Beranda / Romansa / Wonderstruck / New Year's Eve [2]

Share

New Year's Eve [2]

Penulis: Indah Hanaco
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-04 22:42:14

Wajah Amara terasa membara. “Calon mertua apaan? Masih jauhhhhh,” komentarnya.

Sophie berubah serius saat mengajukan pertanyaan baru. “Kamu cemas nggak dikasih izin atau gimana?”

“Aku juga nggak terlalu paham sama perasaanku,” sahut Amara. “Memang sih, ada rasa khawatir kalau nggak akan dikasih izin sama Mama. Kalau kejadiannya kayak gitu, aku bingung gimana jelasinnya ke Ji Hwan. Selain itu, aku sendiri nggak tau apa kira-kira memang nggak ada masalah kalau ngabisin malam tahun baruan bareng pacar?”

Sophie malah tergelak, membuat Amara mengernyit. Dia menoleh ke kiri selama dua detik. Sahabatnya masih tertawa geli. “Apa yang lucu?” Suara Amara bernada protes.

“Ya lucu, dong! Apanya yang salah kalau kamu ngabisin malam tahun baru bareng Ji Hwan? Toh, ada aku yang bakalan jadi satpam dan jagain kamu sepanjang malam. Lagian, acaranya di rumah Ji Hwan, dengan keluarga besarnya juga. Yang akan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Wonderstruck   New Year's Eve [3]

    Amara menggeleng karena merasa sebaliknya. Dia melirik Sophie yang berada di dalam mobil sejak dua menit silam. Seharusnya saat ini Amara sudah menyetir untuk mengantar sahabatnya pulang andai tidak berpapasan dengan Ji Hwan. Sophie langsung minta izin lebih dulu masuk ke dalam mobil demi memberi privasi pada Amara dan sang pacar.“Nantilah kita pikirkan lagi,” kata Amara akhirnya.“Tapi malam tahun baru hanya tinggal beberapa hari lagi. Aku cuma pengin kamu ikut. Sama sekali nggak asyik kalau kamu nggak ada, Heartling,” Ji Hwan tampak muram. “Tamunya nggak banyak, cuma keluarga papaku doang. Nggak ada acara khusus, Cuma melewatkan malam pergantian tahun bersama. Aku juga ngundang Ronan dan Brisha. Sayangnya, Brisha nolak dan bilang bakalan bikin acara sama keluarganya.”Amara mulai terbiasa dengan panggilan sayang ala Ji Hwan itu. Dia pun menyukainya meski Amara tidak tahu persis maknanya. Hanya saja, gadis itu merasa menjadi

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-04
  • Wonderstruck   New Year's Eve [4]

    Sophie menyeringai. “Kalau kamu mau mikirin usulku tadi dengan objektif, kamu akan tau kalau itu ide yang jenius. Harus dimanfaatkan dengan maksimal untuk orang-orang yang sedang jatuh cinta,” celotehnya asal-asalan.“Nggak usah ngeledek melulu! Aku jadi penasaran gimana kalau nanti kamu jatuh cinta dan punya pacar. Apa setuju untuk ngelakuin ide gilamu tadi?” balas Amara. Gadis itu masih terkekeh geli.“Karena itu ideku, udah pasti aku bakalan ngelakuinnya, Mara,” sesumbar Sophie.“Serius, aku kadang ngerasa semua ini kayak mimpi, tau! Aku takut Ji Hwan nggak benar-benar ada. Bukan cuma Ji Hwan, tapi juga kamu dan Brisha. Yah, walau untuk saat ini Brisha udah mirip orang asing yang kita nggak kenal. Selama ini aku nggak cuma berkhayal, kan?” tanyanya bodoh. Amara cuma bisa pasrah saat Sophie menertawakannya tanpa ampun. “Oke, aku memang manusia dungu yang bikin geli,” katanya pasrah. Semenit sudah berl

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-04
  • Wonderstruck   New Year's Eve [5]

