Share

bab 6

Author: Dea
last update Last Updated: 2025-02-05 12:07:01

“Tuan putri, bangun!”

Seseorang terdengar membentak dirinya dan mengguncangkan tubuhnya dengan keras, Rosalin pun perlahan membuka matanya, pantas saja dia dibangunkan dengan cara yang tidak sopan.

Ternyata pelayan lain yang bertugas melayani nya, sebenarnya Rosalin terbiasa bangun pagi, namun semalam dia tidur terlalu larut sehingga dia tidur sampai sesiang ini.

“Calon ratu macam apa yang bangun sesiang ini cih”

Gumam pelayan itu sambil membuka gorden kamar. Rosalin membiarkannya mengoceh sendirian, sikap inilah yang sering dirasakan Rosalin asli atau dirinya.

“Seharusnya dia bersyukur bisa tinggal di istana mewah ini, jika saja dia sepintar dan sebaik putri Elena.”

“Mereka berdua memang pasangan yang cocok, sama-sama tidak berguna”

Sudah cukup! Dia tidak suka jika ada yang membandingkan dirinya dengan orang lain.

Rosalin menghampiri pelayan itu dan menamparnya.

PLAK!!

“Jangan menilaiku dengan setandar rendah mu”

“aku lah yang berkuasa di sini, kau hanya pelayan yang beruntung dapat bekerja disini!, jika kau suka kepada putri Elena, pergilah dan layani dia, dan kau bilang suami ku tidak berguna? Lalu mengapa kau tetap bekerja disini?”

“Kau bisa hidup dari belas kasihan kami, jadi seharusnya kaulah yang harus bersyukur”

“Pergilah, dan jangan muncul di hadapan ku, jika kau ingin nyawamu selamat.”

Pelayan itupun pergi dengan airmata yang berlinang. Rosalin kembali mendudukan dirinya, Mulai sekarang Rosalin akan memperlihatkan kemampuannya, agar mereka tahu batasan.

Rosalin sudah tahu konsekuensi apa yang harus dia tanggung jika kejadian tadi tersebar, tapi harga diri di atas segalanya.

***

Lihatlah ternyata apa yang dipikirkan Rosalin benar-benar terjadi, buktinya sekarang dia sedang berhadapan dengan seseorang yang memiliki julukan Royal Monster (monster kerajaan) siapa lagi kalau bukan suaminya, pangeran Kilian.

“Hukuman mu adalah harus mengerjakan pekerjaan pelayan selama satu Minggu penuh”

Apa-apaan dia, jelas-jelas pelayan itu yang salah kenapa dirinya yang diberikan hukuman, bahkan Rosalin belum menjelaskan bagaimana kejadiannya.

“Kenapa saya ikut dihukum, saya tidak sepenuhnya bersalah”

“Saya hanya mendisiplinkan dia, dan mempertahankan harga diri saya”

“Mendisiplinkan orang bisa dengan cara lain, tidak usah memakai kekerasan, dan jangan menghalangi jalanku untuk menjadi seorang raja nona Rosalin”

‘Hah! Orang ini memang gila’

“Tapi dia juga merendahkan anda, bagaimana? apa hal itu bisa anda toleransi?”

“Mereka hanya berani berkata dibelakang ku, selagi mereka tidak menghalangi jalanku, itu tidak masalah”

Entah terbuat dari apa hati laki-laki yang satu ini, bagaimana bisa dia tidak perduli dengan istrinya.

“Saya membenci anda, wleee”

Tanpa basa-basi Rosalin menjulurkan lidahnya dan pergi begitu saja.

Nevis sekertaris kilian yang melihat tingkah Rosalin kepada kilian merasa kaget, bagaimana seorang wanita sekecil itu berani dengan tuannya yang seram ini.

Rosalin marah pada kilian, bagaimana dirinya akan memberikan batasan kepada semua pelayan, sedangkan dirinya pun akan menjadi seorang pelayan, gila! Memang gilaaa!

