Angel tersenyum senang, seolah berhasil mengejutkan Zaha dengan kemunculannya di sana.
"Nanti saja ceritanya di atas mobil. Naiklah!" Ujar Angel lebih dulu, sebelum Zaha mengomelinya lebih lanjut.
Zaha tidak memiliki pilihan lain, selain menaikkan barang-barangnya ke atas mobil dan mempersilakan Bulan untuk naik duluan. Karena mobil ini hanya memiliki dua pintu dan ia harus menggeser kursinya ke depan, agar Bulan bisa duduk di bangku baris kedua.
Diperjalanan, Angel bercerita, "Aku menitipkan Ibu dan Nia pada geng Rose."
Geng Rose merupakan kelompok wanita yang dibentuk oleh Angel. Mereka semua, sama seperti Angel di masa lalu. Ada yang menjadi korban pemerkosaan, pelacur dan sebagian lainnya, wanita miskin yang kehilangan harapan hidupnya. Angel melatih mereka semua dan membentuk geng Rose.
Angel sengaja mengatakan hal itu, agar Zaha tidak perlu mengkhawatirkan ibu dan kakaknya.
"Selain itu, aku sudah mengatakan pada Bulan jika aku ak
Dua pria beda dua generasi, bertarung dengan kecepatan tinggi dalam kegelapan menjelang subuh. Keduanya bertarung, di kali kecil yang ada di lereng bukit.Gerakan keduanya terlihat berbeda dari cara bertarung pada umumnya, karena kuda-kuda keduanya begitu rendah dan lebih terlihat seperti cara bertarungnya dua ekor hewan buas ketimbang pertarungan manusia.Gerakan mereka bahkan tidak terpengaruh oleh gelapnya hari dan mereka bisa bertarung sama cepatnya seperti siang hari.Meski memiliki gerakan dan jurus yang terlihat sama, namun pria yang berusia remaja berhasil dikalahkan oleh pria yang lebih tua, hanya dalam sebelas jurus.Hanya dalam satu gerakan cepat, remaja tersebut dibuat terjungkal oleh si pria tua dan berhasil dibuat tidak sadarkan diri....Entah berapa lama Zaha tidak sadarkan diri dan ia baru tersadar saat merasakan panas matahari pagi menyengat kulitnya.Saat Zaha membuka mata, ia baru sadar. Jika saat itu, ia tengah be
"Bulan, kenapa aku tidak melihat Zaha hari ini?" Tanya Angel merasa aneh.Malam sebelumnya, ia masih bertemu dengan Zaha dan bahkan sempat menggodanya setelah mereka makan malam.Selama seminggu terakhir, suasana di ibu kota sedang tegang dan mencekam. Membuat mereka tidak bisa lagi menghabiskan waktu bersama, seperti hari-hari sebelumnya. Namun hari ini, mereka akan sama-sama memulai latihan mereka yang sebenarnya dan juga, mereka tidak bisa bebas melepaskan rindu mereka yang tertahan. Meski begitu, satu pelukan singkat malam tadi, sudah cukup bagi mereka untuk saling menguatkan satu sama lain.Bulan dan ibunya bertindak sebagai mentor Angel.Setelah menguji kemampuan Angel sehari sebelumnya, mereka mengetahui bahwa Angel memiliki kecakapan bertarung yang handal dan menguasai keterampilan beladiri yang diajarkan Zaha padanya dengan sangat baik. Bahkan, Angel bisa mengembangkan keterampilan bertarung sendiri yang sesuai dengan gayanya.Hanya saja, kekuatan lahir saja tidak akan cukup
"Chintya, kamu benar tidak tahu ke mana Zaha perginya?" Tanya Anna pada hari ke lima setelah kepergian Zaha.Zaha kembali menghilang tanpa kabar berita sama sekali.Meski enggan, Anna terpaksa harus menemui Chintya di kelasnya untuk mencari tahu keberadaan Zaha.Bagaimanapun, Chitya adalah saingannya dalam merebut perhatian Zaha. Tapi, demi bisa menemukan Zaha, Anna terpaksa harus melakukan gencatan senjata hari itu.Zaha menghilang tanpa ada mengabarinya. Anna terlihat begitu kehilangan, padahal Zaha telah berjanji padanya bahwa dia tidak akan menghindarinya lagi, setelah pertempuran besar yang melibatkan empat wilayah ibu kota terakhir kali.Kali ini, Zaha kembali menghilang tanpa kabar dan itu sangat meresahkan Anna.Ia dan adiknya sudah datang ke rumah Zaha. Namun, rumah Zaha sedang diperbaiki oleh warga dan para preman yang ada di sana.Anna tidak tahu apa yang menimpa keluarga Zaha. Namun, saat melihat ru
