Hari ulang tahun Luna pun tiba. Ardy memutuskan untuk menghadiri pesta itu. Ia mengajak Keyra untuk ikut menemaninya.
“Nanti malam kamu ikut sama saya.” kata Ardy saat mereka sedang sarapan di meja makan.
Pagi itu Keyra menyempatkan diri membuat roti bakar sebelum pergi ke kampus. Ardy memang tidak suka makan makanan berat dipagi hari. Jadi menu roti bakar untuk sarapan memang sangat cocok untuk dirinya dan Ardy.
Ia hanya mengoleskan selai coklat kesukaan Ardy di selembar roti, menutupnya dengan selembar roti lagi, lalu memanggangnya di Teflon. Tidak lupa memberikan margarin di setiap sisinya. Ardy sangat menyukai roti yang sedikit gosong di kedua sisinya.
“Memangnya kita mau kemana, Kak?”
“Saya akan mengajak kamu ke pesta ulang tahun teman saya.”
‘Pesta ulang tahun? Pasti acaranya sangat megah. Mengingat teman-teman Kak Ardy dari kalangan atas semua.’ pikir Keyra.
“Aku gak punya baju yang cocok untuk dipakai ke p
“Jadi kamu istri Ardy ya?” Luna mengulurkan tangannya yang diraih Keyra dengan sopan. Tapi pandangan dan bicaranya ditujukan kepada Ardy.“Iya Nona Luna, saya istri Ardy.”“Kamu masih muda ya. Aku kira tadi kamu sepupunya Ardy.” Luna tergelak, tertawa kecil sambil menutup mulutnya dengan tangan. Dia melakukannya dengan sangat manis, membuat orang yang melihatnya terpesona. Keyra sampai berdecak, saking kagumnya. Dia bahkan ingin minta foto bareng Supermodel dihadapannya itu jika saja wanita itu tidak menyebalkan.“Saya salah satu fans anda, Nona. Tidak menyangka kita bisa bertemu disini.” ujar Keyra. Ia masih belum tau siapa Luna sebenarnya.“Oh ya?” Luna mengalihkan pandangannya dari Ardy, dia melirik Keyra sekarang. “Kamu tau siapa aku?” tanyanya dengan angkuh.“Anda adalah model yang berhasilgo internasional.” jawab Keyra, karena memang hanya itu y
Keyra menutup pintu kamarnya dengan kencang sehingga menimbulkan sebuah dentuman yang cukup keras. Ia mendudukkan dirinya dilantai lalu menangis. Ia menangis sejadi-jadinya didalam kamar. Ia tak peduli Ardy mendengar tangisnya atau tidak. Hatinya benar-benar sakit. Keyra masih belum menerima kenyataan bahwa pernikahannya akan segera berakhir.Keyra beranjak menuju meja rias, ditatapnya lekat-lekat wajahnya didalam cermin. Pantulan cermin menampilkan wajahnya yang sedikit berantakan akibat menangis. Mata sedikit bengkak dan hidung yang memerah. Sungguh ini bukan Keyra yang dikenalnya. Keyra yang dulu adalah gadis ceria yang tak mudah mengeluarkan air mata. Setelah menikah, kenapa ia jadi cengeng sekali?Karena lelah menangis, tak sadar Keyra memejamkan mata. Dengkuran halus dan napas yang teratur terdengar, menandakan ia sudah menggapai alam mimpi. Ia tertidur diatas meja rias dengan posisi kedua tangan yang ditelungkupkan diatas meja untuk menopang wajahnya.Beb
Seharian ini Keyra sengaja tidak mengaktifkan ponselnya. Ia butuh menenangkan diri untuk beberapa saat. Ia harus memikirkan kelanjutan pernikahannya dengan Ardy.Setelah sampai di kampus, Keyra segera turun dari mobil yang dikendarai Randy. Tak lupa juga ia mengucapkan terimakasih. Ketika hendak menutup pintunya kembali, tangan Keyra ditahan oleh Randy.“Aku tau kamu ada masalah saat ini. Kamu bisa cerita sama aku, Key. Aku siap jadi pendengar setiamu.” bisiknya pelan.“Makasih, Ran. But I’m OK right now. Terimakasih tumpangannya ya!” Keyra mengukir seulas senyum agar Randy tak perlu merasa menghawatirkannya lagi.Setelah mengucapkan itu, Keyra segera menjauh dari pandangan Randy.Randy hanya bisa menatap punggung Keyra sampai menghilang dari pandangannya.‘Aku tau kamu gak bahagia dengan pernikahanmu, Key. Aku akan rebut kamu lagi.’Setelah Keyra turun, Randy segera memutar mobilnya