    “Akhirnya kamu dengar juga suara perutku yang keroncongan sejak tadi,” komentar Sophie saat Amara menyerahkan buku menu pada gadis itu. Mereka baru tiba di restoran hamburger kepunyaan keluarga Amara itu. “Ini makan siang yang udah lewat waktunya. Boleh pesan dua porsi, kan?” tanya Sophie lagi sembari membalikkan buku menu.“Masa cuma dua porsi, sih? Kenapa nggak lima aja sekalian?” gurau Amara. Gadis itu tergelak setelahnya. Lihat! Sekarang dia sudah bisa santai dan mencandai Sophie. Padahal saat pertama kali mengenal gadis itu, sikap Amara begitu kaku dan menjaga jarak. Waktu yang berlalu perlahan membengkokkan beberapa hal yang dikira Amara tak akan pernah berubah.“Sumpah, tadi rasanya kenyang dan enek. Apalagi waktu kita di ruangannya Tante Connie,” cerocos Sophie. Gadis itu akhirnya menunjuk ke satu menu, smoked burger. Sedangkan Amara memilih double cheese burger.“Apalagi aku. Kalika

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-05
  • Wonderstruck   New Year's Eve [6]

    “Minta izin apa?” tanya Merry sambil menatap putrinya.Amara terpaksa menunda memberi jawaban karena seorang pramusaji membawakan pesanannya dan Sophie. Gadis itu menggumamkan terima kasih. Barulah setelah itu dia berniat untuk angkat bicara. Namun Sophie sudah mendahuluinya.“Kami pengin malam tahun baruan di rumah Ji Hwan, Tante. Nggak cuma bertiga, tapi ada keluarga besar papanya Ji Hwan juga. Jadi, acaranya lumayan rame. Rencananya, Ji Hwan bakalan bikin barbeque, Tante. Kalau Amara diizinin pergi, kami bakalan pulang pagi-pagi. Dari rumah sih berangkat sekitar jam delapanan. Saya bakalan ngekorin Amara ke mana-mana. Janji,” tegas Sophie sembari mengangkat telunjuk dan jari tengah kanannya dengan sungguh-sungguh. “Sejak kemarin kami mau minta izin sama Tante tapi Amara agak ragu. Takutnya nggak dikasih,” aku Sophie terus terang.Pengakuan itu mengejutkan Amara. Dia tak mengira jika sahabatnya memilih untuk berteru

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-05
  • Wonderstruck   New Year's Eve [7]

    Pertanyaan itu membuat Amara sempat menahan napas. “Maksudnya ‘serius’ itu apa, Ma? Kalau itu artinya kami bakalan segera nikah atau minimal bertunangan, itu salah besar. Umur kami baru berapa, sih? Nggak kepikiran sampai ke sana. Tapi aku sih ngejalanin hubungan ini bukan untuk iseng doang. Artinya, aku akan pegang komitmen dengan sungguh-sungguh, Ma. Nggak akan selingkuh, contohnya.” Gadis itu mencebik ke arah ibunya. “Ah, kadang aku jadi merasa serbasalah. Pacaran, salah. Nggak pacaran pun salah juga.”Merry mengacak-acak rambut putrinya hingga Amara mengajukan protes dan menjauhkan kepalanya.“Jangan salah paham, Nak! Mama hepi banget karena kamu akhirnya bisa jatuh cinta, nggak fobia kalau berhadapan sama cowok. Tapi, apa kamu yakin kalau Ji Hwan memang yang terbaik?” tanya Merry dengan nada hati-hati. “Eh, tapi ini nggak ada kaitannya soal acara malam tahun baru nanti lho, ya. Izinnya tetap berlaku

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-05
  • Wonderstruck   New Year's Eve [8]

    Setelah Merry pulang, Sophie dan Amara diajak ke halaman samping yang luas dan diperkenalkan dengan para sepupu Ji Hwan yang sudah datang. Ronan juga sudah datang dan sedang duduk di salah satu kursi lipat yang nyaman. Melihat sepupu Brisha itu membuat Amara kian tenang karena ada orang lain yang dikenalnya selain Sophie dan sang pacar.“Brisha beneran nggak ikutan? Ada acara apa di rumahnya, sih?” tanya Sophie begitu bertemu Ronan. Yang ditanya malah menggeleng dengan raut muram.“Nggak ada acara apa-apa. Palingan Brisha mau tahun baruan bareng pacarnya. Anak itu makin nggak asyik sekarang ini,” komentar Ronan.“Nggak asyik gimana?” Amara balik bertanya.“Aku udah nggak bisa bolak-balik main ke rumahnya kayak dulu. Brisha ngingetin kalau aku jangan terlalu sering ke sana. Trus kalau agak lama dikit di rumahnya, buru-buru disuruh pulang. Bisa nebak alasannya?” Ronan menatap Sophie dan Amara bergantian.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-06
  • Wonderstruck   New Year's Eve [9]

