Masalah penyerangan yang menimpa Kuswoyo dan juga Kelompok Timur, bukan lagi masalah sederhana.
Menurut Cak Timbul, serangan seperti ini sudah direncanakan dan bisa saja tujuan utama mereka adalah klan Naga yang baru saja terbentuk dan baru berumur dua minggu.
Alasannya, pola serangannya hampir sama, dengan membuat kekisruhan terlebih dahulu, sebelum mereka melakukan serangan.
Tidak main-main, karena yang ditargetkan adalah para petinggi wilayah.
Komar lebih sedikit beruntung dibanding Kuswoyo. Karena saat penyerangan itu terjadi, ia bersama dengan banyak anggota utamanya. Sehingga berhasil menggagalkan serangan tersebut.
Namun, bukan berarti Komar selamat tanpa mengalami kerugian. Karena lebih dari dua puluh bawahannya terluka dan lima di antara mereka, mengalami cidera cukup serius dan masih belum sadarkan diri hingga saat ini.
Oleh karena itu, Zaha segera membentuk dua tim untuk meninjau masalah i
Zaha tidak bisa memandang remeh kasus penyerangan yang menimpa beberapa orangnya oleh kelompok tidak dikenal dibeberapa wilayahnya, dalam waktu hampir bersamaan. Karena itu, ia segera memberi instruksi untuk setiap penanggung jawab wilayahnya, untuk bisa menemukan pelaku serangan ini secepat mungkin. Selain itu, mereka sudah memiliki sebuah petunjuk tentang tato harimau dari informasi yang diberikan oleh Kuswoyo. Hanya saja, bukan masalah yang mudah untuk memeriksa tato setiap orang di ibu kota ini. Tapi, paling tidak mereka bisa mewaspadai jika menemui orang aneh dengan ciri ini. "King, apa menurutmu ini memang ulah dari Rojak?" Tanya Virangel serius saat mereka sedang dalam perjalanan pulang dari rumah sakit. Virangel menyimpan kecemasannya sendiri, setelah mendengar tentang nama ini. Waktu kecil, ia sering mendengar nama ini disebut oleh pamannya, Cak Timbul. Hanya saja, sampai ke titik ini, Cak Timbul tidak pernah lagi menyebut namanya. Hanya saja, Virangel mengingat dengan jel
Zaha merasakan ancaman yang tidak biasa datang dari pria tersebut. Wossh! Tap! Gerakannya sangat cepat dan Virangel bahkan belum sempat bereaksi. Jika bukan karena Zaha dengan sigap menahannya, mungkin wajah cantik Virangel sudah terkena tamparan pria berbaju putih. Cengkeraman Zaha begitu kuat mengunci pergelangan lengan pria berbaju putih. Sehingga, beberapa detik lamanya tangan mereka menggantung di udara, seolah sedang berada kekuatan. Bam. Kekuatan mereka seimbang! Sehingga pria berbaju putih terpaksa melayangkan serangan lainnya untuk bisa melepaskan diri dari cengkeraman Zaha. Tampak pria berbaju putih mengusap pergelangan lengannya yang memerah dan terasa sedikit perih. Ekspresinya terlihat gelap, saat tahu bahwa musuhnya memiliki kekuatan yang tidak bisa diremehkan. Lain halnya dengan Zaha, ia juga merasakan sedikit kebas ditangan kirinya, akibat benturan serangan terakhir. "Tidak buruk! Aku jadi semakin bersemangat untuk membunuhmu, anak muda!" Ujar pria berbaju put
Para petinggi klan Naga segera berkumpul, ketika mendapat kabar bahwa Zaha telah diserang. Di sana ada Cak Timbul, Komar, Padri, dan juga Edi wakilnya Kuswoyo yang saat ini masih dirawat.Di luar ruangan, ada Virangel, beberapa pentolan wilayah dan juga para pemimpin junior dari klan naga.Semua orang terlihat gelisah dan dipenuhi oleh kemarahan. Serangan kali ini, telah menargetkan orang nomor satu klan mereka dan menyebabkan Zaha berakhir dalam keadaan kritis.Genderang perang sudah ditabuh oleh musuh dan semua orang bersikap lebih waspada saat ini."Bagaimana keadaan King, dokter?" Tanya Cak Timbul penasaran pada Dokter yang bertanggung jawab merawat Zaha.Sebelumnya, Zaha segera dilarikan rumah sakit terdekat yang ada di wilayah utara. Rumah sakit swasta yang juga merupakan salah satu rumah sakit kelas atas tersebut, awalnya menolak untuk merawat Zaha. Karena saat itu, Virangel tidak membawa identitas lengkap pasien dan hanya menega
