Malam telah tiba, Bi Surti telah menyiapkan makan malam. Clara dan Bunda datang ke meja makan.
Saat mereka di meja makan, Bunda meminta Clara untuk memanggil Rendi untuk makan malam bersama.
Sampai di kamar, Ia melihat Rendi yang sedang tertidur pulas, Ia tidak tega membangunkannya.
Ia memutuskan untuk kembali ke meja makan dan membiarkan Rendi tetep tidur.
Sampai di meja makan, Bunda tidak melihat Clara datang bersama Rendi.
"Ra, Rendi mana?" tanya Bunda.
"Rendi tidur Bun. Rara gak tega banguninnya. Kita makan malam duluan aja, nanti kalo Rendi udah bangun, Rara siapin makan malam nya."
"Yaudah kita makan duluan."
Mereka memutuskan untuk makan malam duluan tanpa Rendi dan tidak menggangu tidur nya.
Clara menikmati makan malam nya, namun pikirannya ke Rendi, Ia tida enak membiarkan Rendi melewati makan malam.
Walaupun Ia tahu, jika nanti Rendi Mungkin saja akan terbangun dan akan menikmati makan malam nya sendiri.
Bunda yang melihat Clara bengong, langsung menanyakan apa yang sedang Clara pikirkan.
"Kamu kenapa Ra?"
"Eng. ..gak apa-apa Bun." Ia melanjutkan makan nya.
"Kamu bener gak apa-apa?"
"Iya Bun, Rara gapapa." Mereka melanjutkan makan malam nya.
Malam semakin larut, namun Rendi masih juga belum bangun, Clara ingin membangunkan nya, namun Ia takut jika Rendi akan marah kepadanya.
Tetapi jika Ia membiarkan Rendi tidur, Rendi akan sakit karena tidak akan malam dan bisa-bisa Rendi akan marah kepadanya.
Sesaat kemudian, Rendi mulai terbangun dari tidur nya, Ia melihat Clara yang sedang melihat kearah nya.
Ia terlihat bingung, mengapa Clara melihat dirinya. Saat Ia melihat jam, Ia terkejut ternyata Ia sudah tidur cukup lama.
Rendi memarahi Clara yang tidak membangunkannya, Ia juga tidak ikut makan malam bersama Bunda.
"Lu kenapa gak bangunin gua?" Tanya Rendi yang masih berbaring di kasur.
"Aku gak tega bangunin kamu, kamu tidurnya pules banget tadi."
"Ya kenapa gak bangunin. kalo lu bangunin gua, gua pasti bakal bangun."
"Ya lagian emangnya kenapa kalo aku gk bangunin kamu.?"
"Ya gua gak enak sama Bunda, gak ikut makan malam."
"Bunda gapapa ko, dia juga tahu kalo kamu tidur. Yaudah kamu mandi gih, aku siapin makan malam buat kamu."
Clara meninggalkan Rendi dan memanaskan makan malam untuk Rendi. Sedangkan Rendi segera pergi ke toilet dan mandi, agar Ia bisa menikmati makan malam nya.
Saat Clara sedang memanaskan makan malam untuk Rendi, Bu Surti yang lewat dapur melihat itu langsung menghampiri Clara.
"Non Rara sedang apa?"
"Ehh Bibi. Ini Bi Rara lagi manasin makan malam untuk Rendi Bi."
"Sini non, biar Bibi aja yang manasin makanan nya."
"Gak usah Bi, Rara aja Bi. Bibi istirahat aja."
"Bener gapapa non?"
"Iya Bu, gapapa." Senyum nya.
Bi Surti meninggalkan Clara sendirian di dapur karena Clara yang meminta Bi Surti untuk meninggalkannya.
Saat setelah selesai mandi, Rendi pergi ke meja makan, Ia melihat Clara yang masih memanaskan makanan untuk nya.
Tanpa di sadari, Ia memperhatikan Clara dari awal Ia datang sampai detik ini. Ia tidak tahu mengapa bisa pandangannya tidak terhenti dari Clara, apa mungkin Rendi mulai menyukai Clara.
