Kedatangan Salsabila sama sekali tidak disangka-sangka oleh Alan, pasalnya sejak melakukan video call, Salsabila berhenti menghubunginya ataupun tidak pernah membalas pesan-pesan yang dikirimnya. Alan bahkan sudah frustasi, apalagi Dimas dan Alexa berkomplotan dengan Salsabila mengerjainya, mereka semua sukses membuat Alan hampir gila, dan kalau bukan kesibukannya sudah dipastikan ia terbang saat itu juga ke Jakarta untuk mencari keberadaan istrinya.
Namun tidak disangka, saat Alan pulang malam itu dengan kepenatan yang mendera, serta rasa pusing di kepala karena Salsabila yang tak kunjung bisa dihubungi. Ternyata wanita itu sudah berada di dalam kamar, tengah tersenyum lebar ke arahnya sambil merentangkan kedua tangannya.Alan beberapa detik dilanda rasa tidak percaya, serasa kakinya terpaku di atas lantai dan sama sekali tidak bisa bergerak saking kagetnya mendapati Salsabila sudah ada di rumah ini dan tentu saja baik-baik saja."Mas, kenapa hanya berdiaTidak pernah Salsabila sangka ternyata majalah Alexa menuai keberhasilan, majalah belum terbit, tetapi foto-fotonya bahkan menjadi viral di media sosial dan dielu-elukan banyak orang. Alexa bahkan tidak henti-hentinya mengucapkan banyak terima kasih padanya karena atas bantuannya, pemotretan itu bisa sukses.Perjuangan mereka memang bekerja sama untuk menyukseskan project mereka memang patut diacungi jempol. Para crew saling bekerjasama termasuk Salsabila juga, serta Alexa yang mencetuskan banyak ide-ide kreatif. Para crew bahkan memuji kehebatan Salsabila yang sama sekali tidak ada pengalaman di dunia modeling, tetapi terlihat sudah ahli."Saya jarang melihat wanita hamil tua yang masih kuat diajak pemotretan seperti Mbak Salsa ini," ujar salah satu fotografer mereka siang itu.Bohong sebenarnya kalau Salsabila mengatakan baik-baik saja. Kehamilan besar ini membuat Salsabila tidak bisa banyak bergerak dengan bebas, rasanya engap juga meskipun hanya melaku
Kalau saja tidak melihat kegembiraan di wajah Salsabila, susah jelas Alan telah melupakan ide berfoto itu. Tiba-tiba saja Salsabila memintanya bersiap-siap siang itu dan tidak lama kemudian Alexa dan para crew yang Salsabila maksud sebelumnya sebagai fotografer datang ke rumahnya yang katanya baru saja mendarat dari Jakarta. Mereka kompak memaksa Alan untuk segera bersiap, bahkan yang menyediakan kostum mereka adalah Alexa tentu saja.Alan tidak pandai berekspresi, terlihat begitu kaku. Tetapi berbeda dengan foto prewedding mereka dulu, yang berfoto asal-asalan dan berpikir asal jadi saja, kini Salsabila lebih banyak mengarahkan Alan untuk melakukan sesuai instruksi dari Alexa. Dan ternyata berekspresi di sekitar Salsabila jauh lebih mudah, ternyata bekerjasama dengan istri sendiri akan menyenangkan."Kamu ganteng banget, Sayang," bisik Salsabila di telinga Alan dengan nada menggoda."Jangan gombal, Sa. Nanti konsentrasiku jadi rusak," balas Alan, lalu men
Pagi sekali Alan sudah berangkat kerja bersama Ayah, sebenarnya ada kesengajaan yang bermain di dalamnya. Salsabila, Ayah, Bunda dan Alexa, mereka sengaja berkomplot untuk menyukseskan ulang tahun Alan. Mereka punya porsi masing-masing, Ayah membuat Alan sibuk di kantor sehingga sudah pasti akan pulang tengah malam tepat pergantian umur Alan dimulai dan disitulah mereka akan memberikannya surprise, Bunda membantu Salsabila membuat cake, sebenarnya mudah saja membeli cake yang sudah dipastikan enak dan cantik, tetapi Salsabila berinisiatif untuk membuatkan cake ulang tahun Alan untuk pertama kalinya, sedangkan Alexa membantu Salsabila mendekor kamar mereka agar menjadi cantik.Rencananya malam ini Salsabila akan memberi surprise kepada Alan khusus bersama orang tua di rumah, sedangkan esok harinya mereka akan mengadakan pesta barbeque bersama para kolega-kolega bisnis yang sudah di undang, tidak lupa sahabat-sahabat Alan yang akan menyempatkan diri untuk datang dan terbang d