    Sejak sore sebenarnya Amara sudah dilanda kecemasan yang memberi efek mirip obat pencahar bagi perutnya. Dia tahu kalau kemampuannya menyesuaikan diri dengan orang-orang baru tergolong mengkhawatirkan. Amara takut dia akan membuat Ji Hwan merasa tidak nyaman saat diperkenalkan dengan keluarga cowok itu. Atau bahkan sampai malu. Amara bahkan sempat tergoda ingin membawa beberapa buah lolipop.Seperti biasa, Sophie memilih menjadi penyelamat yang berusaha membuat Amara lebih percaya diri. Entah berapa banyak kalimat penyemangat yang diucapkan gadis itu sejak datang ke rumah Amara. Hingga Amara tahu bahwa dia tidak punya pilihan selain menepati janjinya pada Ji Hwan.“Masa-masa ngemut lolipop itu berlalu ribuan tahun silam, Mara. Anggap aja sebagai masa transisi dari Amara yang suka cemas jadi Amara yang berani. Percaya sama aku, semua bakalan baik-baik aja tanpa kendala berarti. Kalaupun ada sedikit masalah, ada aku yang bakalan selalu nemenin kamu.”A

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-06
  • Wonderstruck   New Year's Eve [10]

    Sebagai tuan rumah, Ji Hwan dan ayahnya sudah menyediakan aneka makanan yang memanjakan lidah. Meski Amara dan Sophie mengaku sudah kekenyangan, tak membuat keduanya berhenti mengunyah. Apalagi saat disajikan aneka cake potong ukuran kecil yang baru datang belakangan. Amara bahkan ketagihan setelah mencoba sepotong cake cokelat berkaramel. Belum lagi aneka buah dan salad dalam beberapa mangkuk ukuran besar.“Kenapa tiap setengah jam ada makanan baru?” komentar Sophie sambil melahap cake vanila bertabur kacang mede.“Mungkin ini bagian dari menjamu tamu ala keluarga Ji Hwan,” sahut Amara asal-asalan. “Perutku beneran udah penuh tapi mulutku nggak bisa berhenti mengunyah.”“Sama,” komentar Sophie dengan mulut penuh.Perhatian Amara teralihkan karena Ji Hwan mendatangi mereka dengan sebuah piring berisi jagung dan sosis panggang. Ronan menggantikan cowok itu mengurusi barbeque

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-07

Bab terbaru

  • Wonderstruck   Epilog

    Amara sering mendengar kalimat tentang cinta yang bisa mengubah hidup seseorang dengan drastis. Dan selama ini dia kerap mencibir, tidak memercayai hal itu sama sekali. Baginya, orang-orang yang sedang jatuh cinta itu cuma melebih-lebihkan saja.Akan tetapi, kini cibirannya itu justru berbalik menyerang Amara. Menjadi bumerang yang membuatnya jengah. Jika boleh jujur, Amara bahkan tidak tahu kalau efek cinta yang dirasakannya itu ternyata jauh lebih besar dibanding bayangan gadis itu. Amara mengira hidupnya sudah remuk dan takkan bisa lagi kembali normal. Bahagia itu cuma sebuah mimpi lancang yang terlarang untuknya.Hingga Seo Ji Hwan hadir dalam dunianya, memainkan sihir ajaib yang tidak pernah terduga.Membuka hatinya lagi untuk Ji Hwan setelah tahu siapa cowok itu, sama sekali tidak mudah. Akan tetapi, memaksa Ji Hwan menjauh dan membiarkan cowok itu lenyap dari hidup Amara selamanya, jauh lebih tidak tertanggungkan. Cinta Amara untuk cowok itu sudah bertumb

  • Wonderstruck   My Other Half [7]

    Kata-kata Ji Hwan itu mengejutkan Amara. Dia pun merespons. “Pasti itu melibatkan cewek yang namanya Rita tadi,” tebak Amara dengan perasaan terganggu. Cemburu.“Memang iya,” aku Ji Hwan dengan jujur. Pengakuan itu membuat Amara berjengit.“Dan tadi dia menggandengmu dengan mesra,” Amara menahan diri agar tidak mengomel panjang. “Aku dan Sophie ngeliat semuanya.”“Dia memang menggandengku, Mara. Tapi seingatku, buru-buru kulepaskan. Nggak ada yang bisa dianggap ‘mesra’ di situ,” ralat Ji Hwan. Kedua tangannya terangkat dan membuat tanda petik di udara. “Kalau memang kamu secemburu itu, seharusnya kamu nggak pernah ngelepasin aku,” dia menambahkan.Amara menoleh ke kanan, mengira akan melihat Ji Hwan tersenyum jail. Namun ternyata tidak. Ji Hwan terlihat sangat serius dengan kata-katanya. Matanya yang agak sipit itu menatap Amara dengan kesungguhan yang luar biasa.