Ini benar-bener terasa aneh untuk nya, di tambah Ia merasakan jantungnya berdebar begitu kencang.
Sudah lama jantungnya tidak berdebar seperti ini, bisa di bilang setelah kejadian itu tidak ada yang bisa membuat jantung nya berdebar kembali.
Itulah mengapa Ia begitu sangat dingin dan cuek terhadap semua perempuan tapi kali ini jantungnya kembali berdebar.
Apa mungkin Ia telah jatuh cinta kepada Clara, apa mungkin Clara telah merubah semua keadaan ini.
Keadaan bahwa dia telah berhasil membuat Rendi jatuh cinta kembali dan merasa jantungnya berdetak kembali.
Makanan telah siap, Clara meletakan makanannya di atas meja makan dan menuangkan nya ke piring Rendi.
Setelah selesai menungkan makanan kepiting Rendi, kini gantian Clara yang memperhatikan Rendi.
Suami nya begitu terlihat sangat cuek dan dingin, namun mengapa ia mulai bisa menaru perasaan nya kepada suaminya.
Ia tidak tahu sampai kapan Rendi akan bersikap seperti ini kepada nya, Ingin Ia menyerah namun Ia tidak mau Bunda dan Ayah nya kecewa.
Setelah Rendi selesai makan malam, mereka kembali ke kamar untuk beristirahat.
Namun sampai di kamar, mereka tidak tidur, mereka sibuk masing-masing.
Clara yang menonton film di sofa, sedangkan Rendi yang sibuk melihat email dari kantor nya.
Seperti itulah kegiatan mereka setiap malam, tidak pernah berubah walaupun mereka kini sedang di rumah Bunda.
Malam semakin larut, Rendi yang memutuskan untuk tidur mihat Clara yang sudah pulas tertidur di sofa.
Ia mulai merasa kasihan melihat Clara yang sudah pulas tertidur di sofa. Ia berencana untuk memindahkan Clara ke kasur. Ia mulai mengangkat Clara dan membawa nya ke kasur.
Saat Ia mengangkat tubuh Clara, ia mulai merasakan kembali detak jantungnya yang berdebar begitu kencang.
Ia takut jika Clara mendengar detak jantung nya, Ia segera menaruh Clara ke kasur dan menyelimuti nya dan Ia ikut tertidur.
Hari ini hari yang begitu sangat melelahkan untuk Clara dan Rendi namun menjadi hari spesial untuk Clara.
Karena Ia mulai bisa mengambil hati Rendi tanpa Rendi sadari. Semoga Rendi bisa segera membuka hati nya da menerim Clara.
Saat pagi telah tiba, Clara terbangun dari tidur nya, Ia terkejut saat dirinya sudah berada di kasur.
Ia merasa, semalam diri nya masih di sofa. Tidak mungkin diri nya tidur sambil berjalan. Lalu Ia melihat ke arah Rendi dan tiba-tiba Ia berfikir apa mungkin Rendi yang memindahkan diri nya ke kasur.
Jika memang Rendi, Ia merasa begitu sangat senang, ini pertanda yang bagus untuk nya. Pertanda jika Rendi mulai perhatian kepada nya dan mulai bisa menerima kehadiran nya.
Ia tersenyum senyum sambil memandangi wajah Rendi. Ia sangat beruntung bisa menjadi istri Rendi. Rendi tidak hanya ganteng tetapi Ia begitu sangat pintar dan Ia juga bukan tipekal cowo yang menyakiti perasaan istri nya.
Ia benar-benar cowo idaman semua perempuan, mungkin di luar sana banyak yang ngantri untuk mendapatkan nya.
Jadi Clara merasa sangat beruntung bisa menikah dan menjadi istri nya walaupun statusnya masih belum di akui oleh Rendi.