Suara deru mobil Alan sudah terdengar di pekarangan rumah yang menandakan kalau suaminya itu sudah pulang. Salsabila tersenyum senang, karena setelah menunggu sampai pukul satu dini hari akhirnya Alan pulang juga, sebenarnya ayah lebih dulu pulang dan sebelumnya memberitahunya kalau Alan memang sibuk di kantor hari ini. Salsabila memakluminya.Ayah tidak ikut untuk merayakan ulang tahun Alan malam ini, setelah pulang dari kantor ayah tiba-tiba pusing dan sejak tadi sudah beristirahat di kamar, ayah terlihat merasa bersalah, tetapi Salsabila sudah berusaha menghibur ayah Dirgantara dan memintanya untuk beristirahat. Sebelum tertidur ayah Dirgantara sudah berjanji pada Salsabila besok pasti akan ikut merayakan ulang tahun Alan dan berjanji untuk sembuh, Salsabila hanya membalasnya dengan sebuah senyuman.“Mas Alan, sudah pulang. Bunda dan Alexa bersembunyi di kamar masing-masing, ya.” Salsabila meminta kepada Bunda dan Alexa untuk segera melakukan rencana yang mereka
Alan pergi ....Alan tidak menuruti Salsabila ....Alan melanggar janjinya untuk tidak berhubungan lagi dengan Meira ....Alan sudah mengkhianati Salsabila lagi dan lagi ....Salsabila hanya bisa menatap kepergian Alan dengan kehilangan yang begitu mendalam, ia tidak menyangka Alan akan meninggalkannya dan mendatangi mantan kekasihnya, Meira. Sesaat setelah kesadarannya kembali, Salsabila mengusap wajah. Tatapannya nanar, kekecewaan memenuhi sudut hatinya. Langkahnya gamang dan menuntunnya ke kamarnya dengan Alan berada.Kamar itu masih sama seperti sebelum ia tinggalkan, masih ramai dengan berbagai pernak-pernik khas ulang tahun, foto-foto kebahagiaannya yang terpasang di dinding seakan menertawainya, kebahagiaan yang terlihat di foto tersebut semuanya semu. Berisi kepura-puraan, dan baru malam ini terjawab segalanya. Alan tidak pernah mencintainya, Alan hanya bertahan pasti itu karena anaknya, kalau anak mereka tidak ada mungkin Alan su
PRANG!Bunyi pecahan kaca berulang kali mengusik tidur Bunda Rena dan Ayah Dirgantara dari tidurnya. Suami istri itu kemudian terperanjat dari tidurnya. Dengan panik, Bunda Rena melompat dari ranjang dan berlari keluar disusul oleh suaminya yang juga ikut berlari menyusul untuk mencari sumber suara berisik itu berasal. Kedua suami istri mencari sumber suara ribut itu berasal, yang ia tebak berasal dari ruang keluarga di lantai bawah.Suasana masih gelap, belum pagi sepenuhnya. Meskipun ruangan masih tertutupi gorden, namun bias cahaya mulai mengintip dari jendela membuat ruangan itu terlihat remang-remang. Semakin menambah suasana bersedih yang Salsabila rasakan pagi ini.“Salsa?” panggil Bunda Rena saat sudah sampai di dekat ruang keluarga dan melihat penggung menantunya yang sedang menginjak-injak sebuah bingkai foto.Berbalik, Salsabila tersenyum, sebuah senyuman yang sama persis yang ditampakan semalam. Senyuman lebar namun terlihat begitu men
Siang ini, Salsabila sadar dari kelakuan buruknya tadi yang membuat rumah dan seisinya gaduh. Ayah, Bunda, bahkan Alexa sepanjang hari ini khawatir kepadanya dan untuk Alan … pria itu belum ada kabar sampai sekarang. Tidak menelepon ataupun memberi kabar sekalipun, pria itu sepertinya sedang bersenang-senang dengan Meira sampai melupakan dirinya, mengingat hal itu Salsabila kembali bersedih.Salsabila sebenarnya tidak pernah mencoba menghubungi nomor Alan satu kali pun, tetapi dia sempat mencuri dengar dari Alexa yang memberitahu bundanya bahwa sampai sekarang Alan masih belum bisa dihubungi, dan Salsabila tidak ingin mencari, biarkan pria itu bahagia dengan pilihannya sendiri."Maafin Salsa, Ayah, Bunda …." Salsabila kali ini sedang bersimpuh di lantai, menghadap ayah dan bunda, meminta maaf dengan tulus. "Maafin kurang ajar Salsa pagi ini. Karena Salsa benar-benar ingin melakukan ini—hancurin apapun yang berhubungan dengan Alan, anak kesayangan kalian."