Sebenarnya menjadi seorang pelayan bukanlah hal yang berat bagi Rosalin, hanya saja, keadaan sekarang berbeda, dirinya adalah seorang putri. Pasti mereka akan semakin mengolok-olok dirinya.

Rosalin yang memikirkan hal itu semakin frustasi, sambil memejamkan matanya dan memegang kepalanya dia berlari sekencang mungkin mencari Emma, dia akan mengadukan Kilian kepada Emma.

Bruk!

“Astaga maafkan saya”

“Astaga Rosalin kamu masih sama seperti dulu, ceroboh”

Ucap seorang perempuan seraya membantu membangunkan Rosalin, setelah diperhatikan ternyata dia Elena.

Apa maksud wanita ini menyebutnya dengan sebutan ceroboh? Apa mereka sedekat itu?

Dan apa-apaan dengan wajah mereka, kenapa terlihat seperti tidak menyukainya, padahal ini baru pertama kali Rosalin bertemu mereka, dalam ingatannya pun mereka tidak ada kecuali Wiliam dan Elena.

“Terima kasih putri Elena”

“Tidak masalah Rosalin, apa kilian ada? Kami ingin bertemu dengannya”

‘Ternyata mereka ingin bertemu dengan orang gila itu.’

Jika saja suara hati Rosalin terdengar oleh mereka sudah di pastikan nyawanya akan melayang untuk ke dua kalinya, dan kepalanya akan dipenggal di depan rakyat kerajaan.

“saya melihatnya berjalan ke ruangan kerjanya, mungkin pangeran ada di sana”

Jelas-jelas Rosalin baru saja menemuinya tadi.

“Baiklah kalau begitu, kamu tidak mau ikut?”

‘ikut untuk menemui kilian? Oh tentu. Tentu tidak’

“maaf Sepertinya saya tidak bisa ikut menemani kalian, saya ada urusan kecil, maaf saya menolak ajakan anda putri”

Sambil meraih kedua tangan Rosalin, Elena tersenyum manis seraya berkata

“tidak apa-apa, terimakasih, semoga urusanmu berjalan lancar.”

Rosalin hanya menanggapinya dengan anggukan dan senyuman yang canggung.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • silhoute of love    bab 7

    Keringat membasahi dahi Rosalin, tetapi senyuman lembutnya tetap terpancar. Meski awalnya ia mengira menjalani hukuman ini akan sangat berat, terutama karena ia tidak begitu akrab dengan para pelayan lainnya, ternyata mereka semua menyambutnya dengan hangat. Setiap kali ia mengerjakan sesuatu, para pelayan dengan senang hati menawarkan bantuan, membuat segalanya terasa lebih mudah.Saat ini, Rosalin sedang mengajarkan mereka memasak hidangan baru yang belum pernah mereka coba. Ia terlihat cekatan dan terampil, membuat para pelayan kagum. Rosalin sempat berpikir, mungkin lebih baik jika ia tetap menjadi pelayan saja dan membiarkan Kilian mencari wanita lain sebagai istrinya.Begitu semua makanan siap, Rosalin mulai mendorong troli, diikuti oleh beberapa pelayan yang membantu membawa hidangan. Saat tiba di ruang makan, ia terkejut mendapati Kilian sudah duduk di tempatnya. Biasanya, Kilian akan datang terlambat, seolah sengaja menghindari Rosalin.Rosalin berusaha tidak menatap Kilian s