Saat Zaha masih terbaring di rumah sakit, Marshel memimpin tiga puluh orang anak buahnya untuk menyerang komplek perumahan Zaha. Saat itu, hanya ada dua puluh orang yang sedang berjaga di pos ronda komplek. Melihat banyaknya orang yang mendatangi posko ronda mereka, para preman di sana segera menghentikan aktifitas mereka dan menatap rombongan yang dipimpin Marshel dengan waspada.Marshel melenggang dengan cuek ke depan pos ronda dan bertanya, "Siapa yang paling kuat di antara kalian?"Nadanya terkesan provokatif dan itu membuat mereka yang sedang ada di dalam pos ronda menjadi tidak senang. Salah seorang pria berbadan besar, keluar dengan diikuti semua rekan-rekannya. Termasuk, mereka yang sedang duduk di dalam warung yang ada di sebelah pos ronda."Mau cari ribut kau?" Tanya Togar dengan aksen bataknya yang kental. Dia adalah tangan kanannya Zulham.Selama Zulham tidak ada di sana, Togarlah yang bertanggung jawab untuk menjaga keamanan komplek.Marshel masih bisa tertawa dengan san
Sam dan Acera yang baru saja tiba di komplek perumahan tenpat Zaha tinggal, dibuat tercengang dengan pemandangan mengerikan yang mereka temui.Saat itu, pos ronda yang biasa menjadi tempat nongkrong para preman dan kelompok Zulham tinggal, terlihat begitu berantakan.Lebih dari dua puluh orang rekan mereka, terbaring dalam keadaan tidak sadarkan diri, dengan luka-luka yang cukup parah di sekujur tubuh mereka.Pemandangan itu, cukup menyesakkan untuk dilihat. Pemandangan ini bahkan lebih parah dibanding konflik yang pernah terjadi antara kelompok Selatan dan Timur waktu itu."Apa- apa yang terjadi?" Ujar Sam tercengang.Sam dan Acera bergegas memeriksa keadaan anggota klan naga yang ada di sana. Mereka masih bisa sedikit bernapas lega, begitu mengetahui tidak ada yang tewas karena serangan ini.Sam melihat Tigor yang merupakan tangan kanan Zulham dan berusaha menyadarkannya, "Tigor, sadarlah! Apa yang terjadi di sini?" Hardik Acera menahan emosi.Serangan ini, tidak hanya melecehkan h
Perintah dengan status darurat dikeluarkan Zaha saat itu juga. Target utama mereka adalah menemukan kelompok penyerang bertato macan diseluruh area ibu kota. Tidak peduli, di manapun musuh bersembunyi, mereka harus dilenyapkan sebagai bentuk balasan dan kemarahan dari klan Naga. Hal ini, bahkan jauh lebih menakutkan dari konflik antar empat kelompok yang pernah terjadi. Karena empat kelompok sudah bergabung menjadi satu, klan naga. Segera, setelah perintah itu di keluarkan, malam yang semula tenang menjadi ajang perburuan klan Naga yang sedang marah.Semua orang dalam klan Naga, mulai dari petinggi hingga level preman biasa dan anggota geng motor sekalipun, mendapat perintah perburuan ini.Ibu kota sekarang adalah wilayah klan naga.Tidak seperti dulu, setelah empat wilayah besar telah mengikrarkan diri jadi satu. Semua orang yang tergabung dalam empat kelompok besar sebelumnya, kini mengusung bendera yang sama, klan Naga.Bahkan, mereka yang mencari hidup di jalanan sekalipun, juga