Kemunculan Lingga dalam sekejap menggemparkan sekolah Zaha. Berita tentang Ruly dan teman-temannya yang telah dikalahkan oleh Lingga sehari sebelumnya, segera menyebar sampai ke sekolah lainnya. Meski Rully sekolah di SMA yang jarang ada siswa badboynya, reputasi Ruly sebagai siswa bermasalah cukup dikenal di sekolah-sekolah lainnya. Apalagi, Ruly sekolah di tempat yang sama dengan Zaha alias King, penguasa dunia bawah tanah ibu kota. Membuat nama Ruly dan kawan-kawannya, ikut lebih cepat dikenal. Saat itu, Adam yang mendengar berita itu, tidak percaya jika ada seorang siswa baru berhasil menghajar puluhan siswa di sekolah Zaha, sampai ia membuktikannya sendiri. Adam dulunya memusuhi Zaha dan sempat berkonflik dengannya. Namun, semenjak Adam dan teman-temannya dikalahkan oleh Zaha dan mengetahui kalau Zaha menjadi pemimpin wilayah Selatan dan sekarang, Zaha juga dinobatkan sebagai penguasa dari klan naga. Membuat Adam beralih jadi sangat menghormatinya. Keesokan harinya, Adam dan p
Hari ke delapan, sejak kepergian Zaha.Malam itu, Kuswoyo, jenderal wilayah utara klan Naga, merasakan kegelisahan yang tidak biasa. Ia merasa sesuatu yang buruk akan segera terjadi.Itulah sebabnya, ia segera mengungsikan semua anggota keluarganya dan menitipkan mereka pada keluarga jauh mereka yang berada di luar ibu kota.Kejadian buruk yang menimpak keluarga Komar, jenderal wilayah Timur klan njaga, menjadi pelajaran besar bagi semua orang agar lebih berhati-hati. Karena musuh suka menghalalkan segala cara untuk menekan mental mereka.Dalam ketidakpastian seperti sekarang, semua orang menjadi lebih waspada dan gelisah di saat bersamaan, tidak terkecuali Kuswoyo.Di markas utama mereka, Kuswoyo mengumpulkan dua orang kepercayaannya dan selama ini, bertindak sebagai wakil kepercayaannya, Ateng dan Kosasih. Selain mereka, ada juga pemimpin junior, seperti, Memed, Oded dan Gumilar yang sekarang ditugaskan untuk menjaga posko terluar dari markas uta
Di markas utama klan Naga, di wilayah selatan ibu kota.Pemandangan di pasar tanah Kuda menjadi sangat berantakan, dengan banyaknya tubuh yang bergelimpangan disepanjang jalan dan juga di dalam pasar. Baik, mereka yang pingsan ataupun mereka yang sudah kehilangan nyawanya.Warna merah darah, bertebaran di sana sini, seperti banjir dan menjadi pemandangan yang dominan.Sementara itu, teriakan intens suara pertarungan masih menggema di sana sini. Pertarungan di markas utama klan naga adalah pertarungan terbesar dibanding wilayah lainnya.Hiukali yang memimpin wilayah selatan, serta Cak Timbul yang menjadi penasehat klan Naga, terlihat menggila dan telah menjatuhkan belasan pasukan Rojak yang membawa panji macan liar.Mereka dikejutkan dengan serangan dadakan yang dilakukan oleh pasukan Rojak, menjelang tengah malam.Beruntung, mereka semua tengah berkumpul saat itu dan siap menghadapi serangan tersebut. Mengejutkannya, mereka mendapat la
Hanya dalam waktu singkat, ketimpangan jumlah mereka dari lawan, bisa mereka pangkas hingga setengahnya dan sekarang, murid-murid Rojak mulai mendominasi Acera dan yang lainnya.Melihat hal itu, Cak Timbul segera memerintahkan pasukan senior turun tangan untuk membantu Acera dan yang lainnya.Segera, Kobang, Cak Nawi dan Jarwo ikut ambil bagian dan membuat keadaan menjadi berimbang.Saat mereka semua sibuk bertarung, Rojak berkata pada Cak Timbul, "Apa kamu yakin membiarkan mereka untuk bertarung melawan murid-muridku, Timbul? Hanya Hiukali yang menemanimu, kamu akan segera mati lebih cepat.""Kata siapa? Kalau kita belum mencobanya, siapa yang tahu?" Balas Cak Timbul tenang."Kalau kamu ingin bukti, baiklah! Cobalah bertahan dari satu jurusku!" Ujar Rojak dan langsung menghampiri Cak Timbul dan menyerangnya.Wosh!Bam!Cak Timbul dikejutkan dengan satu serangan Rojak. Gerakan Rojak sangat sederhana dan seharusnya, ia bisa meng
"Kamu?" Rojak tercengang, begitu menyadari identitas pria yang telah berhasil menahan serangannya dan menyelamatkan Cak Timbul dan Hiukali di waktu yang sangat kritis. Kemunculan pria tersebut, sekaligus juga menghentikan pertempuran hebat yang saat itu sedang berlangsung sengit. Semua orang menatap penasaran ke sosok pria misterius yang telah berhasil menahan serangan Rojak. "Halo, paman! Lama tidak bertemu! Ku harap, paman tidak melupakanku setelah pertemuan terakhir kita, dua puluh tahun yang lalu." Sapa pria berjambang dan bertubuh tinggi tersebut dengan santainya. Ia sama sekali tidak terpengaruh dengan sosok Rojak dan murid-muridnya yang menyerang markas klan naga hari itu dan bahkan, ia sempat-sempatnya mengeluarkan rokok kesukaannya dan menikmatinya dengan cara yang begitu santai. Cak Timbul yang saat itu berada di belakang pria terserbut, tidak kalah terkejut melihat kemunculan pria itu hari ini dan lagi-lagi, pria ini kembali menyelamatkan n