Ting
Sebuah notifikasi masuk ke ponsel Keyra yang tersimpan di atas meja yang berada di samping ranjang tempatnya berbaring. Ternyata kemarin Ardy tidak lupa membawa ponsel Keyra untuk melihat nomor keluarganya untuk dihubungi.
Keyra segera mengambil ponselnya lalu dibukanya aplikasi whatsapp yang menampilkan foto profil Mesya. Ternyata ada sebuah chat dari Mesya.
Mesya : Key, kamu kemana? Kok gak ngampus hari ini?
Keyra : Aku dirumah sakit, Sya.
Tak lama, ponsel Keyra berdering.
Mesya calling…
“Halo, Key.” suara Mesya terdengar panik di sebrang sana.
“Iya, Sya.”
“Kamu lagi jenguk kakek ya? tapi kok sampe gak ke kampus?”
“Aku masuk rumah sakit, Sya.”
“Hah?! Kok bisa, Key? Kamu di rumah sakit mana?” tanyanya khawatir.
Keyra menyebutkan sebuah nama rumah saki
“Maaf, Ran. Hubungan kita udah berakhir sejak aku menikah dengan Ardy. Aku gak mungkin tetap cinta sama kamu sementara aku ini istri orang lain. Aku harap kamu ngerti, Ran. Walaupun sekarang ini aku belum cinta sama suami aku, tapi aku akan berusaha untuk mencintainya.” kata Keyra lirih. Ia berusaha menatap wajah Randy untuk meyakinkan bahwa Keyra bahagia akan pernikahannya walaupun kenyataannya tidak seperti itu.“Kamu harus bahagia dengan wanita yang mencintai kamu, Ran.” katanya lagi.Randy menghembuskan napas kasar, ia masih sulit menerima kenyataan itu.“Aku akan berusaha menemukan wanita yang tepat untuk menggantikan kamu di hati aku.” Randy mencoba tersenyum. Keyra membalas senyum Randy sambil menggenggam tangannya.“Kamu pasti bisa, Ran.” ujar Keyra tulus.Ardy memasuki ruangan dimana Keyra dirawat. Setelah pergi ke kantin untuk membeli minum, ia segera kembali ke ruangan itu.Saat baru
Keyra terbangun dari tidurnya karena merasa haus dan lapar, jam masih menunjukkan pukul empat pagi. Ia pun keluar dari dalam kamarnya menuju dapur. Sesampainya di dapur, Keyra melihat di meja makan hanya ada roti tawar beserta selai coklat. Ia pun mengoles selai coklat di atas selembar roti lalu memakannya. Setelah itu ia membuka kulkas dan hanya ada beberapa kotak susu, ia pun menuang susu ke dalam gelas lalu duduk di meja makan sambil memakan roti dan meminum susunya.Pagi ini ia ada jadwal kuliah pukul delapan pagi. Ia harus mengejar ketinggalan pelajaran setelah 2 hari ia tidak pergi ke kampus.“Kok udah bangun?” tanya Ardy, tiba-tiba ia muncul dari arah belakang.“Astaga… kalo datang bilang-bilang, untung aku gak punya penyakit jantung.” sungut Keyra. “Kakak sendiri kenapa udah bangun?” Keyra balik bertanya.“Saya haus.” Ardy membuka kulkas, mengambil sekotak susu dan menuangkannya ke dalam
Setelah memakai pembalut dan meminum jamu datang bulannya, Keyra segera melangkahkan kaki keluar dari kamarnya. Ia sudah rapih dengan memakai kaos tanpa lengan yang ia tutupi dengan cardigan berwarna biru tua dan rok sebatas lutut dengan warna senada. Walaupun nyeri diperutnya masih terasa, namun ia memutuskan untuk tetap pergi ke kampus.“Kamu tetap mau ke kampus hari ini, Key?” tanya Ardy saat Keyra sedang memakai sepatu kets nya.“Iya, Kak. Sakit diperut aku udah mendingan kok.” jawab Keyra sambil mengikat tali sepatunya. Ia melirik jam yang melingkar ditangannya, sudah pukul setengah delapan pagi, kelasnya akan dimulai pukul delapan tepat. Ia tak mau terlambat. Perjalanan dari apartemen ke kampus membutuhkan waktu kurang lebih dua puluh lima menit.“Ya sudah, saya akan mengantar kamu. Kamu tunggu sebentar, Arga belum sampai sini.” ujar Ardy. Ia sedang duduk diruang tamu untuk menunggu Arga tiba.“Gak usah, Kak
