"Lari, Nak. Lari!" Teriak Juleha pada Rani saat melihat anak buah Antony mendekati mereka. "Tidak, bu. Kita pergi bersama-sama." Balas Rani menangis ketakutan. Ia tidak ingin meninggalkan ibu dan kakaknya di sana. Hal yang sama juga dialami oleh Juleha. Dalam ketakutannya, Juleha berpikir keras untuk bisa menyelamatkan kedua anaknya. Sayangnya, Zulaikha putri sulungnya berubah membeku. Ia terlalu ketakutan dan trauma masa lalunya, membuat Zulaikha sulit untuk menggerakkan anggota tubuhnya. Rani sudah berada di atas pagar. Namun, ia bersikeras untuk tidak mau meninggalkan ibu dan juga kakak sulungnya di sana. Rani berulang kali meminta ibu dan kakaknya untuk segera naik ke atas pagar dan segera melarikan diri bersamanya. Juleha harus segera mengambil keputusan, jika tidak ingin mereka bertiga sampai tertangkap oleh musuh. Julehan menatap tangga yang sedang dipegangnya dan mengalami dilema berat dengan pilihan yang harus diambilnya.
Saat Dion datang ke rumah Komar, puluhan preman bertato harimau sudah menguasai rumah tersebut. Sementara itu, pagar masuk rumah dan posko jaga yang ada di depan rumah tampak porak poranda dan belasan penjaga tergeletak di luar rumah dalam keadaan sudah tidak sadarkan diri. Melihat itu, kemarahan Dion dan rekan-rekannya meledak. "Seraaang!" Teriak Dion memberi komando untuk menyerang. Seketika, terdengar ratusan pasang langkah berlari masuk ke dalam pekarangan rumah diiringi dengan teriakan kemarahan mereka. Para preman yang saat itu menduduki rumah Komar, mungkin tidak akan pernah mengira hal ini akan terjadi. Di saat mereka sedang menikmati buah dari kemenangan mereka. Pasukan bantuan justru datang lebih cepat untuk membalas perbuatan mereka. "Gawat! Pasukan klan naga datang." Teriak salah seorang yang sedang berada di luar rumah panik. Dion dan rekan-rekannya yang sedang marah, seakan tidak terbendung. Meskipun Antony
"Dion, Badak, kenapa kalian berdua bisa kalah dari satu orang yang sama?" Tanya Bjack seolah tidak percaya melihat dua rekannya itu bisa dikalahkan oleh pimpinan komplotan yang saat itu menyerang keluarga pimpinan mereka.Lagian, siapa yang tidak kenal dengan Dion dan Badak? Kemampuan keduanya tidak usah diragukan lagi. Jika ada sayembara untuk menentukan siapa yang terkuat di antara para pemimpin muda dalam klan naga saat ini, maka keduanya tidak kalah kuat dari Acera dan yang lainnya dari wilayah Timur.Sehingga wajar bagi Back ataupun Bisturi merasa heran, saat mengetahui bahwa keduanya bisa dikalahkan dengan sangat mudah oleh satu orang yang sama.Mendapat pertanyaan seperti itu dari rekannya, Baik Dion maupun Badak, menjadi muram. Mereka juga tidak menyangka bahwa mereka bisa dikalahkan oleh musuh, seperti ini.Sambil menahan kesal, Dion menjawab, "Aku tidak mau mengakui ini sebenarnya. Tapi, pria yang aku hadapi saat itu, memang sangat kuat."Dion mengingat kembali pertarungan
Semakin gencarnya serangan anak buah Rojak, yang telah menewaskan Zulham dan juga Istri dan bayi dalam kandungan Juleha, istri Rojak. Membuat Zaha tidak bisa lagi menganggap remeh kebangkitan mereka. Kemunculan Rojak, merupakan ancaman besar terhadap klan naganya. Peringatan bulan di depan makam Zulham sebelumnya, seakan memaksa Zaha dan menyadarkanannya dengan kemampuannya yang masih terbatas. Dengan kemampuan Zaha saat ini dan meskipun ia berhasil kembali pada levelnya di kehidupannya sekalipun, itu semua masih belum cukup untuk menghadapi Rojak dan antek-anteknya. Zaha sudah merasakan sendiri, betapa kuatnya pukulan Marshel, salah satu murid Rojak yang berhasil membuat Zaha berada dalam keadaan kritis. Jika saja, Marshel meneruskan serangan waktu itu, bisa saja Zaha yang saat ini berada dalam kuburan. Setelah mempertimbangkannya dengan sangat matang, Zaha akhirnya memutuskan untuk memulai latihan khususnya. Untuk itu, ia segera memanggil masing-masing pemimpin wilayah klan nag
"Apa yang kakak pikirkan?" Tanya Bulan ketika melihat Zaha hanya diam dengan tatapan melayang jauh ke luar kaca jendela bus tujuan Jawa Tengah, yang sedang mereka tumpangi.Mata Zaha mengerjap beberapa kali. Tampak sekali, kalau tatapan Zaha terlihat enggan untuk pergi meninggalkan kota ini.Meski banyak kenangan pahit yang ia dapat dari kota ini. Namun, itdak sedikit juga kota ini memberikan kenangan indah untuknya. Terutama, dalam kehidupan kedua Zaha kali ini.Sekarang, ia tidak lagi sendiri. Zaha memiliki keluarga yang dari dulu diimpikannya, meski bukan keluarga sedarahnya.Zaha bersatu kembali dengan dokter Anna, kekasih masa lalu dan telah memiki seorang putri darinya.Lalu, ada Angel. Wanita malang yang ia besarkan dan latih. Kenyataannya, wanita ini justru begitu mengidolakan dan mencintainya. Bahkan setelah kematian Zaha dan kebangkitannya dalam tubuh remaja yang sekarang ia huni raganya, cinta Angel tidak berkurang sedikitpun untuknya.