Tapi itu tidak membuat Ia menyerah untuk mengakhiri pernikahan nya, justru Ia akan mempertahankan pernikahan nya dengan Rendi. Apapun yang akan terjadi nanti, Ia akan hadapi.
"Aku gak akan menyerah untuk membuat kamu jatuh cinta kepada ku Ren." Ucap nya di dalam hati.
Setelah puas memandangi wajah Rendi, Clara segera pergi mandi dan melihat apakah Bi Surti sudah meyiapkan sarapan. Setelah selesai mandi, Ia pergi ke dapur dan membiarkan Rendi tetap tidur. Saat sampai di dapur, Ia melihat Bi Surti dan Bunda sedang memasak bersama, Ia langsung mengapairi Buda dan Bi Surti. "Pagi Buda." ucap nya. "Pagi sayang, Gimana tidur kamu?" tanya Bunda. "Nyenyak ko Bun. Hehehe..." ucap nya. "Rendi masih tidur Ra?" tanya Bunda. "Masih Bun, dia kayanya kecapean soalnya kemaren seminggu dia pulang malam terus Bun." "Pantesan aja dia tidur Mulu. Yaudah biarin aja dia istirahat, kamu banguninnya nanti kalo sarapan udah jadi." "Iya Bun. Bun, Rara bantuin ya?" sambil memegang bahan-bahan yang ada di meja. "Boleh sayang." Ia membantu Bunda dan Bibi untuk memasak untuk sarapan, Ia merindukan hal seperti in
Saat bangun tidur, Clara tersadar saat dia memelek matanya, Ia melihat Rendi yang sudah di hadapan nya. Ia tidak tahu sejak kapan Rendi sudah ada di tempat tidur bersama nya. ini seperti mimpi yang begitu indah, mimpi yang Ia harap kan. Rendi terlihat sangat tampan ketika tidur seperti ini, seketika Ia tersadar jika waktu sudah malam. Ia langsung buru-buru bangun dari tidur nya. Clara segera pergi ke ruang makan, di sana sudah tidak ada siapa-siapa, Bibi melihat Clara yang berdiri di meja makan langsung menghampiri. "Non, mau makan malam?" tanya Bibi yang sudah berdiri di belakang nya. "Bibi." ucap nya yang menengok ke arah Bibi. "Non Rara mau makan sekarang?" "Iya Bi, tapi nanti aja tunggu Rendi bangun tidur, nanti Rara yang siapin. "Baik non." "Bi, Mama papah udah pada makan malam?" "Udah non, nyonya sama tuan sudah makan malam dari tadi."
Waktu berlalu begitu cepat. Clara masih saja belum berhasil meluluhkan hari Rendi. Ia hampir menyarah dan pasrah dengan keadaannya. Jika memang Rendi adalah jodoh nya, Rendi tidak akan ke mana- mana dan tidak akan meninggalkan nya. Dalam lubuk hati Clara, Ia mulai sangat mencintai suaminya itu, Ia tidak ingin sampai Rendi meninggalkan nya. Ia tidak sanggup harus kehilangannya. Hampir satu bulan pernikahan nya, semua masih seperti ini, tidak ada yang spesial dan tidak ada yang berubah juga. "Apa aku harus menyerah dengan semua keadaan ini." ucap nya dalam hati. Ia benar-benar sudah kehilangan akal nya untuk berfikir menarik perhatiannya Rendi. ini mungkin takdir yang harus Ia jalanin. Takdir yang hanya menyatukan Rendi sesaat saja, Takdir nya hanya mempertemukan nya dan Rendi sesaat dan tidak lama. Mungkin inilah Takdir yang harus Clara jalanin, takdir bahwa mereka memang bukan jodoh yang tepat. Satu bulan perni