Luna Anastasya, seorang wanita keturunan Inggris-Prancis-Indonesia ini mempunyai paras yang sangat cantik. Wanita yang baru berusia 28 tahun ini adalah seorang model asal Indonesia yang telah mengepakkan sayapnya ke luar negeri. Ia berhasilGo Internasionalberkat kegigihannya mengejar karier. Ia sudah berhasil wara-wiri dicatwalksejak usianya masih terbilang muda, yaitu 18 tahun.Disaat ia telah menyelesaikan sekolahnya di jenjang SMA, ia melanjutkan kuliah di London demi menunjang cita-citanya menjadi seorang model.Ia rela berpisah dari kekasih yang sangat dicintainya, Ardy Wijaya, demi mengejar kariernya. Jalinan kasih mereka telah terjalin selama 3 tahun saat mereka masih sama-sama dibangku SMA.Kini setelah 10 tahun perpisahan itu akhirnya ia memutuskan kembali ke tempat kelahirannya, Indonesia. Ia juga berharap kalau kisah kasihnya bersama Ardy, sang cinta pertamanya, dapat ia rajut kembali. Ia berharap Ardy mau mem
Hari ulang tahun Luna pun tiba. Ardy memutuskan untuk menghadiri pesta itu. Ia mengajak Keyra untuk ikut menemaninya. “Nanti malam kamu ikut sama saya.” kata Ardy saat mereka sedang sarapan di meja makan. Pagi itu Keyra menyempatkan diri membuat roti bakar sebelum pergi ke kampus. Ardy memang tidak suka makan makanan berat dipagi hari. Jadi menu roti bakar untuk sarapan memang sangat cocok untuk dirinya dan Ardy. Ia hanya mengoleskan selai coklat kesukaan Ardy di selembar roti, menutupnya dengan selembar roti lagi, lalu memanggangnya di Teflon. Tidak lupa memberikan margarin di setiap sisinya. Ardy sangat menyukai roti yang sedikit gosong di kedua sisinya. “Memangnya kita mau kemana, Kak?” “Saya akan mengajak kamu ke pesta ulang tahun teman saya.” ‘Pesta ulang tahun? Pasti acaranya sangat megah. Mengingat teman-teman Kak Ardy dari kalangan atas semua.’pikir Keyra. “Aku gak punya baju yang cocok untuk dipakai ke p
“Jadi kamu istri Ardy ya?” Luna mengulurkan tangannya yang diraih Keyra dengan sopan. Tapi pandangan dan bicaranya ditujukan kepada Ardy.“Iya Nona Luna, saya istri Ardy.”“Kamu masih muda ya. Aku kira tadi kamu sepupunya Ardy.” Luna tergelak, tertawa kecil sambil menutup mulutnya dengan tangan. Dia melakukannya dengan sangat manis, membuat orang yang melihatnya terpesona. Keyra sampai berdecak, saking kagumnya. Dia bahkan ingin minta foto bareng Supermodel dihadapannya itu jika saja wanita itu tidak menyebalkan.“Saya salah satu fans anda, Nona. Tidak menyangka kita bisa bertemu disini.” ujar Keyra. Ia masih belum tau siapa Luna sebenarnya.“Oh ya?” Luna mengalihkan pandangannya dari Ardy, dia melirik Keyra sekarang. “Kamu tau siapa aku?” tanyanya dengan angkuh.“Anda adalah model yang berhasilgo internasional.” jawab Keyra, karena memang hanya itu y