    Last Updated : 2025-02-05
  • silhoute of love    bab 8

    Tak terasa, hukuman Rosalin tinggal dua hari lagi. Dengan penuh semangat, ia membersihkan debu-debu yang menempel di sudut-sudut sulit jangkauan. Untuk mencapai tempat yang tinggi, ia naik ke atas bangku agar dapat membersihkan debu dengan lebih mudah."Rosalin? Apa yang sedang kau lakukan? Hati-hati!" terdengar suara yang familiar.Rosalin menoleh dengan tergesa-gesa, tetapi gerakannya malah membuat pijakannya goyah. Dalam sekejap, ia kehilangan keseimbangan dan hampir terjatuh. Namun, Wiliam dengan sigap menangkapnya, membuat Rosalin terjatuh tepat di atasnya. Pada saat bersamaan, Kilian muncul di lorong dan menyaksikan kejadian itu, meski hanya sekilas.Begitu menyadari posisinya, Rosalin buru-buru bangkit dan membersihkan bajunya. Wajahnya bersemu merah karena malu. “Astaga! Pangeran Wiliam, maafkan kecerobohanku. Anda baik-baik saja?” tanyanya, mencoba terdengar tenang.Wiliam tersenyum kecil. “Tidak apa-apa, Rosalin. Aku justru khawatir padamu. Kau baik-baik saja, kan? Dan... pa

    Last Updated : 2025-02-05
  • silhoute of love    bab 9

    Rosalin merasa lega akhirnya keluar dari situasi canggung sebelumnya, tetapi kali ini nasibnya sepertinya tidak lebih baik. Di depannya, Elena, Kilian, Wiliam, dan beberapa teman mereka tampak berbincang santai. Sialnya, saat Rosalin berusaha melewati mereka dengan cepat, Elena memanggilnya.“Rosalin, kau terlihat sangat cantik mengenakan pakaian itu,” ucap Elena dengan senyum manis yang menyiratkan sesuatu yang sulit ditebak.Rosalin tertegun sejenak, mencoba membaca maksud tersembunyi di balik kata-kata Elena. Apakah dia sungguh-sungguh memuji, atau malah merendahkannya?“Benarkah? Kalau begitu, apa Anda ingin mencobanya juga, Putri Elena?” balas Rosalin, tersenyum sambil mencoba menanggapi dengan nada bercanda.Namun, Kilian segera memotong, “Jangan melewati batas, Rosalin.” Tatapan tajamnya menunjukkan bahwa dia sama sekali tidak tertarik pada lelucon itu.Rosalin menahan tawa, tapi tetap mencoba meredakan suasana. “Hahaha, saya hanya bercanda, Pangeran Kilian. Tidak usah terlalu

    Last Updated : 2025-02-05
  • silhoute of love    bab 10

    Untungnya ruangan kerja Rosalin memang satu ruangan dengan Kilian, jadi Rosalin tidak perlu banyak alasan untuk bisa masuk ke ruangan ituSaat memasuki ruangan Rosalin sedikit melirik ke arah Kilian dan Elena, mereka terlihat biasa saja, tidak ada yang mencurigakan, atau belum?Rosalin terus berpura-pura sedang mengerjakan pekerjaannya, padahal telinga dan mata ya terus melirik dan mendengarkan mereka.Tanpa Rosalin sadari kilian sadar akan tingkah RosalinMeja Rosalin berada di jauh di depan kilian sedangkan elena duduk membelakangi RosalinDari percakapan yang Rosalin dengar, Elena mengajak kilian mengenakan pakaian yang memiliki warna yang sama dengannya‘jadi mereka ingin menjadi couple di acara nanti malam? Hah.. tidak akan aku biarkan’Elena terlihat beranjak dari duduknya dan berbalik ke arah Rosalin, Rosalin langsung mengalihkan pandangannya dan pura-pura melihat kertas“Aku pamit, mari Rosalin” ucap elena sambil merindukan sedikit badannya“Tentu putri elena, silahkan” balas R