Belum sempat Samson menyelesaikan kalimatnya dan Herman ternyata berhasil dihempaskan terbang oleh Alex dalam satu kali serangan tersebut."Lemah?" Lanjut Samson terkejut."Ba-bagaimana serangan lu bisa lebih kuat dari milik gue?" Ujar Samson cemberut tak percaya. Sekarang, ia mulai meragukan dirinya sendiri, apa ia masih menjadi yang terkuat? Karena tendangan adiknya, justru lebih bisa meruntuhkan pertahanan lawan ketimbang serangannya. Padahal, itu adalah serangan terkuatnya dengan menggunakan seluruh kekuatannya.Alex menjawab, "Bukan serangan lu yang lemah. Gue tidak tahu bagaimana caranya dia sampai berhasil menahan serangan lu sebelumnya. Tapi, kemampuan pertahanannya itu memiliki kelemahan. Buktinya, dia tidak langsung menyerang lu, saat berhasil menahan serangan lu sebelumnya. Sepertinya, dia membutuhkan waktu untuk bisa mengumpulkan kekuatan pertahanan seperti itu kembali."Herman yang saat itu berhasil dijatuhkan oleh Alex, mendengar percakapan mereka. Ia tidak percaya, jik
Saat klan Naga sedang merayakan kemenangan kecil mereka karena telah berhasil menangkap Herman dan menghancurkan kelompok kecil Rojak. Bahaya tersembunyi ternyata sedang mengancam lewat celah yang tidak terduga oleh mereka sebelumnya.Saat itu, Juleha istri Komar yang juga merupakan mantan istri ketua kelompok Timur. Sedang merajut dan membuatkan pakaian untuk sang suami, di ruang tengah rumahnya. Ia sedang menikmati masa-masa indah dengan pernikahan keduanya dengan Komar dengan ditemani oleh dua orang putri dari pernikahannya sebelumnya.Setelah Kelompok Timur terbebas dari kekuasaan Cakra dan menyatakan diri bergabung menjadi klan Naga, Komar secara resmi mempersunting Juleha dan meresmikan hubungan mereka. Tidak hanya itu, kedua anak Juleha, Zulaikha dan Rani dijemput oleh Komar dan diperlakukan seperti anaknya sendiri. Sekarang, Juleha terlihat benar-benar menikmati kehidupannya kembali, setelah sekian lama tertindas dan dijadikan pelacur oleh Cakra.Sekarang, mereka telah menjad
Setahun kemudian.Seorang remaja yang baru saja beranjak dewasa, baru saja keluar dari sebuah gedung milik kepolisian. Posturnya tampak tegap, senada dengan ekspresinya yang terlihat cerah dengan dibalut seragam khas siswa akademi militer.Bagaimana tidak? Ia baru saja dinobatkan sebagai lulusan akademi militer terbaik dari sekian ribu siswa akademi dan masa depan cerah sudah menanrtinya.Tidak hanya masa depan, karena tepat di luar gedung juga ada beberapa orang yang sangat ia kenal, telah menantinya dengan senyum cerah dan tatapan penuh harap, yang membuat dirinya serasa dibanggakan oleh mereka.Di antara mereka, ada seorang wanita cantik dengan wajah ayu yang masih mengenakan almamater mahasiswa kedokteran dari sebuah universitas ternama.Begitu melihat sang pemuda yang telah lama dinantinya keluar, wanita tersebut sudah tidak sabar untuk untuk buru-buru menghampirinya."Anna, kenapa harus terburu-buru begitu? Sampai kamu langsung melupakan masih ada kami di sini!" Ujar sang ayah t
Tepat, di saat Angel berpikir jika Zaha sudah tewas dan berniat untuk menyusulnya, sebuah kenanehan yang tidak lazim terjadi.Midun yang saat itu sudah berhasil bangun, pijakannya tiba-tiba menjadi goyah. Dari dalam mulutnya, keluar darah berwarna kehitaman dalam jumlah yang sangat banyak. Tidak berhenti sampai di situ, pembuluh darahnya meledak dan membuat darahnya menyembur keluar dengan sangat deras.Saat itu, Angel baru menyadari, jika penampilan Midun sudah sangat berantakan.Sampai akhirnya, Midun dengan ekspresi tidak rela jatuh ambruk ke tanah dan selanjutnya tidak lagi bergerak.Apa Midun telah tewas?Angel sulit mempercayai apa yang sedang dilihatnya saat itu.Apa itu artinya, Zaha menang?Lalu, di mana Zaha saat ini?Begitu menyadari situasinya, Angel segera mengedarkan pandangannya dengan liar untuk mencari keberadaan Zaha.Secercah harapan muncul dalam dirinya. Selanjutnya, Angel dengan langkah panik segera menyusuri tempat pertarungan dan mencari keberadaan Zaha.Antara