Keyra menutup pintu kamarnya dengan kencang sehingga menimbulkan sebuah dentuman yang cukup keras. Ia mendudukkan dirinya dilantai lalu menangis. Ia menangis sejadi-jadinya didalam kamar. Ia tak peduli Ardy mendengar tangisnya atau tidak. Hatinya benar-benar sakit. Keyra masih belum menerima kenyataan bahwa pernikahannya akan segera berakhir.Keyra beranjak menuju meja rias, ditatapnya lekat-lekat wajahnya didalam cermin. Pantulan cermin menampilkan wajahnya yang sedikit berantakan akibat menangis. Mata sedikit bengkak dan hidung yang memerah. Sungguh ini bukan Keyra yang dikenalnya. Keyra yang dulu adalah gadis ceria yang tak mudah mengeluarkan air mata. Setelah menikah, kenapa ia jadi cengeng sekali?Karena lelah menangis, tak sadar Keyra memejamkan mata. Dengkuran halus dan napas yang teratur terdengar, menandakan ia sudah menggapai alam mimpi. Ia tertidur diatas meja rias dengan posisi kedua tangan yang ditelungkupkan diatas meja untuk menopang wajahnya.Beb
Seharian ini Keyra sengaja tidak mengaktifkan ponselnya. Ia butuh menenangkan diri untuk beberapa saat. Ia harus memikirkan kelanjutan pernikahannya dengan Ardy.Setelah sampai di kampus, Keyra segera turun dari mobil yang dikendarai Randy. Tak lupa juga ia mengucapkan terimakasih. Ketika hendak menutup pintunya kembali, tangan Keyra ditahan oleh Randy.“Aku tau kamu ada masalah saat ini. Kamu bisa cerita sama aku, Key. Aku siap jadi pendengar setiamu.” bisiknya pelan.“Makasih, Ran. But I’m OK right now. Terimakasih tumpangannya ya!” Keyra mengukir seulas senyum agar Randy tak perlu merasa menghawatirkannya lagi.Setelah mengucapkan itu, Keyra segera menjauh dari pandangan Randy.Randy hanya bisa menatap punggung Keyra sampai menghilang dari pandangannya.‘Aku tau kamu gak bahagia dengan pernikahanmu, Key. Aku akan rebut kamu lagi.’Setelah Keyra turun, Randy segera memutar mobilnya
Ballroom di sebuah hotel bintang lima sudah dipesan untuk pernikahan Devan dan Mesya. Ruangannya sudah dihias sebegitu megah. Bunga anggrek putih—kesukaan sang calon mempelai wanita tersebar di seluruh pejuru ruangan. Karangan bunga berjejer di luar ballroom sebagai ucapan selamat dari rekan dan para kerabat. Terlihat Devan duduk dengan gelisah di dalam mobil menuju tempat acara. Keyra yang duduk di sebelahnya menggenggam tangan Devan erat. “Kakak nervous ya?” tanya Keyra. Devan melirik adiknya sambil sesekali mengelap keringat yang membanjiri wajahnya, “Iya, ‘kok deg-degan gini ya.” jawabnya. “Itu wajar, Kak. Tapi jangan terlalu nervous ya. Sebentar lagi hari ini akan jadi hari paling bersejarah dalam hidup kakak. Semua pasti akan berjalan dengan lancar.” kata Keyra menenangkan. Devan mengulas senyum, “Makasih ya. Key. Lo adik paling best!” “Iya lah, adik kakak ‘kan cuma aku.” Devan terkekeh sambil mengacak rambut adiknya yang sudah tertata rapih. “Kakak…” pekik Keyra sambil m
Hari ini adalah hari bahagia yang ditunggu-tunggu oleh Devan. Setelah menunggu Mesya menyelesaikan koasnya, akhirnya hari ini Devan melamar kekasih hatinya yang telah ia pacari selama 3 tahun. Sejak pagi hari, Keyra sudah berada di kediaman orang tuanya untuk membantu mempersiapkan apa saja yang dibutuhkan dalam acara lamaran nanti siang. “Sayang, aku tinggal dulu ke kantor gak papa ya? Arga tadi telpon ada sedikit masalah di kantor.” kata Ardy pada istrinya yang tengah memasukkan kue-kue ke dalam box. Ia lingkarkan tangannya pada pinggang istrinya yang tengah membelakanginya. Wajahnya ia tempelkan pada ceruk leher Keyra sambil membaui wangi yang menguar pada tubuhnya. “Iya gak papa, Pa.” sahut Keyra, “kalo udah selesai cepet ke sini lagi, ya.” lanjutnya lagi. Tangannya sangat cekatan menyusun kue-kue itu dengan rapih. “Oh iya, si kembar mana Ma?” tanya Ardy saat tidak mendapati keberadaan anak kembarnya di sana. “Lagi tidur di kamar ata
