

    "Maaf Pak, saya lupa."Aku meminta maaf kepada teknisi tersebut dan segera membukakan pintu."Nggak masalah. Tapi lain kali jangan janjian waktu nggak ada orang di rumah."Aku juga tidak menyangka rumah akan kosong sore ini. Ibu mertuaku mungkin sedang keluar.Meski aku sudah tidak curiga, tidak ada salahnya memasang kamera.Kebetulan ibu mertua dan suamiku sama-sama sedang keluar, jadi aku tidak memberi tahu mereka.Teknisinya juga andal. Dia memasang kamera di tempat yang benar-benar tersembunyi dan baru pulang setelah memastikan sudut pandang kamera tidak terhalang apa pun.Aku juga mencoba melihat rekaman pengawas melalui ponselku. Semuanya tampak sangat jelas.Saat aku pulang di malam hari, kukira ibu mertua dan suamiku akan pulang malam. Tapi ternyata mereka berdua sudah makan di meja.Aku melepas sepatu dan hendak berjalan mendekat. Suamiku tiba-tiba berkata."Sayang, kamu mandi dan ganti baju dulu sana. Makanannya aku panaskan lagi untukmu nanti.""Oke, aku mandi dulu."Rasa le

  • Kelakuan Suami dan Ibu Mertuaku di Balik Pintu   Bab 2

    "Apa?! Ibu mertuamu tidur dengan kalian tadi malam?!""Jangan keras-keras."Aku kaget mendengar teriakan sahabatku dan buru-buru mengingatkannya.Lalu mengangguk tak berdaya.Sahabatku tampak terguncang, tapi aku merasa ini masalah yang tidak terlalu besar."Apa? Jelas ada yang nggak beres. Mereka memang ibu dan anak, tapi sudah setua itu, masa masih tidur bersama?""Tapi, suamiku sangat baik kepadaku.""Rana, jangan percaya! Siapa tahu ibu mertuamu itu nggak baik!""Iya, aku tahu."Meski berkata demikian, pikiranku spontan teringat pada saat suamiku memeluk ibunya di tempat tidur tadi malam.Sesampainya di rumah, ibu mertuaku sudah menyiapkan makanan.Melihat meja penuh hidangan dan ibu mertuaku yang memanggilku untuk segera makan siang, aku merasa sedikit bersalah.Suamiku belum pulang. Ibu mertuaku meluangkan waktunya untuk memasak untukku, bahkan sebagian besar di antaranya makanan kesukaanku. Tapi aku diam-diam mencurigainya."Mama harusnya nggak usah masak banyak-banyak.""Nggak

  • Kelakuan Suami dan Ibu Mertuaku di Balik Pintu   Bab 1

    Anak yang selama ini aku sayangi ternyata hasil hubungan sedarah.Sedangkan anak kandungku sendiri meninggal secara tragis.Kenyataan ini harusnya sudah membuatku ambruk dan menggila.Tapi tidak! Dendam ini harus dibalaskan. Aku menjebloskan ibu mertuaku ke penjara dan menguak aib suamiku ke publik. Sementara aku melanjutkan hidupku yang baru.Di malam hari pernikahanku, setelah semua tamu pulang.Aku dan suamiku membuka amplop pemberian tamu di tempat tidur. Jumlahnya ternyata mencapai 200 juta.Aku tertegun, lalu tersenyum lebar. Tapi acara utama malam ini bukanlah ini. Aku mengabaikan seruan suamiku dan menyingkirkan semua uang itu.Di hadapan suamiku, aku mengeluarkan sepasang baju tidur seksi dari bagian paling bawah lemari pakaian.Aku melepas pakaianku dan memakainya. Tepat ketika suamiku tidak sabar ingin menerkam, kami mendengar suara ketukan cepat di pintu. Aku cepat-cepat memakai bajuku kembali.Saat pintu terbuka, aku melihat ibu mertuaku berdiri di luar pintu sambil memega

DMCA.com Protection Status