"Bunda, Ayah … Salsa ingin bertemu Mas Alan!"Sejak sampai di rumah sakit, Salsabila terus meraung-raung mencari suaminya, padahal ia sudah setengah sekarat untuk bersiap melahirkan buah hatinya bersama Alan.Setelah tadi kegelapan mengambil alih kesadarannya, Salsabila sadar dan langsung mencari Alan. Padahal sejak sejam yang lalu, Alexa sudah beberapa kali mencoba menghubungi ponsel Alan, namun seperti sebelumnya, ponsel pria itu tidak bisa dihubungi. Alan menghilang bak ditelan bumi."Sayang, sabar ya. Kami sudah mencoba menghubungi Alan. Jadi tenang dan tunggu saja, ya."Kali ini Bunda Rena menyentuh tangan Salsabila yang berusaha bergerak, padahal ia diminta untuk tidak banyak bergerak supaya pendarahannya bisa berhenti.Salsabila menggeleng. Air mata terus meluruh membasahi pipi mulusnya. "aku tidak mau melahirkan kalau Mas Alan tidak ada di sini. Aku tidak mau, Bunda!"Sedangkan beberapa perawat sudah berdatangan dan menga
“Karena hanya kamu yang termasuk dari semua kriteria itu. Aku tidak akan mencari wanita yang lain, karena hanya kamu yang aku inginkan.”Salsabila bungkam, dia tidak tahu ingin mengatakan apa lagi atas kekerasan hati Alan yang masih berharap ada sesuatu di antara mereka yang masih tersisa. Tetapi kenyataannya sudah tidak ada, Salsabila sudah meninggalkan semuanya semenjak ketuk palu perceraian terdengar. Salsabila sudah mengubur cintanya untuk Alan di sana, tak ada lagi yang tersisa. Tetapi kenapa pria itu terus saja mengharapkan sesuatu yang mustahil untuk kembali terjadi sama mereka.“Mas, aku tidak menginginkan menyulut pertengkaran di tengah malam seperti ini. jadi sebaiknya hentikan omong kosong kamu sekarang, karena tidak ada gunanya juga.”Alan mengacak rambutnya dengan kasar. “Kenapa kita tidak mencoba—““Dad?” Edward menggosok kelopak matanya dengan punggung tangan.Salsabila bersyukur karena kedatangan Edward memutus pembicaraa
"Mas!"Sudah waktunya ternyata. Alan akan bersiap untuk memasang lebar-lebar kedua telinganya dan mempersiapkan diri untuk mendengarkan segala rentetan omelan yang akan diledakkan oleh Salsabila.“Kenapa?” tanya Alan, masih sanggup menjawab panggilan Salsabila yang seharusnya itu tidak perlu dijawab.Kau hanya perlu mempersiapkan diri mendengar ocehan itu Alan!“Aku sangat berharap kamu datang membawa si kembar dalam keadaan tertidur. Lalu menidurkannya di kamar. Dan kamu ... pulang.”Jadi Salsabila sekarang mengusirnya? Astaga ... tidak ada halus-halusnya sama sekali.“Apa yang kamu berikan ke mereka sampai jam segini belum tidur dan mata mereka masih segar serta masih sangat aktif, Mas?” Salsabila melotot, menuntut jawaban.Alan berdeham pelan. “Makan malam, seperti biasanya.”"Lalu?"“Snack sehatnya?”“Lalu?”“Hanya itu.” Alan mengucapkannya sambil membuang pandangan, sama sekali ti