“Lo gak kangen gw, Key?” Devan tiba-tiba sudah muncul dari belakang. Ia baru saja pulang dari kampusnya. Walaupun mereka satu kampus, tapi mereka jarang bertemu. Saat ini Devan sudah semester akhir, sedang menyusun skripsinya. Ia mengambil jurusanBussiness Managemen,berbeda dengan Keyra yang mengambil jurusanKedokteranseperti papahnya yang seorang Dokter.Kakek Bowo menyuruh cucu laki-lakinya mengambil jurusan itu untuk menggantikan posisi dirinya dalam memimpin perusahaan keluarga Susanto.Keyra melepaskan pelukan Sandra lalu membalikkan tubuhnya.“Kakak!” seru Keyra yang langsung menghamburkan pelukannya ke sang kakak.“Udah punya suami juga, masih aja manja.” Devan mengomeli adiknya itu seraya memeluk erat balik tubuh adiknya yang ia rasakan semakin kurus. “Kok kurusan, Key? Ardy gak ngasih lo makan ya?” tanyanya lagi.“Ih, Kakak. Itu cuma pera
Jam sudah menunjukkan pukul 18.30, tapi sampai hari menjelang malam Satria belum juga menjejakkan kakinya dirumah. Keyra sangat merindukan pria paruh baya itu. Karena melihat dedikasi sang papah yang totalitas dengan pekerjaannyalah yang membuat Keyra akhirnya memutuskan untuk mengikuti jejak sang papah menjadi seorang dokter.Keyra terlihat sibuk di dapur. Ia sedang membantu Sandra untuk menyiapkan makan malam. Ia memotong sayuran untuk membuat goreng bakwan kesukaannya. Setelah semua sayuran selesai dipotong, kemudian ia memasukan tepung terigu, garam, penyedap, merica juga bawang putih yang telah dihaluskan.“Papah kenapa belum pulang jam segini, Mah?” Tanya Keyra seraya mengaduk tepung didalam mangkuk.“Akhir-akhir ini rumah sakit sedang banyak pasien, Key. Papah sering pulang terlambat karena itu.” Sandra mulai memasukkan adonan bakwan kedalam kuali yang sudah terisi minyak panas.Tak begitu lama, terdengar suara derap langkah
Ada kalanya, hubungan antar manusia itu rumit. Mirip dengan tumpukan jerami, kusut dan membingungkan hati. Apakah kita akan memintal kembali hubungan itu seperti jerami yang akhirnya menjadi tali, atau malah membakarnya untuk membesarkan api, dan beresiko melukai diri sendiri.-Cinta dan Rahasia***“Key, bisakah kita mulai lagi dari awal?” Pertanyaan Ardy yang memotong perkataan Keyra sontak membuat Keyra terdiam beberapa saat untuk mencerna pertanyaan Ardy itu. Keyra melerai pelukannya dan menatap mata coklat Ardy yang terlihat sendu dengan kening berkerut. Ia tidak tau maksud pertanyaan Ardy itu apa.“Maksud Kakak apa?” Dengan ragu Keyra menatap wajah Ardy yang terlihat sangat serius.“Saya ingin kita mulai semuanya dari awal lagi.”“Maksud Kakak kita harus mulai pernikahan kita dari awal lagi? Dari mulai ijab kabul lagi gitu?” Bukannya menjawab, Keyra malah melontarkan per