Angel segera berlari ke arah Bulan dan mendekap tubuhnya. Jika saja ia lebih cepat menyadari tujuan Bulan yang sebenarnya, ia tidak mungkin mau melanjutkan pertarungan yang menyebabkan Bulan dapat kehilangan nyawanya."Gadis bodoh! Apa yang kamu lakukan? Apa yang coba kamu buktikan, hah?" Teriak Angel tidak terima. Kedua tangannya bergetar hebat ketika mendekap tubuh Bulan yang semakin lemah dan mulai terasa dingin. Perasaan Angel menjadi kacau. Dia tidak tahu, apa ini kemenangan yang harus dirayakannya? Kemenangan yang seharusnya membuat dia merasa lega, karena telah menyingkirkan satu orang musuh kekasihnya. Tapi, kenyataannya tidak begitu!Angel justru merasakan rasa sakit dan kehilangan yang sulit untuk dijelaskan. Bahkan, Angel sendiri tidak tahu bagamaina mendeskripsikan perasaannya saat ini."Bulan... katakan, kenapa?" Isak Angel dengan perasaan berantakan.Bulan terbatuk dan kembali memuntahkan darah yang sudah bercampur dengan organ dalam tubuhnya. Tatapannya sendiri sudah m
Di sudut lain yang tidak jauh dari tempat pertarungan antara Zaha dan Midun, terjadi pertarungan yang tidak kalah sengit antara Angel melawan Bulan. Meski pertarungan keduanya tidak seintens pertarungan Zaha dan Midun, karena mereka hanya mengandalkan kemampuan fisik serta kekuatan bathin mereka sendiri. Pertarungan keduanya tetap saja mempertaruhkan hidup dan mati.Sikap Angel yang serius dan tanpa ragu, membuat Bulan tidak bisa memanfaatkan keunggulannya dengan baik. Pertarungan yang semula di dominasi oleh Bulan, perlahan mulai diambil alih oleh Angel dan membuat Bulan kepayahan.Jika pertarungan ini tidak melibatkan Zaha, Angel mungkin tidak akan ragu untuk berpihak ke sisi Bulan dan keluarganya. Bagaimanapun, beberapa waktu yang mereka habiskan bersama, Bulan dan Angel sudah menjadi cukup dekat dan sudah terlihat seperti saudara. Bagi Angel, Bulan adalah parner berlatih yang telah membantunya untuk mengasah kemampuan tenaga dalamnya, serta meningkatkan kemampuannya secara keselu
Maran yang berada di dalam tubuh Midun mendengus dingin, 'Jika Mandigo sudah mengerahkan seluruh kekuatannya, itu artinya ia ingin bertarung habis-habisan dengan kita. Selama ini, kami selalu imbang. Sepertinya, ia berniat memanfaatkan kekuatan anak itu untuk mengalahkan kita.' 'Hehehe., sepertinya ia terlalu meremehkanku. Baiklah, jika ini yang kamu inginkan, aku akan memasang taruhan yang sama denganmu.' Maran tertawa dingin dan keinginan bertarungnya naik berkali-kali lipat. Tentu saja, Maran juga tidak ingin kalah dengan rival abadinya tersebut. Segera, Midun pun merasakan kekuatan penuh Maran mengalir ke dalam tubuhnya dan membuat kekuatannya meningkat secara signifikan. Sekarang, Midun tidak perlu lagi memikirkan kekuatan lawan. Ini adalah pertama kalinya Midun merasakan kekuatan penuh Maran mengalir di dalam tubuhnya. Perasaan itu begitu luar biasa! Selama ini, Maran bahkan tidak pernah menunjukkan kekuatan seperti ini padanya. Wajar saja, Midun menjadi semakin bersemanga