Saat kejadian di mall tadi, Yassmin sangat merasa Mama Rendi membuat diri nya terluka dengan memperkenalkan Clara kepada nya. Seharusnya dirinya lah yang menjadi istri Rendi, bukan Clara. Jika waktu itu dia tidak memaksakan untuk mengambil pekerjaan itu, mungkin dirinya dan Rendi kini telah menajadi suami dan istri. Yasmin tidak bisa dia saja, Ia akan mengambil rendi kembali dari tangan Clara, Ia tidak ikhlas jika harus kehilangan Rendi, laki-laki yang sangat Ia sayangi. Ia akan membuat rencana untuk bisa mendapatkan hati Rendi kembali, Ia yakin jika Rendi masih sangat mencintainya. Yasmin tahu jika Rendi telah menikah dan pernikahan mereka atas perjodohan. saat Ia menghubungi Rendi, Rendi memberitahukan jika Ia sudah menikah karena perjodohan orangtua nya. Maka dari situ, Ia tidak terkejut saat Ia bertemu dengan Mama Rendi dan Clara, istri sah dari Rendi. Hal itu tidak akan mengubah niat nya untuk merebut kembali Rendi, Ia akan melaku
Clara adalah anak dari Adi Wijaya dan Yasmin, Ia anak satu-satunya. Ia biasanya di panggil Rara. Ia baru saja menyelesaikan sekolah menengah ke atas dan akan melanjukan kuliahnya di salah satu universitas di Jakarta.Ketika Ia akan melanjutkan untuk kuliah, Ayah dan Bunda nya memberitahukan hal yang membuat dirinya terkejut, Ia harus menikah dengan laki-laki yang tidak Ia kenal bahkan tidak Ia cintai.Ayah dan Bundanya menjodohkan ia dengan anak rekan bisnis nya, pernikahan ini terjadi karena bisnis yang sedang di rintis ayahnya, Ia ingin sekali untuk menolaknya, namun hal itu sudah tidak bisa Ia batalkan.Pernikahan mereka akan berlangsung dalam beberapa hari lagi, Ia bahkan belum bertemu dengan laki-laki yang akan Ia nikahi, ini tidak adil baginya. Seketika Ia harus menelan pahitnya obat ini.Jika bisa Ia memilih, Ia tidak ingin menjalankan perjodohan ini. Ia masih ingin bebas tanpa terkait dengan statusnya, ia juga masih ingin menjalankan keinginannya
Pagi ini adalah awal yang baik dalam ke hidupan Clara, Ia telah resmi menjadi seorang istri. Ia bangun pagi pagi untuk menyiapkan sarapan untuk semua orang.Sebenernya di rumah Rendi, Ia memiliki pembantu. Namun karena Ia merasa ini adalah kewajiban nya sebagai istri, Ia harus memasak dan menyiapkan sarapan untuk suami nya itu.Ia berharap ini bisa menjadi awal yang indah untuk hubungan nya, dan berharap Rendi bisa bersikap baik kepada nya. Ia tidak berharap lebih, ia hanya mengharapkan suami nya bisa bersikap baik kepada nya, hanya itu yang Ia inginkan.Mengingat kejadian semalam, membuat Ia berharap itu tidak akan terulang kembali. Ia tidak ingin suami nya menganggap pernikahan ini hanya pernikahan di atas kertas saja.Ia segera pergi ke dapur untuk memulai masak. Di dapur ternyata sudah ada Bibi yang sedang menyiapkan bahan bahan untuk masak.“Non Clara.”“Iya Bi. Panggil Rara aja Bi.”ucap nya.