  • Wonderstruck   My Other Half [6]

    Ji Hwan tertawa geli. Amara benar-benar merasa lega karena akhirnya bisa melihat cowok itu tergelak lagi. Lesung pipitnya begitu menyihir. Amara sekarang baru menyadari betapa dia sangat merindukan Ji Hwan. Dia tidak tahu bagaimana selama ini bisa bertahan, bahkan sampai bersikap memusuhi cowok itu. Amara pun tak sudi mendengar semua pembelaan diri dari Ji Hwan.“Sophie juga udah ngingetin aku tentang kamu yang gengsi banget untuk mengakui perasaanmu sama aku,” aku Ji Hwan.Amara mendesah tak berdaya. “Kalau nanti ketemu Sophie, aku akan menjahit mulutnya,” ucap gadis itu. “Dia sama sekali nggak bisa menjaga rahasia.”Ji Hwan tertawa kecil. “Sophie nggak punya maksud jelek. Dia cuma ingin membantu kita berdua,” katanya. “Heartling, bisa nggak sih, kita berhenti berantem dan ngucapin kata-kata yang nyakitin hati? Aku beneran jatuh cinta sama kamu. Aku menyesali semua yang harus kamu alami. Aku lebih nyesal lag

  • Wonderstruck   My Other Half [5]

    Wajah Amara menghangat. Kata-kata Ji Hwan itu membuatnya jengah. Dia sempat mengerjap sambil menatap sang mantan, tak yakin bagaimana Ji Hwan tampak berbeda dibanding kemarin. Hari ini, Ji Hwan tampak lebih santai dan bisa mengucapkan kata-kata yang mengejutkan. Meski tak terlihat lesung pipitnya yang begitu disukai Amara.“Kenapa aku harus cemburu?” Amara mengerutkan glabelanya. “Ji Hwan, kita beneran konyol banget karena ngebahas hal-hal yang nggak penting. Sekarang, balik ke masalah yang sebenarnya. Kamu ngajak aku ke sini untuk ngebahas apa?” tanya Amara. Dia berusaha bersikap setenang mungkin meski nyatanya jantung Amara terasa menggila lagi.“Bukannya kamu merindukanku?” Ji Hwan malah balas bertanya. Pertanyaan itu begitu mengejutkan, seperti bom yang dijatuhkan di keheningan malam.“Apa?” Amara yakin dia sudah salah dengar.Ji Hwan menjawab dengan sabar. Nada sinis yang tadi tertangkap di telinga Amar

  • Wonderstruck   My Other Half [4]

    “Kamu sakit ya, Mara? Wajahmu agak pucat,” cetus Ji Hwan dengan napas memburu. Menurut tebakan Amara, cowok itu pasti berlari saat kembali ke tempatnya menunggu.“Aku nggak sakit.” Seisi dada Amara dipenuhi permohonan, berharap Ji Hwan mau memanggilnya “Heartling” lagi. Permohonan yang tidak mampu dilisankan Amara di depan cowok itu. Sesaat kemudian, gadis itu memarahi dirinya sendiri. Memangnya apa yang diharapkannya? Ji Hwan sudah melakuakan segalanya untuk mempertahankan Amara. Akan tetapi, Amara sendiri yang menolak Ji Hwan berkali-kali.Ji Hwan melihat ke arah jam tangannya. “Kita bisa pergi sekarang? Atau kamu mau makan siang dulu?”Amara menggeleng. “Aku nggak lapar.”Setelahnya, gadis itu berjalan bersisian dengan Ji Hwan menuju tempat parkir motor di fakultas cowok itu. Tak ada yang membuka mulut. Amara pun sama sekali tidak berkomentar saat mantan pacarnya menyerahkan sebuah helm kepada

  • Wonderstruck   My Other Half [3]