Keyra sudah bangun dari tidurnya, dia merasa sangat segar pagi itu. Karena baru tadi malam dia bisa tidur nyenyak setelah Ardy meminta dirinya untuk memperbaiki hubungan pernikahan mereka.Semalam, Ardy menyuruhnya untuk pulang ke apartemen. Ia tidak tega membiarkan Keyra menungguinya di rumah sakit. Dengan terpaksa akhirnya Keyra bersedia pulang dan berjanji kalau esok hari akan menemui Ardy lagi. Keyra tidak pulang ke apartemen, melainkan kerumah orang tuanya karena ia tidak mau tinggal sendirian di apartemen tanpa ada yang menemani.“Jam setengah enam…” Keyra melirik jam beker yang tergeletak di atas nakas kamarnya. Ia segera bangkit dan melangkah menuju kamar mandi, cuci muka dan menggosok giginya. Ia segera keluar kamar dan menuruni tangga untuk menuju dapur. Ia ingin menyiapkan sarapan. Pagi itu ia sangat bersemangat untuk membawakan Ardy makanan yang ia masak sendiri karena menurut Ardy, ia tidak suka memakan makanan yang disediakan oleh
Keyra melangkah memasuki rumah. Ketika hendak menuju kamarnya dilantai atas, Sandra tiba-tiba muncul dari balik dapur.“Key, kamu gak jadi kerumah sakit?” tanya Sandra sambil mengelap tangannya yang basah dengan sebuah lap.“Tadi, key udah kesana Mah tapi Key ingat kalo Key ada tugas kuliah yang harus diselesaikan pagi ini. Jadi Key buru-buru pulang.” jawabnya berbohong. Ia tidak mungkin menceritakan kepada Sandra alasan ia tidak jadi menemui Ardy di rumah sakit karena sang mantan kekasih ada disana.“Trus kamu malah nitipin rantang makanannya ke satpam?”“Kok Mamah tau?”“Tadi Ardy telepon Mamah nanyain kamu. Ardy telepon ke ponsel kamu gak diangkat-angkat katanya. Kamu malah gak bawa ponsel. Ponsel kamu dari tadi bunyi terus tuh di kamar. Dia khawatir.”‘Khawatir? Bukannya dia sedang senang dijenguk mantan kekasihnya? Cih, pake pura-pura khawatir segala.”&nbs
Ballroom di sebuah hotel bintang lima sudah dipesan untuk pernikahan Devan dan Mesya. Ruangannya sudah dihias sebegitu megah. Bunga anggrek putih—kesukaan sang calon mempelai wanita tersebar di seluruh pejuru ruangan. Karangan bunga berjejer di luar ballroom sebagai ucapan selamat dari rekan dan para kerabat. Terlihat Devan duduk dengan gelisah di dalam mobil menuju tempat acara. Keyra yang duduk di sebelahnya menggenggam tangan Devan erat. “Kakak nervous ya?” tanya Keyra. Devan melirik adiknya sambil sesekali mengelap keringat yang membanjiri wajahnya, “Iya, ‘kok deg-degan gini ya.” jawabnya. “Itu wajar, Kak. Tapi jangan terlalu nervous ya. Sebentar lagi hari ini akan jadi hari paling bersejarah dalam hidup kakak. Semua pasti akan berjalan dengan lancar.” kata Keyra menenangkan. Devan mengulas senyum, “Makasih ya. Key. Lo adik paling best!” “Iya lah, adik kakak ‘kan cuma aku.” Devan terkekeh sambil mengacak rambut adiknya yang sudah tertata rapih. “Kakak…” pekik Keyra sambil m
Hari ini adalah hari bahagia yang ditunggu-tunggu oleh Devan. Setelah menunggu Mesya menyelesaikan koasnya, akhirnya hari ini Devan melamar kekasih hatinya yang telah ia pacari selama 3 tahun. Sejak pagi hari, Keyra sudah berada di kediaman orang tuanya untuk membantu mempersiapkan apa saja yang dibutuhkan dalam acara lamaran nanti siang. “Sayang, aku tinggal dulu ke kantor gak papa ya? Arga tadi telpon ada sedikit masalah di kantor.” kata Ardy pada istrinya yang tengah memasukkan kue-kue ke dalam box. Ia lingkarkan tangannya pada pinggang istrinya yang tengah membelakanginya. Wajahnya ia tempelkan pada ceruk leher Keyra sambil membaui wangi yang menguar pada tubuhnya. “Iya gak papa, Pa.” sahut Keyra, “kalo udah selesai cepet ke sini lagi, ya.” lanjutnya lagi. Tangannya sangat cekatan menyusun kue-kue itu dengan rapih. “Oh iya, si kembar mana Ma?” tanya Ardy saat tidak mendapati keberadaan anak kembarnya di sana. “Lagi tidur di kamar ata