    Last Updated : 2025-02-05
  • silhoute of love    bab 1

    Rosalin tiba di depan rumah kecil mereka saat senja mulai turun. Langit kemerahan di ufuk barat mulai meredup, pertanda malam segera tiba. Nafasnya tersengal, pakaian kerjanya masih kotor oleh debu dan keringat. Meski tubuhnya terasa berat oleh kelelahan, dia memasang senyum, berharap bisa menyembunyikan rasa letih di hadapan ibu mertuanya.Pintu kayu berderit saat ia membukanya. Udara dalam rumah terasa pengap dan dingin, seolah tak ada kehangatan di dalamnya. Rosalin melangkah masuk dengan lembut, berharap tak ada yang menyadari betapa lelah dirinya."Aku pulang," katanya dengan nada ceria yang dipaksakan.Matanya langsung bertemu dengan tatapan tajam ibu mertuanya yang duduk di kursi kayu di sudut ruangan. Sejak Rosalin menikah dengan putranya, rumah ini selalu dipenuhi oleh ketegangan yang tak berujung."Kenapa baru pulang?" suara ibu mertuanya menggema, menusuk telinga. "Apa kamu ingin kita mati kelaparan?"Rosalin menggigit bibirnya

    Last Updated : 2025-02-05
  • silhoute of love    bab 11

    Merasa sedikit tersudut, Rosalin memberi William senyum tipis sebelum perlahan melangkah menjauh, mencari udara segar di tepi balkon aula. Dari sudut matanya, ia melihat Kilian yang masih asyik dalam percakapan dengan Elena, tatapannya yang dalam kepada wanita itu sama sekali tak teralihkan.Tanpa sadar airmata perlahan mengalir dari sudut matanya, dengan kasar Rosalin mengusap air matanya‘kenapa aku selalu bodoh?, kenapa rasa ini masih ada? Kenapa aku selalu menangis dengan hal yang sama berulang kali? Kenapa harus aku?‘baik dulu maupun sekarang tidak ada yang berubah dari kita, aku tetap mencintaimu dan kamu tetap mencintai wanita lain’Kenapa, kenapa dan kenapa yang terbersit di benaknya, untuk apa Rosalin menangisi hal yang sepele seperti ini dia tidak pantas untuk hal ini.Rosalin pergi dari tempat itu dan memutuskan mencari teman, daripada waktunya terbuang sia-sia lebih baik dia menambah relasi agar Rosalin lebih banyak tahu tentang tempat iniSaat matanya menerawang sekelili

    Last Updated : 2025-02-05
  • silhoute of love    bab 2

    **Flashback on**Rosalin berdiri terpaku di kamar, tubuhnya gemetar setelah pertengkaran sengit dengan ibu mertuanya. Perasaan bersalah bercampur amarah menyelimutinya, seperti awan hitam yang tak kunjung pergi. Pikirannya berputar, kembali ke kata-kata terakhir yang diucapkannya kepada ibu mertuanya sebelum perempuan tua itu pergi meninggalkan rumah.Ia sudah tidak tahan lagi. Setelah bertahun-tahun diperlakukan seperti budak, akhirnya dia melawan—dan membentak.Dan apa yang dikatakan suaminya setelah itu?“Apa sulitnya mengalah dan mengikuti keinginan ibu?”Rosalin terdiam, hatinya semakin perih mendengar kalimat itu. Mengalah? Lagi-lagi mengalah? Seolah-olah segala yang sudah ia lakukan selama ini tidak cukup. Seolah-olah ia bukan manusia dengan perasaan, hanya sekadar pelayan yang harus patuh.Dia merasakan sakit yang menumpuk di dadanya, kenangan 10 tahun terakhir menghantui pikirannya. Hidup yang selama ini ia jalani—apakah itu benar-benar hidup? Selama ini, ia diperlakukan buka