Angel tersenyum senang, seolah berhasil mengejutkan Zaha dengan kemunculannya di sana. "Nanti saja ceritanya di atas mobil. Naiklah!" Ujar Angel lebih dulu, sebelum Zaha mengomelinya lebih lanjut. Zaha tidak memiliki pilihan lain, selain menaikkan barang-barangnya ke atas mobil dan mempersilakan Bulan untuk naik duluan. Karena mobil ini hanya memiliki dua pintu dan ia harus menggeser kursinya ke depan, agar Bulan bisa duduk di bangku baris kedua. Diperjalanan, Angel bercerita, "Aku menitipkan Ibu dan Nia pada geng Rose." Geng Rose merupakan kelompok wanita yang dibentuk oleh Angel. Mereka semua, sama seperti Angel di masa lalu. Ada yang menjadi korban pemerkosaan, pelacur dan sebagian lainnya, wanita miskin yang kehilangan harapan hidupnya. Angel melatih mereka semua dan membentuk geng Rose. Angel sengaja mengatakan hal itu, agar Zaha tidak perlu mengkhawatirkan ibu dan kakaknya. "Selain itu, aku sudah mengatakan pada Bulan jika aku ak
Dua pria beda dua generasi, bertarung dengan kecepatan tinggi dalam kegelapan menjelang subuh. Keduanya bertarung, di kali kecil yang ada di lereng bukit.Gerakan keduanya terlihat berbeda dari cara bertarung pada umumnya, karena kuda-kuda keduanya begitu rendah dan lebih terlihat seperti cara bertarungnya dua ekor hewan buas ketimbang pertarungan manusia.Gerakan mereka bahkan tidak terpengaruh oleh gelapnya hari dan mereka bisa bertarung sama cepatnya seperti siang hari.Meski memiliki gerakan dan jurus yang terlihat sama, namun pria yang berusia remaja berhasil dikalahkan oleh pria yang lebih tua, hanya dalam sebelas jurus.Hanya dalam satu gerakan cepat, remaja tersebut dibuat terjungkal oleh si pria tua dan berhasil dibuat tidak sadarkan diri....Entah berapa lama Zaha tidak sadarkan diri dan ia baru tersadar saat merasakan panas matahari pagi menyengat kulitnya.Saat Zaha membuka mata, ia baru sadar. Jika saat itu, ia tengah be
"Bulan, kenapa aku tidak melihat Zaha hari ini?" Tanya Angel merasa aneh.Malam sebelumnya, ia masih bertemu dengan Zaha dan bahkan sempat menggodanya setelah mereka makan malam.Selama seminggu terakhir, suasana di ibu kota sedang tegang dan mencekam. Membuat mereka tidak bisa lagi menghabiskan waktu bersama, seperti hari-hari sebelumnya. Namun hari ini, mereka akan sama-sama memulai latihan mereka yang sebenarnya dan juga, mereka tidak bisa bebas melepaskan rindu mereka yang tertahan. Meski begitu, satu pelukan singkat malam tadi, sudah cukup bagi mereka untuk saling menguatkan satu sama lain.Bulan dan ibunya bertindak sebagai mentor Angel.Setelah menguji kemampuan Angel sehari sebelumnya, mereka mengetahui bahwa Angel memiliki kecakapan bertarung yang handal dan menguasai keterampilan beladiri yang diajarkan Zaha padanya dengan sangat baik. Bahkan, Angel bisa mengembangkan keterampilan bertarung sendiri yang sesuai dengan gayanya.Hanya saja, kekuatan lahir saja tidak akan cukup