Happy Readingš
Siapa yang tidak mengenal Evelyn Lishon? Gadis berotak jenius yang memiliki segudang prestasi dan sejuta pesona yang dapat meluluhkan lelaki manapun hanya dengan senyuman menawannya.
Body seperti model, wajah yang terpahat sempurna bak ratu yunani, surai carane bronde yang indah, bibir merah dan netra coklat madu layaknya rusa, mampu membuat siapapun terhipnotis oleh iris mata cantik itu.
Jangan tertipu dengan penampilannya, karena yang sebenarnya ia adalah psikopat kejam tanpa belas kasihan.
Ia bahkan sudah membunuh sejak berumur 10 tahun. Hingga akhirnya Evelyn di adopsi menjadi anak angkat seorang pejabat yang merangkap jadi mafia, mengontrol serta menjadikan gadis itu sebagai mesin pembunuh.
Seperti sekarang ini, Evelyn kembali mendapat korban. Seorang pria tampan berambut pirang serta setelan jas mahal tengah menggoda Evelyn dengan meraba tubuh gadis itu sensual.
Evelyn menunjukkan ekspresi terangsang seakan meminta perlakuan yang lebih intim, dalam hati ia bersorak senang, pria itu telah masuk dalam perangkapnya.
"Kau sangat nakal sayang, kau sudah tidak sabar ya?" tanya lelaki itu seraya mengelus paha Evelyn yang terbuka.
"Make me yours, Eldric Johnson," goda Evelyn seduktif, tengkuk lelaki itu meremang, sentuhan jemari halus Evelyn membuat libidonya semakin naik.
Nafsu Eldric semakin tersulut, pria itu mencium Evelyn dengan kasar dan meraba-raba sensual tubuh yang terbalut gaun kurang bahan itu.
"ARRGGHH..." Eldric berteriak kesakitan, dengan sedikit terhuyung, ia menopang tubuhnya pada tembok batu bata seraya menutupi perut yang telah mengeluarkan banyak darah.
Evelyn tertawa senang, tangannya memutar-mutar pisau lipat tumpulnya seraya menjilat darah yang tersisa di pisau, tak buruk, pikirnya.
"Eve, apa yang kau lakukan?!" bentak Eldric disela kesakitan nya.
"Apa? Aku hanya menusukmu saja." jawab Evelyn enteng.
"Kau gila!"
Evelyn yang mendengar umpatan tersebut tertawa semakin keras, mengejek kebodohan pria yang telah masuk kedalam perangkap nya.
"Aku tidak gila, kau yang terlalu bodoh karena masuk kedalam perangkapku!" Evelyn mendecak, "Bersiaplah untuk permainannya, sayang," ucap Evelyn menyeringai licik.
Pria itu membeku, tubuhnya gemetar menjalar ke seluruh tubuh, tanpa berkata apapun, Evelyn memukul tengkuk Eldric hingga tersungkur, dengan cepat ia menusuk punggung lelaki itu secara acak secara terus-menerus.
Teriakan lelaki itu terdengar memilukan, darah mengucur deras dari bekas tusukan acak di punggung, tanpa belas kasihan Evelyn menendang tubuh Eldric hingga posisinya terlentang, kemudian kedua telapak tangannya ditusuk hingga menancap kedalam tanah layaknya sebuah pasak.
Dengan seperti ini ia akan sangat mudah menyiksa korbannya. Evelyn kemudian merobek kasar kemeja yang dipakai Eldric, menampakkan tubuh ber-abs yang membuat kaum hawa bertekuk lutut, tapi tidak berpengaruh bagi Evelyn.
"Kau itu istimewa loh, Eldric. Aku bahkan membawa seluruh butsir dan pisau lipat ku hanya untukmu," Evelyn mengambil berbagai jenis butsir dan beberapa pisau lipat tumpul dalam gulungan perkamen panjang yang disimpan di bawah kontainer sampah.