    Last Updated : 2025-02-05
  • silhoute of love    bab 3

    Rosalin membuka matanya perlahan, disambut oleh bayangan kelam yang menempel di atap tinggi dari kanopi tempat tidurnya. Langit-langit itu tampak asing, ukiran-ukiran rumit berlapis emas menghiasi pinggirannya, memancarkan kilau lembut di antara tirai-tirai sutra berwarna merah marun yang melambai pelan tertiup angin dari jendela terbuka. Udara terasa lebih dingin dari yang biasa ia rasakan, aroma rempah dan kayu bakar memenuhi ruangan. Sinar matahari yang menerobos masuk memberikan sentuhan hangat pada lantai batu yang halus, tapi itu tidak cukup untuk meredam kedinginan yang merayap ke dalam tubuhnya.Ia mencoba menggerakkan jari-jarinya, merasakan tekstur selimut beludru yang mewah di atas kulitnya. Rasanya begitu nyata, terlalu nyata. Padahal, seharusnya ini hanya mimpi buruk yang akan segera berakhir. Namun, setiap detik yang berlalu hanya menambah keheningan yang menakutkan.Di sudut ruangan, perapian berderak pelan, kobaran api kecil mencoba menghangatkan ruangan yang luas dan

    Last Updated : 2025-02-05

Latest chapter

  • silhoute of love    bab 11

    Merasa sedikit tersudut, Rosalin memberi William senyum tipis sebelum perlahan melangkah menjauh, mencari udara segar di tepi balkon aula. Dari sudut matanya, ia melihat Kilian yang masih asyik dalam percakapan dengan Elena, tatapannya yang dalam kepada wanita itu sama sekali tak teralihkan.Tanpa sadar airmata perlahan mengalir dari sudut matanya, dengan kasar Rosalin mengusap air matanya‘kenapa aku selalu bodoh?, kenapa rasa ini masih ada? Kenapa aku selalu menangis dengan hal yang sama berulang kali? Kenapa harus aku?‘baik dulu maupun sekarang tidak ada yang berubah dari kita, aku tetap mencintaimu dan kamu tetap mencintai wanita lain’Kenapa, kenapa dan kenapa yang terbersit di benaknya, untuk apa Rosalin menangisi hal yang sepele seperti ini dia tidak pantas untuk hal ini.Rosalin pergi dari tempat itu dan memutuskan mencari teman, daripada waktunya terbuang sia-sia lebih baik dia menambah relasi agar Rosalin lebih banyak tahu tentang tempat iniSaat matanya menerawang sekelili

  • silhoute of love    bab 1

    Rosalin tiba di depan rumah kecil mereka saat senja mulai turun. Langit kemerahan di ufuk barat mulai meredup, pertanda malam segera tiba. Nafasnya tersengal, pakaian kerjanya masih kotor oleh debu dan keringat. Meski tubuhnya terasa berat oleh kelelahan, dia memasang senyum, berharap bisa menyembunyikan rasa letih di hadapan ibu mertuanya.Pintu kayu berderit saat ia membukanya. Udara dalam rumah terasa pengap dan dingin, seolah tak ada kehangatan di dalamnya. Rosalin melangkah masuk dengan lembut, berharap tak ada yang menyadari betapa lelah dirinya."Aku pulang," katanya dengan nada ceria yang dipaksakan.Matanya langsung bertemu dengan tatapan tajam ibu mertuanya yang duduk di kursi kayu di sudut ruangan. Sejak Rosalin menikah dengan putranya, rumah ini selalu dipenuhi oleh ketegangan yang tak berujung."Kenapa baru pulang?" suara ibu mertuanya menggema, menusuk telinga. "Apa kamu ingin kita mati kelaparan?"Rosalin menggigit bibirnya

  • silhoute of love    bab 10

    Untungnya ruangan kerja Rosalin memang satu ruangan dengan Kilian, jadi Rosalin tidak perlu banyak alasan untuk bisa masuk ke ruangan ituSaat memasuki ruangan Rosalin sedikit melirik ke arah Kilian dan Elena, mereka terlihat biasa saja, tidak ada yang mencurigakan, atau belum?Rosalin terus berpura-pura sedang mengerjakan pekerjaannya, padahal telinga dan mata ya terus melirik dan mendengarkan mereka.Tanpa Rosalin sadari kilian sadar akan tingkah RosalinMeja Rosalin berada di jauh di depan kilian sedangkan elena duduk membelakangi RosalinDari percakapan yang Rosalin dengar, Elena mengajak kilian mengenakan pakaian yang memiliki warna yang sama dengannya‘jadi mereka ingin menjadi couple di acara nanti malam? Hah.. tidak akan aku biarkan’Elena terlihat beranjak dari duduknya dan berbalik ke arah Rosalin, Rosalin langsung mengalihkan pandangannya dan pura-pura melihat kertas“Aku pamit, mari Rosalin” ucap elena sambil merindukan sedikit badannya“Tentu putri elena, silahkan” balas R