10 tahun kemudian.Waktu berjalan dengan sangat cepat. Dengan dukungan dari suaminya, akhirnya Keyra kembali melanjutkan pendidikan kedokterannya yang sempat tertunda karena waktu itu dirinya lebih memilih membesarkan si kembar yang sekarang sudah beranjak besar, daripada meneruskan cita-citanya. Beruntunglah ia mempunyai suami yang sangat mendukung cita-citanya itu.Keyra merentangkan kedua tangannya ke atas sambil bersandar di kursinya. Hari itu jadwal operasinya sangat padat. Ada beberapa operasicaesaryang ia lakukan bersama tim. Setelah selesai pendidikan kedokterannya, ia memang langsung mengambil pendidikan jurusan spesialis kandungan. Entah kenapa ia ingin terjun langsung untuk melihat perjuangan para ibu dalam melahirkan buah hatinya. Ia ingin selalu menyaksikanmomentbahagia itu--saat kelahiran seorang bayi ke dunia.Keyra merasakan seluruh tubuhnya terasa sangat pegal. Rasanya seperti habis kerja rodi seha
Ambulan yang membawa Keyra dari rumah baru saja sampai di rumah sakit. Ardy memilih rumah sakit tempat Satria bertugas. Tim medis juga sudah bersiaga di depan pintu saat Ardy menelpon beberapa menit yang lalu. Bahkan brankar pun sudah berada di sana.Keyra segera dipindahkan dengan hati-hati dari ambulan ke atas brankar. Para suster segera mendorong brankar itu menuju ruang bersalin dengan terburu-buru.Wajah Keyra memucat dan tidak sadarkan diri, sehingga membuat Ardy semakin cemas melihat kondisinya.“Silahkan anda tunggu di luar. Kami akan memeriksa pasien dulu,” kata salah seorang suster.“Tolong selamatkan istri dan bayi saya ya, Sus," mohon Ardy. Ia tidak menyangka kejadian seperti itu akan menimpa istrinya. Ia mencemaskan istri dan anaknya. Bagaimana jika mereka harus kehilangan anaknya? Ia tidak bisa membayangkan bagaimana depresinya Keyra nanti.“Baik, Pak. Kami akan melakukan yang terbaik semampu kami. Jangan khawa
Hari-hari terus berlalu. Perut Keyra semakin membesar. Jadwal rutin periksa ke dokter kandungan telah dilakukan, bahkan Ardy sengaja mendatangkan seseorang yang professional untuk melakukan senam ibu hamil di rumahnya setiap akhir pekan. Masalah mual yang sering dirasakan istrinya setiap pagi hari sudah semakin berkurang. Makannya pun sudah mulai seperti biasa, hingga membuat berat badan Keyra naik 15 kg.Keyra tengah mematut dirinya di depan cermin di dalam kamarnya. Ia sedang memperhatikan tubuhnya yang membengkak akibat kehamilan pertamanya itu.“Kak, aku gemuk banget ya?” tanyanya pada Ardy yang tengah memangku laptop di atas ranjang. Ia sedang memeriksa beberapae-mailyang dikirimkan oleh Arga tadi pagi.Ardy menurunkan laptopnya ke atas ranjang, lalu berjalan menghampiri istrinya itu. Ia melingkarkan tangannya untuk memeluk pinggang Keyra dan mengusap lembut perut istrinya yang sudah semakin membesar.“Kamu gemu