10 tahun kemudian.Waktu berjalan dengan sangat cepat. Dengan dukungan dari suaminya, akhirnya Keyra kembali melanjutkan pendidikan kedokterannya yang sempat tertunda karena waktu itu dirinya lebih memilih membesarkan si kembar yang sekarang sudah beranjak besar, daripada meneruskan cita-citanya. Beruntunglah ia mempunyai suami yang sangat mendukung cita-citanya itu.Keyra merentangkan kedua tangannya ke atas sambil bersandar di kursinya. Hari itu jadwal operasinya sangat padat. Ada beberapa operasicaesaryang ia lakukan bersama tim. Setelah selesai pendidikan kedokterannya, ia memang langsung mengambil pendidikan jurusan spesialis kandungan. Entah kenapa ia ingin terjun langsung untuk melihat perjuangan para ibu dalam melahirkan buah hatinya. Ia ingin selalu menyaksikanmomentbahagia itu--saat kelahiran seorang bayi ke dunia.Keyra merasakan seluruh tubuhnya terasa sangat pegal. Rasanya seperti habis kerja rodi seha
Ambulan yang membawa Keyra dari rumah baru saja sampai di rumah sakit. Ardy memilih rumah sakit tempat Satria bertugas. Tim medis juga sudah bersiaga di depan pintu saat Ardy menelpon beberapa menit yang lalu. Bahkan brankar pun sudah berada di sana.Keyra segera dipindahkan dengan hati-hati dari ambulan ke atas brankar. Para suster segera mendorong brankar itu menuju ruang bersalin dengan terburu-buru.Wajah Keyra memucat dan tidak sadarkan diri, sehingga membuat Ardy semakin cemas melihat kondisinya.“Silahkan anda tunggu di luar. Kami akan memeriksa pasien dulu,” kata salah seorang suster.“Tolong selamatkan istri dan bayi saya ya, Sus," mohon Ardy. Ia tidak menyangka kejadian seperti itu akan menimpa istrinya. Ia mencemaskan istri dan anaknya. Bagaimana jika mereka harus kehilangan anaknya? Ia tidak bisa membayangkan bagaimana depresinya Keyra nanti.“Baik, Pak. Kami akan melakukan yang terbaik semampu kami. Jangan khawa
Hari-hari terus berlalu. Perut Keyra semakin membesar. Jadwal rutin periksa ke dokter kandungan telah dilakukan, bahkan Ardy sengaja mendatangkan seseorang yang professional untuk melakukan senam ibu hamil di rumahnya setiap akhir pekan. Masalah mual yang sering dirasakan istrinya setiap pagi hari sudah semakin berkurang. Makannya pun sudah mulai seperti biasa, hingga membuat berat badan Keyra naik 15 kg.Keyra tengah mematut dirinya di depan cermin di dalam kamarnya. Ia sedang memperhatikan tubuhnya yang membengkak akibat kehamilan pertamanya itu.“Kak, aku gemuk banget ya?” tanyanya pada Ardy yang tengah memangku laptop di atas ranjang. Ia sedang memeriksa beberapae-mailyang dikirimkan oleh Arga tadi pagi.Ardy menurunkan laptopnya ke atas ranjang, lalu berjalan menghampiri istrinya itu. Ia melingkarkan tangannya untuk memeluk pinggang Keyra dan mengusap lembut perut istrinya yang sudah semakin membesar.“Kamu gemu