Evelyn mengambil satu butsir yang ujungnya berbentuk segitiga, kemudian menggores pelan penuh penekanan, mengikuti bentuk perut hingga menimbulkan sayatan panjang dan dalam. Darah berlomba-lomba keluar dari sayatan itu.
Evelyn dengan jiwa iblisnya, kala melihat darah terus keluar membuat nafsu membunuhnya semakin meningkat.
Eldric menjerit kuat dan kakinya tidak bisa diam, membuat Evelyn jengah. Korbannya ini laki-laki tetapi menjerit seperti perempuan.
Evelyn mengambil gunting rumput dibalik kontainer sampah yang sengaja disiapkannya. Eldric menatap horror Evelyn yang tertawa kecil melihat gunting rumput itu.
"Mr. Eldric Johnson, kau terlalu berisik, dan kakimu itu benar-benar tak sabar untuk kupotong, ya?" Ucap Evelyn tersenyum devil.
"Kau gila! Perempuan iblis! Lepaskan aku Eve!" Bentak Eldric dengan pita suara yang mulai kelelahan karena terus berteriak.
"Akan aku kabulkan, kulepaskan kau dineraka, Tuan Johnson." ucap Evelyn tertawa girang.
Evelyn mengetuk beberapa kali tempat sampah, memaksa para serangga keluar dari persembunyiannya.
Gotcha, Evelyn mendapatkan tiga ekor kecoak, Eldric semakin berteriak ketakutan karena ia memiliki phobia terhadap serangga.
Evelyn memaksa mulut Eldric terbuka dan mengisinya dengan tiga ekor kecoak tersebut, Eldric terus meronta, tak peduli tangannya yang semakin terbelah karena pisau yang masih menancap.
Telinga Eldric berdengung merasakan kecoak itu menggerayangi rongga mulut hingga masuk ketenggorokan, ia ingin memuntahkan kecoak-kecoak itu, akan tetapi Evelyn segera mengisi mulut Eldric dengan tanah liat hingga mulutnya penuh, kecoak-kecoak tersebut semakin terdorong kedalam, kerongkongannya serasa terkoyak, pita suaranya hilang secara paksa, hingga ia tak dapat mengeluarkan sepatah katapun.
Crashh..
Crashh..
Evelyn mengangkat kaki yang terpotong kemudian menjilatinya seakan kanibal yang kelaparan, Eldric merasa ingin muntah tetapi tertahan oleh kecoak yang terus merasuk kedalam saluran kerongkongan Eldric dan tanah liat yang memenuhi mulutnya. Ia hanya dapat melampiaskan rasa sakit itu dengan menangis.
"Hey, kau menangis? Lalu mana wajah arogan yang selalu kau tunjukkan, Tuan Johnson," ejek Evelyn.
Eldric terus menangis dan menatap gadis itu dengan kedua mata berkaca, berharap Evelyn akan iba dan langsung membunuhnya.
Evelyn tak mempedulikan tatapan itu, dengan ujung gunting rumput ia menusuk terus-menerus pada bagian perut Eldric membuat perutnya tak terbentuk dan tampaklah organ dalam disana, darah terus keluar, bau amis menyeruak di gang kecil itu. Kepala Eldric mendongak, rasa pusing menghantam otaknya secara mendadak seakan dihantam palu.
Setelah puas, Evelyn pindah pada bagian dada Eldric membentuk sayatan-sayatan acak, bahkan Evelyn memotong puting Eldric.
Evelyn berpindah pada wajah Eldric, senyum setan tak luntur dari wajahnya, kali ini ia menggunakan pisau lipat kesayangannya.
"Eldric, kau tau? Aku tak suka korbanku menangis..." Kata Evelyn menjeda perkataannya, Eldric sedikit berharap Evelyn langsung membunuhnya "... jadi aku harus menghilangkan air mata itu, dengan menusuk matamu agar kau tak menangis lagi," ucap Evelyn.