Hari ini Alan diminta oleh Salsabila untuk menjemput si kembar di daycare. Sebenarnya ini tugas Salsabila, berhubung karena Alan yang mengantar anak-anak tadi pagi, mereka memang membagi tugas seperti ini, supaya adil, mengingat mereka sama-sama sibuk. Tetapi ada pengecualian seperti hari ini, misal ada pekerjaan atau tugas mendesak mereka harus siap direpotkan satu sama lain.Seperti sekarang, Salsabila berkata ada tinjau proyek di luar dan akan melakukan meeting setelahnya sehingga tidak akan sempat menjemput si kembar, oleh karena itu dia meminta agar Alan yang menjemput anak-anak. Alan tentu saja tidak akan menolak, karena itu menjadi perjanjian awal agar saling membantu. Mengingat si kembar juga anak-anaknya, tidak mungkin dia menolak permintaan ibu dari anak-anaknya tersebut.Seperti tadi pagi dan hari-hari sebelumnya, Alan kembali menjadi godaan kanan kiri ibu-ibu yang menjemput atau mengantar anak-anak mereka juga ke daycare. Duda se-hot Alan tentu saja aka
“Bunda titip ini buat sarapan kamu, Mas.” Alexa masuk ke ruang kerja Alan tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, ia lantas duduk di depan meja kerja Alan lalu meletakkan sebuah tote bag di permukaan meja.Alan hanya mendongak sekilas, lalu kembali melanjutkan pekerjaannya. “Tidak perlu, sudah ada.”Alexa yang tidak mengerti, kembali bertanya, “Huh? Apaan, Mas?”“Aku sudah ada bekal sendiri, pemberian bunda biar aku makan saat makan siang saja.” Alan kembali menjawab, tetapi tangannya tetap asyik menari di atas keyborard komputernya. Pagi hari memang sangat hectic bagi Alan, jadi dia harus menyelesaikan pekerjaannya.Tatapan Alexa seketika tertuju pada kotak bekal tepat dekat komputer Alan, benda tersebut sama sekali tidak diperhatikan keberadaannya seandainya Alan tidak mengatakan. Segera tangan Alexa bergerak untuk menyentuh benda tersebut, tetapi kalah cepat dengan tangan Alan yang lebih dahulu menjauhkan kotak tersebut dari jangkauan Alexa.
Satria dan Salsabila berpisah di lantai tiga, berhubung ruangan Salsabila berada di lantai tiga sedangkan ruangan CEO berada satu lantai di atasnya, yaitu lantai empat.“Sekali lagi terima kasih atas bantuannya tadi, Pak,” ucap Salsabila dengan sopan setelah terlebih dahulu keluar dari kotak besi tersebut yang hanya ada mereka berdua.Bagaimana tidak, sekarang sudah pukul sembilan, sudah pasti karyawan lain sudah sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing, hanya Salsabila yang masih bebas berkeliaran di jam kerja seperti ini dikarenakan insiden dada tadi pagi.Satria hanya memberikan anggukan pelan, sebelum kotak besi itu kembali tertutup dan membawa Satria ke lantai empat, di ruangannya.Saat memasuki ruangan, semua mata yang tadinya tengah serius menatap komputer, kini satu persatu perhatian mereka semuanya tertuju pada Salsabila. Wanita itu tentu saja merasa malu dan hanya memberikan senyuman sekilas dan melangkah terburu ke mejanya dan menyem
Salsabila turun dari taksi online dengan tergesa, berlari kecil memasuki pelataran gedung tempatnya mengais uang untuk bertahan hidup. Oke, itu terdengar kasar. Padahal kenyataannya, Salsabila masih bisa hidup berpuluh-puluh tahun tanpa bekerja dan masih bisa berfoya-foya seandainya dia menginginkan hal tersebut. Toh, selama Alan masih hidup dan masih pemilik perusahaan, pria itu tidak akan mungkin membiarkannya melarat di jalanan. Tunjangan dari perceraiannya belum berkurang sepeser pun, belum lagi Alan tiap bulan akan mengirimkan uang dengan alasan uang bulanan untuk si kembar, belum tabungan yang diberikan kedua orang tua Alan untuk masa depan anak-anak, belum lagi dari aunty cantik si kembar, Alexa. Tiap bulan rekeningnya akan membengkak gara-gara mereka, meskipun dengan alasan untuk si kembar.Tetapi sampai kapan Salsabila harus bergantung dengan keluarga Dirgantara, Salsabila bukan siapa-siapa lagi kecuali ibu dari cucu-cucu mereka. Dan suatu saat nanti kala