Suasana kampus begitu sangat Ia rindukan. Sampai di kampus Ia langsung menghampiri kedua sahabatnya yang sudah berada di kantin.Senyum lebar yang Ia tunjukan kepada sahabat nya, Ia tidak ingin sahabat nya mengetahui keadaan nya saat ini, keadaan yang membuat nya sedih.Ia harus siap dengan pertanyaan pertanyaan yang akan di ajukan sahabat nya. Rere dan Debby. Mereka tidak akan berhenti kepo dengan urusan Rara.Bagi mereka, tidak ada yang boleh membuat sahabat nya itu sedih, Ia akan menjaga Rara 24 jam supaya tidak ada yang menganggu nya. Makanya jika ada laki-laki yang ingin membawa Rara jalan jalan atau berpacaran, mereka harus berhadapan dengan Rere dan Debby.Persahabatan mereka sudah sejak mereka duduk di bangku SMP hingga kini mereka masih terus Bersama-sama.“Ra, lu ke mana aja?” baru saja datang dan belum duduk, Ia sudah mendapatkan pertanyaan dari kedua sahabat nya.“Sorry guys. Gua banyak urusan yang
Seminggu telah berlalu, mereka menjalankan hari hari seperti biasa. Rara yang seperti biasa udah mulai aktif untuk ke kampus, begitupun dengan Rendi. Ia juga aktif ke kantor.Ia selalu berangkat pagi pagi ke kantor dan tidak pernah sarapan di rumah, bahkan setiap kali Rara meminta Rendi untuk sarapan, ia selalu tidak memperdulikan.Ia masih belum bisa membuka hati nya dan menerima Rara menjadi pasangan pendamping nya. Padahal Rara sudah mulai menerima semua nya. Tapi tidak dengan Rendi.Entah sampai kapan, Rendi akan mengabaikan Rara seperti ini dan tidak peduli dengan semua apa yang Rara lakukan untuk nya.Semuanya serba salah untuk Rara, tapi ia tidak akan menyerah membuat Rendi luluh kepada nya, ia akan memecahkan batu sekeras apapun.“Ra, kita perhatiin, belakangan ini lu kaya lagi sedih banget. Ada masalah sama pernikahan lu ya?”“Engga ko, gua engga apa apa.” Senyum palsu yang ia berikan.
Saat kejadian di mall tadi, Yassmin sangat merasa Mama Rendi membuat diri nya terluka dengan memperkenalkan Clara kepada nya. Seharusnya dirinya lah yang menjadi istri Rendi, bukan Clara. Jika waktu itu dia tidak memaksakan untuk mengambil pekerjaan itu, mungkin dirinya dan Rendi kini telah menajadi suami dan istri. Yasmin tidak bisa dia saja, Ia akan mengambil rendi kembali dari tangan Clara, Ia tidak ikhlas jika harus kehilangan Rendi, laki-laki yang sangat Ia sayangi. Ia akan membuat rencana untuk bisa mendapatkan hati Rendi kembali, Ia yakin jika Rendi masih sangat mencintainya. Yasmin tahu jika Rendi telah menikah dan pernikahan mereka atas perjodohan. saat Ia menghubungi Rendi, Rendi memberitahukan jika Ia sudah menikah karena perjodohan orangtua nya. Maka dari situ, Ia tidak terkejut saat Ia bertemu dengan Mama Rendi dan Clara, istri sah dari Rendi. Hal itu tidak akan mengubah niat nya untuk merebut kembali Rendi, Ia akan melaku
Waktu berlalu begitu cepat. Clara masih saja belum berhasil meluluhkan hari Rendi. Ia hampir menyarah dan pasrah dengan keadaannya. Jika memang Rendi adalah jodoh nya, Rendi tidak akan ke mana- mana dan tidak akan meninggalkan nya. Dalam lubuk hati Clara, Ia mulai sangat mencintai suaminya itu, Ia tidak ingin sampai Rendi meninggalkan nya. Ia tidak sanggup harus kehilangannya. Hampir satu bulan pernikahan nya, semua masih seperti ini, tidak ada yang spesial dan tidak ada yang berubah juga. "Apa aku harus menyerah dengan semua keadaan ini." ucap nya dalam hati. Ia benar-benar sudah kehilangan akal nya untuk berfikir menarik perhatiannya Rendi. ini mungkin takdir yang harus Ia jalanin. Takdir yang hanya menyatukan Rendi sesaat saja, Takdir nya hanya mempertemukan nya dan Rendi sesaat dan tidak lama. Mungkin inilah Takdir yang harus Clara jalanin, takdir bahwa mereka memang bukan jodoh yang tepat. Satu bulan perni
Saat bangun tidur, Clara tersadar saat dia memelek matanya, Ia melihat Rendi yang sudah di hadapan nya. Ia tidak tahu sejak kapan Rendi sudah ada di tempat tidur bersama nya. ini seperti mimpi yang begitu indah, mimpi yang Ia harap kan. Rendi terlihat sangat tampan ketika tidur seperti ini, seketika Ia tersadar jika waktu sudah malam. Ia langsung buru-buru bangun dari tidur nya. Clara segera pergi ke ruang makan, di sana sudah tidak ada siapa-siapa, Bibi melihat Clara yang berdiri di meja makan langsung menghampiri. "Non, mau makan malam?" tanya Bibi yang sudah berdiri di belakang nya. "Bibi." ucap nya yang menengok ke arah Bibi. "Non Rara mau makan sekarang?" "Iya Bi, tapi nanti aja tunggu Rendi bangun tidur, nanti Rara yang siapin. "Baik non." "Bi, Mama papah udah pada makan malam?" "Udah non, nyonya sama tuan sudah makan malam dari tadi."