Eldric membelalakkan matanya, kesempatan itu tak disia-siakan Evelyn, ia langsung menusuk kedua bola mata Eldric, cairan putih beserta darah yang ceplos membasahi wajah gadis itu.
Evelyn menusuk-nusuk wajah Eldric secara berkala, lantas tak membuatnya meninggal begitu saja, jantung Eldric masih berdetak.
Tanpa aba-aba Evelyn memasukkan tangannya kedalam luka yang ada diperut Eldric dan mengorek-ngorek organ dalam Eldric hingga ia menemukan sesuatu yang berdetak cepat.
Itu jantung.
Evelyn meremas jantung itu kuat hingga membuat tubuh Eldric terus meronta hebat. Ia memainkan jantung itu dengan terus memutarnya, kemudian Evelyn menarik kuat jantung itu paksa dari tempatnya.
Eldric mati seketika, Evelyn menatap jantung yang masih berdetak ditangannya, menasukkan jatung itu kedalam toples kaca yang berisi cairan pengawet untuk dijadikan koleksi. Ia membiarkan mayat Eldric tergeletak begitu saja, sebentar lagi orang-orang ayahnya akan datang untuk membereskan mayat Eldric.
Evelyn akan melangkahkan kakinya akan tetapi tertahan oleh bisikan, seketika tubuhnya merinding.
'Mate'
Evelyn mulai waspada dengan tangan kanan menggenggam sebuah pisau dan tangan kiri membawa toples berisi jantung.
Evelyn merasakan pergerakan yang sangat cepat, ia memejamkan matanya erat berkosentrasi terhadap gerakan itu.
Satss..
Pisau Evelyn melayang dan berhasil mengenai lengan sosok yang bergerak itu.
Ia melihat seorang lelaki yang terkena lemparan pisaunya berjalan perlahan menuju Evelyn, lelaki itu menarik pisau yang menancap pada lengannya.
Evelyn terkejut mata lelaki itu yang semula berwarna kuning emas dan ungu bercahaya seketika berubah menjadi sebiru lautan. Juga, luka dari tusukan Evelyn perlahan memudar tanpa meninggalkan bekas.
Lelaki itu menatap Evelyn penuh dengan tatapan mengintimidasi, aura yang dikeluarkan sangat kuat membuat Evelyn sedikit menciut, tapi Evelyn masih menunjukkan wajah menantang pada lelaki itu.
"Siapa kau?" tanya Evelyn, pria itu hanya terdiam.
"Apa kau tak punya mulut? Atau kurobek saja mulutmu itu?!"
"Hey bicaralah bodoh!!" geram Evelyn.
"Mate." pria itu mengeluarkan suaranya.
Evelyn yang menganggap pria itu terlalu lambat dan seolah mempermainkan nya kembali bertanya, "Apa?! Kau ini bicara apa?!"
"..."
Evelyn yang mulai jengah pun menyerang pria itu bertubi-tubi menggunakan pisau dengan melemparnya. Sedangkan sang pria hanya terdiam menyembunyikan seringai licik, seraya membatin, "Kau Milikku, mate."
