silhoute of love
**Prolog**
Di bawah langit yang kelabu, sebuah kerajaan berdiri megah dengan istana yang menjulang di tengahnya. Kilian, pangeran kedua yang lahir dengan kutukan di wajahnya, adalah sosok yang menjadi bisik-bisik di balik tirai-tirai istana. Wajahnya yang tertutup oleh topeng tidak hanya menyembunyikan luka fisik, tetapi juga perasaan yang terkunci di dalam hatinya—sebuah hati yang rapuh, terbungkus oleh dinginnya dinding kebencian dan kesepian.
Di sisi lain, ada Rosalin, seorang wanita yang tidak berasal dari dunia ini. Takdir membawanya ke kehidupan istana, menggantikan sosok Rosalin yang asli. Ia menikah dengan Kilian, seorang pria yang wajahnya mengingatkannya pada masa lalunya yang penuh luka dan pengkhianatan. Namun, di balik , Rosalin menemukan dirinya perlahan-lahan tertarik pada pangeran yang memikul beban dunia di pundaknya.
Read
Chapter: bab 11Merasa sedikit tersudut, Rosalin memberi William senyum tipis sebelum perlahan melangkah menjauh, mencari udara segar di tepi balkon aula. Dari sudut matanya, ia melihat Kilian yang masih asyik dalam percakapan dengan Elena, tatapannya yang dalam kepada wanita itu sama sekali tak teralihkan.Tanpa sadar airmata perlahan mengalir dari sudut matanya, dengan kasar Rosalin mengusap air matanya‘kenapa aku selalu bodoh?, kenapa rasa ini masih ada? Kenapa aku selalu menangis dengan hal yang sama berulang kali? Kenapa harus aku?‘baik dulu maupun sekarang tidak ada yang berubah dari kita, aku tetap mencintaimu dan kamu tetap mencintai wanita lain’Kenapa, kenapa dan kenapa yang terbersit di benaknya, untuk apa Rosalin menangisi hal yang sepele seperti ini dia tidak pantas untuk hal ini.Rosalin pergi dari tempat itu dan memutuskan mencari teman, daripada waktunya terbuang sia-sia lebih baik dia menambah relasi agar Rosalin lebih banyak tahu tentang tempat iniSaat matanya menerawang sekelili
Last Updated: 2025-02-05
Chapter: bab 1Rosalin tiba di depan rumah kecil mereka saat senja mulai turun. Langit kemerahan di ufuk barat mulai meredup, pertanda malam segera tiba. Nafasnya tersengal, pakaian kerjanya masih kotor oleh debu dan keringat. Meski tubuhnya terasa berat oleh kelelahan, dia memasang senyum, berharap bisa menyembunyikan rasa letih di hadapan ibu mertuanya.Pintu kayu berderit saat ia membukanya. Udara dalam rumah terasa pengap dan dingin, seolah tak ada kehangatan di dalamnya. Rosalin melangkah masuk dengan lembut, berharap tak ada yang menyadari betapa lelah dirinya."Aku pulang," katanya dengan nada ceria yang dipaksakan.Matanya langsung bertemu dengan tatapan tajam ibu mertuanya yang duduk di kursi kayu di sudut ruangan. Sejak Rosalin menikah dengan putranya, rumah ini selalu dipenuhi oleh ketegangan yang tak berujung."Kenapa baru pulang?" suara ibu mertuanya menggema, menusuk telinga. "Apa kamu ingin kita mati kelaparan?"Rosalin menggigit bibirnya
Last Updated: 2025-02-05
Chapter: bab 10Untungnya ruangan kerja Rosalin memang satu ruangan dengan Kilian, jadi Rosalin tidak perlu banyak alasan untuk bisa masuk ke ruangan ituSaat memasuki ruangan Rosalin sedikit melirik ke arah Kilian dan Elena, mereka terlihat biasa saja, tidak ada yang mencurigakan, atau belum?Rosalin terus berpura-pura sedang mengerjakan pekerjaannya, padahal telinga dan mata ya terus melirik dan mendengarkan mereka.Tanpa Rosalin sadari kilian sadar akan tingkah RosalinMeja Rosalin berada di jauh di depan kilian sedangkan elena duduk membelakangi RosalinDari percakapan yang Rosalin dengar, Elena mengajak kilian mengenakan pakaian yang memiliki warna yang sama dengannya‘jadi mereka ingin menjadi couple di acara nanti malam? Hah.. tidak akan aku biarkan’Elena terlihat beranjak dari duduknya dan berbalik ke arah Rosalin, Rosalin langsung mengalihkan pandangannya dan pura-pura melihat kertas“Aku pamit, mari Rosalin” ucap elena sambil merindukan sedikit badannya“Tentu putri elena, silahkan” balas R