    Namun Amara tidak mampu mensterilkan diri dari perasaan senang saat melihat Rita menjadi salah tingkah dengan wajah agak pias. Mereka saling sapa dengan canggung. Amara juga merasa lega karena Ji Hwan tidak mengoreksi kata-kata Sophie tadi.Kurang dari tiga menit kemudian Rita pamit dengan alasan harus masuk kelas. Tak lama kemudian Sophie pun menyusul. Tidak ada tanda-tanda bahwa gadis itu menyesali caranya mengintimidasi Rita. Sophie malah terkesan puas dengan kelakuannya barusan. Kini, yang tinggal hanya Amara, berdiri berhadapan dengan mantan pacarnya dengan canggung. Gadis itu memindahkan berat badannya dari kaki kanan ke kaki kiri. Tidak ada yang bicara hingga berdetik-detik. Sementara mahasiswa berlalu-lalang di sekitar mereka.“Amara, kenapa belum pulang? Masih ada kuliah, ya?”Tanpa melihat pun Amara tahu bahwa Reuben yang barusan menyapanya. Dosennya itu berhenti sambil menatap Amara. Berdiri di depan dua pria yang pernah menjanjikan hati m

  • Wonderstruck   My Other Half [2]

    Amara belum pernah merasakan siksaan luar biasa saat mengikuti kuliah. Ji Hwan yang sudah memperkenalkannya pada perasaan asing yang membuatnya tak berdaya itu. Amara mengutuki waktu yang melamban dan jarum jam yang seakan tidak bergerak. Seolah-olah waltu membeku begitu saja.“Mara, bisa duduk diam nggak, sih?” protes Sophie. “Kalau kamu bergerak-gerak terus di kursimu, mungkin bakalan dikira kena wasir.”Kalimat seenaknya dari Sophie itu membuat Amara menendang kaki sahabatnya dengan gerakan pelan. Sophie malah terkikik geli dan buru-buru menundukkan wajah agar tak ketahuan dosen sedang tertawa.“Pasti kamu udah nggak sabar pengin buru-buru keluar dari sini, kan?” tebak Sophie ketika akhirnya kelas berakhir. Seringai jailnya tidak mampu membuat perasaan Amara membaik. “Tersiksa banget kan, Mara?”Amara mengabaikan gurauan sahabatnya. “Sophie, nanti kalau ketemu Ji Hwan, aku harus ngomong apa? Aku ben

  • Wonderstruck   My Other Half [1]

    Amara melangkah pelan dengan kepala tertunduk. Sophie menggandeng lengan kanannya. Setelah menghabiskan waktu di kantin, mereka akhirnya menuju ruang kelas. Perkuliahan akan dimulai sekitar sepuluh menit lagi. Perbincangan Amara dan Sophie tidak mendapat titik temu seputar jalan keluar untuk soal Ji Hwan. Amara sudah kehilangan semangat. Dia yakin, kini dia merasakan patah hati dalam arti sebenarnya.Amara tahu, rasa sakit yang harus ditanggungnya pasti tak akan ringan. Setelah semua kemarahannya mereda dan akal sehat yang berbicara, pastilah rasanya berbeda dibanding malam tahun baru itu. Saat dia memutuskan hubungan dengan Ji Hwan tanpa perasaan.“Kamu terlalu jauh dijajah gengsi. Itu kebiasaan jelek, Mara. Gengsi itu perlu tapi ya harus pada tempatnya. Kalau memang....” Sophie tidak melanjutkan kalimatnya.Heran karena Sophie tak lagi bicara, Amara berujar, “Silakan terus mengejek dan menceramahiku. Masa sih kamu udah capek? Kayaknya ini bar

  • Wonderstruck   Biar Hati Bicara [8]

    Sophie sudah digariskan menjadi orang yang tak mudah dipuaskan. Dan meski sudah ikut melihat adegan tadi, gadis itu merasa bahwa reaksi Amara terlalu berlebihan. Cemburu yang tidak pada tempatnya. Bagi Sophie, tak seharusnya semangat Amara melempem begitu saja. Gadis itu tanpa sungkan mengutarakan opininya.“Katanya rindu, tapi udah langsung nyerah cuma karena ngeliat ada pengagum Ji Hwan yang lagi usaha untuk narik perhatian,” sindirnya. Sophie tidak menyembunyikan rasa gelinya. Tawanya menyusul kemudian, membuat Amara merengut sekaligus kesal.“Aku nggak cemburu, kalau itu yang kamu maksud,” balas Amara, defensif.Sophie mengabaikan kata-kata Amara. “Kamu ingat nama cewek itu? Rita kan, ya?”Amara berusaha keras menggali memorinya tapi gagal total. “Entahlah, aku sama sekali nggak ingat. Cuma kenal mukanya doang.”“Hmmm, aku maklum, sih. Sebelum ini, kamu terlalu asyik berdua sama Ji Hwan, sih

DMCA.com Protection Status