Tubikontinyu kakaqqš
Kurang sadest kah? Maafkeun daku tak pandai buat yang syades syadestššš
Moga suka yaaaš
MiladiašŖ
Pre-chap :Evelyn yang mulai jengah pun menyerang pria itu bertubi-tubi menggunakan pisau dengan melemparnya. Sedangkan sang pria hanya terdiam menyembunyikan seringai licik, seraya membatin, "Kau Milikku, mate."Happy Readingš"Mate! Mate! Mate!" Geram wolf dari dalam jiwanya, menuntut lelaki itu untuk mencari tau asal aroma Lavender dengan sedikit bau darah segar yang membuat mereka mabuk akan aroma tersebut.Langkahnya tergesa mencari sumber aroma tersebut, kedua kakinya membawa mereka menelusuri jalanan sepi hingga akhirnya berhenti di belokan gang terpencil nan kumuh."Apa kau yakin Mate kita berada disini?" Mindlink lelaki itu pada sang wolf."Te
Happy Reading šSang Surya mulai menampakkan wujudnya, dengan sombong ia menebar sinarnya keseluruh alam semesta, menelusuri setiap celah, membangunkan makhluk hidup yang tengah tertidur lelap.Evelyn membuka kedua matanya perlahan merasakan sinar matahari menganggu kedua kelopak matanya.Hal yang pertama tertangkap oleh indera pengelihatan Evelyn adalah langit-langit putih, indera penciumannya mulai bekerja, ia mencium aroma obat-obatan khas rumah sakit. Ah.. ia benci rumah sakit. Di punggung tangannya tersemat selang infus.Evelyn mencoba bangun dari posisi tidurnya, dan berhasil. Kemudian seorang pria dengan atribut dokter datang dari arah pintu masuk membawa bubur untuk sarapan pasien.Tunggu! Tadi malam ia berada di gang membunuh Eldric dan.. sudahlah, tapi bagaimana ia dapat berada disini?
Happy ReadingšGerald duduk disamping ranjang Evelyn yang tengah terbaring setelah mendapat transfusi darah dari dunia manusia, gadis itu kehilangan darah cukup banyak.Tangannya menggenggam jemari lentik Evelyn erat, kemudian mengecup punggung tangannya berulang kali sembari mengucap permintaan maaf.Sesekali dahi Evelyn mengernyit dalam dan menggeliat tak nyaman, sepertinya ia mengalami mimpi buruk. Gerald langsung mengelus dahi Evelyn pelan, beberapa saat kemudian kerutan pada dahi Evelyn menghilang, wajahnya kembali rileks.Suara ketika pintu dari luar mengalihkan atensinya kearah pintu, siapa gerangan yang mengganggunya?"Boleh aku masuk, Alpha?" tanya seseorang dari luar meminta ijin."Masuklah," jawab Gerald, dan pintu itu terbuka menunjukkan sos
Happy ReadingšEvelyn sekarang tengah duduk di atas ranjang dengan tangan kanan memegang remote TV, menekan-nekan asal, berharap ada channel yang bagus untuk ditonton. Tapi kenyataannya, ia sama sekali tak menemukan satupun acara yang bagus, hanya ada kartun pagi. Hell, ia sangat bosan!Sudah satu minggu ia disini, dan beragam cara pula Evelyn berusaha kabur dari sini. Dari rencana membunuh seluruh keluarga Gerald yang akhirnya diketahui Alexi sampai percobaan bom otak. Hal itu membuat jantungnya tak berdetak, tapi Raizel sang dokter gila yang mengerti siasat Evelyn, langsung menyalakan alat kejut listrik yang sengaja dipasang dibalik gaunnya yang akan menyala pada waktu yang ditentukan. Tentu Evelyn akan sadar, dan ia kembali terbangun dirumah sakit.Tetapi pada akhirnya, Gerald mengurung Evelyn di dalam kamar dengan pintu besi dan tepat pada j