Last Updated: 2025-02-05
Chapter: bab 9Rosalin merasa lega akhirnya keluar dari situasi canggung sebelumnya, tetapi kali ini nasibnya sepertinya tidak lebih baik. Di depannya, Elena, Kilian, Wiliam, dan beberapa teman mereka tampak berbincang santai. Sialnya, saat Rosalin berusaha melewati mereka dengan cepat, Elena memanggilnya.“Rosalin, kau terlihat sangat cantik mengenakan pakaian itu,” ucap Elena dengan senyum manis yang menyiratkan sesuatu yang sulit ditebak.Rosalin tertegun sejenak, mencoba membaca maksud tersembunyi di balik kata-kata Elena. Apakah dia sungguh-sungguh memuji, atau malah merendahkannya?“Benarkah? Kalau begitu, apa Anda ingin mencobanya juga, Putri Elena?” balas Rosalin, tersenyum sambil mencoba menanggapi dengan nada bercanda.Namun, Kilian segera memotong, “Jangan melewati batas, Rosalin.” Tatapan tajamnya menunjukkan bahwa dia sama sekali tidak tertarik pada lelucon itu.Rosalin menahan tawa, tapi tetap mencoba meredakan suasana. “Hahaha, saya hanya bercanda, Pangeran Kilian. Tidak usah terlalu
Last Updated: 2025-02-05
Chapter: bab 8Tak terasa, hukuman Rosalin tinggal dua hari lagi. Dengan penuh semangat, ia membersihkan debu-debu yang menempel di sudut-sudut sulit jangkauan. Untuk mencapai tempat yang tinggi, ia naik ke atas bangku agar dapat membersihkan debu dengan lebih mudah."Rosalin? Apa yang sedang kau lakukan? Hati-hati!" terdengar suara yang familiar.Rosalin menoleh dengan tergesa-gesa, tetapi gerakannya malah membuat pijakannya goyah. Dalam sekejap, ia kehilangan keseimbangan dan hampir terjatuh. Namun, Wiliam dengan sigap menangkapnya, membuat Rosalin terjatuh tepat di atasnya. Pada saat bersamaan, Kilian muncul di lorong dan menyaksikan kejadian itu, meski hanya sekilas.Begitu menyadari posisinya, Rosalin buru-buru bangkit dan membersihkan bajunya. Wajahnya bersemu merah karena malu. “Astaga! Pangeran Wiliam, maafkan kecerobohanku. Anda baik-baik saja?” tanyanya, mencoba terdengar tenang.Wiliam tersenyum kecil. “Tidak apa-apa, Rosalin. Aku justru khawatir padamu. Kau baik-baik saja, kan? Dan... pa
Last Updated: 2025-02-05
Chapter: bab 7Keringat membasahi dahi Rosalin, tetapi senyuman lembutnya tetap terpancar. Meski awalnya ia mengira menjalani hukuman ini akan sangat berat, terutama karena ia tidak begitu akrab dengan para pelayan lainnya, ternyata mereka semua menyambutnya dengan hangat. Setiap kali ia mengerjakan sesuatu, para pelayan dengan senang hati menawarkan bantuan, membuat segalanya terasa lebih mudah.Saat ini, Rosalin sedang mengajarkan mereka memasak hidangan baru yang belum pernah mereka coba. Ia terlihat cekatan dan terampil, membuat para pelayan kagum. Rosalin sempat berpikir, mungkin lebih baik jika ia tetap menjadi pelayan saja dan membiarkan Kilian mencari wanita lain sebagai istrinya.Begitu semua makanan siap, Rosalin mulai mendorong troli, diikuti oleh beberapa pelayan yang membantu membawa hidangan. Saat tiba di ruang makan, ia terkejut mendapati Kilian sudah duduk di tempatnya. Biasanya, Kilian akan datang terlambat, seolah sengaja menghindari Rosalin.Rosalin berusaha tidak menatap Kilian s
Last Updated: 2025-02-05