Setelah puas memandangi wajah Rendi, Clara segera pergi mandi dan melihat apakah Bi Surti sudah meyiapkan sarapan. Setelah selesai mandi, Ia pergi ke dapur dan membiarkan Rendi tetap tidur. Saat sampai di dapur, Ia melihat Bi Surti dan Bunda sedang memasak bersama, Ia langsung mengapairi Buda dan Bi Surti. "Pagi Buda." ucap nya. "Pagi sayang, Gimana tidur kamu?" tanya Bunda. "Nyenyak ko Bun. Hehehe..." ucap nya. "Rendi masih tidur Ra?" tanya Bunda. "Masih Bun, dia kayanya kecapean soalnya kemaren seminggu dia pulang malam terus Bun." "Pantesan aja dia tidur Mulu. Yaudah biarin aja dia istirahat, kamu banguninnya nanti kalo sarapan udah jadi." "Iya Bun. Bun, Rara bantuin ya?" sambil memegang bahan-bahan yang ada di meja. "Boleh sayang." Ia membantu Bunda dan Bibi untuk memasak untuk sarapan, Ia merindukan hal seperti in
Malam telah tiba, Bi Surti telah menyiapkan makan malam. Clara dan Bunda datang ke meja makan. Saat mereka di meja makan, Bunda meminta Clara untuk memanggil Rendi untuk makan malam bersama. Sampai di kamar, Ia melihat Rendi yang sedang tertidur pulas, Ia tidak tega membangunkannya. Ia memutuskan untuk kembali ke meja makan dan membiarkan Rendi tetep tidur. Sampai di meja makan, Bunda tidak melihat Clara datang bersama Rendi. "Ra, Rendi mana?" tanya Bunda. "Rendi tidur Bun. Rara gak tega banguninnya. Kita makan malam duluan aja, nanti kalo Rendi udah bangun, Rara siapin makan malam nya." "Yaudah kita makan duluan." Mereka memutuskan untuk makan malam duluan tanpa Rendi dan tidak menggangu tidur nya. Clara menikmati makan malam nya, namun pikirannya ke Rendi, Ia tida enak membiarkan Rendi melewati makan malam. Walaupun Ia tahu, jika nanti Rendi Mungkin saja akan terbangun dan ak
Sampai di depan kamar Clara, Rendi menghentikan langkah nya. baru kali ini Ia menginjakan kaki nya untuk masuk ke kamar Clara. Clara yang melihat Rendi terdiam di depan kamar nya, langsung menyuruh Rendi untuk masuk ke dalam kamar nya. Rendi yang mendengar Clara meminta nya untuk masuk ke dalam kamar, Ia segera masuk ke dalam kamar. Ia melihat kamar Clara yang begitu sangat rapih dan serba warna pink. Benar-benar kmar perempuan. "Kamu kenapa diem aja?" tanya Clara yang melihat Rendi terdiam sejak dia akan masuk ke kamar nya. "Gua gak apa-apa." ucap nya. Clara memutuskan untuk mengganti pakaian nya, sedangkan Rendi melihat-lihat seisi kamar Clara. Setelah selesai mengganti pakaian nya, ia menghampiri Rendi dan meminta Rendi untuk mengganti pakaian nya. "Ren, kamu mau ganti baju?" "Mau ganti baju gimana? gua kan gak bawa baju." "Aku pinjem baju Ayah ke Bunda ya, biar