Happy ReadingššššVernon menatap gadis keras kepala disampingnya agak kesal, ia tadi berkata jika dirinya tidak akan kabur, tapi nyatanya ia hampir lolos keluar dari gerbang mansion, beruntung beberapa penjaga melihat Evelyn, dengan sigap mereka langsung menangkap dan membawanya pada Vernon.Ingin sekali Vernon melemparkan Evelyn ke kandang Naga Firestorm, tapi ia masih memiliki otak yang sehat untuk tidak melakukan itu.Lagi pula, tak ada yang dapat mengendalikan naga tersebut kecuali Keluarga Anderson. Vernon masih waras untuk tidak bunuh diri dengan mengumpankan dirinya sendiri.Dan sekarang, gadis itu mengeluh lelah setelah mengelilingi mansion yang besarnya 6 kal
Prechap :"Jangan pernah tanyakan apapun tentang diriku, aku membencinya." ucap Vernon dengan tatapan dingin.Happy ReadingšGerald menghadang Vernon dan Evelyn yang kembali dari perpustakaan, raut wajahnya nampak tak bersahabat, ia menatap penuh intimidasi pada mereka berdua.Yang ditatap menjadi salah tingkah, seakan mereka ketahuan berselingkuh dibelakangnya."Apa yang kalian lakukan?" tanya Gerald dingin."Maaf Alpha, saya melanggar peraturan anda, Nona Lishon berkata jika ia bosan dikamar, jadi saya mengajak nona mengelilingi mansion," jelas Vernon."Benar seperti itu, Eve?" Tanya Ger
Happy ReadingšSemilir angin membelai lembut wajah Evelyn, untaian helai rambut sesekali mengusik wajah cantiknya hingga sang empu yang tengah tertidur lelap terganggu dan membuka kedua kelopak matanya pelan. Aroma harum bunga menelusuri tanpa permisi melewati celah indera penciuman, hingga dirinya pun terhipnotis oleh aroma wangi tersebut.Evelyn merasakan tempat permukaan yang ditidurinya sangat lembut, bukan kasur atau karpet lembut, namun,.. rumput?Evelyn mengalihkan atensi ke sekitarnya, ia baru menyadari, dirinya tidak berada di dalam kamar dengan langit-langit putih, namun sebuah padang rumput selembut sutra dengan beragam jenis bunga dihinggapi oleh kupu-kupu bercahaya, serta bias langit berwarna-warni sebagai penyejuk mata."Evelyn," panggilan tersebut membuat gadis itu reflek memali
Happy ReadingšEvelyn membuka kedua kelopak matanya pelan, pandangan yang semula berupa titik hitam dan putih perlahan nampak semakin jelas, indera penglihatannya dimanjakan oleh pemandangan cantik langit hitam kelam bertabur bintang.Ia mengucek kedua matanya, memastikan apabila yang dilihatnya adalah nyata.Apa ia dibuang keluar mansion? Dalam alam hatinya bersorak girang, namun saat ia duduk dari posisi terbaring dan menyisiri keadaan sekitar, ia melihat dinding putih dan furniture kamar masih tertata apik pada tempatnya.Evelyn menatap bingung pada langit-langit kamar.Dia berada di dimensi lain begitu? Masuk mesin waktu? Atau atap kamarnya dijebol? Hell, masalah bodoh apa lagi ini?!Tiba-tiba suara ketukanāpukulan lembutāpintu besi membuat atensi Evelyn teralih, ia mendapati selembar kertas sengaja diseli
Jika ada satu hal yang paling Evelyn sukai dari hidupnya sekarang, maka ia akan menjawab nama Gerald dengan pasti.Kehidupannya yang penuh bahaya karena pekerjaannya adalah seorang pembunuh bayaran, kadang membuat Evelyn bosan juga, ia bahkan mengabaikan 50 tawaran membunuh seseorang dengan bayaran tinggi hanya karena ia bosanDi sela ke suntukannya menjalani hidup, Gerald hadir dengan penuh cinta, mendekatinya dengan berani walau resiko besar yang ia dapat, serta kegigihannya, meluluhkan hati Evelyn.Jika Evelyn adalah Luka, maka Gerald adalah obat.Keduanya sama-sama saling menguntungkan, Gerald yang dapat memanfaatkan Evelyn untuk mendapatkan ramuan langka ilegal, sedangkan Evelyn yang terluka akan disembuhkan oleh Gerald dengan iringan perlindungan penuh kasih sayang.Karena orang tua Evelyn, telah meninggal.Takdir itu lucu, sekaligus tak tertebak, kita manusia, tak b