“Kok Mommy tidak dicium, Daddy?”Salsabila menegang di tempat, begitupun dengan Alan, terlihat jelas dari wajahnya. Memang benar, mereka masih dekat sebagai partner menjaga si kembar seperti janjinya dahulu sebelum berpisah, tetapi untuk melakukan sesuatu yang intim, meskipun hanya sekedar kecupan, itu sudah menjadi sangat haram bagi hubungan mereka. Tetapi kedua putranya itu sepertinya masih belum mengerti akan hubungan orang tuanya, terkadang dia berceloteh dengan polosnya seperti, ‘kenapa Daddy Lan tidak tidur di kamar ini?’ dan pertanyaan yang lebih parah adalah ‘kenapa Daddy Lan tidak pernah mencium dan memeluk Mommy, padahal temanku pernah bercerita kalau orang tuanya sering melakukan hal tersebut.’Entah siapa yang mengotori otak polos kedua putranya itu, yang pasti Edward dan Erland sangat sering mendesak Alan untuk menciumnya, seperti sekarang ini. kemarin-kemarin Salsabila dan Alan berhasil berkelik, tetapi sepertinya hari ini bukan hari keberun
Seperti pagi-pagi sebelumnya, Salsabila akan kelimpungan sendiri menghadapi pagi harinya. Seperti pagi ini, Salsabila sudah sibuk bolak-balik mengecek penampilannya sendiri. Hari ini dia memilih blouse putih, celana panjang berwarna krem dan heels hitam. Oke, sempurna. Lalu, sembari berjalan, ia sedang memasang anting di telinga kanan sedangkan anting yang satu masih dipegang.Namun, sesuatu mengambil perhatiannya, oh astaga … Erland!"Erland …" teriaknya menggelegar saat mendapati anak bungsunya itu sedang memanjat lemari es yang lumayan tinggi itu.Sedangkan kembarannya, Edward tengah mengabaikan keadaan sekitarnya. Bahkan tidak menyadari kalau adiknya sedang menantang maut. Anak berumur empat tahun itu masih setia bermain lego dan sesekali terdengar anak itu bersenandung kecil mengikuti opening song serial kartun di televisi yang sedang menyala.Salsabila yang melihat Erland sama sekali tidak mendengar teriakannya segera berlari, namun nahas, s
Puluhan orang lalu lalang di sekitar Salsabila. Sebagian menuju konter-konter check-in, sebagian lagi buru-buru memasuki boarding room. Raut wajah yang Salsabila lihat berbeda-beda, ada yang bersedih dan ada pula yang bahagia. Mungkin yang bersedih itu adalah orang-orang yang sedang melakukan perpisahan, sedangkan yang berbahagia tengah akan berjumpa dengan keluarga atau seseorang yang disayanginya.Meskipun begitu, segala hingar bingar yang tercipta di sekitarnya sama sekali tidak mengusik Salsabila. Perempuan itu tengah duduk di salah satu kursi tunggu, di sampingnya ada Alexa yang tengah bercanda ria dengan kedua anak kembarnya sehingga sama sekali tidak menyadari kekalutan yang dirasakan oleh Salsabila.Salsabila terus memandangi boarding pass di tangannya, tanpa sadar dia tertawa kecil tanpa tahu apa yang sebenarnya lucu hingga patut ditertawakan.Apakah, karena hari ini adalah waktunya?Tiga tahun pernikahannya selesai dengan cara seperti in