  • silhoute of love    bab 9

    Rosalin merasa lega akhirnya keluar dari situasi canggung sebelumnya, tetapi kali ini nasibnya sepertinya tidak lebih baik. Di depannya, Elena, Kilian, Wiliam, dan beberapa teman mereka tampak berbincang santai. Sialnya, saat Rosalin berusaha melewati mereka dengan cepat, Elena memanggilnya.“Rosalin, kau terlihat sangat cantik mengenakan pakaian itu,” ucap Elena dengan senyum manis yang menyiratkan sesuatu yang sulit ditebak.Rosalin tertegun sejenak, mencoba membaca maksud tersembunyi di balik kata-kata Elena. Apakah dia sungguh-sungguh memuji, atau malah merendahkannya?“Benarkah? Kalau begitu, apa Anda ingin mencobanya juga, Putri Elena?” balas Rosalin, tersenyum sambil mencoba menanggapi dengan nada bercanda.Namun, Kilian segera memotong, “Jangan melewati batas, Rosalin.” Tatapan tajamnya menunjukkan bahwa dia sama sekali tidak tertarik pada lelucon itu.Rosalin menahan tawa, tapi tetap mencoba meredakan suasana. “Hahaha, saya hanya bercanda, Pangeran Kilian. Tidak usah terlalu

  • silhoute of love    bab 8

    Tak terasa, hukuman Rosalin tinggal dua hari lagi. Dengan penuh semangat, ia membersihkan debu-debu yang menempel di sudut-sudut sulit jangkauan. Untuk mencapai tempat yang tinggi, ia naik ke atas bangku agar dapat membersihkan debu dengan lebih mudah."Rosalin? Apa yang sedang kau lakukan? Hati-hati!" terdengar suara yang familiar.Rosalin menoleh dengan tergesa-gesa, tetapi gerakannya malah membuat pijakannya goyah. Dalam sekejap, ia kehilangan keseimbangan dan hampir terjatuh. Namun, Wiliam dengan sigap menangkapnya, membuat Rosalin terjatuh tepat di atasnya. Pada saat bersamaan, Kilian muncul di lorong dan menyaksikan kejadian itu, meski hanya sekilas.Begitu menyadari posisinya, Rosalin buru-buru bangkit dan membersihkan bajunya. Wajahnya bersemu merah karena malu. “Astaga! Pangeran Wiliam, maafkan kecerobohanku. Anda baik-baik saja?” tanyanya, mencoba terdengar tenang.Wiliam tersenyum kecil. “Tidak apa-apa, Rosalin. Aku justru khawatir padamu. Kau baik-baik saja, kan? Dan... pa

  • silhoute of love    bab 7

    Keringat membasahi dahi Rosalin, tetapi senyuman lembutnya tetap terpancar. Meski awalnya ia mengira menjalani hukuman ini akan sangat berat, terutama karena ia tidak begitu akrab dengan para pelayan lainnya, ternyata mereka semua menyambutnya dengan hangat. Setiap kali ia mengerjakan sesuatu, para pelayan dengan senang hati menawarkan bantuan, membuat segalanya terasa lebih mudah.Saat ini, Rosalin sedang mengajarkan mereka memasak hidangan baru yang belum pernah mereka coba. Ia terlihat cekatan dan terampil, membuat para pelayan kagum. Rosalin sempat berpikir, mungkin lebih baik jika ia tetap menjadi pelayan saja dan membiarkan Kilian mencari wanita lain sebagai istrinya.Begitu semua makanan siap, Rosalin mulai mendorong troli, diikuti oleh beberapa pelayan yang membantu membawa hidangan. Saat tiba di ruang makan, ia terkejut mendapati Kilian sudah duduk di tempatnya. Biasanya, Kilian akan datang terlambat, seolah sengaja menghindari Rosalin.Rosalin berusaha tidak menatap Kilian s