Halo gengs, hari ini kita kembali dengan bapak Vince yang sekarang katanya lagi mengejar cinta dedek-dedek emesh.Dari Vince untuk dedek emesh tercinta, "Mbasio sampeyan ora tresno karo aku, tapi tresno ku tulus kanggo sampeyan dek,"Duh manisnyo, tapi sayang, si dedek emesh yang emang paling anti orang alay jawab sarkas, "Sepurane mas, aku ora arep pedofil gendeng koyok kowe, bhayy,"Bucin goblok!Vince adalah keturunan demon, ia bebas memilih siapapun pasangannya tanpa terikat oleh aroma dan darah layaknya werewolf dan vampir.Jika lelaki buaya jamban akan mangap jika diberi umpan ciwi aduhay, maka Vince ini otaknya sudah rada konslet.Yang dulu selera nya bidadari surga sekarang malah berubah jadi kutu buku yang dari segi manapun tidak ada yang menarik minat
Verdinant berjalan dengan tenang di lorong rumah sakit, beberapa orang yang melihat hal itu kebanyakan menatap ngeri dan merasa ingin muntah, demi apapun, darah yang mengalir dari lengan yang tertanam peluru dan sayatan pisau disekujur tubuhnya membentuk kubangan sungai merah diatas keramik putih."Nona, boleh saya mendapat bantuan?" tanya Verdinant pada sang resepsionis yang tengah bermain ponsel tak memperhatikan pasien yang berdarah-darah."Iya tuan, anda memiliki keluhan apa?" tanya resepsionis tanpa melihat kearahnya."Um.. Tertembak dan sedikit luka sayatan pisau?" ucapan Verdinant terdengar ragu, resepsionis yang merasakan hal janggal segera menatap kearah depan, dan seketika ia terkejut dan segera memanggil salah satu suster yang baru saja lewat."Hey cepat panggilkan dokter! Pasien ini hampir sekarat!""Ah.. Nona ini tidak apa, hanya luka kecil,""Ya tuhan, anda h
Happy Readingš"Dokter Raizel, ini untukmu," ucap seorang wanita berpakaian suster seraya memberikan sebuah kotak berisi bekal makanan."Jika kau memberikan bekal itu dengan niat mendekatiku, buang saja, itu menjijikkan,"Sarkas, sungguh.Dokter dan suster yang tengah lewat menertawakan usaha sang gadis, padahal sebelumnya sudah diingatkan untuk tidak melakukan hal itu, tetapi gadis itu nampak tak menyerah."Pede sekali, aku ini ikhlas, aku belum melihatmu makan sama sekali, dan aku bahkan bersusah payah mengambilkan daging ini karena kau suka, setidaknya hargai usahaku," ucap suster tersebut merengut, Raizel tak peduli dan kembali memeriksa data kesehatan para pasien."Wah, lelaki ini, walau tampan jika tidak menghargai usaha orang percuma saja," ujar suster itu lagi."Bisakah kau diam? Ucapanmu membuatku sakit kepala," Raizel k
Bagi diri Alexi yang sekarang, hidupnya sudah terasa sangat lengkap, walau terkadang rasa rindu pada sang kakak terus menyergap, tetapi Vernon sang mate selalu berada disampingnya, menghibur dirinya, dan dialah yang akan pertama kali datang saat terjadi sesuatu pada Alexi.Kasih sayang yang melimpah ruah dari Vernon membuatnya bahagia menjalani kehidupan immortal, dan kebahagiaan itu semakin lengkap dengan kelahiran putra kami yang berusia 238 tahun.Masih dikatakan remaja dalam umur makhluk immortal, kehidupan mereka yang beratus tahun lamanya bukan hal yang mudah, mereka harus berbaur dengan manusia, dan selalu berganti identitas, karena jelas, tidak normal seseorang berusia ratusan tahun tetapi masih terlihat remaja yang baru mengalami pubertas."Max! Vernon! Turunlah, makan malam sudah siap!"