Seminggu berlalu setelah kepulangan Keyra dari rumah sakit. Kini ia nampak termenung menatap langit malam itu yang dipenuhi bintang kerlap-kerlip dari balkon rumahnya.“Sayang, masuk yuk!” sebuah tangan memeluknya dari belakang, “angin malam gak bagus untuk kesehatan, nanti kamu bisa masuk angin. Kasian dede bayinya juga.” kata Ardy sambil mengecupi bahu istrinya yang sedikit terbuka.“Kak, aku udah putuskan…” Sejenak Keyra nampak menghela napasnya dalam lalu menghembuskannya secara perlahan.“Apa sayang?” tanya Ardy. Ia membalik tubuh Keyra agar berhadapan dengannya, menatap mata coklat Keyra yang nampak menyiratkan kegalauan.Keyra nampak memejamkan matanya erat, kedua tangannya saling meremas disertai dengan tarikan napas yang dihembuskan dari mulutnya untuk mengurangi rasa gugup yang menyerangnya. ”Aku gak bakal lanjutin kuliah aku, Kak,” putusnya. Hal itu memang sudah ia pikirkan baik
Seperti biasa setelah mengantar Keyra ke rumah sakit di pagi hari, Ardy akan langsung pergi ke kantor walaupun jam masih menunjukan pukul enam pagi. Ia bisa berleha-leha sebelum jam kantor tiba.Saat memasuki unit kantornya yang berada di lantai 20, ia dikejutkan oleh kehadiran Kimi pagi itu. Tumben sekali sekertaris sekaligus sahabatnya sudah berada di kantor sepagi itu.“Pagi, Ar.” sapanya dengan senyum cerah bersinar.“Pagi, Kim. Tumben pagi gini udah ada di kantor.” ujar Ardy sambil melangkah masuk ke dalam ruangannya yang segera diikuti oleh Kimi.“Iya sengaja aku datang pagi buat nemenin kamu. Daripada kamu iseng sendirian di kantor, ‘kan.” sahutnya, senyum itu tidak luntur dari bibirnya.Ardy tidak merespon lagi, ia mendudukkan tubuhnya di kursi kebesarannya itu. Kedua tangannya ia taruh di belakang kepalanya sebagai sandaran. Tiba-tiba rasa ngantuk mulai menyerangnya, ia mulai memejamkan mata sejena
Ardy membaringkan tubuh Keyra di atas tempat tidur dengan penuh kelembutan dan ia pun membaringkan tubuhnya di samping istrinya, kemudian mendaratkan sebuah ciuman cukup lama di keningnya.“Makasih sayang karena kamu mau menerima kehadirannya,” ujarnya sambil mengelus perut Keyra yang masih rata namun sudah tertanam benih di dalamnya.“Iya Kak, mungkin memang udah saatnya kita jadi orang tua,” sahut Keyra dengan senyuman manisnya. “Aku akan menjaganya Kak, menjaga anak kita,” lanjutnya lagi sambil membelai pipi suaminya dengan lembut.Binar kegembiran terpancar jelas di mata Ardy sejak kepulangan mereka dari rumah sakit. Ia lalu mendekatkan wajahnya lagi untuk memberikan ciuman memabukkan yang membuat Keyra melayang. Dan ciuman itu, Kembali berlanjut. Ardy menelusupkan lidahnya, membuai hasrat keduanya. Jemarinya mulai menjalar dengan sentuhan hangat di setiap inci kulit istrinya.“Kalo malam ini dede bayinya dite
Sudah satu bulan Keyra menjalankan masa koasnya dan sudah satu bulan juga dirinya tidak meminum pil kontrasepsi padahal hampir setiap hari Ardy selalu menggempur dirinya tanpa henti. Ardy selalu menyerang istrinya walaupun Keyra kelelahan karena kegiatan koasnya. Meski sempat beberapa kali Keyra merasakan penat dan lelah karena kesibukannya terutama saat ia harus jaga malam. Sebagai istri yang baik, Keyra tidak mungkin menolak untuk memuaskan hasrat suaminya yang masih menggebu-gebu, padahal usia pernikahannya sudah hampir dua tahun. Ardy memang tidak pernah merasa puas mengecap rasa manis tubuh istrinya.Sudah lelah di rumah sakit, harus lelah juga di ranjang!Kegiatannya yang sangat padat selama masa koas, membuatnya lalai meminum pil itu. Ia mengabaikannya selama satu bulan terakhir.Hari itu Keyra merasakan ada yang salah dengan tubuhnya. Rasa mual dan pusing di kepalanya mulai menyerang.“Key, are you OK?” tanya Mesya malam itu s