  • silhoute of love    bab 6

    “Tuan putri, bangun!”Seseorang terdengar membentak dirinya dan mengguncangkan tubuhnya dengan keras, Rosalin pun perlahan membuka matanya, pantas saja dia dibangunkan dengan cara yang tidak sopan.Ternyata pelayan lain yang bertugas melayani nya, sebenarnya Rosalin terbiasa bangun pagi, namun semalam dia tidur terlalu larut sehingga dia tidur sampai sesiang ini.“Calon ratu macam apa yang bangun sesiang ini cih”Gumam pelayan itu sambil membuka gorden kamar. Rosalin membiarkannya mengoceh sendirian, sikap inilah yang sering dirasakan Rosalin asli atau dirinya.“Seharusnya dia bersyukur bisa tinggal di istana mewah ini, jika saja dia sepintar dan sebaik putri Elena.”“Mereka berdua memang pasangan yang cocok, sama-sama tidak berguna”Sudah cukup! Dia tidak suka jika ada yang membandingkan dirinya dengan orang lain.Rosalin menghampiri pelayan itu dan menamparnya.PLAK!!“Jangan menilaiku dengan setandar rendah mu”“aku lah yang berkuasa di sini, kau hanya pelayan yang beruntung dapat

  • silhoute of love    bab 5

    Rosalin kembali sadar namun di mana ini jelas ini bukan kamarnya, kamar siapa ini dia belum pernah melihatnya kamar itu terlihat sederhana namun sangat nyaman terdapat lukisan bunga rose yang sangat indah.Saat Rosalin mengedarkan pandangannya dia melihat seseorang yang sedang berdiri di balkon dia mengenakan jubah yang menutupi sebagian wajahnya dan menghadap pada dirinyaDari rambut yang tergerai Rosalin yakin itu seorang wanita, perlahan wanita itu mendekati nyaTubuh Rosalin terasa kaku saat wanita itu tepat berada di hadapannya dan mengangkat tangannya, Rosalin menutup matanya karena takutNamun sentuhan lembut yang terasa di pipinya membuat matanya kembali terbuka“belajarlah dari masa lalu, jangan hidup di masa lalu, cobapah hiduplah di masa sekarang dengan lebih baik”“Aku hanya takut”Rosalin takut semua akan kembali terulang seperti kehidupan sebelumnyaDia tidak berani menghadapi semua masalah yang datang di dalam kehidupannya.“jangan terus menghindari masalah dalam hidupm

  • silhoute of love    bab 4

    Saat Rosalin melangkahkan kakinya keluar kamar untuk pertama kali, suasana kastil yang suram langsung menyergapnya, membuat ia tertegun. Rosalin sebelumnya membayangkan kastil ini mewah dan indah seperti dalam dongeng, namun kenyataannya sangat berbeda. Dinding kastil yang seharusnya putih bersih tampak kusam dan seperti tak pernah diganti. Beberapa barang di lorong terlihat tertutupi kain putih polos, menambah kesan misterius yang menyelimuti tempat ini.Sejenak, Rosalin merasa seperti sedang berada di dalam sebuah film horor. Perasaan asing dan ketidaknyamanan semakin menguasainya. Matanya melirik Emma, pelayan setia yang mengantarnya, dengan tatapan curiga dan sedikit takut."Apakah Emma benar-benar manusia?" gumamnya dalam hati, tak mampu menahan rasa takut yang tiba-tiba muncul.Emma, yang menyadari ketegangan Rosalin, menoleh dengan senyum lembut dan bertanya, "Ada apa, Tuan Putri?"Dengan suara kecil, hampir tak terdengar, Rosalin bertanya, "Emma... apa kau manusia sungguhan?"

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status