Happy Reading***Jika bunga teratai mati, bijinya akan terjatuh kedalam kolam dan tertanam lagi......Akankah menjadi reinkarnasi, atau kehidupan pararel?...Deru mesin motor ski saling beradu akan tebalnya es, jemari yang begitu lentik dengan lihai mengendalikan motor tersebut tanpa kesulitan walau medan yang dilewati sangat sulit karena melewati gunung es yang terjal."Ah, sialan! Anggota FBI itu memang tidak mudah menyerah!" umpat sang gadis pengendali motor ski tersebut.Ia beberapa kali menengok ke arah belakang, mencari timing yang pas untuk menjebak kedua anggota FBI yang sedang mengejarnya.Dalam beberapa me
Banyak yang berkata, melupakan masa lalu lebih baik daripada terkurung didalamnya, karena hal itu hanya akan menghambatmu untuk kedepan.Apa guna rasa benci dan iri? Itu tidak akan merubah apapun! Kau hanya akan tersakiti pada akhirnya.Dunia sekarang kembali damai, tak ada perang, tak ada bencana bertubi, tak ada rasa dendam antara makhluk mitologi dan manusia. Yang ada sekarang adalah Bumi yang bebas akan peperangan dan ikatan yang semakin kuat.Tak ada diskriminasi, tak ada yang miskin dan kaya, tak ada perburuan dan pembalakan liar, semua hidup berdampingan antara makhluk mitologi dan manusia.Karena keberadaan makhluk mitologi cukup menimbulkan trauma yang membekas, pemerintah bekerja sama dan saling mengambil kesepakatan antara kedua kubu, manusia akan mengelola daerah yang telah disepakati, mereka tidak boleh menyentuh area makhluk mitologi.
Evelyn tak dapat melakukan apapun, bahkan hanya sekedar merintih kesakitan akan sayatan yang menyiksa tubuhnya. Tatapannya masih tertuju pada tubuh Gerald yang telah terbujur kaku menjadi mayat, ia masih belum bisa menerima kenyataan."Ah.. Sekarang aku sudah tidak membutuhkan mu, lebih baik, kau mati, bukan? Menyusul Gerald-mu?"Penekanan nama Gerald dalam perkataan Verdinant menyulut emosi Evelyn, kedua matanya memerah berkaca, perasaan kecewa, amarah, dan membunuh mengalir dalam darahnya.Dengan menggunakan kekuatannya, Evelyn memotong tangan kanan Verdinant, seketika cekikan pada lehernya terlepas, dalam seperkian detik, Evelyn menghilang."Ta-tanganku, tanganku! ARRRGH! TANGAKU! DASAR WANITA BANGSAT! KAU AKAN MATI! KELUAR KAU! JANGAN SEMBUNYI!" Verdinant menggeram marah, tubuh yang semula berwujud manusia, perlahan berubah menjadi makhluk raksasa bergigi tajam dan bertanduk k
"Kau pikir kau bisa menahan ku hanya karena sihir murahan ini?" Evelyn berdecak, "tidak mungkin!"Kedua iris mata Evelyn berapi-api, rantai sihir yang mengikat seluruh tubuhnya meleleh dengan cepat, Vernon menatap tak percaya, bagaimana bisa?Leher Vernon dicengkeram erat oleh Evelyn, kemudian diangkatnya tinggi, dari cekikan itu leher Vernon terasa sangat terbakar, seakan daging pada lehernya akan meleleh."Selamat tinggal, pelayan setia,""TUNGGU EVELYN!"Evelyn menoleh, teriakan Verdinant mengganggu konsentrasinya, namun ia terkejut karena Gerald, Mate-nya berada dalam keadaan hidup dan mati, tangan Verdinant berada tepat didepan jantungnya dan ia bisa membunuh Gerald kapan saja."KAU INGIN DIA MATI? ATAU BEBASKAN SAUDARAKU?!"Ini pilihan yang sulit, ia tak mungkin membiarkan Gerald mati, tetapi ia juga tidak bisa membiarkan pengkhianat klan be