Seminggu berlalu setelah kepulangan Keyra dari rumah sakit. Kini ia nampak termenung menatap langit malam itu yang dipenuhi bintang kerlap-kerlip dari balkon rumahnya.“Sayang, masuk yuk!” sebuah tangan memeluknya dari belakang, “angin malam gak bagus untuk kesehatan, nanti kamu bisa masuk angin. Kasian dede bayinya juga.” kata Ardy sambil mengecupi bahu istrinya yang sedikit terbuka.“Kak, aku udah putuskan…” Sejenak Keyra nampak menghela napasnya dalam lalu menghembuskannya secara perlahan.“Apa sayang?” tanya Ardy. Ia membalik tubuh Keyra agar berhadapan dengannya, menatap mata coklat Keyra yang nampak menyiratkan kegalauan.Keyra nampak memejamkan matanya erat, kedua tangannya saling meremas disertai dengan tarikan napas yang dihembuskan dari mulutnya untuk mengurangi rasa gugup yang menyerangnya. ”Aku gak bakal lanjutin kuliah aku, Kak,” putusnya. Hal itu memang sudah ia pikirkan baik
Seperti biasa setelah mengantar Keyra ke rumah sakit di pagi hari, Ardy akan langsung pergi ke kantor walaupun jam masih menunjukan pukul enam pagi. Ia bisa berleha-leha sebelum jam kantor tiba.Saat memasuki unit kantornya yang berada di lantai 20, ia dikejutkan oleh kehadiran Kimi pagi itu. Tumben sekali sekertaris sekaligus sahabatnya sudah berada di kantor sepagi itu.“Pagi, Ar.” sapanya dengan senyum cerah bersinar.“Pagi, Kim. Tumben pagi gini udah ada di kantor.” ujar Ardy sambil melangkah masuk ke dalam ruangannya yang segera diikuti oleh Kimi.“Iya sengaja aku datang pagi buat nemenin kamu. Daripada kamu iseng sendirian di kantor, ‘kan.” sahutnya, senyum itu tidak luntur dari bibirnya.Ardy tidak merespon lagi, ia mendudukkan tubuhnya di kursi kebesarannya itu. Kedua tangannya ia taruh di belakang kepalanya sebagai sandaran. Tiba-tiba rasa ngantuk mulai menyerangnya, ia mulai memejamkan mata sejena
Ardy membaringkan tubuh Keyra di atas tempat tidur dengan penuh kelembutan dan ia pun membaringkan tubuhnya di samping istrinya, kemudian mendaratkan sebuah ciuman cukup lama di keningnya.“Makasih sayang karena kamu mau menerima kehadirannya,” ujarnya sambil mengelus perut Keyra yang masih rata namun sudah tertanam benih di dalamnya.“Iya Kak, mungkin memang udah saatnya kita jadi orang tua,” sahut Keyra dengan senyuman manisnya. “Aku akan menjaganya Kak, menjaga anak kita,” lanjutnya lagi sambil membelai pipi suaminya dengan lembut.Binar kegembiran terpancar jelas di mata Ardy sejak kepulangan mereka dari rumah sakit. Ia lalu mendekatkan wajahnya lagi untuk memberikan ciuman memabukkan yang membuat Keyra melayang. Dan ciuman itu, Kembali berlanjut. Ardy menelusupkan lidahnya, membuai hasrat keduanya. Jemarinya mulai menjalar dengan sentuhan hangat di setiap inci kulit istrinya.“Kalo malam ini dede bayinya dite
Sudah satu bulan Keyra menjalankan masa koasnya dan sudah satu bulan juga dirinya tidak meminum pil kontrasepsi padahal hampir setiap hari Ardy selalu menggempur dirinya tanpa henti. Ardy selalu menyerang istrinya walaupun Keyra kelelahan karena kegiatan koasnya. Meski sempat beberapa kali Keyra merasakan penat dan lelah karena kesibukannya terutama saat ia harus jaga malam. Sebagai istri yang baik, Keyra tidak mungkin menolak untuk memuaskan hasrat suaminya yang masih menggebu-gebu, padahal usia pernikahannya sudah hampir dua tahun. Ardy memang tidak pernah merasa puas mengecap rasa manis tubuh istrinya.Sudah lelah di rumah sakit, harus lelah juga di ranjang!Kegiatannya yang sangat padat selama masa koas, membuatnya lalai meminum pil itu. Ia mengabaikannya selama satu bulan terakhir.Hari itu Keyra merasakan ada yang salah dengan tubuhnya. Rasa mual dan pusing di kepalanya mulai menyerang.“Key, are you OK?” tanya Mesya malam itu s