Boom, boom,Dhuaar!Dalam sekejap, Zaha dan Midun sudah bertarung puluhan jurus. Serangan dan kecepatan mereka, tidak bisa diukur dengan mata telanjang. Karena keduanya sudah jauh melampaui level yang bisa diraih oleh manusia biasa.Pertarungan mereka, juga tidak lagi mengedepankan teknik yang tertulis di atas lembaran kertas ilmu beladiri. Di sekitar tempat mereka bertarung, banyak menyisakan lobang yang cukup dalam dan tidak beraturan, yang menunjukkan betapa tinggi intensitas pertarungan keduanya.Saat seperti ini, jurus dan teknik bukan lagi menjadi sesuatu yang penting. Keduanya bergerak dengan kecepatan tinggi dan didominasi oleh naluri bertarung tingkat tinggi yang tidak bisa diukur oleh teknik beladiri manapun.Bagi keduanya, puncak dari ilmu beladiri bukan lagi terletak pada teknik. Tapi pada insting, mental dan kecepatan. Siapa yang memiliki ketiganya akan menjadi penentu akhir kemenangan. Tapi, kerena hasil pertarungan mereka masih berimbang, di mana tidak ada satu pihak
Meski sudah mendapat peringatan dari Mandigo tentang kekuatan Maran, makhluk mistis milik Midun. Zaha masih saja bertindak nekat untuk menghadapinya dengan mengandalkan kekuatannya sendiri. Wus! Baru saja Zaha mengindahkan peringatan Mandigo, Midun sudah menghilang dari tempat ia semula berdiri dan hanya menyisakan kabut bayangan di belakang. Saat itu, Zaha merasakah kegelisahan yang luar biasa. 'Sangat cepat!' Zaha dengan kemampuan barunya, bahkan sama sekali tidak bisa melihat pergerakan mantan gurunya tersebut. Sampai, ketika Midun tiba-tiba sudah muncul tepat di depannya pada detik berikutnya dan melayangkan sebuah pukulan sederhana yang sulit untuk dicegat Zaha. Di saat kritis seperti itu, Zaha hanya sempat mengangkat kedua lengannya ke depan dada untuk menahan serangan Midun. Itu saja, sudah membuat ia terlempar mundur sejauh belasan meter dan terhempas di tanah dalam posisi telentang dengan kondisi cukup buruk. Wus!
Kreek, kreek.Tumpukan batu yang menimbun tubuh Zaha bergerak dan meledak, begitu Zaha dengan tatapan menyala bangkit dari dalamnya.Sungguh luar biasa katahanan tubuhnya!Bahkan setelah tertimbun oleh dinding dan tiang rumah seperti itu, ia tidak terluka sama sekali, selain debu dan pasir yang mengotori tubuh dan pakaiannya. Melihat hal itu, Midun mau tidak mau mulai menganggap serius Zaha sebagai lawan yang pantas untuk menjadi lawannya. Jika pada pertarungan sebelumnya, Midun masih beranggapan Zaha sebagai seorang murid yang masih butuh banyak bimbingan untuk berkembang. Namun tidak setelah mereka bertukar belasan jurus, di mana Zaha mampu mengimbanginya dan bahkan beberapa kali membuatnya terpaksa harus berusaha keras untuk menahan serangannya.Zaha bukan lagi anak kemarin sore yang sedang berkembang. Dia sudah matang!Tingkat kematangan seperti itu adalah tingkat seorang ahli. Ketajaman serta instingnya terbangun seiring dengan pengalamannya. Ditambah, Zaha sekarang memiliki kek
Kehadiran Angel mampu mengalihkan perhatian Bulan. Tidak hanya berhasil memaksa Bulan bertarung satu lawan satu, Angel juga mampu menjauhkan Bulan dari Zaha. Dengan begitu, Zaha bisa fokus sepenuhnya bertarung melawan Midun.Tidak lama setelah keduanya pergi, pertarungan antara Zaha dan Midun pun segera dimulai.Jika melihat dari karakter Zaha, dia bukan karakter yang akan memulai pertarungan terlebih dahulu. Kecuali ia sedang dalam misi yang mengharuskannya untuk bergerak cepat, seperti saat ia masih berkarir di militer dulunya.Sayangnya, kali ini ia harus berhadapan dengan Midun, gurunya sendiri. Mereka memiliki karakter bertarung yang sama. Dalam pertarungan satu lawan satu seperti ini, mereka berdua cenderung menjadi karakter yang pasif di awal. Mengamati dan menganalisa kemampuan lawan adalah kunci dari kemenangan. Itulah yang Zaha pelajari dari Midun.Namun sekarang, situasinya berbeda. Zaha tidak mungkin menunggu Midun untuk menyerangnya lebih dulu. Bagaimanapun, ia sangat me