“Rendi kamu baru pulang.”“Iya Mah. Pekerjaan Rendi banyak banyak. Rendi ke kamar ya Mah.”Ia segera pergi ke kamar, sampai di kamar Ia melihat Rara yang sedang tertidur di sofa. Ia yang melihat hal itu hanya biasa saja dan segera pergi ke kamar mandi.Setelah selesai mandi, Ia melihat Rara yang masih dengan posisi sama tertidur lelap di sofa, namun hati nya tida bergerak sama sekali, Ia membiarkan Rara tertidur di sofa.Saat pagi telah tiba, Rara baru menyadari ternyata Ia tertidur di sifa, dan Ia melihat kearah Kasur yang sudah ada Rendi yang masih tertidur.Ia berjalan kearah Kasur memastikan Rendi yang masih tertidur di Kasur, Ia memandangi wajah Rendi dengan senyuman.Ia merasa, Ia mulai jatuh cinta kepada Rendi, Ia mulai menyukai suami nya itu. Walaupun sikap nya begitu tidak baik kepada nya, Ia tetap menyukai nya. Setelah Ia puas memandangi wajah Rendi, Ia segera mandi dan menyiapkan sarapan.
Seminggu telah berlalu, mereka menjalankan hari hari seperti biasa. Rara yang seperti biasa udah mulai aktif untuk ke kampus, begitupun dengan Rendi. Ia juga aktif ke kantor.Ia selalu berangkat pagi pagi ke kantor dan tidak pernah sarapan di rumah, bahkan setiap kali Rara meminta Rendi untuk sarapan, ia selalu tidak memperdulikan.Ia masih belum bisa membuka hati nya dan menerima Rara menjadi pasangan pendamping nya. Padahal Rara sudah mulai menerima semua nya. Tapi tidak dengan Rendi.Entah sampai kapan, Rendi akan mengabaikan Rara seperti ini dan tidak peduli dengan semua apa yang Rara lakukan untuk nya.Semuanya serba salah untuk Rara, tapi ia tidak akan menyerah membuat Rendi luluh kepada nya, ia akan memecahkan batu sekeras apapun.“Ra, kita perhatiin, belakangan ini lu kaya lagi sedih banget. Ada masalah sama pernikahan lu ya?”“Engga ko, gua engga apa apa.” Senyum palsu yang ia berikan.
Suasana kampus begitu sangat Ia rindukan. Sampai di kampus Ia langsung menghampiri kedua sahabatnya yang sudah berada di kantin.Senyum lebar yang Ia tunjukan kepada sahabat nya, Ia tidak ingin sahabat nya mengetahui keadaan nya saat ini, keadaan yang membuat nya sedih.Ia harus siap dengan pertanyaan pertanyaan yang akan di ajukan sahabat nya. Rere dan Debby. Mereka tidak akan berhenti kepo dengan urusan Rara.Bagi mereka, tidak ada yang boleh membuat sahabat nya itu sedih, Ia akan menjaga Rara 24 jam supaya tidak ada yang menganggu nya. Makanya jika ada laki-laki yang ingin membawa Rara jalan jalan atau berpacaran, mereka harus berhadapan dengan Rere dan Debby.Persahabatan mereka sudah sejak mereka duduk di bangku SMP hingga kini mereka masih terus Bersama-sama.“Ra, lu ke mana aja?” baru saja datang dan belum duduk, Ia sudah mendapatkan pertanyaan dari kedua sahabat nya.“Sorry guys. Gua banyak urusan yang